• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abun. 2006. Nilai energi metabolis dan retensi nitrogen ransum yang mengandung limbah udang windu produk fermentasi pada ayam pedaging [makalah ilmiah]. Jatinangor: Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Balen VB, Mardiastuti A, Husin Y. 2005. Burung-burung di Mimika: Sebuah

Pengantar tentang Burung-burung Dataran Rendah di Wilayah Kontrak Karya PT. Freeport Indonesia. Bogor: PT. Hatfindo Prima.

Belterman R, Poot N, Bosch HD. 2008. European Studbook Crowned Pigeons

(Goura cristata, Goura scheepmakeri, Goura victoria) Number 5.

Rotterdam: European Association of Zoos and Aquaria Rotterdam Zoo.

BirdLife International. 2000. Victoria crowned-pigeon Goura victoria.

UK: Barcelona and Cambridge. http://www.birdlife.org/datazone/

speciesfactsheet.php?id=2755. [19 April 2011].

BirdLife International. 2008. Goura victoria. In: IUCN 2010. IUCN redlist of threatened species. version 2010.4. www.iucnredlist.org. [17 April 2011].

Brancato T. 2004. The world’s largest pigeon. www.birdchannel.com. [18 April 2011].

Direktorat Budidaya Ternak Non Ruminansia. 2010. Pedoman Pembangunan

Pabrik Pakan Skala Kecil dan Proses Pengolahan Pakan. Jakarta:

Direktorat Jenderal Peternakan.

Handini S, Paryanti S, Manangsang J. 1992. Palatabilitas burung mambruk kelabu (Goura victoria) terhadap bermacam-macam pakan di dalam kandang penangkaran di Taman Safari Indonesia, Bogor. Prosiding Seminar Hasil

Litbang Sumberdaya Hutan. Bogor, 14 Juni 1992. Bogor: Pusat Penelitian

dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam.

Helvoort BE, Soetawijaya MN, Hartojo P. 1986. The Bali Starling (Leucopsar

rothschildi) A Case For Captive or Wild Breeding. Cambridge: International

Council of Bird Preservation.

Houpt KA, Thomas TA. 1982. Domestic Animal Behaviour for Veterinarians and

Indasari I. 2001. Studi tingkah laku harian, mengeram, dan konsumsi pakan burung dara mahkota (Goura cristata) di Kebun Binatang Bandung dan Taman Margasatwa Ragunan [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Lehner PN. 1979. Handbook of Ethological Methods. New York: Garland STPM Press.

Martin P, Bateson P. 1988. Measuring Behaviour An Introduction Guide 2nd

Edition. Cambridge: Cambridge University Press.

Nasution DRM. 2005. Teknik penangkaran burung maleo (Macrocephalon maleo Sal Muller, 1846) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan [tugas akhir]. Bogor: Program Studi Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Notanubun PR. 2002. Tingkat kesukaan burung dara mahkota victoria (Goura

victoria) terhadap beberapa jenis pakan [skripsi]. Manokwari: Jurusan

Budidaya Pertanian Universitas Negeri Papua. www.papuaweb.org

/unipa/dlib-s123/notanubun/s1.pdf. [18 April 2011].

Oetami. 1991. Aspek kehidupan dan pola reproduksi dara mahkota (Goura sp.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

[PPBLI] Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia. 2002. burung terancam punah di Indonesia (Goura victoria). http://www.burung.org/detail _burung.php?id=54&op=burung. [21 April 2011].

Purnama EH. 2006. Perbandingan perilaku harian pasangan burung tekukur (Streptopelia chinensis) dan puter (Streptopelia bitorquata) di penangkaran dengan dan tanpa penambahan cahaya pada malam hari [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pusat Kesehatan Hewan. 2008. Chronic respiratory disease (CRD). www.vet-klinik.com/Perunggasan/ChronicRespiratoryDisease/. [04 November 2011].

