• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORITIS

A. Dakwah Di Masyarakat Pedalaman Fakfak

1

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Dakwah Di Masyarakat Pedalaman Fakfak

1. Definisi dan Makna dakwah

a) Definisi Dakwah secara Etimologi

Secara etimologi kata “dakwah” merupakan istilah yang berasal dari bahasa

Arab, dakwah merupakan bentuk ma dar ( ع ا) terdiri dari tiga huruf dasar ( ) dal, „ain dan waw berwazan“ ” yang berarti:

( ا ء ش ا )

“Sesuatu yang condong atau berpaling kepadamu dengan melalui perantara sauara atau ucapan yang bersal darimu (dari yang mengucapkan)”1

Dakwah memiliki ragam arti dan makna, Ahmad Warson Munawwir memaknai dakwah sebagai: Memanggil, mengundang, mengajak, meminta tolong, meminta, menyuruh, menyeru, mendorong dan memohon.2 Kata “dakwah” yang disebutkan dalam Al Qur‟an memiliki beberapa makna, antara lain:

1) Meminta atau mengharapkan ( ا)

ا ا ث ْا ع ا ح ا ث ْا ع اَ “(Akan dikatakan kepada mereka): "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak".3

2) Bermakna Panggilan atau Seruan (ءا ا)

1 Ahmad bin Faris bin Zakariya Ar Rāzy, Mu‟jam Maqāyīs al Lughah, (Dārul Fikri: t.p, 1979),

279.

2

Warson Munawwir, Kamus Al Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1994), 439. Lihat juga: Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2013), 1.

2

ا ج ْا ج ع ع ا ءٓ ش ْا

“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Dia berfirman: "Serulah olehmu sekalian sekutu-sekutu-Ku yang kamu katakan itu". Mereka lalu memanggilnya tetapi sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka tempat kebinasaan (neraka)”.4

3) Bermakna Memohon ( ا ا)

ظا ا ع ءٓا ص ا ا ۚ ا ا ْا “Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya".5

4) Seruan bermakna motivasi atau ajakan atau sebuah hasutan untuk melakukan sesuatu ( ح ا ثح ا)

ا ٓ ع جا ع أ ٓ “Hai kaumku, ۖagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka”.6

5) Bermakna Istighathah atau seruan berupa permintaan dan permohonan ( ث غ َا) ص ع اَ غأ ع ا أ أ اَ ا ع ى أ ء أ 4 Ibid., 18:52. 5 Ibid., 2:69. 6 Ibid., 40:41.

3

“Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang ۖenar!”.7

6) Seruan yang Bermakna Perintah ( أا)

خأ ْا ع ا اَٱ َ “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman”.8

7) Seruan Bermakna Do’a atau ۖerdoa (ء ع ا)

ح َ ا ۚ خ ع ا ْا ع “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui ۖatas”.9

Beberapa Makna kata dakwah ( ع ا) yang terdapat pada ayat-ayat diatas bila diperhatikan maka akan ditemukan bahwa kata tersebut menunjukkan kepada satu makna yaitu: at ṭolab meminta atau mengharapkan ( ا).

Kata Yang Semakna dengan Dakwah Makna Kata

Panggilan atau Seruan (ءا ا)

An Nida‟ adalah permintaan untuk hadir dan datang baik perintah berupa perkara yang zahir atau maknawi

Memohon, Meminta atau bertanya ( ا ا)

As Sual yaitu permintaan untuk mengetahui tentang suatu perkara yang sebelumnya belum mengetahui apapun

7 Ibid., 6:40. 8 Ibid., 57: 8. 9 Ibid., 7: 55 .

4

tentangnya Motivasi atau ajakan atau sebuah

Hasutan untuk melakukan sesuatu ( ح ا)

At Tahri yaitu permintaan untuk melakukan suatu perbuatan yang tidak diinginkan oleh orang lain

Istighasah atau seruan berupa permintaan atau Permohonan ( ث غ َا)

