• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dakwah dan Kepedulian Sosial Muhammadiyah dalam Mengembangkan Organisasinya di Binjai Mengembangkan Organisasinya di Binjai

DINAMIKA MUHAMMADIYAH DI BINJAI (1930 – 1945)

4.1. Faktor – faktor yang Mendorong Perkembangan Muhammadiyah di Binjai

4.1.1. Dakwah dan Kepedulian Sosial Muhammadiyah dalam Mengembangkan Organisasinya di Binjai Mengembangkan Organisasinya di Binjai

Sejak awal di dirikannya oleh K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah memang bertujuan sebagai Dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Seperti yang tertera pada bab sebelumnya dakwah yang dilancarkan oleh Muhammadiyah bersifat Tajdid (pemurnian). Dalam arti yang luas Tajdid disini semata – mata bukan hanya memurnikan atau memperbaharui segala perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya, melainkan ikut berperan dalam pembaharuan dalam berbagai bidang seperti pendidikan dan sosial kemasyarakatan.47

46 Wawancara: As Adinata, 1 Juni 2016. Kebun Lada, Binjai.

47Abdul Munir Mulkhan. Op.cit. hal 27.

Sejak kelahiran Muhammadiyah, konsep dakwah mengalamai perluasan makna dan cakupan. Dakwah tidak lagi sebatas dan identik dengan berceramah.

Aktivitas yang terkait dengan penyelenggaraan rumah sakit, pendidikan, panti sosial dan tentu saja aktivitas penyelenggaraan pengajian dan pengkajian serta berceramah adalah dakwah. Semua aktivitas yang dilakukan oleh Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah dakwah. Aktivitas dakwah kemudian dilembagakan dan diorganisir secara permanen oleh Muhammadiyah.48

Kepribadian Muhammadiyah menetapkan bahwa Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam, yang maksud gerakannya ialah Dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dalam segala aspek kehidupan manusia, baik sebagai perorangan maupun kepada kelompok manusia secara kolektif, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar – benarnya. Kepribadian Muhammadiyah menetapkan bahwa Muhammadiyah berjuang dalam segala bidang tanpa mengorbankan prinsip, dengan landasan dan pedomannya kembali kepada sumber pokok Agama Islam yakni Al – Qur’an dan As – Sunnah (Al – Hadist).49

Sebagai gerakan dakwah yang multidimensi, muhammadiyah senantiasa melakukan terus menerus langkah-langkah dakwah, baik secara kualitif maupun kuantitatif menuju terwujudnya cita-cita dan tujuan Muhammadiyah, yaitu

48Alwi Shihab. Membendung Arus : Respons Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia. Bandung : Penerbit Mizan, 1998. hal 105.

49Umar hasyim.Op.cit. hal 47.

masyarakat islam yang sebenar benarnya. Muhammadiyah memandang bahwa dakwah memiliki pengertian yang luas, yakni dengan tujuan untuk mengajak seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar memeluk dan mengamalkan ajaran islam kedalam kehidupan nyata.50

Dalam muatan kepribadian Muhammadiyah dinyatakan bahwa maksud Gerakan Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang yaitu Perseorangan dan masyarakat.

 Perseorangan yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu :

1. Orang yang sudah islam

-Sifat Dakwah kepada orang yang sudah Islam

Sifat dakwah yang ditujukan kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk menerima islam sebagai keyakinan, akan tetapi bersifat Tajdid dalam arti pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang dikenakan pada golongan ini adalah bersifat menata kembali amal keagamaan mereka sedemikian bersih dan murninya.

Sebagaiman yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-rasul-Nya. Tajdid terhadap amal keberagamaan umat Ijamah meliputi beberapa bidang, yaitu :

a. Akidah

Akidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan keyakinan hidup.

Pada bidang ini tekanan Tajdid yang perlu mendapat perhatian cukup serius adalah dalam bidang ajaran tauhid, seperti 3 bentuk penyakit yang ditegaskan oleh

50Maryadi, Abdullah Aly (Ed). Muhammadiyah dalam Kritik. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2001. hal 23.

Muhammadiyah, yaitu Syirik, Bid’ah, Khurafat. Contohnya adalah : memakai kalung/benang penangkal bala (syirik), masih mempercayai faham animisme dan dinamisme (khurafat).

b. Akhlaq

Tajdid dalam bidang Akhlaq adalah berupa mendidik dan mendayakan sikap

hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut menuntun untuk melepaskan diri dari sikap dan kebiasaan hidup yang tercela dan menjijikan.Dalam matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah dinyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.

c. Ibadah

Tajdid dalam bidang ibadah terhadap orang yang sudah islam adalah

menuntunkan ibadah sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan/perubahan dari manusia (bid’ah).

d. Muamalat Duniawiyat

Tajdid dalam bidang Muamalat Duniawiyat ini adalah dalam bentuk

membimbingkan, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.

