• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Berdirinya Credit Union Ora Et Labora 1985-1995

4.2. Dalam Bidang Sosial

4.2.1. Kepedulian Sosial

Kehidupan sosial masyarakat yang berada di Tanah Karo selalu mementingkan hidup saling membantu dan saling ketergantungan berdasarkan ikatan-ikatan kekeluargaan. Tampak jelas perbedaan antara kelompok sosial dengan kelompok keluarga (ayah, ibu dan anak). Perbedaan ini antara individu dengan individu yang lain tergambar dari marganya. Tetapi mereka akan disebut keluarga, karena setiap individu yang tidak saling mengenal dapat menjadi sebuah keluarga dihubungkan melalui tutur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa solidaritas dan tingkat kepedulian masyarakat di Karo cukup tinggi.

Hubungan kekeluargaan juga dapat terjalin dari garis keturunan atau perkawinan, setiap masyarakat saling bergantung baik dari perkawinan atau karena ikatan marga. Kegiatan-kegiatan ini saling bergantung dan saling membutuhkan, dan hal inilah yang membuat masyarakat saling berinteraksi dan menjadi lebih dekat serta dapat saling merasakan sukacita dan dukacita. Kegiatan-kegiatan yang sering mereka datangi misalnya pernikahan, perkawinan, kematian dan kelahiran serta

upacara-upacara keagamaan. Setiap masyarakat memiliki bagian-bagiannya tergantung hubungan dengan marga dan kedekatan emosional. Bagian tersebut terdiri dari kalimbubu, anak beru dan senina, ketiga bagian tersebut merupakan suatu hal pokok didalam suatu kegiatan seperti pesta pernikahan. Dari bagian-bagian tersebut nampak suatu gotong royong yang begitu mantap, mereka saling mengisi untuk kepentingan bersama.

Sejak belum berdirinya credit union di Desa Bukit tersebut telah ada begitu banyak rasa saling tolong menolong dan gotong royong ditengah-tengah masyarakat. Sehingga tidak sulit untuk menumbuhkan kepercayaan antar anggota dan menggerakkan rasa solidaritas. Dan untuk menggerakkan anggota untuk lebih tanggap terhadap situasi masyarakat yang mengalami bencana atau kemalangan adalah merupakan aktualisasi dari solidaritas dan tanggungjawab sosial yang sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ada didalam credit union. Bersama-sama anggotanya, credit union dapat menggalang solidaritas untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Begitu juga Credit Union Ora Et Labora yang ada di Desa Bukit, mereka juga berusaha untuk meningkatkan hubungan sosial antar anggota, setelah mereka mampu meningkatkan ekonomi anggota-anggotanya, hal untuk meningkatkan persatuan yang erat antar anggota juga tidak kalah pentingnya. Peningkatan hubungan sosial antara anggota dan masyarakat dapat disalurkan melalui bantuan secara materil maupun secara moril.

Bagi anggota yang mengalami suatu kemalangan misalnya ada anggota keluarganya yang meninggal atau sakit, maka pihak credit union akan memberikan

santunan berupa uang sejumlah Rp 200.000,-, disini mereka tidak hanya mendapatkan bantuan moril tetapi juga bantuan materil. Begitu juga untuk anggota yang mengadakan suatu pesta pernikahan, memasuki rumah baru maupun ingin melahirkan akan diberi santunan uang dengan jumlah Rp 150.000,-. Tetapi bila anggota yang meninggal memliliki hutang/pinjaman kepada Credit Union Ora Et Labora maka pihak dari keluarga yang meninggal wajib membayar pinjaman tersebut. Terkecuali semua anggota keluarganya tidak ada lagi (meninggal) maka akan dilakukan pemutihan ( penghapusan segala utang) oleh pihak koperasi kredit.

Dari sikap kebersamaan ini maka Credit Union Ora Et Labora Desa Bukit semakin maju, kebersamaan ini semakin kuat. Walaupun mereka juga sudah cukup menjunjung kebersamaan dari beberapa peraturan desa yang mewajibkan mereka secara bersama-sama saling membantu, diantaranya melalui gereja, perkawinan, kematian dan kelahiran . Di gereja selalu diajarkan bahwa hak serta kewajiban setiap orang adalah sama, tidak ada yang membedakan antara yang miskin atau kaya, atau yang cakap berbicara atau tidak, semua sama dihadapan Tuhan. Maka kehidupan sosial masyarakat yang ada di Desa Bukit tersebut patut menjadi teladan bagi masyarakat-masyarakat yang lainnya begitu kompak dan seia sekata untuk kemajuan bagi desa mereka.

