TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti. 2008. http://teori-psikologi.blogspot.com
/2008/05/pengertian-persepsi.html
Azizi A, Nasution Z. 2008. Adopsi Teknologi Budidaya Ikan Kerapu Sistem
Keramba Jaring Apung. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta. [4 November 2010]
Baba S. 2008. Rekayasa Teknologi Biogas untuk diadopsi Peternak Sapi Potong di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong. Universitas Hasanuddin. Makassar
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2007. Biogas untuk generator
listrik skala rumah tangga. Warta Penelitian dan Pengembangan
Pertanian 29(2).
Bhatia R. 2002. Diffusion of renewable energy technologies in developing countries: a case study of biogas engines in India. Institute Of Economic Growth, Delhi, India. Enabling Future Energy Solutions. 4(18):1.
Danim S. 2004. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Rineka
Ciptas. Jakarta.
David. O. Sears, Jonathan L. Freedam dan L. Anne Peplau. 1985. Psikilogi
Sosial. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Deptan. 2009. Program Bio Energi Pedesaan. http://www. Deptan.go.id/html
[23 Februari 2009].
Dinas Peternakan Kabupaten Enrekang. 2009. Populasi Sapi Perah. Enrekang, Sulawesi Selatan.
Dinas Peternakan Kota Kendari. 2010. Pengaruh Media Cetak Brosur dalam Proses Adopsi dan Difusi Inovasi Beternak Ayam Broiler di Kota Kendari. http//www. Googel.com. [4 november 2010].
Eirlangga. 2007. Energi Biru dari Kotoran Ternak. http://www.sampah sebagai biogas.com/html [15 Desember 2008].
Engel J F, Blackwell R D, Miniard P W. 1994. Perilaku Konsumen. Binarupa Aksara, Jakarta.
Fenny. A. 2009. Sikap Petani pada Program Community Development (CD) Sapi Sistem Bergulir dan Hubungannya dengan Karakterstik Sosial Ekonomi. http//www. Googel.com. [ 4 November 2010]
Hamalik O. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi aksara, Jakarta
Hambali E, Mudjalipah S, Tambunan A H, Pattiwiri. A W, Hendroko R. 2007. Teknologi Bioenergi. Agro Media. Jakarta Selatan.
Haryati. 2006. Biogas : Limbah peternakan yang menjadi sumber energi alternatif. Wartazoa 16(3):167.
Hasanuddin. 2005. Adopsi inovasi dalam kegiatan usaha tani pada beberapa spesifik sosial budaya petani di Provinsi Lampung. Agrijati 1(1):22
Hasumati. S, Ahlawat. S. 2010. Factors affecting perceptions of rural parents towards education of girl child in mehsana district-A gender analysis. International Research Journal.
Hikmah, Maharani. Y. Kurniasari. N. 2008. ProsesDifusiTeknologiAlatTangkap LongLina. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Ibrahim J B, Sudiyono A dan Harpowo. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian. Bayumedia Publishing. Malang.
Irmawati, Jamila dan Baba S. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Biogas di Sulawesi Selatan. Laporan Penelitian Kerjasama Balitbanda. Ittelkom. 2009. Pengambilan Keputusan Individual. http://mhd.blog.ittelkom.ac.id
Kaliky. R, Hidayat. N. 2003. Karakteristik Peternak Sapi Perah di Desa Kepuh Harjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Yogyakarta. http/www.ntd.litbang.go.id. [5 November 2010]
Kunthi. P. S. 2005. Persepsi Klien tentang Keefektifan Konselor dalam Melaksanakan Konseling Individual Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gender Konselor di SMA Negeri se-kota Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Kurnia A. 2002. Hubungan antara jaringan komunikasi dengan petani terhadap sub sistem usaha tani berbasis padi berorientasi agribisnis [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Lilis. N. 2010. Hubungan Antara Karakteristik Peternak dengan Persepsi Peternak
Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan. http//www.dosctoc.com. [7 November 2010]
Maharani. Y. dan Hikmah. 2008. Faktor-Faktor Tingkap Penentu Adopsi Paket
Teknologi Alat Tangkap Mini Purse Seine. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Managemen Consulting Courses. 2011. Perception dan Person Perception.
Mei D. E. Kurniasari N. 2008. Adopsi Teknologi Bididaya Ikan Nila Sistem
Mei D. E. Muhartono. R, Gatut. N. B. 2008. Proses Adopsi dan Pola Difusi Teknologi MiniPurseSeine. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Mcclellan CD. 1961. David C Mcclellan Motivational Needs Theory.
Muhidin S, Abdurrahman M. 2007. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam
Penelitian. Pustaka Setia, Bandung.