Rekapermana M. 2005. Perilaku harian gelatik Jawa (Padda oryzivora Linnaeus, 1758) di kandang penangkaran [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Rumbino RC. 1997. Studi tingkah laku makan dan kawin burung dara mahkota victoria (Goura victoria) pada lingkungan penangkaran di Kabupaten Biak Numfor [skripsi]. Manokwari: Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua. www.papuaweb.org/unipa/dlib-s123/rumbino s1.pdf. [18 April 2011].

71

Setio P, Takandjandji M. 2007. Konservasi ek-situ burung endemik langka melalui penangkaran. Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian; Padang, 20 September 2006. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam. hlm 47–61.

Soemadi W, Mutholib A. 1995. Pakan Burung. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sudarwo Y, Siriwa A. 1999. Ransum Ayam dan Itik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suratmo FG. 1979. Prinsip Dasar Tingkah Laku Satwaliar. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Suratmo FG. 1979. Tingkah Laku Margasatwa: Konservasi Alam dan

Pengelolaan Margasatwa Bagian II. Bogor: Jurusan Pengelolaan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana IPB.

Sukmantoro W, Irham M, Novarino W, Hasudungan F, Kemp M, Muchtar M. 2007. Daftar Burung Indonesia No. 2. Bogor: Indonesian Ornithologists’ Union.

Thohari M. 1987. Upaya Penangkaran Satwaliar. Media Konservasi 1(3): 21–26.

Tribisono H. 2002. Tingkah laku makan burung dara mahkota cristata (Goura

cristata) pada lingkungan penangkaran di Taman Burung dan Taman

Anggrek, Kabupaten Biak Numfor [skripsi]. Manokwari: Program Studi

Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua.

www.papuaweb.org/unipa/dlib-s123/tribisono/s1.pdf. [18 April 2011].

Walpole ER. 1997. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Waluyo SP, Handini S, Manangsang J. 1993. Pembiakan burung mambruk kelabu (Goura victoria) dalam kandang penangkaran. Prosiding Seminar Hasil

Litbang Sumberdaya Hutan; Bogor, 14 Juni 1993. Bogor: Pusat Penelitian

dan Pengembangan Kehutanan dan Konservasi Alam. hlm 128–133.

Warsito H. 2010. Teknik Penangkaran Burung Mambruk (Goura sp.). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam.

Widodo W. 1995. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Malang: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

73

Lampiran 1 Panduan wawancara dengan pengelola Mega Bird and Orchid Farm (MBOF)

1. Asal-usul burung mambruk victoria di penangkaran MBOF.

2. Jumlah mambruk victoria yang pertama kali didatangkan di MBOF. 3. Aspek kandang:

a. Jenis kandang. b. Ukuran kandang. c. Luas kandang.

d. Bahan konstruksi kandang.

e. Perlengkapan di dalam kandang (tempat makan, minum, bertengger, dan sarang).

f. Perawatan kandang. 4. Aspek kesehatan:

a. Gejala klinis penyakit yang menyerang. b. Penyebab dari penyakit yang menyerang. c. Jenis obat atau vitamin yang diberikan. d. Frekuensi pemberian obat atau vitamin. e. Cara pencegahan atau penanggulangan.

5. Aspek sanitasi kandang dan lingkungan sekitar kandang:.

a. Alat yang digunakan dalam membersihkan kandang dan lingkungan sekitar kandang.

b. Cara pembersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang. 6. Populasi mambruk victoria sampai tahun 2011:

a. Jumlah individu sejak pertama kali didatangkan hingga tahun 2011. b. Jumlah total indukan dan anakan sampai tahun 2011.

c. Kelas umur mambruk yang ditangkarkan. 7. Aspek adaptasi satwa:

a. Cara adaptasi satwa.

b. Pola perilaku satwa selama proses adaptasi. c. Lamanya proses adaptasi satwa.

Lampiran 1 (lanjutan)

8. Aspek pengembangbiakan (reproduksi):

a. Usia indukan yang siap kawin (minimum breeding age). b. Ciri individu jantan dan betina.

c. Pemilihan induk yang produktif. d. Pengaturan peneluran dan penetasan. e. Pengasuhan anak.