Al Istighathah yaitu meminta untuk menghilangkan atau mengangkat musibah, bahaya yang menimpa si pemohon Seruan yang Bermakna Perintah

( أا)

Al Amr yaitu permintaan untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus dikerjakan

Do’a atau ۖerdoa (ء ع ا) Ad Dua‟ yaitu permintaan atau permohonan kepada Allah Ta‟ala

Bila didefinisakn kata Dakwah (ه ع ا) mengajak kepada Allah Ta‟ala dapat diartikan seۖagai ۖerikut: “Meminta kepada manusia (orang-orang) untuk mentaati Allah Ta‟ala dan Rasul-Nya allallahu „Alaihi Wa Sallam senantiasa berpegang teguh terhadap Syariatnya (Hukum-hukum Agama yang telah diatur oleh Allah dalam Al Qur’an dan Rasul-Nya) yakni beragama dengan agama Islam yang lurus dan murni yaitu agama yang telah dipilih oleh Allah Ta‟ala bagi makhluknya serta beramal dengan pengajaran dan panduan dari Allah Ta‟ala.

ا ا ا خ ا ا ْا ع ا ٓ “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”.10

Berpijak pada penjelasan diatas dapat dipahami bahwa hubungan antara apa yang ditujukkan pada kata kerja (ع ) menurut bahasa dan apa yang dimaksudkan pada istilah yang ditujukkan dalam Al Qur’an ( ا) menunjukkan

10

5

makna berpaling ( إا) dan berupa ajakan ( غ ا) yakni berpaling dari kejahatan dan mengajak manusia kepada jalan Allah Pencipta alam semesta. Asmuni Syukir menambahkan bahwa terdapat beberapa kata atau kalimat dalam bahasa Arab yang memiliki makna yang sama atau hampir sama dengan dakwah11, kata-kata tersebut diantaranya:

a) Tabligh artinya menyampaikan ajaran Allah dan Rasul kepada orang lain yang penyajiannya bersifat objektif dan sangat mendasar tanpa adanya unsur paksaan untuk diterima atau diikuti

b) Al Amr bi Al Ma‟ruf artinya: memerintahkan kepada kebaikan yang diperintahkan dalam ajaran Islam

c) An Nahyu An Al Munkar artinya melarang kepada perbuatan yang munkar atau perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Islam.

d) An Na ihah yaitu penyampaian dengan tutur kata yang baik dalam penyampaian pesan-pesan dakwah bertujuan dan berusaha memperbaiki tingkah laku seseorang maupun sekelompok masyarakat

e) Khiṭabah yaitu memberi khutbah atau menyampaikan nasehat-nasehat kebajikan kepada orang lain sesuai dengan perintah ajaran Islam

f) Mau‟iẓah artinya memberikan nasehat dan pelajaran yang baik kepada orang lain

g) Al Irsyad adalah upaya untuk mendorong manusia agar mau mengikuti petunjuk dengan meyampaikan kebenaran Islam, sekaligus

11

6

larangannya sehingga menimbulkan perbuatan manusia untuk mengikuti Islam.

h) Ad Di‟āyah adalah usaha untuk memprogandakan agama Islam sehingga manusia mengikuti ajaran Islam juga dapat diartikan sebagai usaha untuk menarik perhatian dan simpati seseorang terhadap suatu sikap, tindakan atau pemikiran dengan menggunakan bujukan, pujian dan lainnya

i) Wa iyyah berarti pesan atau perintah tentang sesuatu tentang kebenaran agama Islam

j) Tabsyir artinya memberi kabar berita tentang rahmat dan karunia Allah yang akan diperoleh orang-orang yang beriman

k) Tadhkirah atau Indhar artinya memberi peringatan berupa ancaman atau mengingatkan manusia agar selalu menjauh dari perbuatan yang menyesatkan dan agar selalu mengingat Allah dan mengikuti petunjuk-Nya.

l) Al Jihad artinya berjuang membela agama Allah Ta‟ala. Jihad bukan hanya berperang melawan musuh namun segala perbuatan yang bersifat mengadakan pembelaan dan melestarikan ajaran Allah Ta‟ala.

m) Al Wa‟īd adalah upaya menyampaikan kebenaran Islam yang mencakup janji dan ancaman sehingga dengannya manusia menganut ajaran tersebut atau bahkan memperjuangkannya.