4.2.2. Pendidikan

Dalam membangun dunia pedesaan tidak hanya melalui peningkatan hasil pertanian saja, melainkan ada hal lain yang juga tidak kalah pentingnya. Jika kita lihat pada kenyataannya bahwa pendidikan juga merupakan salah satu cara didalam mengembangkan perkembangan desa. Hal ini terbukti ketika mewawancarai masyarakat yang ada di Desa Bukit tersebut, mereka menyatakan bahwa setiap kegiatan pertanian yang mereka lakukan untuk mendapatkan hasil yang lumayan, tidak hanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup tetapi juga mereka seakan-akan terdesak dari adanya tuntutan diluar kebutuhan primer, yaitu untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.

Sebagai bahan perbandingan yaitu ketika pada tahun 1965, masyarakat yang ada di Desa Bukit tersebut belum terlalu memikirkan untuk pendidikan. Dengan kata lain bahwa ketika mereka bertani dan mendapatkan hasil dari pertanian tersebut mereka hanya menggunakanya untuk kebutuhan hidup. Para generasi muda tidak terlalu penting untuk mengikuti pendidikan atau untuk belajar. Biaya-biaya untuk pendidikan belum terpikirkan, karena pemikiran yang kolot dan perkembangan pergaulan hanya sebatas antar kampung. Namun dengan kemajuan mekanisme pertanian maka pendidikan sudah semakin terasa penting serta sudah menyusup ke tengah-tengah masyarakat petani. Maka nampak sebuah perubahan terhadap pola pikir dan pola hidup masyarakat petani di Desa Bukit tersebut.

Dari situasi tersebut maka didalam setiap keluarga selalu mengusahakan hasil pertanian misalnya tanaman jeruk untuk menanggulangi biaya untuk sekolah anaknya. Mereka berlomba-lomba untuk meningkatkan hasil pertanian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan primer tetapi juga untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Mereka berinvestasi atau menyimpan uang mereka dalam bentuk tanah dan emas. Mereka kelihatan lebih mementingkan pendidikan anaknya di banding apapun seperti kemewahan hidup. Seperti contoh ketika mereka bertemu dengan kerabat pada suatu acara maka hal utama yang ditanyakan adalah berapa anaknya sekolah, bukan berapa mobil, rumah atau kekayaan mereka. Dapat kita lihat dari jumlah pelajar sekolah dasar sampai perguruan tinggi pada tahun 1980 mencapai 414 orang.

Pendidikan merupakan pilar kekuatan dari credit union, disamping dua pilar lain yaitu swadaya dan solidaritas. Melalui pendidikan, setiap anggota yang ada di credit union dapat membangun kesadaran untuk tanggap terhadap segala situasi yang ada. Selain itu, melalui pendidikan yang ada di credit union setiap anggota mengetahui potensi dirinya, bagaimana cara mengelola pendapatan untuk masa depan keluarganya, dan juga kritis terhadap kondisi yang ada di credit union serta dapat merasakan kebahagian tanpa ketakutan, tanpa kebohongan dan juga tanpa lepas tanggung jawab.

Begitu juga masyarakat Desa Bukit yang merasakan bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Disamping mereka berusaha untuk menuntut ilmu ketika mau menjadi anggota dari koperasi kredit, mereka juga berlomba-lomba untuk meningkatkan taraf kehidupan melalui menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah

yang lebih tinggi dan lebih baik lagi. Namun untuk menuntut ilmu dalam pendidikan formal tidaklah mudah dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk modal dalam meningkatkan pertanian maka mereka harus memiliki uang yang lebih agar mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka. Jika untuk memenuhi kebutuhan saja mereka tidak sangggup, bagaimana mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang lebih baik.

Namun setelah Credit Union Ora Et Labora ini berdiri pada tahun 1985, maka semua anggota yang mayoritas adalah orang karo dan bertani, sudah dapat bernafas lega, karena selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan modal untuk bertani, mereka juga dapat menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang lebih baik bahkan dapat ke jenjang sarjana (perguruan tinggi). Hal ini sangat berbanding terbalik sebelum Credit Union Ora Et Labora ini berdiri, dimana banyak anak-anak dari Desa Bukit tersebut berhenti sekolah karena kekurangan biaya. Dengan adanya Credit Union Ora Et Labora ini maka segala struktur kehidupan berubah, para masyarakat (anggota) yang kebanyakan adalah para petani tidak ragu untuk menyekolahkan anaknya. Dengan adanya sistem peminjaman dari Credit Union Ora Et Labora tersebut maka para masyarakat tidak takut untuk biaya pendidikan sekalipun hasil dari pertanian tidak seperti yang mereka harapkan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan di atas, penulis dapat menyimpulkan tentang peranan perempuan didalam perkembangan Credit Union Ora Et Labora terhadap kehidupan masyarakat Desa Bukit dari tahun 1985-1995 yaitu sebagai berikut:

1. Masyarakat di Desa Bukit kesulitan mencari modal untuk meningkatkan produksi pertaniaan dan untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Masyarakat khususnya perempuan tidak secara keseluruhan diijinkan untuk memegang kendali didalam rumah tangga terutama dalam permasalahan uang. Sehingga menambah kesulitan didalam mengatur uang, seperti yang diketahui bahwa didalam sebuah keluarga pada umumnya perempuan yang memegang kendali dalam mengatur keuangan keluarga. Untuk menanggulangi masalah pemenuhan modal, masyarakat saling meminjam namun cara ini tidak terlalu efektif. Hal inilah yang melatarbelakangi berdirinya Credit Union Ora Et Labora Desa Bukit pada tahun 1985. Pendirian credit union ini memiliki tujuan untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan di pedesaan serta menyejahterakan masyarakat khususnya anggotanya.

2. Pengurus adalah orang yang telah dipilih dan ditugaskan anggota untuk memimpin dan melaksanakan organisasi credit union. Yang dipilih menjadi seorang pengurus adalah orang-orang yang memenuhi persyaratan seperti seorang perempuan, sudah menjadi anggota (syarat menjadi anggota diantaranya sudah mengikuti pendidikan credit union, berkelakuan baik, jujur, rajin bekerja, dan segala ketentuan yang sudah diputuskan di rapat anggota), rajin menabung, cinta terhadap credit union, memiliki pengertian tentang falsafah credit union dan tata kerja credit union serta memiliki umur 25-55 tahun. Sebelum melakukan tugas kewajibannya maka para pengurus harus terlebih dahulu mengucapkan janji/sumpah sesuai dengan keputusan rapat anggota. Masa jabatan pengurus berlangsung selama tiga tahun, namun masih dapat dipilih kembali pada priode selanjutnya dalam rapat anggota. Credit Union Ora Et Labora terdapat empat bagian struktur yaitu: ketua, wakil ketua, bendahara dan sekretaris, yang masing-masing mempunyai fungsi, hak, dan kewajiban masing-masing. Namun bagian-bagian ini saling terkait dan saling mendukung serta memiliki hubungan timbal balik yang istimewa, sehingga diantara mereka akan saling membutuhkan demi perkembangan Credit Union Ora Et Labora kearah yang lebih maju. Semakin bertumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap Credit Union Ora Et Labora tersebut dan semakin banyak masyarakat yang menjadi anggota, mengakibatkan credit union tersebut menjadi semakin berkembang dan maju. Karena dengan menjadi anggotanya maka permasalahan kekurangan modal dapat ditanggulangi, bahkan hasil dari produksi pertanian semakin meningkat. Masyarakat dapat

berkonsentrasi hanya untuk menanggulangi permasalahan hama dan penyakit pada tanaman dan strategi didalam penjualannya ke pasar-pasar, tidak perlu terlalu memusingkan tentang modal pertanian. Dengan demikian permasalahan permodalan dapat ditanggulangi dan dapat meningkatkan hasil serta mutu produksi dari pertanian mereka.

3. Credit Union Ora Et Labora Desa Bukit merupakan suatu lembaga usaha yang memiliki manfaat, terutama terhadap para anggota-anggotanya khususnya dalam menjalani kehidupan sosial ekonominya dengan lancar. Serta untuk meningkatkan kesadaran masyrakat khususnya perempuan tentang pentingnya memanagemenkan keuangan yang efektif dan efisien sebagai sebuah cara untuk memanagemen kehidupan pada saat ini. keadaan ini membuat seluruh masyarakat yang ada di desa Bukit untuk semakin memaknai arti hidup dan memakai asas kesederhanaan dan berasaskan kekeluargaan, sehingga antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya timbul rasa persaudaraan dengan sesamanya dan menjadi semakin disiplin didalam menggunakan dan mengatur keuangannya.

5.2 SARAN

1. Bagi Credit Union Ora Et labora :

a. Agar pihak credit union lebih meningkatkan pelayanannya berupa pendidikan dan konsultasi, sehingga mereka dapat lebih mendukung peningkatan sumber daya manusia dan credit union dapat menjadi suatu lembaga yang memberikan solusi dan dapat lebih memberdayakan sumber daya manusia. b. Semoga pihak credit union semakin menambah fasilitas-fasilitas untuk

mengatur keuangan dan memberikan kemudahan demi kenyamanan para anggota.

