• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam penulisan modul juga harus diperhatikan hal-hal

Dalam dokumen 180_draft Pedoman Penulisan Modul (Halaman 32-38)

BAB IV. SISTEMATIKA PENULISAN MODUL

B. Dalam penulisan modul juga harus diperhatikan hal-hal

a. Pengorganisasian dalam penampilan modul

 Tampilkan bagan, tabel, diagram, gambar yang mendukung isi modul.

 Urutan dan susunan yang sistematis.

 Tempatkan naskah, gambar dan ilustandarasi yang menarik.

 Antar bab, antar sub bab dan antar paragraf dengan susunan dan alur yang mudah dipahami.

 Judul, sub judul (kegiatan belajar), dan uraian yang mudah diikuti.

b. Daya Tarik

 Mengkombinasikan warna, gambar (ilustandarasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

 Menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustandarasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.

 Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta diklat lebih tertarik untuk mengerjakannya.

 Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca, hurufnya Arial 12 atau disesuaikan.

 Jarak Baris

a. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.

b. Kutipan langsung, judul dan isi tabel, gambar dan daftar pustaka diketik 1 spasi.

c. jarak bab ke subbab atau teks adalah 4 spasi.  Batas Tepi

a. Tepi atas: 4 cm b. Tepi bawah: 3 cm c. Tepi kiri: 4 cm d. Tepi kanan: 3 cm

e. Alinea baru dimulai 1 cm dari batas tepi kiri  Perbandingan huruf yang proporsional.

 Penggunaan huruf kapital sesuai dengan EYD atau kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar.

d. Ruang (spasi kosong)

Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa teks atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul.

e. Naskah dan Penggandaan 1. Naskah Modul

Naskah modul dibuat di atas kertas HVS 70/80gr/m2 dan bolak-balik dengan ukuran kertas F4.

2. Sampul dan Jilid.

Sampul modul menggunakan hardcover. 3. Jumlah Penggandaan.

Modul digandakan sesuai dengan kebutuhan.

f. Penulisan Tabel dan Gambar 1. Tabel

a) Judul tabel diletakkan simetris di atas tabel. Jarak judul tabel ke tabel adalah 2 spasi, sedangkan jarak teks dalam tabel adalah 1 spasi. Ukuran huruf dalam tabel dapat disesuaikan.

b) Tabel diletakkan di antara naskah, tetapi dapat diletakkan pada halaman tersendiri. Jarak naskah ke judul tabel dan tabel ke naskah adalah 2 spasi.

c) Sedapat mungkin dihindari pemenggalan tabel. (Contoh penulisan tabel ada di lampiran).

2. Gambar

a) Yang termasuk gambar adalah bagan, grafik, peta dan foto.

b) Gambar diletakkan di antara naskah, tetapi dapat diletakkan di satu halaman tersendiri. Jarak naskah ke judul gambar dan gambar ke naskah 2 spasi.

c) Judul gambar diletakkan simetris di atas gambar dan keterangan gambar diketik di dalam gambar tidak di halaman lain.

Jika tabel dan gambar berasal dari sumber eksternal, perlu disebutkan sumbernya di bagian bawah tabel dan/atau gambar, dengan cara penulisan sebagai berikut (terdapat pada lampiran)

g. Penulisan Catatan Kaki dan Kutipan 1. Catatan Kaki

a) Penulisan catatan kaki diperkenankan dengan tujuan memberikan keterangan yang mungkin diperlukan untuk memperjelas suatu kalimat dalam naskah.

b) Penulisan catatan kaki dilakukan dengan jarak 1 spasi, menjorok 1 cm dari tepi kiri dan ditulis dengan ukuran huruf 9 pt Arial.

c) Dengan adanya penggunaan metode penulisan sumber acuan dalam naskah, maka catatan kaki tidak lagi digunakan sebagai tempat mencantumkan acuan yang ditulis dalam naskah.

2. Kutipan

a) Kutipan dalam bahasa asing ditulis miring (italic) dan tidak diterjemahkan.

b) Kutipan langsung yang tidak lengkap (elips), bagian yang tidak dimunculkan dalam kutipan adalah bagian yang tidak relevan dan tidak berpengaruh jika dihilangkan.

1). Jika bagian yang dibuang adalah bagian depan/awal, maka mulailah kutipan tersebut dengan tiga titik.

2). Jika yang dihilangkan adalah bagian tengah, berikan tiga titik sebagai pengganti bagian tengah yang dihilangkan tersebut.