7

Dengan demikian secara etimologi dakwah merupakan proses penyampaian atas pesan-pesan tertentu berupa ajakan, seruan, dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.12

b) Definisi Dakwah secara Terminologi

Dakwah meiliki definisi yang relatif banyak dan berbeda-beda diantara para ahli yang sejalan dengan dimensi dan variannya. Namun perbedaan tersebut memiliki kandungan makna yang sama dan saling melengkapi. Berikut beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

a. Makna dakwah yang terlontar dari perkataan seorang sahabat Rasulullah, Riۖ’iy ۖin ‘Amir Ath Thaqofy Ra iyallahu „Anhu kepada Rustum seorang panglima pasukan Majusi Persia sebelum terjadinya perang Qadisiyyah, tatkala ia menjawab atas pertanyaan yang diajukan Rustum kepadanya: apa yang memۖuat kalian datang kesini? Riۖ’iy

Ra iyallahu„anhu menjawaۖ: “Allah telah mengutus kami untuk

mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari peribadatan (penghambaan) terhadap sesama makhluk (hamba) kepada Ibadah (penghambaan) kepada Tuhan yang menciptakan makhluk, dari kesempitan dunia kepada keluasannya dunia dan akhirat dan dari kezaliman agama-agama kepada keadilan Islam.13

12

Ibid., 2

13

Peperangan Al-Qadisiyah terjadi pada masa kekhalifahan ‘Umar ۖin Al-Khattab radhiyallahu „anhupada tahun 14 H dari wafatnya Rasulullah. Lih. ‘Aۖdurrahman ‘Ali Al Hajjy, As Sirah An Nabawiyyah Manhajiyyah Dirasatuha Wa Isti‟radu Ahadithuha, (Damsakus: Dārul Iۖn Kathir, 1420), 36; Aۖu Ja’far At abari, Tarikh At abari: Tarikh Ar Rasul Wa Al Muluk wa ilah Tarikh

8

b. Menurut Ibnu Taimiyyah: “Dakwah kepada Allah adalah proses untuk mengajak orang beriman kepada Allah dan mempercayai dan meyakini apa yang diberitakan dan apa yang dibawa oleh Rasul-Nya serta mentaati apa yang diperintahkan oleh Rasul-Nya”.14 Ibnu Taimiyah juga berkata: termasuk dakwah kepada Allah adalah: “ajakan atau perintah kepada Allah atas setiap apa yang dicintai dan disukai Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban dan keharusan baik yang tampak ( ) maupun tersembunyi ( ). Demikian juga menjauhi larangan dari setiap apa yang dibenci dan dimurkai Allah dan Rasul-Nya baik yang tampak ( ) maupun tersembunyi ( ). Tidaklah sempurna dakwah melainkan dengan melakukan apa yang dicintai atau disukai Allah serta meninggalkan apa yang dibenci-Nya baik hal itu berupa ucapan maupun perbuatan yang tampak atau tersembunyi”.

c. Menurut Abdul Karim Zaidan: dakwah adalah panggilan kepada Allah ataupun seruan kepada agama islam.15

d. Menurut Toha Yahya Omar: dakwah islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.16

At aۖary, (Beirut: Dār At Turath, 1387), 520; Aۖu Al Fida’ Iۖn Kathir, Al Bidayah Wa Nihayah,

(t.t: Dār Hajar, 1997), 622

14

Ibnu Taimiyah, Majmu‟ Fatawa, (Riyaḍ: Marhabi Ar Riyaḍ, 1985), 157.

15

Abdul Karim Zaidan, U ul Dakwah, (t.t: t.p., t.th), 4.