Mulyadi. 2007. Pengadopsian inovasi pertanian suku pedalaman arfak [disertasi]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Mursidi, Hikmah, dan Zahri Nasution. 2008. Adopsi Teknologi Budidaya Udang
Windu. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Nandiyanto dan Rumi F. 2006. Biogas Sebagai Peluang Pengembangan Energi Alternatif. http://www.energi alternatif.com/html. [23 Februari 2009] Ramdhani. 2009. Sikap dan Beberapa Definisi untuk Memahaminya.
Robbins P.S (1996). Perilaku Organisasi, Jakarta. PT Prenhallindo.
Robbins. R. Stephen. 2001. Perilaku Organisasi. Prentice Hall, 2001, Jilid 1 Bab
Rogers M E. 2003. Diffusion of Innovation. Free Press. New York London
Toronto.
Said S. 2007. Membuat Biogas dari Kotoran Hewan. Bentara Cipta Prima. Jakarta Seribulan. 2003. Persepsi dan sikap siswa smu 69 pulau pramuka terhadap
pelestarian pemanfaatan ekosistem sumber daya pesisir dan laut [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Setiadin. H. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi anggota kelompok tani dalam berusaha tani: kasus usaha tani ikan air tawar di desa purwasari. kec. dramaga, kab. bogor [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Setiawan A I. 2007. Pemanfaatan Kotoran Ternak. Edisi Revisi. Penebar
Swadaya. Jakarata.
Sevilla C.G. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Siddiq M. 2009. Hukum Biogas. http://www. Hukum Biogas.com/html.
[26 februari 2009]
Simamora S, Salundik, Sri S, Surajuddin. 2006. Membuat Biogas Pengganti
Bahan Bakar Minyak dan Gas dari Kotoran Ternak. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Rajagrafindo Persada Soekanto S. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. CV. Rajawali Jakarta.
Sri. U. R. 2008. Psikologi Umum. Bab 1. http//www. Google.com/ sikap (Attitude). [4 November 2010]
Sri. W. 2009. Biogas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Subagyo, Rusidi, dan Sekarningsih R. 2005. Kajian faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi usaha perikanan laut di Desa Pantai
Selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian 18(2):313.
Suhardiyono
[11 November 2010]
Suharyanto, Destialisma, Parwati I. A. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Teknologi Tabela. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.
Suradisastra. K, Sejati. W.K dan Supriyatna. Y. 2007. Potensi dan Kendala
Adopsi Teknologi Pertanian pada Masyarakat Peladang Berpindah. Pusat
Penelitian Sosial Eonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Syafruddin. 2003. Pengaruh Media Cetak Brosur dalam Proses Adopsi dan Difusi Inovasi Beternak Ayam Broiler di Kota Kendari. Universitas Gdajah Mada. Yogyakarta 2010]
Syifaunindra. 2009. Biogas Sebagai Bahan Bakar Alternatif Asal Ternak. http://www 2008]
Totok M. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University Press. Surakarta.
___________ 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Press, Surakarta.
Van Den Ban A W dan Hawkins H S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakata.
Mugisha. J. Drake. 2009. Biogas energy from family-sized digesters in Uganda: critical factors and policy implications. enabling future energy solutions. Enabling Future Energy Solutions 7(37):6-8.
Widiyanta. 2002. Sikap Terhadap Lingkungan Alam. Fakultas Kedokteran, Program Studi Psikologi, Universitas Sumatera Utara. http://www.google.com/psiko-ari/pdf/digitized by USU digital library. [Januari 2009]
Wikipedia. 2010. Pengertian Persepsi. file:///www.google.com//D:/coba/ persepsi/wekipedia%20persepsi.htm. [5 November 2010]
Winarni, 2001.
http//www.google.com [4 November 2010]
Yunasaf U. 2008. Dinamika kelompok peternak sapi perah dan keberdayaan anggotanya di kabupaten bandung. [disertsi]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
95
Variabel Kategori (%)
Umur Muda (33,33) Sedang (35,90) Tua (30,77)
Pendidikan Rendah (35.90) Sedang (53,85) Tinggi (10,26)
Pendapatan Rendah (35,90) Sedang (33,33) Tinggi (30,77)
Pengalaman Krg. Berpengalaman (35,90) Cukup (35,90) Berpengalaman (28,21)
Jml. Ternak Sedikit (33,33) Sedang (33,33) Banyak (33,33)
Jml. Keluarga Sedikit (43,59) Sedang (25,64) Banyak (30,77)
Partisipasi Rendah (56,41) Sedang (17,95) Tinggi (25,64)
Kntk. Penyuluh Rendah (46,15) Sedang (23,08) Tinggi (30,77)
Jarak Dekat (35,90) Sedang (38,46) Jauh (25,64)
Info Tidak Pernah (74,36) Pernah (25,64)
Lama Tahu Baru (43,6) Sedang (28,2) Lama (28,2)
Motivasi Rendah (35,90) Sedang (33,33) Tinggi (30,77)
Persepsi Rendah (33,33) Sedang (35,90) Tinggi (30,77)
Sikap Rendah (38,46) Sedang (30,77) Tinggi (30,77)
96
Va ria b e l umur pendidikan pendapatan pengalaman jml. ternak
jml.