9. Aspek pemeliharaan:

a. Jenis pakan yang diberikan.

b. Jenis pakan tambahan yang diberikan. c. Frekuensi pemberian pakan.

d. Kelebihan atau kekurangan dipelihara bersamaan dengan jenis lain. 10. Aspek pemanfaatan atau pengelolaan hasil:

a. Standar ukuran satwa yang akan dikirim atau dijual. b. Teknik pengepakan sebelum dikirim.

c. Penanganan atau perlakuan terhadap satwa yang akan dikirim. d. Bentuk pemanfaatan atau pengelolaan hasil dari mambruk. e. Kuota pengiriman atau penjualan.

75

Lampiran 2 Hasil rataan suhu dan kelembaban udara di dalam kandang mambruk victoria

a. Hasil rataan suhu di dalam kandang selama pengamatan

Waktu Rata-rata (oC) 07.00 – 08.00 25,3 08.00 – 09.00 27,5 09.00 – 10.00 29,3 10.00 – 11.00 30,8 11.00 – 12.00 32 12.00 – 13.00 32 13.00 – 14.00 32,3 14.00 – 15.00 32,3 15.00 – 16.00 32 16.00 – 17.00 30,8 Rata-rata total 30,43

b. Hasil rataan kelembaban di dalam kandang selama pengamatan

Waktu Rata-rata (%) 07.00 – 08.00 78 08.00 – 09.00 76,8 09.00 – 10.00 69,5 10.00 – 11.00 64,5 11.00 – 12.00 59,5 12.00 – 13.00 59,5 13.00 – 14.00 57,3 14.00 – 15.00 58,5 15.00 – 16.00 59,3 16.00 – 17.00 63,5 Rata-rata total 64,64

Lampiran 3 Hasil persentase tingkat keberhasilan breeding mambruk victoria di MBOF

a. Persentase daya tetas telur:

b. Persentase angka kematian:

c. Persentase tingkat perkembangbiakan:

× 100% = 100% 1 1 × 100% = I_ It × 100% = 0% 0 6 × 100% = M Mt × 100% = 50% 3 6 × 100% = a_ b

77

Lampiran 4 Perbandingan ukuran tubuh mambruk victoria jantan dan betina di MBOF No. INDIKATOR JANTAN BETINA Individu A Individu B Rata-rata Individu A Individu B Rata-rata 1 Panjang badan (cm) 78 71,3 75 66 69,9 68 2 Lingkar badan (cm) 51,8 47,8 50 51,3 47,3 49 3 Panjang paruh (cm) 5,4 5,3 5,35 5,2 4,5 4,85 4 Tinggi mahkota (cm) 15,4 14,6 15 14 14 14 5 Panjang kaki (cm) 30 32,6 31 27 29,2 28 6 Panjang ekor (cm) 29,3 26,6 28 25,7 24,9 25 7 Rentang sayap (cm) 50 46 48 46 43,5 45

Lampiran 5 Lama waktu (menit/hari) aktivitas harian mambruk victoria jantan berdasarkan waktu pengamatan

Waktu Pengamatan

Jenis Aktivitas

Jumlah bjl mgl mbk mtk dm mkn mnm mdi slk sga kwn mri bjr ist trb prh smb smd smj smt