16

9

e. Menurut Sudirman dalam ۖukunya “Proۖlematika Dakwah Islam di Indonesia”, yang dikutip oleh Siti Muriah dalam ۖuku “Metodologi Dakwah Kontemporer”, mendefinisikan dakwah seۖagai usaha-usaha untuk merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik bagi kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan ummat manusia untuk memperoleh keridhaan Allah Ta‟ala.17

f. Menurut M. Arifin.: Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.18

g. Samsul Munir Amin dalam bukunya Ilmu Dakwah berpendapat: Dakwah diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama Islam dan usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life

manusia sebagai objek dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik19

17

Siri Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer , (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), 4.

18

Amin, Ilmu Dakwah, 4.

19

10

Para ahli telah menyampaikan makna dakwah yang relatif banyak, dari beberapa definisi diatas nampaknya terdapat perbedaan redaksi, namun pada hakikatnya tidak menunjukkan adanya perbedaan substansi yang prinsip bila dicermati, sama-sama memaknai dakwah dengan “mengajak, menyeru, menyampaikan, memanggil”, selain itu dari masing-masing definisi tetap memiliki sisi dan titik perbedaan diantaranya beberapa ahli memaknai dakwah dengan penekanan yang berbeda terutama dalam hal materi atau pesan dakwah. Adnan bin Muhammad menyebutkan bahwa dakwah memiliki dua makna, yang pertama bahwa dakwah yang dimaksudkan adalah agama Islam itu sendiri. Kedua dakwah yang dimaksudkan adalah proses penyampaian Islam dan ajakan kepada Allah. Yaitu penyampaian dan ajakan kepada ajaran Islam berupa lisan, tulisan seperti belajar mengajar, khutbah, nasehat, seminar-seminar dan muktamar-muktamar tentang Islam dan lain sebagainya20. Samsul Munir menyimpulkan makna dakwah dalam beberapa poin berikut:

1. Dakwah adalah suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan oleh segolongan manusia dengan sengaja dan sadar21

2. Usaha dan aktivitas dakwah yang dilakukan untuk meraih dan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat22

3. Upaya dan ajakan kepada manusia untuk melakukan perbuatan yang

ma‟ruf dan mencegah manusia dari kemungkaran

20

Adnan bin Muhammad, Manhaj Ad Dakwah Al Mu‟ā iroh Fī ou‟ Al Kitab Wa Sunnah,(t.t: t.p., t.th), 60.

21

Amin, Ilmu Dakwah, 4.

22

11

4. Dakwah berupa ajakan kepada Allah Ta‟ala yaitu pemahaman terhadap Agama, sebagai bentuk. pengamalan terhadap firman Allah Ta‟ala yang terۗantum dalam Al Qur’an Surat Al A r ayat 1-3 dan Surat Yusuf ayat 108.

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”

Dan Firman-Nya:

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik"

Pemaparan makna dan definisi dakwah di atas terdapat pelajaran penting dan hikmah dibaliknya antaralain: bagi seorang pelaku dakwah terbentang dihadapannya sejumlah strategi atau jalan ( ا) dakwah demikian pula banyaknya sarana dan media ( ئ ا) dakwah yang digunakan seorang da’I dalam melakukan dakwahnya. Metode dan media dakwah mana yang sesuai dengan keadaan atau kondisi objek dakwah ( ع ا) yang dihadapinya.

2. Urgensi Dakwah di Pedalaman Papua

12

Dakwah dalam Islam menempati posisi yang sangat urgen serta merupakan asas atau pondasi utama (rukun). Allah Ta‟ala menegaskannya dalam Firman-Nya:

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik"23

Ayat ini menjelaskan betapa pentingnya dakwah sekaligus tujuan dari dakwah itu sendiri, dalam ayat ini Allah Ta‟ala memerintahkan Nabi-Nya Muhammad allallahu „Alaihi Wa Sallam menyeru dan mengajak ummatnya untuk mengikuti jalan atau agama yang diridḥai Allah Ta‟ala yaitu Islam yang dengannya akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat (berupa Surga).