keluarga partisipasi
kntk.
penyuluh jarak info
dari.tahu.
guna motivasi Persepsi sikap adopsi
Umur 1 -.329 -.216 .349 .077 .256 -.069 .118 -.124 .091 .145 .299 -.014 .066 .088 Pendidikan -.329 1 .214 -.176 -.057 -.233 -.045 -.026 .104 -.100 .101 .024 .203 .254 .208 Pendapatan -.216 .214 1 -.044 .706 -.164 .159 .173 -.048 -.175 -.007 -.075 .268 .099 .117 Pengalaman .349 -.176 -.044 1 .209 .194 .109 .042 -.076 -.083 -.026 .233 .147 .054 -.168 jml.ternak -.077 -.057 .706 .209 1 .047 .210 .238 -.035 -.179 .014 -.005 .134 -.074 -.073 jml.keluarga .256 -.233 -.164 .194 .047 1 .261 -.070 .208 .064 -.017 -.117 -.262 -.257 -.246 Partisipasi -.069 -.045 .159 .109 .210 .261 1 -.031 .577 .077 -.072 .010 -.125 -.141 .015 kntk.penyuluh .118 -.026 .173 .042 .238 -.070 .577 1 -.029 .226 -.172 .117 .024 -.095 -.062 Jarak -.124 .104 -.048 -.076 -.035 .208 -.031 -.029 1 .036 .627 -.320 .080 .004 -.232 Info .091 -.100 -.175 -.083 -.179 .064 .077 .226 .627 1 -.233 -.095 -.112 -.109 -.243 dari.tahu.guna .145 .101 -.007 -.026 .014 -.017 -.072 -.172 .036 -.233 1 -.143 .104 .256 .309 Motivasi .299 .024 -.075 .233 -.005 -.117 .010 .117 -.095 -.320 -.143 1 0.421 .367 .049 Persepsi -.014 .203 .268 .147 .134 -.262 -.125 .024 .080 -.112 .104 0.421 1 0.861 -0.09 Sikap .066 .254 .099 .054 -.074 -.257 -.141 -.095 .004 -.109 .256 0.861 .367 1 .050 Adopsi .088 .208 .117 -.168 -.073 -.246 .015 -.062 -.232 -.243 .309 .049 -0.091 .050 1
97
Va ria b e l umur pendidikan pendapatan pengalaman jml.ternak jml.keluarga partisipasi kntk.penyuluh jarak info dari.tahu.guna motivasi
Umur 1.871 0.267 0.367 -0.361 -0.395 -0.624 0.683 -0.495 0.593 -0.627 -0.574 -0.431 pendidikan 0.415 1.385 -0.465 0.024 0.423 0.108 0.089 -0.154 - 0.393 0.294 -0.186 -0.290 pendapatan -0.189 -0.572 2.566 0.364 -1.888 0.474 -0.326 0.201 0.021 0.113 0.218 0.252 pengalaman -0.494 0.034 0.230 1.332 -0.355 0.018 -0.265 0.186 - 0.195 0.256 0.163 -0.180 jml.ternak 0.373 0.563 -1.855 -0.531 2.579 -0.384 0.242 -0.563 - 0.246 0.339 -0.196 -0.183 jml.keluarga -0.699 0.146 0.273 -0.012 -0.112 1.680 -0.878 0.597 - 0.666 0.444 0.318 0.239 partisipasi 0.715 0.040 -0.116 -0.222 -0.045 -0.861 2.073 -1.268 0.413 -0.258 -0.282 -0.079 kntk.penyuluh -0.630 -0.135 0.028 0.177 -0.332 0.622 -1.309 2.070 0.056 -0.366 0.301 0.022 Jarak 0.488 -0.455 0.177 -0.133 -0.467 -0.607 0.365 0.126 2.501 -1.805 -0.437 0.384 Info -0.491 0.363 -0.047 0.185 0.568 0.374 -0.198 -0.447 -1.798 2.543 0.595 -0.056 dari.tahu.guna -0.599 -0.144 0.043 0.127 0.044 0.303 -0.281 0.266 - 0.477 0.645 1.340 0.264 motivasi -0.458 -0.260 0.119 -0.205 -0.001 0.231 -0.082 -0.002 0.351 -0.016 0.267 1.377
98
Persepsi -.014 .203 .268 .147 .134 -.262 -.125 .024 .080 -.112 .104 0.421
Hasil Perhitungan R'persepsi,x . Rxx
Va ria b e l umur pendidikan pendapatan pengalaman jml.ternak jml.keluarga partisipasi kntk.penyuluh jarak info dari.tahu.guna motivasi
Persepsi -.098 -.043 .391 .163 -.191 -.170 -.158 .120 .479 -.280 .136 0.555