2. Orang yang belum islam

-Sifat dakwah kepada orang yang belum islam

Dakwah kepada orang yang belum islam adalah merupakan ajakan, seruan dan panggilan yang bersifat menggembirakan, menyenangkan atau tabsyir. Adapun tujuan utamanya adalahagar mereka bisa mengerti, memahami ajaran Islam, dan kemudian mau menerima Islam sebagai agamanya, dilakukan dengan menunjukkan Mahasinul-Islam (keindahan islam) dengan keterangan-keterangan dan tingkah

laku (contoh teladan) serta tanpa paksaan.Dakwah terhadap orang yang belum islam hendaknya lebih dikedepankan Islam dari sisi yang menggembirakan, yang ringan-ringan, yang dapat menimbulkan kesan bahwa sesungguhnya beragama islam itu ternyata mudah dan menggembirakan, bukan menambah beban dan tidak akan menimbulkan kesusahan dan kesulitan.51

 Masyarakat

Pada kategori ini sifat dakwah yang digerakkan muhammadiyah berbeda-beda disesuaikan dengan karakter, situasi dan kondisi masing-masing. Langakah – langkah Muhammadiyah dalam berdakwah terkesan modern pada zamannya, seperti yang tertulis di atas bahwa dakwah yang dilancarkan Muhammadiyah tidak semata – mata hanya ceramah dan kegiatan pengkajian – pengkajian melainkan mencakup bidang – bidang seperti pendidikan, sosial kemasyarakatan dan sosial keagamaan dengan kata lain seluruh aktivitas dan amal usahanya merupakan manifestasi dakwah belaka.

51Djamaluddin Ahmad Al Buny. Op.cit. hal 75 - 76.

Dengan caranya yang khas, Muhammadiyah melaksanakan Dakwah amar ma’ruf nahi munkar di seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik kepada

perseorangan maupun kepada kelompok masyarakat.52

Gerakan Dakwah yang dilangsungkan oleh Muhammadiyah didukung pula oleh Organisasi pendukung yang dinaungi oleh Muhammadiyah seperti; Aisyiyah (gerakan perempuan Muhammadiyah yang tentunya tetap berasaskan Islam), Nasyitul Aisyiyah (perkumpulan para kaum muda putri yang tertarik dengan Dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang dilakukan Muhammadiyah), IPM (Ikatan Pemuda

Muhammadiyah, yang merupakan wadah pengkaderan bagi pemuda – pemuda anggota keluarga Muhammadiyah ataupun yang tertarik dengan Muhammadiyah), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (perkumpulan para pelajar Muhammadiyah), Tapak Suci Muhammadiyah (perguruan pencak silat Muhammadiyah) dan Hizbul Wathan (organisasi kepanduan, seperti pramuka saat ini) atau yang dikenal sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, yang tentunya ikut berperan penting dalam pengkaderan Muhammadiyah dan pengembangan usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan, keagamaan dan kemasyarakatan.53

Hal ini tergambar pula pada Organisasi Muhammadiyah yang berdiri di Binjai pada tahun 1930, kegiatan Dakwah yang dilangsungkan Muhammadiyah di Binjai terus berjalan dimulai dari awal berdirinya baik secara perorangan maupun organisasi

52Umar hasyim.Op.cit. hal 58.

53Mukhaer Pakkana & Nur Ahmad. Muhammadiyah Menjemput Perubahan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005. Hal 47.

yang tentunya sesuai dengan kepribadian yang telah ditetapkan oleh Muhammadiyah.

Namun kegiatan Dakwah Muhammadiyah di Binjai tidak semata – mata hanya berbentuk kegiatan tabligh dan ceramah pengajian saja. Terbukti setelah beberapa tahun Muhammadiyah Binjai berdiri, Muhammadiyah mulai mendirikan sekolah – sekolah agama seperti sekolah Woestho Muhammadiyah dan Madrasah Mualimin / Mualimat yang tujuan dan harapannya juga tidak terlepas dari kegiatan dakwah Muhammadiyah.

Kemudian pada tahun – tahun berikutnya semakin bertambah dan merambah bidang lainnya seperti bidang sosial kemasyarakatan dan sosial keagamaan tentunya.

Dakwah Muhammadiyah di Binjai juga didukung organisasi otonomnya yaitu Aisyiyah yang berdiri sekitar tahun 1933, yang bergerak pada lingkungan masyarakat khususnya wanita dalam bentuk kegiatan pengajian – pengajian dan juga kegiatan – kegiatan sosial seperti menyantuni fakir miskin dan anak –anak yatim, di Binjai pertama kali anggota Aisyiyah adalah para Istri – istri dari anggota Muhammadiyah Binjai.54

Sebagaimana sebuah organisasi yang baru diperkenalkan tentunya mendapat berbagai tanggapan baik positif maupun negatif. Dakwah yang dilangsungkan Muhammadiyah di Binjai tidak serta – merta langsung diterima oleh masyarakat Binjai, bahkan pernah sekali terjadi kasus pembunuhan terhadap anggota Muhammadiyah di Binjai.

54 Wawancara: Sufriadi Hasan Basri. Kuala Madu, Langkat. 24 Mei 2016.

Dokumen terkait