ۚ إ ع أ أ

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku -cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”24

Berpijak dari apa yang telah dipaparkan diawal bab ini, dakwah diartikan sebagai suatu usaha atau upaya untuk mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia senantiasa berpegang pada ajaran Allah Ta‟ala guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak dan mempengaruhi manusia agar pindah dari situasi yang jauh dari ajaran Allah Ta‟ala menuju situasi

23Al Qur’an, 12:108.

24

13

yang sesuai dengan petunjuk Allah Ta‟ala25

. Banyak ayat dalam Al Qur’an menjelaskan urgensi dan keutamaan dakwah kepada Allah Ta‟ala antara lain:

a) Dakwah sebagai sebab Kekohan dan Pengembangan Islam

َ اَ ا ا اَ ۚ غا ا ا أ ٓ غ ا ٓ

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.26

b) Dakwah memberikan pemahaman dan membentuk keimanan yakni karena dakwah seorang hamba akan mendapatkan petunjuk sehingga mampu memurnikan keimanannya dan segala bentuk ibadah yang dilakukannya hanya kepada Allah Ta‟ala semata dan memahami hukum-hukum ajaran Islam mana yang halal dan haram serta mengetahui akan batasan-batasannya.

c) Dakwah bersifat universal yang dapat mempererat solidaritas terhadap sesama maksudnya bahwa muamalah di antara manusia menjadi lebih baik, seperti dalam hal jual beli, perjanjian, pernikahan, maupun perkara-perkara lainnya yang berkaitan dengan kemasyarakatan dan kekeluargaan

25

Amin, Ilmu Dakwah, 50.

14

d) Dakwah mampu memperbaiki akhlak manusia menjadi lebih baik, meminimalisir perbedaan pendapat dan pemahaman serta dapat menyebabkan hilangnya kedengkian dan kebencian di antara manusia e) Dengan dakwah seorang hamba akan meraih kebahagiaan dunia dan

akhirat

Allah Ta‟ala berfirman:

ص ءٓ ش ا ا ْآ ع اَ “Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”.27

Dan Firman-Nya:

ا ٓ ع جا ع أ ٓ “Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka”.28

f) Dengan dakwah manusia akan mendapatkan kasih sayangnya Allah ح اَ أ ٓ “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.29

g) Dengan dakwah senantiasa terciptanya keamanan, keselamatan dan keadilan diantara manusia

أ ٓ ْ أ ظ ْآ ْا اء ا 27 Ibid., 10: 25. 28 Ibid., 40:41. 29 Ibid., 21:107.

15

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.30

h) Dengan dakwah manusia akan mendapatkan rasa aman baik keamana terhadap jiwanya, harta dan kehormatannya bila manusia senantiasa beramal sesuai dengan ajaran Islam

ا ا ف أ ا ح ا ْا ع ْا اء ا اَ ع ٓ ْ ۚ ش ش َ ۚ أ خ ا ا

“Dan Allah telah ۖerjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.31

Kenikmatan dan pahala yang besar serta apa yang diinginkan manusia baik di kehidupan dunia dan di akhirat tak akan dapat diraih melainkan dengan jalan berdakwah. Betapa pentingnya dakwah kepada Allah Ta‟ala bahkan dakwah

30

Ibid., 6: 102.

31

16

merupakan pekerjaan penting yang diamanahkan Allah Ta‟ala kepada para Nabi dan Rasul.

ا ا ش ا ش أ ٓ ا ا ٓ .