Nilai R x,persepsi
Va ria b e l Persepsi
umur -.014 Hasil Perhitungan:
pendidikan .203
pendapatan .268 R2 = 0.48
pengalaman .147
jml.ternak .134
jml.keluarga -.262 Hasil Perhitungan:
partisipasi -.125 kntk.penyuluh .024 R = 0.69 jarak .080 info -.112 dari.tahu.guna .104 motivasi 0.421
99
Va ria b e l umur pendidikan pendapatan pengalaman jml.ternak jml.keluarga partisipasi kntk.penyuluh jarak info dari.tahu.guna motivasi
Umur 1.871 0.267 0.367 -0.361 -0.395 -0.624 0.683 -0.495 0.593 - 0.627 -0.574 -0.431 pendidikan 0.415 1.385 -0.465 0.024 0.423 0.108 0.089 -0.154 - 0.393 0.294 -0.186 -0.290 pendapatan -0.189 -0.572 2.566 0.364 -1.888 0.474 -0.326 0.201 0.021 0.113 0.218 0.252 pengalaman -0.494 0.034 0.230 1.332 -0.355 0.018 -0.265 0.186 - 0.195 0.256 0.163 -0.180 jml.ternak 0.373 0.563 -1.855 -0.531 2.579 -0.384 0.242 -0.563 - 0.246 0.339 -0.196 -0.183 jml.keluarga -0.699 0.146 0.273 -0.012 -0.112 1.680 -0.878 0.597 - 0.666 0.444 0.318 0.239 partisipasi 0.715 0.040 -0.116 -0.222 -0.045 -0.861 2.073 -1.268 0.413 - 0.258 -0.282 -0.079 kntk.penyuluh -0.630 -0.135 0.028 0.177 -0.332 0.622 -1.309 2.070 0.056 - 0.366 0.301 0.022 Jarak 0.488 -0.455 0.177 -0.133 -0.467 -0.607 0.365 0.126 2.501 -1.805 -0.437 0.384 Info -0.491 0.363 -0.047 0.185 0.568 0.374 -0.198 -0.447 -1.798 2.543 0.595 -0.056 dari.tahu.guna -0.599 -0.144 0.043 0.127 0.044 0.303 -0.281 0.266 - 0.477 0.645 1.340 0.264 motivasi -0.458 -0.260 0.119 -0.205 -0.001 0.231 -0.082 -0.002 - 0.016 0.351 0.267 1.377
100
Hasil Perhitungan R'sikap,x . Rxx
Va ria b e l Umur pendidikan pendapatan pengalaman jml.ternak jml.keluarga partisipasi kntk.penyuluh jarak info dari.tahu.guna motivasi
Sikap .028 .069 .314 .084 -.301 -.187 -.019 -.055 .268 -.134 .263 0.455
Nilai R x,sikap
Va ria b e l Sikap
Umur .066 Hasil Perhitungan:
pendidikan .254
pendapatan .099 R2 = 0.38
pengalaman .054
jml.ternak -.074
jml.keluarga -.257 Hasil Perhitungan:
partisipasi -.141 kntk.penyuluh -.095 R = 0.618 Jarak .004 Info -.109 dari.tahu.guna .256 Motivasi .367
101
Va ria b e l Umur pendidikan pendapatan pengalaman jml.ternak jml.keluarga partisipasi kntk.penyuluh jarak info dari.tahu.guna Motivasi
Umur 1.871 0.267 0.367 -0.361 -0.395 -0.624 0.683 -0.495 0.593 -0.627 -0.574 -0.431 pendidikan 0.415 1.385 -0.465 0.024 0.423 0.108 0.089 -0.154 - 0.393 0.294 -0.186 -0.290 pendapatan -0.189 -0.572 2.566 0.364 -1.888 0.474 -0.326 0.201 0.021 0.113 0.218 0.252 pengalaman -0.494 0.034 0.230 1.332 -0.355 0.018 -0.265 0.186 - 0.195 0.256 0.163 -0.180 jml.ternak 0.373 0.563 -1.855 -0.531 2.579 -0.384 0.242 -0.563 - 0.246 0.339 -0.196 -0.183 jml.keluarga -0.699 0.146 0.273 -0.012 -0.112 1.680 -0.878 0.597 - 0.666 0.444 0.318 0.239 partisipasi 0.715 0.040 -0.116 -0.222 -0.045 -0.861 2.073 -1.268 0.413 -0.258 -0.282 -0.079 kntk.penyuluh -0.630 -0.135 0.028 0.177 -0.332 0.622 -1.309 2.070 0.056 -0.366 0.301 0.022 Jarak 0.488 -0.455 0.177 -0.133 -0.467 -0.607 0.365 0.126 2.501 -1.805 -0.437 0.384 Info -0.491 0.363 -0.047 0.185 0.568 0.374 -0.198 -0.447 -1.798 2.543 0.595 -0.056 dari.tahu.guna -0.599 -0.144 0.043 0.127 0.044 0.303 -0.281 0.266 - 0.477 0.645 1.340 0.264 motivasi -0.458 -0.260 0.119 -0.205 -0.001 0.231 -0.082 -0.002 0.351 -0.016 0.267 1.377
