• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bakker, Anton dan Achmad Charis Zubair. (1994) Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta:

Kanisius,.

Benton, William. (1973). Encyclopedia Britanica, London: Oxford UniversityPress.

Boechari, M. (1976). Some Consideration of the Problem of the Shift of Mataram’s Center of Government from Central to East Java in the 10th century A.D.”, Bulletin of the Research Centre of Archaeology on Indonesia No. 10, Jakarta: Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional.

Boechari, M. ( 1980). Bahan Kajian Arkeologi untuk Pengajaran Sejarah, Majalah Arkeologi, Jakarta: Universitas Indonesia,Vol. I., hlm. 1 -12.

Drijarkara. (1978). Percikan Filsafat, Jakarta: Pembangunan.

Dwiyanto. (2008). Pengkajian Naskah Makutharaja Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta. Yogyakarta: UPTD Museum Negeri Sonobudoyo, Dinas Kebudayaan, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Fudyartanta. (1974). Etika Intisari Filsafat Kesusilaan dan Moral. Yogyakarta: Warawidyani.

Hadi, Pardi dan Nasyith Majidi. (2013). Hamengku Buwono IX. Inspiring Prophetic Leader.

Memimpin dengan Kecerdasan Intelektual dan Spiritual. Jakarta: Ikatan Relawan Sosial Indonesia (IRSI).

Hamengkubuwono X. (2009). The New Era of Korea-Indonesia Relationship, Seoul:

Innauguration Speech The Grantig of Honoris Causa Doctor in Politics from Hankuk University of Foreign Studies.

Haryanto, S. (1992). Pratiwimba Adiluhung Sejarah dan Perkembangan Wayang. Jakarta:

Djambatan.

Harsono, Andi. (2005). Tafsir Ajaran Serat Wulangreh. Yogyakarta: Pura Pustaka.

Jatmiko, Adityo. (2005). Tafsir Ajaran Serat Wedhatama. Yogyakarta: Pura Pustaka.

Kartodirdjo, A. Sartono. (1990). Kepemimpinan dalam Dimensi Sosial, cetakan Ketiga, Juli 1990, Jakarta: LP3ES

Kurniawan. (2013). Ajaran Pekerti dalam Teks Jawa Klasik. Yogyakarta: Media Abadi.

Laranta, Muhammad Areya. (2013) Sifat-Sifat Nabi. Pembuka Sukses Hidup Dunia Akhirat, Yogyakarta: Diva Press.

Lindsay, Jennifer., R.M. Soetanto, Alan Feinstein. (1994). Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara, jilid 2 (Kraton Yogyakarta), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Magetsari, Nurhadi. ( 1993). Pemujaan Tathagata pada abad kesembilan. Disertasi, Jakarta:

Universitas Indonesia.

Marsono, dalam Djoko Dwiyanto. (2004). Sastra Kasultanan Yogyakarta, Harijadi Kota Yogyakarta, Yogyakarta: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta.

Mifedwil dan Tashadi, ed. (2006). Filsafat dan Ajaran Hidup dalam Khasanah Budaya Keraton Yogyakarta, Yogyakarta: Penerbit YKII – UIN Sunan Kalijaga.

Moeljono, Djokosantoso. (2004). Cultured: Budaya Organisasi dalam Tantangan, dikutip dari Culture Matters: How values Shape Human Progress, (unpublished).

---. (2004), Cultured, Jakarta: Elex Media Komputindo.

---. (2004). Beyond Leadership: 12 Konsep Kepemimpinan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mudhofir, Ali. (1988). Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat. Yogyakarta: Liberty.

Nurhayati, Endang (2006) Filsafah dan Ajaran Hidup dalam Khasanah Budaya Keraton Yogyakarta, Editor: Mifedwil dan Tashadi, Yogyakarta: Penerbit YKII dan UIN Sunan Kalijaga.

Parimin, Ardi P. (1986). Fundamental Study on Spatial Formation of Islan Village: Environmental Hierarchiy of Sacred-Profane Concept in Bali. Disertasi, Kyoto: Osaka University.

Poerbatjaraka. (1952). Riwayat Indonesia, jilid I, Jakarta: Penerbit Djambatan.

---. (1957). Kapustakan Jawi. Djakarta: Djambatan.

Ranggawarsita, R. Ng. (1980), Serat Kalatidha, alihaksara Kamajaya. Yogyakarta: Yayasan Centhini.

---. (1995). A History of Modern Indonesia. London: Macmillan Education Ltd., terjemahan oleh Dharmono Hardjowijono, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, cetakan kelima.

Schrieke, B.J.O. (1957). Indonesian Sociological Studies, part two, Ruler and Realm in Early Java, Bandung: W. Van Hoeve Ltd.

Setiadi, Bram. (2013). Bangsawan di Zaman Modern. Surakarta: Etnika Pustaka.

Soejono, R.P. ed. dkk. ( 1992). Sejarah Nasional Indonesia, jilid I, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suseno, Franz Magnis. (1993) Etika Dasar, Masalah–Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta:

Kanisius.