07.00 – 08.00 8,20 0,25 0 0,92 19,13 8,57 0 0 12,57 7,33 0 0 0 0 0 0,20 0 1,40 1,25 0,18 60,00 08.00 – 09.00 5,02 0,10 0 1,68 24,12 3,17 0 0 15,77 3,50 0 0 0 0,75 5,12 0,13 0 0,22 0,35 0,08 60,00 09.00 – 10.00 5,27 0,25 0 0,12 15,18 0 0,17 0 32,82 5,38 0 0,08 0 0,25 0,08 0 0,05 0,35 0 0 60,00 10.00 – 11.00 3,35 0 0,03 0,43 26,80 1,53 0 0 13,83 3,22 0 0 10,32 0 0 0 0 0 0,25 0,23 60,00 11.00 – 12.00 2,95 0,08 0 0,05 21,68 15,15 0,10 0 13,36 4,56 0 0 0 1,32 0 0,05 0 0,60 0,10 0 60,00 12.00 – 13.00 1,83 0,12 0 0,22 25,03 2,18 0 0 22,82 2,50 0 0,08 3,55 0,58 0 0,23 0 0,70 0 0,15 60,00 13.00 – 14.00 3,17 0 0,03 0,08 18,33 10,57 0 0 12,45 5,15 0 0 5,93 0,13 3,70 0 0 0,17 0,23 0 60,00 14.00 – 15.00 4,88 0 0 0,18 25,65 9,07 0,15 0 14,87 3,05 0 0 0 2,00 0 0 0,07 0,08 0 0 60,00 15.00 – 16.00 4,03 0,17 0,02 0,08 24,16 8,17 0 0 14,23 7,70 0 0,18 0 0 0 0,12 0 0,96 0 0,18 60,00 16.00 – 17.00 4,28 0 0,03 0,13 28,30 4,50 0,17 0 15,98 4,95 0 0 0 0 0 0,08 0 1,30 0,27 0 60,00 Menit 42,98 0,97 0,12 3,90 228,39 62,90 0,63 0 168,70 47,34 0 0,35 19,80 5,03 8,90 0,82 0,12 5,78 2,45 0,83 600,00 % 7,16 0,16 0,02 0,65 38,07 10,48 0,11 0 28,12 7,89 0 0,06 3,30 0,84 1,48 0,14 0,02 0,96 0,41 0,14 100,00 Keterangan: bjl : berjalan mgl : memanggil mbk : membuang kotoran mtk : mematuk benda dm : diam mkn : makan mnm : minum mdi : mandi slk : menyelisik bulu sga : siaga kwn : kawin mri : menari bjr : berjemur ist : istirahat trb : terbang prh : membersihkan paruh smb : saling menyelisik bulu smd : saling mendekati smj : saling mengejar smt : saling mematuk

7

79

Lampiran 6 Lama waktu (menit/hari) aktivitas harian mambruk victoria betina berdasarkan waktu pengamatan

Waktu Pengamatan

Jenis Aktivitas

Jumlah bjl mgl mbk mtk dm mkn mnm mdi slk sga kwn mri bjr ist trb prh smb smd smj smt

07.00 – 08.00 7,87 0 0 1,28 16,15 4,60 0 0 23,62 2,17 0 0 0 0 0,12 0 0 3,25 0,40 0,55 60,00 08.00 – 09.00 7,15 0 0,02 1,96 19,95 14,26 0 0 9,75 2,48 0 0 0 1,00 0,08 0,10 0 1,93 1,18 0,13 60,00 09.00 – 10.00 10,73 0 0,03 0,17 23,43 4,93 0,08 0 15,25 2,58 0 0 0 0,17 0,17 0 0 1,68 0,53 0,23 60,00 10.00 – 11.00 3,65 0,20 0 0,65 24,75 7,67 0,08 0 12,31 1,02 0 0 7,65 0 0,07 0,08 0 1,65 0 0,22 60,00 11.00 – 12.00 3,32 0,03 0 0,17 16,18 19,55 0,12 0 15,08 1,67 0 0 2,15 0,52 0 0,03 0 0,88 0,30 0 60,00 12.00 – 13.00 2,23 0 0,03 0,17 22,35 1,63 0,32 0 27,32 1,48 0 0 2,03 1,28 0 0,35 0 0,43 0,13 0,23 60,00 13.00 – 14.00 4,27 0 0 0,15 12,97 5,27 0 0 27,77 3,27 0 0 5,22 0,42 0 0,08 0 0,50 0,05 0,05 60,00 14.00 – 15.00 2,98 0 0 0,37 19,50 11,70 0 0 22,40 0,63 0 0 0 1,32 0 0,07 0 0,87 0 0,17 60,00 15.00 – 16.00 8,78 0 0 0 21,52 10,70 0 0 13,42 5,58 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60,00 16.00 – 17.00 3,68 0 0,03 0,05 29,28 6,00 0 0 16,68 0,33 0 0 0 3,33 0 0,05 0 0,55 0 0 60,00 Menit 54,67 0,23 0,12 4,96 206,08 86,31 0,60 0 183,60 21,22 0 0 17,05 8,03 0,43 0,77 0 11,75 2,60 1,58 600,00 % 9,11 0,04 0,02 0,83 34,35 14,38 0,10 0 30,60 3,54 0 0 2,84 1,34 0,07 0,13 0 1,96 0,43 0,26 100,00 Keterangan: bjl : berjalan mgl : memanggil mbk : membuang kotoran mtk : mematuk benda dm : diam mkn : makan mnm : minum mdi : mandi slk : menyelisik bulu sga : siaga kwn : kawin mri : menari bjr : berjemur ist : istirahat trb : terbang prh : membersihkan paruh smb : saling menyelisik bulu smd : saling mendekati smj : saling mengejar smt : saling mematuk