102
Hasil Perhitungan R'yx . Rxx
Va ria b e l Umur pendidikan pendapatan pengalaman jml.ternak jml.keluarga partisipasi kntk.penyuluh jarak info dari.tahu.guna motivasi
Adopsi .306 .131 .251 -.166 -.264 -.263 .269 -.176 -.083 -.141 .206 -0.013
Nilai R x,y
Va ria b e l adopsi
Umur .088 Hasil Perhitungan:
Pendidikan .208
Pendapatan .117 R2 = 0.32
Pengalaman -.168
jml.ternak -.073
jml.keluarga -.246 Hasil Perhitungan:
Partisipasi .015 kntk.penyuluh -.062 R = 0.571 Jarak -.232 Info -.243 dari.tahu.guna .309 Motivasi .049
103
Va ria b e l Umur pendidikan pendapatan pengalaman jml.ternak jml.
keluarga partisipasi
kntk.
penyuluh jarak info
dari.tahu.
guna motivasi Persepsi sikap
Umur 1.99 0.373 0.291 -0.436 -0.496 -0.638 0.815 -0.660 0.391 -0.488 -0.456 -0.530 0.944 -0.93 Pendidikan 0.52 1.475 -0.534 -0.042 0.340 0.098 0.202 -0.295 -0.570 0.414 -0.087 -0.381 0.812 -0.79 Pendapatan -0.34 -0.671 2.908 0.534 -1.968 0.355 -0.528 0.396 0.509 -0.185 0.245 0.733 -1.350 0.59 Pengalaman -0.59 -0.038 0.374 1.417 -0.345 -0.017 -0.381 0.312 0.043 0.105 0.129 0.018 -0.799 0.54 jml.ternak 0.36 0.536 -1.999 -0.571 2.711 -0.300 0.255 -0.544 -0.374 0.405 -0.310 -0.391 0.034 0.41 jml.keluarga -0.70 0.133 0.144 -0.053 -0.010 1.749 -0.855 0.597 -0.793 0.513 0.232 0.054 0.118 0.26 Partisipasi 0.85 0.150 -0.265 -0.327 -0.105 -0.842 2.231 -1.451 0.126 -0.070 -0.194 -0.282 1.105 -0.90 kntk.penyuluh -0.79 -0.273 0.169 0.291 -0.227 0.620 -1.493 2.291 0.366 -0.573 0.168 0.211 -1.303 1.18 Jarak 0.26 -0.624 0.614 0.103 -0.510 -0.738 0.064 0.436 3.171 -0.465 -2.222 0.993 -2.044 1.16 Info -0.34 0.479 -0.318 0.034 0.579 0.450 0.000 -0.655 -2.225 2.811 0.629 -0.433 1.353 -0.82 dari.tahu.guna -0.53 -0.068 0.091 0.110 -0.095 0.242 -0.215 0.162 -0.510 0.681 1.478 0.340 0.506 -0.78 Motivasi -0.62 -0.359 0.552 -0.002 -0.140 0.067 -0.310 0.206 0.940 -0.371 0.341 1.988 -1.504 0.49 Persepsi 0.90 0.734 -1.059 -0.718 -0.361 0.160 1.069 -1.225 - 1.989 1.292 0.550 -1.449 7.468 -5.94 Sikap -0.75 -0.689 0.324 0.429 0.773 0.178 -0.810 1.052 1.129 -0.798 -0.860 0.402 -5.871 6.29
104
Hasil Perhitungan R'yx . Rxx
Va ria b e l Umur pendidikan Pendapatan pengalaman jml.ternak jml.keluarga partisipasi kntk.penyuluh jarak info dari.tahu.guna motivasi Persepsi Sikap
adopsi 0.258 13 0.10311923 0.389880953 -0.10246467 -0.3141526 -0.31730198 0.19956816 -0.11455 0.1023 - 0.251 0.23528 0.18376 -0.45316 0.121 Nilai R x,y Va ria b e l penggunaan
umur 0.088 Hasil Perhitungan:
pendidikan .208
pendapatan .117 R2 = 0.38
pengalaman -.168
jml.ternak -.073
jml.keluarga -.246 Hasil Perhitungan:
partisipasi .015 kntk.penyuluh -.062 R = 0.62 jarak -.232 info -.243 dari.tahu.gun a .309 motivasi .049 Persepsi -0.091 sikap .050