Suyami. (2008). Konsep Kepemimpinan Jawa. Dalam Ajaran Sastra Cetha dan Astha Brata.

Yogyakarta: Kepel Press.

Teeuw, A. (1982). Khazanah Sastra Indonesia: Beberapa Masalah Penelitian dan Penyebarannya, Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Wirawan. (2014). Kepemimpinan. Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

h HASIL DISKUSI

1. Iwan Tachlan (SMP 51 Bandung) Pertanyaan:

- Mengapa orang Sunda tidak banyak yang menjadi pemimpin? Apakah benar karena budaya Sunda tidak mengakar pada masyarakatnya? atau apakah karena karakter orang Sunda yang cenderung mengalah?

Jawaban:

- Setiap komunitas, termasuk Sunda pasti ada pemimpinnya sekurang-kurangnya di dalam komunitasnya itu, atau primus interpares. Jadi tidak perlu diperspektifkan ukurannya harus menjadi pemimpin nasional tetapi dalam pasti ada. Kalau ukurannya begitu saya rasa suku Mentawai juga belum ada yang menjadi presiden.

2. Aswin (Dinas Sejarah Angkatan Darat) Pertanyaan:

- Kenapa kepemimpinan di masa lampau sangat diterima dan disanjung masyarakat?

Contoh masa jendral Sudirman yang menjadi panutan meski sedang sakit berbeda dengan sekarang? Banyak kepala daerah yang ditangkap sedangkan mereka adalah orang-orang pintar. Kenapa di jaman ini tidak bisa mencontoh masa lalu? Apakah berbeda metode?

Jawaban:

- Karena kepemimpinan itu dipengaruhi oleh aspek teologis, kosmologis, dan antropologis yang menimbulkan kepercayaan, itu dulu. Soedirman itu kan bukan militer karir tetapi guru yang dapat mempengaruhi followernya, padahal pangkat yang paling tinggi adalah Pak Oerip Soemoharjo. Mengapa?

Ironis memang kondisi saat ini, saya rasa karena tidak berpegang pada idealisme atau tidak dilekati dengan nilai-nilai kepemimpinan itu tadi. Jadi yang penting adalah pelatihan yang bisa melekatkan nilai-nilai kepemimpinan itu

3. Sutrisno Murtiyoso (LSAI) Pertanyaan:

- Pemaparan sedikit sekali menyinggung tentang kekuasaan, apakah memang di dalam konstelasi Jawa hanya sekedar pulung dan tidak penting untuk dibicarakan lagi? karena bersifat ilahi, bukan urusan manusia? Anderson menulis hal yang menarik dan Koetjaraningrat tentang kekuasaan orang Jawa.

Jawaban:

- Memang ada tokoh-tokoh di Jawa yang tidak mengutamakan kekuasaan, tetapi keteladanan untuk mengarahkan followersnya. Jadi bukan karena kebudayaannya hal ini bisa sangat panjang pembahasannya, perlu bab khusus untuk berbicara masalah ini.

4. Nunun Nurhayati (UPTD PKD Jabar) Pertanyaan:

- Apakah di dalam pemilihan pemimpin ideal kondisi fisik menjadi bahan pertimbangan?

Jawaban:

- Setidak-tidaknya ada 3 elemen: pemimpin, pengikut dan situasi. Jika ditarik ke jaman sekarang sudah berbeda. Apakah hal fisik menjadi pertimbangan? Tergantung situasi. Bahkan yang di Romawi pun yang hereditas, tetap akan ada pilihan, jadi pilihan bisa dilakukan tergantung situasi. Konteksnya di mana pemimpin itu dipilih.

Jika komunitas atau followers mengakomodasi difabel, ya tidak mengapa.

5. Dani Ramdani (SMK Bakti Nusantara 666) Pertanyaan:

- Kepemimpinan bisa bermacam-macam bentuknya ada dalam bingkai kerajaan, kesultanan, khilafah, atau dalam bingkai NKRI yang bisa saja berubah, misal kerajaan-kerajaan di Nusantara yang melakukan ekspansi ke wilayah lain dan merubah bentuk kepemimpinanya dari Raja menjadi sultan dan sebagainya.

Pertanyannya yang menjadi bingkai perbedaannya itu apa dan apa landasannya?

Jika dibandingkan lebih baik bingkai yang mana? Bentuk masa lampau atau yang moderen sekarang?

Jawaban:

- Perbedaannya pada tataran komunitasnya seperti apa. Lebih baik yang mana?

Tergantung situasi. Artinya lingkungan yang ada saat itu menghendaki (bentuk/

sistem) yang seperti apa. Jadi tergantung konteks dan situasi yang terjadi pada waktu itu

6. Aswin Sulaeman (Disbudpar Kota Bandung.

Pertanyaan:

- Negara penjaga malam dan negara kesejahteraan. Negara demokrasi pemimpinnya yang ideal bagaimana?

Jawaban:

- Pemimpin yang berdasarkan aturan yang ada diundang-undang yang berlaku.

Pertanyaannya sekarang apakah benar demokrasi yang dilahirkan 1998 sudah ideal?

Dokumen terkait