3). Jika bagian yang dibuang adalah bagian belakang atau bagian akhir, maka akhiri kutipan tersebut dengan empat titik: tiga titik pertama menunjukkan bagian yang dibuang dan satu titik sisanya menunjukkan tanda baca penutup.

c) Kutipan langsung yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis sebagai berikut:

1) Tersendiri, tidak masuk ke dalam kalimat.

2) Menjorok ke dalam 1 cm dari marjin kiri, dan jika awal kutipan tersebut adalah awal suatu alinea, maka baris pertama kutipan dimulai dari 1,5 cm dari marjin kiri.

3) Dengan jarak baris 1 spasi.

d) Kutipan langsung yang kurang dari lima baris ditulis dalam tanda petik menyatu dengan teks.

BAB VI

PROSEDUR PENULISAN MODUL

A. Prosedur Penulisan Modul a) Jalur Prioritas:

1. Jalur Prioritas bagi widyaiswara di Pusdiklat:

1) Kepala Pusdiklat menentukan judul modul sesuai dengan program pusdiklat;

2) Penulis modul diusulkan oleh subbidang kurikulum, mata diklat berdasarkan data base kesanggupan widyaiswara dari subbidang tenaga pengajar;

3) Kapusdiklat menerbitkan surat tugas untuk Widyaiswara sekaligus menunjuk narasumber (dari instansi pengguna/universitas/pakar di bidangnya).

4) Widyaiswara atau tim yang ditunjuk mengajukan outline modul kepada Kepala Pusdiklat yang selanjutnya disampaikan kepada narasumber untuk mendapatkan masukan dan atau rekomendasi. 5) Berdasarkan outline yang telah disetujui, Widyaiswara/tim

melakukan penyusunan modul

6) Modul disusun selama 4 bulan setelah outline disetujui.

7) Modul yang telah selesai disusun harus diseminarkan sebelum mendapatkan penilaian

8) Pusdiklat memfasilitasi secara formal kebutuhan pencarian data/materi modul dan pelaksanaan seminar atas modul yang telah selesai disusun.

2. Jalur Prioritas bagi widyaiswara di Balai Diklat Keuangan:

1) Kepala Pusdiklat menentukan judul modul sesuai dengan program pusdiklat;

2) Penulis modul diusulkan oleh subbidang kurikulum, mata diklat berdasarkan data base kesanggupan widyaiswara dari subbidang tenaga pengajar;

3) Kapusdiklat memberitahukan kepada Kepala Balai Diklat Keuangan tentang penunjukkan widyaiswara untuk penulisan modul di balai yang bersangkutan.

4) Kapusdiklat menerbitkan surat tugas untuk Widyaiswara sekaligus menunjuk narasumber (dari instansi pengguna/universitas/pakar di bidangnya).

5) Widyaiswara atau tim yang ditunjuk mengajukan outline modul kepada Kepala Pusdiklat yang selanjutnya disampaikan kepada narasumber untuk mendapatkan masukan dan atau rekomendasi. 6) Berdasarkan outline yang telah disetujui, Widyaiswara/tim

melakukan penyusunan modul

7) Modul disusun selama 4 bulan setelah outline disetujui.

8) Modul yang telah selesai disusun harus diseminarkan sebelum mendapatkan penilaian

9) Pusdiklat memfasilitasi secara formal kebutuhan pencarian data/materi modul dan pelaksanaan seminar atas modul yang telah selesai disusun.

b) Jalur Inisiatif;

1. Judul modul ditentukan oleh Widyaiswara/tim sesuai dengan tema yang sudah ditentukan oleh Kapusdiklat berdasarkan analisis kebutuhan pusdiklat.

2. Widyaiswara/tim mengajukan judul beserta outline modul kepada Kapusdiklat.

3. Kapusdiklat beserta narasumber yang ditunjuk melakukan penilaian atas konsep modul (judul+outline) yang diajukan.

4. Apabila disetujui, Kapusdiklat menerbitkan surat tugas untuk Widyaiswara/tim

5. Berdasarkan outline yang telah disetujui, Widyaiswara melakukan penyusunan modul

6. Modul yang telah selesai disusun harus diseminarkan sebelum mendapatkan penilaian

7. Pusdiklat memfasilitasi secara formal kebutuhan pencarian

data/materi modul dan pelaksanaan seminar atas modul yang telah selesai disusun

Dalam dokumen 180_draft Pedoman Penulisan Modul (Halaman 32-38)

Dokumen terkait