Technology by Dairy Farmer in Enrekang Regency, South Sulawesi. Under the direction of AMRI JAHI, RICHARD W.E. LUMINTANG DAN SUHUT SIMAMORA
This study analysed factors associated with adoption of biogas technology amongst dairy farmers. There were 39 dairy cattle farmers in Enrekang Regency, South Sulawesi that had adopted tha biogas technology as research samples. Data were analysed by multiple correlation procedure using the excel 2007 program. Research results showed that factors related to adoption of biogas technology were age, education, income, experience, number of livestocks owned, number of family, contact with famers, contact with extension agent, the distance of digester the kitchen, ability to obtains information, time has of first knowing the biogas to adoption, farmers motivation, perception, and attitudes. The multiple correlation coefficeants of famers characteristics to their perception, attitudes, and adoption were 0.69, 0.61, 0.57 respectively. Coefficeants of determination of the farmers characteristics, perceptions and attitudes on the adoption of biogas technology was 0,38.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh dari hasil pengolahan susu dan penjualan anakan. Sebagai pendapatan sampingan, feses yang dihasilkan setiap hari diolah menjadi pupuk organik. Selain itu, untuk memanfaatkan feses tersebut digunakan teknologi biogas yang dapat mengurai feses ternak menjadi gas. Teknologi biogas ialah teknologi tepat guna yang mudah digunakan oleh masyarakat dan dipraktekkan, termasuk membangun ruang (instalasi) kedap udara tempat penguraian bahan-bahan organik (kotoran ternak).
Kabupaten Enrekang merupakan salah satu sentra sapi perah di Sulawesi Selatan. Ternak perah sudah ada sejak lama di Kabupaten Enrekang. Ternak perah sangat cepat berkembang, karena Kabupaten Enrekang merupakan daerah pegunungan dan memiliki lahan yang luas untuk menanam pakan ternak. Selain itu, salah satu makanan khas masyarakat di Kabupaten Enrekang berbahan dasar susu yaitu dangke.
Populasi ternak perah di Kabupaten Enrekang sebanyak 1100 ekor yang tersebar di beberapa Kecamatan. Jika satu ekor sapi perah menghasilkan feses antara 25 – 35 kg/hari, maka jumlah feses yang dihasilkan seluruh ternak perah setiap hari di Kabupaten Enrekang mencapai 27,5 – 37,5 ton/hari. Jumlah tersebut akan bertambah terus mengingat populasi sapi perah di Kabupaten Enrekang semakin besar. Satu kilogram kotoran ternak dapat menghasilkan 60 liter biogas. Oleh karen itu, jika semua feses ternak sapi perah yang dihasilkan setiap hari di Kabupaten Enrekang diolah menjadi biogas, maka akan diperoleh kurang lebih
1.650.000 liter biogas atau 1.650 m3 biogas/hari. Memasak selama satu jam
membutuhkan kurang lebih 500 liter biogas, jadi potensi feses tersebut dapat digunakan memasak selama 3300 jam dan jika setiap keluarga memasak selama
tiga sampai empat jam/hari, maka potensi biogas itu dapat digunakan oleh 1100 keluarga/hari.