ا جا اَ عا

“Hai Naۖi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi ۗahaya yang menerangi”.32

b. Urgensi Kewajiban Dakwah

Berpijak pada pembahasan sebelumnya bila ditinjau dari berbagai na baik dari Al Qur’an maupun Al-Hadith menunjukkan akan wajibnya berdakwah secara umum baik muslim dan muslimah, laki-laki ataupun perempuan. Kewajiban dalam hal berdakwah para ulama memiliki dua pendapat. Pendapat pertama: menyatakan ۖahwa dakwah hukumnya wajiۖ atau farḍu ‘Ain. Setiap muslim yang sudah dewasa baik laki-laki maupun perempuan, tanpa terkecuali. Apapun jabatan dan kedudukannya wajib melaksanakan dakwah. Kewajiban ini berlandaskan pada firman Allah Ta‟ala berikut:

ا أ ٓ غ ا ٓ “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”.33 Dan Firman-Nya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu”.34

Dan Sabda Rasulullah allallahu „Alaihu „Alaihi Wa Sallam: 32 Ibid., 33: 45-46. 33 Ibid., 5: 67. 34 Ibid., 16:125.

17

آ ع ا غ “Sampaikanlah walau hanya satu ayat”.35

Redaksi kata yang terdapat dalam ayat dan hadits diatas antara lain: (غ ), ( ا), (ا غ ), menunjukkan perintah, dan setiap perintah secara umum hukum asalnya adalah wajiۖ. Kaedah Ilmu u ul Fiqh mengatakan bahwa: Hukum asal dari perintah terhadap suatu perۖuatan yang terdapat di dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah menunjukkan wajibnya perbuatan tersebut.36 Kemudian Ibnu Taimiyyah menjelaskan: “Perintah Allah dan Rasul-Nya jika bersifat mutlak maka konsekuensinya ۖahwa perintah terseۖut adalah wajiۖ”.37

Secara umum kewajiban dakwah pada bab ini hukumnya adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah dimana pun ia berada baik di perkotaaan maupun pedesaan bahkan di pedalaman sekalipun yang memiliki kemampuan dan kesanggupan. Pendapat kedua: menyatakan bahwa berdakwah itu hukumnya adalah fardhu kifayah maksudnya apabila dakwah sudah disampaikan oleh sekelompok atau sebagian orang maka gugurlah kewajiban dakwah itu bagi sebagian lainnya. Hal ini berlandaskan firman Allah Ta‟ala:

ا ْا ْا ا ئٓ َ ۚ ا ٓ ْا ح ا ْآ ج

35

HR. Al Bukhari, bab Ahadith Al Anbiyā, no. 3461;lih. Al Bukhari, ahih Al Bukhari, (t.t: Dār

At uq An Najah, 1422 H).; HR. At Tirmidhi, Baۖ Al Ilmu, no. 2669, lih. Muhammad ۖin ‘Isa At

Tirmdhi, Sunan At Tirmidhi, (Mesir: Syarikah Maktabah, 1975); HR. Ahmad, 2/159, 2/202, 2/214, lih. Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal, Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal (t.t: Muassasah ar Risalah, 2001) ; HR. Ad Darimy dalam Muqaddimah. No. 542, lih. Ad Darimy, Sunan Ad Darimy,

(KSA: Dār Al Mughni, 2000).

36

Muhammad Al Amin Asy Syinqity, Mudhakirah Fī U ul Al Fiqh, (Al Madinah Al

Munawwarah: Maktaۖah Al ‘Ulūm Wa Al Hikam, 2001), 224

37

Muhammad bin Hasan Al Jizani, Ma‟ālim U ūl Al Fiqh „Inda Ahli As Sunnah Wa Al Jama‟ah,

18

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.38

Dan Firman-Nya:

ح ٓ ْ أ ۚ ع ف ٱ ع ا أ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang ۖeruntung”.39

Namun terkadang dakwah menjadi wajib hukumnya terhadap seseorang yang sebelumnya hukumnya wajib kifayah baginya dikarenakan tak ada seseorang pun yang ۖerdakwah sehingga dakwah itu akan menjadi wajiۖ ‘Ain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Hadits dari Aۖu Sa’īd Al Khudry Ra iyallahu „Anhu ia berkata, bersabda Rasulullah:

إا ف أ ع ، ع ، غ ا أ “Barang siapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika ia tidak kuasa maka dengan lisannya, jika tidak kuasa dengan lisannya maka dengan hatinya yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman”.40 38Al Qur’an, 5:122.

Dokumen terkait