• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORITIS

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yakni berasal dari kata “da‟aa-yad‟uu-da‟watan” yang berarti seruan, ajakan, dan panggilan.49 Dilihat dari kosakatanya, kata dakwah merupakan bentuk kata benda (isim), dalam pengertiannya, karena diambil (musytaq) dari fi‟il muta‟addi, mengandung nilai dinamika, yakni ajakan, seruan, panggilan, permohonan. Seruan dan panggilan ini dapat dilakukan suara, tulisan, atau perbuatan.50

48

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 260-270. 49

Muhammad Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah. 1990), h. 127.

50

Abu Al-Husain Ahmadi ibn Faris, Mu‟jam Maqayis al-Lughah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1979), h. 279.

Dalam buku Ensiklopedi islam, kata dakwah diartikan dengan menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan meuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan mugkar sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.51 Secara terminologi, dakwah memiliki arti yang beragam dari para ahli. Berikut pengertian dakwah menurut para ahli:

a) Menurut Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA dakwah bukan hanya penyampaian kata-kata semata, tetapi juga moralitas dan perilaku. Melakukan dakwah berarti memberi contoh dan teladan secara terus-menerus kepada masyarakat yang didakwahi.52

b) Menurut Prof. Dr. Hamka, dakwah adalah seruan dan panggilan untuk menganut suatu pendirian yang pada dasarnya berkonotasi positif dengan substansinya terletak pada aktivitasnya yang memerintahkan amar ma‟ruf nahi munkar.53

c) Menurut Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah memotivasi manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka berbuat

ma‟ruf dan melarang mereka dari perbuatan munkar, agar mereka mendapat kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.54

d) Menurut Ahmad Ghalwusy, dakwah adalah menyampaikan pesan Islam kepada manusia di setiap waktu dan tempat dengan berbagai metode dan

51

Siti Uswatun Khasanah, Berdakwah dengan jalan debat antara muslim dan non muslim. (Purwokerto : STAIN Purwokerto Press, 2007), h. 25.

52

Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, h. 230. 53

Hamka, Pelajaran Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1956), h. 233. 54

Ali Mahfudz, Hidayah al-Mursyidin, Terjemahan Chodijah Nasution (Yogyakarta: Tiga A, 1970), h. 17.

media yang sesuai dengan situasi dan kondisi para penerima pesan dakwah.55

Dari beberapa definisi tentang dakwah di atas, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah menyampaikan pesan Islam kepada manusia, baik lisan maupun tulisan dengan cara menyeru, memotivasi, dan memberi contoh dalam bentuk perilaku kepada mereka secara terus-menerus, untuk melakukan kebaikan (ma‟ruf) dan menjauhi perbuatan mungkar (munkar), agar selamat di dunia dan akhirat.

Dakwah memiliki setidaknya 3 unsur penting di dalamnya dari sekian banyak masukan dari para ahli, yaitu dai (subjek dakwah), mad‟u (objek dakwah), dan pesan dakwah. Dai adalah adalah bentuk (isim fa‟il) dari kata

da‟a,yang berarti orang yang menyeru, sering kali disebut juga mubalig karena proses menyeru tersebut juga merupakan proses penyampaian atas pesan-pesan tertentu. Dai sebagai subjek dakwah atau komunikator memiliki dua pengertian sebagai berikut:

a. Secara umum, dai adalah setiap muslim yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat sebagai penganut Islam, berdasarkan pada hadis Rasul saw. “Ballighu „anni walau ayat.”

b. Secara khusus, dai adalah mereka yang mengambil keahlian khusus dalam dakwah dengan kesungguhan luar biasa dan qudrah hasanah.56

2. Pesan Dakwah

Pesan dakwah dalam komunikasi disebut sebagai message (pesan).57 Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator

55

Ahmad Ghalwusy, Al-Da‟wah al-Islamiyah, (Kairo: Dar al-Kutub al-Mishr, 1987), h. 10-11.

56

kepada komunikan, baik berupa bahasa, isyrat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan perasaan atau ide komunikator kepada komunikan.58

Pesan dalam ajaran Islam adalah perintah, nasihat, permintaan, dan amanah yang harus disampaikan kepada orang lain. Sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Al-Hadis baik secara lisan maupun tulisan.59 Oleh sebab itu, apabila sebuah pesan dakwah bertentangan Al-Qur‟an dan Al-Hadis, tidak dapat dikatakan sebagai pesan dakwah. Kategorisasi pesan dakwah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga jenis pesan dakwah, yaitu, akidah, syariah, dan akhlak,60 sebagai berikut:

a) Akidah

Akidah Islam disebut dengan Tauhid dan merupakan pokok kepercayaan agama Islam. Dalam Islam, akidah merupakan I‟tiqadh

Bathiniyyah yang mencakup keyakinan-keyakinan dalam rukun iman. Di

dalamnya bukan hanya menjelaskan apa yang wajib diyakini, akan tetapi juga meliputi larangan akan sesuatu yang bertentangan di dalamnya, contohnya sesuatu yang wajib kita yakini adalah salah satu sifat yang wajib bagi Allah Qidam (terdahulu), maka kita dilarang dan haram hukumnya untuk meyakini sifat yang berlawanan dari Qidam yaitu Huduts (baru).61 Adapun isinya meliputi:

57

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 88. 58

Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994), cet. Ke-8, h. 18.

59

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 43. 60

Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 332. 61

1) Iman kepada Allah swt.

2) Iman kepada malaikat-malaikat Allah swt. 3) Iman kepada kitab-kitab Allah swt.

4) Iman kepada rasul-rasul Allah swt. 5) Iman kepada hari akhir (kiamat)

6) Iman kepada Qadha dan Qadar Allah swt. b) Syariah

Secara etimologi, syariah berasalah dari bahasa Arab yang berarti jalan. Secara terminologi, syariah adalah ketentuan atau aturan dari Allah swt. untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah swt. dan untuk mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia. Syariah adalah sesuatu yang harus dilakukan setelah keimanan, yaitu merealisasikan amal baik dalam kehidupan sehari-hari sesuai perintah Allah swt.62 Adapun isinya meliputi:

1) Ibadah meliputi apa yang ada dalam rukun Islam, yaitu, shalat wajib, puasa, zakat, dan pergi haji jika mampu.

2) Muammalah meliputi semua hubungan sosial manusia dengan sesame manusia lainnya, yang sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadis, agar tercipta hubungan yang harmonis dan kerukunan antar sesama. Di dalamnya mengatur hal-hal yang berkaitan dengan, ekonomi, politik, sosial, hukum, budaya, dan sebagainya.63

62

E. Hasan Saleh, Studi Islam di Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, (Jakarta: ISTN, 2000), h. 55.

63

c) Akhlak

Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu bentuk jamak dari khuluqun, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga menjadi sebuah kepribadian.64 Akhlak terbagi menjadi dua menurut sifatnya, akhlak mahmudah (terpuji), dan akhlak

madzmumah (tercela).

Dokumen terkait