Feses ternak perah yang diolah dengan benar akan memberikan keuntungan bagi peternak. Contohnya, pengolahan feses menjadi pupuk organik dan pemanfaatan feses untuk biogas. Teknologi biogas merupakan teknologi yang memanfaatkan feses ternak menjadi gas. Gas hasil biogas terbentuk dari proses fermentasi feses ternak yang dicampur dengan air dan disimpan pada kondisi kedap udara. Gas yang dihasilkan dapat terbakar sehingga cocok digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak. Feses ternak jika dibiarkan menumpuk akan menimbulkan banyak masalah seperti; bau yang tidak sedap, sumber penyakit, dan jika dibuang ke sungai akan menimbulkan pencemaran lingkungan, serta membuat lingkungan sekitar kandang menjadi kotor.
Pemerintah mencoba memperkenalkan teknologi biogas untuk membantu peternak dalam mengolah limbah peternakan. Biogas merupakan teknologi sederhana yang sudah ada sejak lama dan digunakan untuk memfermentasikan feses menjadi gas. Di Indonesia, biogas sudah ada sejak 1970-an. Beberapa kelebihan jika menggunakan teknologi biogas dibanding menggunakan minyak tanah, LPG, atau kayu bakar, diantaranya mengubah feses menjadi energi, mengurangi pencemaran lingkungan, menjaga kesehatan masyarakat yang ada di sekitar peternakan, pembuatannya relatif mudah, biaya relatif murah, alat-alat dan bahan dasarnya mudah diperoleh, mengurangi pengeluaran rumah tangga dan limbah biogas dapat digunakan sebagai pupuk cair dan pupuk padat.
Di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, ada sekitar 242 orang yang mengelola usaha peternakan sapi perah. Semua tersebar di beberapa kecamatan. Kepemilikan rata-rata sapi perah di Kabupaten Enrekang antara 2 – 10 ekor. Feses yang dihasilkan oleh dua ekor dapat menghasilkan biogas untuk memasak kebutuhan sebuah keluarga. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan peternak dalam menggunakan teknologi biogas, menjadi kendala yang menghambat diadopsinya biogas di kalangan peternak sapi perah di Kabupaten Enrekang.
Masalah Penelitian
Biogas merupakan teknologi lama yang telah banyak dikembangkan di Kabupaten Enrekang. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan peternak tentang teknologi biogas menjadi salah satu faktor penyebab teknologi ini belum berkembang.
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Faktor apakah yang berhubungan dengan adopsi peternak sapi perah tentang
teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan?
2. Seberapa besar hubungan karakteristik peternak dengan persepsi peternak
tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan?
3. Seberapa besar hubungan karakteristik peternak dengan sikap peternak tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan?
4. Seberapa besar hubungan karakteristik peternak dengan adopsi peternak
tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan?
5. Seberapa besar hubungan karakteristik peternak dengan persepsi, sikap dan
adopsi peternak tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa alasan untuk menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan adopsi teknologi biogas di kalangan peternak sapi perah. Adopsi merupakan proses pengambilan keputusan yang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan adopsi peternak sapi perah tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
2. Menentukan hubungan karakteristik peternak dengan persepsi peternak
tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
3. Menentukan hubungan karakteristik peternak dengan sikap peternak pada
4. Menentukan hubungan karakteristik peternak dengan adopsi teknologi oleh peternak tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
5. Menentukan hubungan bersama karakteristik, persepsi dan sikap peternak
dengan adopsi teknologi biogas peternak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan informasi kepada orang lain terutama dinas-dinas atau instansi pemerintahan terutama yang ada di Kabupaten Enrekang dan Sulawesi Selatan umumnya.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Bahan informasi dalam pengembangan teknologi biogas, sehingga dalam
pengembangannya dapat diketahui faktor-faktor yang selama ini mempengaruhi peternak sapi perah dalam mengadopsi teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan
2. Bahan masukan kepada pihak yang terkait, khususnya Dinas Peternakan dan
Pertanian serta Dinas Pertambangan yang selama ini membantu peternak dalam pemanfaatan limbah ternak. Sehingga feses yang selama ini tidak dimanfaatkan dapat memberikan nilai tambah bagi peternak sapi perah.
3. Bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, sehingga biogas tidak
hanya memanfaatkan feses ternak, tetapi juga memanfaatkan limbah rumah tangga dan pertanian untuk biogas, khususnya di Kabupaten Enrekang dan Sulawesi Selatan pada umunya.
Definisi Istilah
Definisi istilah di bawah untuk memberikan suatu batasan tentang konsep yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini diharapkan untuk menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan adopsi teknologi biogas oleh peternak sapi perah di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Faktor tersebut ialah sebagai berikut:
Karakteristik peternak (X1)
Karakteristik peternak ialah bagian dari individu peternak yang mendasari tingkah laku peternak, faktor ini terdiri dari:
1. Umur adalah jumlah tahun yang dihitung sejak peternak lahir sampai ke
tahun terdekat pada saat pengamatan dilakukan.