Lampiran 7 Rata-rata sebaran waktu temporal (menit/hari) aktivitas harian mambruk victoria berdasarkan waktu pengamatan Waktu Pengamatan Jenis Kelamin Jenis Aktivitas

bjl mgl mbk mtk dm mkn mnm mdi slk sga kwn mri bjr ist trb prh smb smd smj smt

07.00 – 08.00 Jantan 8,20 0,25 0 0,92 19,13 8,57 0 0 12,57 7,33 0 0 0 0 0 0,20 0 1,40 1,25 0,18 Betina 7,87 0 0 1,28 16,2 4,6 0 0 23,62 2,17 0 0 0 0 0,12 0 0 3,25 0,4 0,55 08.00 – 09.00 Jantan 5,02 0,1 0 1,68 24,1 3,17 0 0 15,77 3,5 0 0 0 0,75 5,12 0,13 0 0,22 0,35 0,08 Betina 7,15 0 0,02 1,96 20 14,26 0 0 9,75 2,48 0 0 0 1 0,08 0,1 0 1,93 1,18 0,13 09.00 – 10.00 Jantan 5,27 0,25 0 0,12 15,2 0 0,17 0 32,82 5,38 0 0,08 0 0,25 0,08 0 0,05 0,35 0 0 Betina 10,73 0 0,03 0,17 23,4 4,93 0,08 0 15,25 2,58 0 0 0 0,17 0,17 0 0 1,68 0,53 0,23 10.00 – 11.00 Jantan 3,35 0 0,03 0,43 26,8 1,53 0 0 13,83 3,22 0 0 10,32 0 0 0 0 0 0,25 0,23 Betina 3,65 0,2 0 0,65 24,8 7,67 0,08 0 12,31 1,02 0 0 7,65 0 0,07 0,08 0 1,65 0 0,22 11.00 – 12.00 Jantan 2,95 0,08 0 0,05 21,7 15,15 0,1 0 13,36 4,56 0 0 0 1,32 0 0,05 0 0,6 0,1 0 Betina 3,32 0,03 0 0,17 16,2 19,55 0,12 0 15,08 1,67 0 0 2,15 0,52 0 0,03 0 0,88 0,3 0 12,00-13,00 Jantan 1,83 0,12 0 0,22 25 2,18 0 0 22,82 2,5 0 0,08 3,55 0,58 0 0,23 0 0,7 0 0,15 Betina 2,23 0 0,03 0,17 22,4 1,63 0,32 0 27,32 1,48 0 0 2,03 1,28 0 0,35 0 0,43 0,13 0,23 13.00 – 14.00 Jantan 3,17 0 0,03 0,08 18,3 10,57 0 0 12,45 5,15 0 0 5,93 0,13 3,7 0 0 0,17 0,23 0 Betina 4,27 0 0 0,15 13 5,27 0 0 27,77 3,27 0 0 5,22 0,42 0 0,08 0 0,5 0,05 0,05 14.00 – 15.00 Jantan 4,88 0 0 0,18 25,7 9,07 0,15 0 14,87 3,05 0 0 0 2 0 0 0,07 0,08 0 0 Betina 2,98 0 0 0,37 19,5 11,7 0 0 22,4 0,63 0 0 0 1,32 0 0,07 0 0,87 0 0,17 15.00 – 16.00 Jantan 4,03 0,17 0,02 0,08 24,2 8,17 0 0 14,23 7,7 0 0,18 0 0 0 0,12 0 0,96 0 0,18 Betina 8,78 0 0 0 21,5 10,7 0 0 13,42 5,58 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16.00 – 17.00 Jantan 4,28 0 0,03 0,13 28,3 4,5 0,17 0 15,98 4,95 0 0 0 0 0 0,08 0 1,3 0,27 0 Betina 3,68 0 0,03 0,05 29,3 6 0 0 16,68 0,33 0 0 0 3,33 0 0,05 0 0,55 0 0 Keterangan:

bjl : berjalan dm : diam slk : menyelisik bulu bjr : berjemur smb : saling menyelisik bulu mgl : memanggil mkn : makan sga : siaga ist : istirahat smd : saling mendekati mbk : membuang kotoran mnm : minum kwn : kawin trb : terbang smj : saling mengejar mtk : mematuk benda mdi : mandi mri : menari prh : membersihkan paruh smt : saling mematuk

81

2 2

2

Lampiran 8 Hasil uji khi-kuadrat tingkah laku berjalan pada mambruk victoria terhadap jenis kelamin

Jenis Kelamin Lama Rata-rata Waktu

Jantan 42,98

Betina 54,67

Total 97,65

Hipotesis:

H0 = tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian mambruk victoria

H1 = ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian mambruk victoria

db = (p-1) = 5-1 = 4; X2tabel untuk α0,99 = 0,297

Ei =

= =

48,83

X2 hitung = =

+ =

1,41 X2 hitung >X2tabel(0,99;4)

X2 hitung nyata pada X2tabel(0,99;4)

Keputusan : tolak H0

Kesimpulan : ada hubungan antara tingkah laku berjalan dengan jenis kelamin mambruk victoria

2 2

2

Lampiran 9 Hasil uji khi-kuadrat tingkah laku membuang kotoran pada mambruk victoria terhadap jenis kelamin

Jenis Kelamin Lama Rata-rata Waktu

Jantan 0,12

Betina 0,12

Total 0,24

Hipotesis:

H0 = tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian mambruk victoria

H1 = ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian mambruk victoria

db = (p-1) = 5-1 = 4; X2tabel untuk α0,99 = 0,297

Ei =

= =

0,12

X2 hitung = =

+

= 0 X2 hitung < X2tabel(0,99;4)

X2 hitung tidak nyata pada X2tabel(0,99;4)

Keputusan : terima H0

Kesimpulan : tidak ada hubungan antara tingkah laku membuang kotoran dengan jenis kelamin mambruk victoria

83

2 2

2

Lampiran 10 Hasil uji khi-kuadrat tingkah laku siaga pada mambruk victoria terhadap jenis kelamin

Jenis Kelamin Lama Rata-rata Waktu

Jantan 47,34

Betina 21,22

Total 68,56

Hipotesis:

H0 = tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian mambruk victoria

H1 = ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian mambruk victoria db = (p-1) = 5-1 = 4; X2tabel untuk α0,99 = 0,297 Ei =

= =

34,28 X2 hitung = =

+

= 9,94 X2 hitung > X2tabel(0,99;4)

X2 hitung sangat nyata pada X2tabel(0,99;4)

Keputusan : tolak H0

Kesimpulan : ada hubungan antara tingkah laku siaga dengan jenis kelamin mambruk victoria

Dokumen terkait