2. Bagi petani :

a. Semoga para petani dapat memanfaatkan peminjaman modal kepada koperasi kredit untuk kebutuhan dalam meningkatkan produksi pertanian dan semakin menambah pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

b. Semoga para petani dapat memanfaatkan dan mengikuti setiap pendidikan yang diberikan oleh koperasi kredit untuk pengembangan kualitas kemampuan pertaniannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwilaga, Anwas, Ilmu Usaha Tani, Bandung: Alumni, 1975.

Bukit, Elieser. “Kondisi Sosial Dalam Perkembangan Sistim Pertanian Tahun 1960-1982 Pada Masyarakat Petani Desa Bukit”. Medan Fakultas Sastra USU, 1984.

Dirdjosisworo, Soedjono, Megawati Dalam Babar Sejarah Pemimpin Perempuan Indonesia, Bandung: Mandar Maju,1999.

Firdaus, Muhammad dan Agus Edhi Susuanto, Perkoperasian, Sejarah, Teori & Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.

Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: Ul Press, 1985.

Mubyarto, dan Edy Suandi Hamid, Kredit Pedesaan di Indonesia,Yogyakarta: BPFE, 1986.

Murniati P., A. Nunuk, Getar Gender, Magelang: Indonesiatera,2004.

Nasution, Muslimin, Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk Agroindustri, Bogor: IPB Press,2002.

Saldadyo, Harry, Kredit Untuk Rakyat Dari Mekanisme Arisan Hingga BPR,

Bandung: Akatiga 1994.

Sembiring, Odoranta. “Sejarah Dan Perkembangan Koperasi Credit Union Gunanta Ras Desa Namo Rambe”. Medan Fakultas Sastra USU, 2010.

Simanjuntak, Derni. “Perkembangan Credit Union Satolop Di Kelurahan Pasar Siborongborong (1975-2005)”. Medan Fakultas Sastra USU, 2010.

Sinungan, Muchdarsyah, Dasar-Dasar Kredit dan Teknik Managemen Kredit,

Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Suyatno, Thomas, dkk, Dasar-Dasar Perkreditan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Tan, Mely G, Perempuan Indonesia Pemimpin Masa Depan ?, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

T.O Ihromi, dan Maria Ulfah Subadio, Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia,

Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Pres, 1994.

W.Pranoto, Suhartono, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu,2010

Arsip dan Laporan Resmi

Kantor Credit Union “Ora Et Labora” Desa Bukit, Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Koperasi Kredit (Credit Union). Desa Bukit Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, 1985.

Laporan pertanggungjawapan pengurus dan pengawas Credit Union Ora Et Labora, tahun 1985-1995.

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Birma Ginting

Usia : 48 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Sekretaris Desa Bukit ( 2002-sekarang) 2. Nama : Dalin Ukur Sembiring

Usia : 45 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Ketua badan pengawas (2006-sekarang) 3. Nama : Katarina Karo Sekali

Usia : 60 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Ketua koperasi ( 1991-2008) 4. Nama : Katarina Sembiring Milala

Usia : 51 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Anggota koperasi kredit 5. Nama : Layni Karo Sekali

Usia : 60 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

6. Nama :Lindawati Sembiring

Usia : 33 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Anggota sekretaris pendidikan (2006-sekarang) 7. Nama : Mitra Frenna Sembiring

Usia : 33 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Anggota panitia kredit (2006-sekarang) 8. Nama : Pasu Sembiring

Usia : 65 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Anggota pelayan pimpinan ( 1991-1994)

9. Nama : Permata Tarigan

Usia : 46 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Bendahara (2006-sekarang)

10.Nama : Pt.Afrida Sembiring

Usia : 49 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Bendahara (1985-1995), ketua koperasi (2009-sekarang)

11.Nama : Pt.Asmani Sembiring

Usia : 59 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Wakil ketua koperasi (1985-1991)

12.Nama : Pt. Dasar Bukit, SH

Usia : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Kepala Desa Bukit (2008-sekarang)

13.Nama : Pt.Morianna Sinuhaji

Usia : 36 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Sekretaris (2006-sekarang)

14.Nama : Suai Arih Sembiring

Usia : 46 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

Keterangan : Anggota koperasi kredit 15.Nama : Terang Malem Sembiring

Usia : 35 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Desa Bukit Pekerjaan : Bertani

LOGO CREDIT UNION “ORA ET LABORA” DESA BUKIT KECAMATAN TIGA PANAH

Dokumen terkait