2. Pendidikan adalah jumlah tahun pendidikan yang ditempuh peternak.
3. Pendapatan adalah besarnya penghasilan yang diterima peternak dalam
sebulan, yang dihitung dalam rupiah.
4. Motivasi adalah jumlah skor keinginan yang mendorong peternak untuk
menggunakan biogas.
5. Pengalaman beternak adalah jumlah tahun peternak menjalankan usaha
peternaknnya.
6. Jumlah kepemilikan ternak adalah jumlah satuan ternak (ST) sapi perah
seorang peternak.
7. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih tinggal dalam satu rumah.
8. Intensitas kontak dengan kelompok adalah banyaknya pertemuan kelompok
yang dihadiri peternak dalam tiga bulan terakhir.
9. Intensitas kontak dengan penyuluh adalah frekuensi peternak bertemu dengan penyuluh biogas dalam tiga bulan terakhir.
10.Jarak instalasi biogas ke dapur peternak adalah jarak antara instalasi biogas (khususnya penampung feses) dengan dapur peternak, (dalam meter).
Persepsi Peternak Pada Teknologi Biogas (X2)
Persepsi ialah skor pemahaman peternak tentang teknologi biogas, yang meliputi:
1. Keuntungan relatif adalah apakah biogas lebih menguntungkan dibanding
minyak tanah, LPG, bensin, dan kayu bakar.
2. Kompatibilitas adalah kesesuaian teknologi biogas dengan peternak lain. 3. Kompleksitas adalah tingkat kerumitan teknologi biogas.
4. Trialibilitas adalah kemudahan teknologi biogas untuk dicoba dalam skala
kecil.
5. Observabilitas adalah hasil dari teknologi biogas dapat diamati. Sikap Peternak Pada Teknologi Biogas (X3)
Sikap ialah skor yang menafsirkan kecendrungan peternak bertingkahlaku dalam mengadopsi teknologi biogas, yang terdiri dari:
1. Aspek kognisi merupakan kepercayaan individu mengenai teknologi biogas.
2. Aspek afeksi merupakan perasaan individu terhadap teknologi biogas.
3. Aspek konasi menunjukkan bagaimana kecenderungan bertingkahlaku yang
ada dalam diri seseorang berkaitan dengan teknologi biogas. Adopsi Teknologi Biogas (Y)
Adopsi teknologi biogas oleh peternak sapi perah yaitu akor atau adopsi biogas oleh peternak sapi perah yang menggunakan teknologi setiap hari.
TINJAUAN PUSTAKA
Biogas Pengertian Biogas
Biogas (gas bio) merupakan gas yang timbul dari hasil fermentasi bahan- bahan organik seperti, kotoran hewan, kotoran manusia, atau sampah direndam di dalam air dan disimpan di dalam tempat yang tertutup atau anaerob. Biogas ini sebenarnya dapat juga terjadi pada kondisi alami, namun untuk mempercepat dan menampung gas ini, maka diperlukan alat yang memenuhi syarat terbentuknya gas ini (Setiawan, 2007:35).
Hambali et al. (2007:52) menyatakan bahwa biogas didefinisikan sebagai
gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti, kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan daun-daun hasil sortiran sayuran) difermentasikan atau mengalami proses metanisasi.
Limbah yang selama ini tidak diolah dan dibiarkan menumpuk baik itu limbah pertanian, peternakan, dan limbah agro industri ternyata dapat menghasilkan suatu hal yang berguna. Contohnya, feses ternak yang selama ini hanya dipandang sebagai kotoran yang tidak bernilai. Ternyata dapat bermanfaat setelah diolah, tidak terlalu sulit untuk mengubah bahan tersebut menjadi gas, hanya mencampurkan bahan tersebut dengan air dan didiamkan dalam ruang hampa udara.
Kotoran ternak atau limbah organik lainnya jika di masukkan dalam
digester (tangki pengurai)dalam beberapa hari akan mengalami proses fermentasi dan terbentuklah gas. Contohnya biogas yang digunakan sekarang kebanyakan memanfaatkan feses ternak sebagai bahan bakunya, selain itu ada juga yang menggunakan dari limbah pertanian dari pabrik. Hampir sama yang disampaikan Shiddiq (2009) bahwa biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses pembusukan limbah organik (dari mahluk hidup) dengan bantuan bakteri dalam
keadaan anaerob. Limbah organik ini dapat berupa kotoran manusia, kotoran
Menurut Simamora et al. (2006:12) bahwa biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebagian besar merupakan metan dan karbon