• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM POKOK PERKARA :

II. DALAM POKOK PERKARA

I. Keputusan Tergugat tidak bertentangan/telah sesuai dengan hukum serta perundang-undangan yang berlaku;

a. Bahwa Tergugat II Intervensi menolak semua dalil Penggugat kecuali yang dinyatakan benar oleh Tergugat II Intervensi serta menyatakan bahwa segala sesuatu yang dikemukakan di dalam eksepsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pokok perkara;

b. Bahwa obyek sengketa dalam perkara tersebut adalah :

- Keputusan Bupati Kutai Kartanegara nomor. 503/31/SK-DISBUN KUKAR/VII/2006 tentang Ijin Usaha Budidaya Perkebunan

halaman 51 dari 117 Perkara Nomor 31/G/2015/PTUN.SMD Komoditi Kelapa Sawit PT. Prima Mitrajaya Mandiri tanggal 19 Juli 2006;

- Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 503/50/SK-DISBUN KUKAR/VII/2007 tentang Revisi Perubahan Luasan Ijin Usaha Budidaya Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit Nomor. 503/31/SK-DISBUN KUKAR/VII/2006 tanggal 19 Juli 2006 PT. Prima Mitrajaya Mandiri di Kecamatan Kota Bangun, Muara Kaman dan Muara Wis;

- Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 503/002/IUP-P/SK-BUN/XI/2011, tentang Ijin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan ( IUP-P ) PT. Prima Mitrajaya Mandiri tanggal 8 Nopember 2011; c. Bahwa ijin Lokasi yang diterbitkan Tergugat adalah sah dan tidak

melanggar kepentingan hukum Penggugat, diterbitkan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebelum dilakukan pembukaan lahan pada tahun 2008 telah dilakukan sosialisasi dengan melibatkan aparat Desa sekitar dan masyarakat demikian juga sebelum Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 503/002/IUP-P/SK-BUN/I/2011 diterbitkan juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Benua Puhun 63 orang, masyarakat Rantau Hempang 25 orang sekitar Perkebunan;

d. Bahwa Tergugat II Intervensi dalam melakukan aktivitas berkaitan dengan terbitnya obyek sengketa telah melakukan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor. 35 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan dan Prosedur Pemberian Ijin Usaha Perkebunan dan sesuai persyaratan Ijin Lokasi Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 39/DPtn/UM-39/XII-2005 tanggal 2005:

halaman 52 dari 117 Perkara Nomor 31/G/2015/PTUN.SMD - Menyelesaikan/melepaskan hak-hak masyarakat atau pihak lain

apabila ditemukan didalam areal yang diberikan ijin lokasi; - Membuat laporan perkembangan setiap 3 ( tiga ) bulan sekali; - Sebelum melaksanakan kegiatan diwajibkan membuat ANDAL; e. Bahwa persyaratan tersebut telah dipenuhi Tergugat II Intervensi dengan tepat dan benar berupa sosialisasi kepada masyarakat, memberikan ganti rugi Tanam Tumbuh ( GRTT ) kepada masyarakat yang mengelola atas lahan, membuat laporan setiap 3 ( tiga ) bulan sekali dan Analisa Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit sesuai Keputusan Bupati Nomor. KAKK/27/AMDAL/KELAPA SAWIT/2008 tanggal 24 September 2008, Analisa Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL) Pembangunan Pabrik, Tangki Timbun Minyak Kelapa Sawit dan Dermaga Khusus Nomor. KAKK/33/ANDAL/PABRIK, TANGKI DAN DERMAGA KHUSUS/XII/2010 tanggal 13 Desember 2010;

f. Bahwa dalam pertimbangan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara

Nomor. 503/31/SK-DISBUN KUKAR/VII/2006 tentang Ijin Usaha Budidaya Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit PT. Prima Mitrajaya Mandiri tanggal 19 Juli 2006 dan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor.503/50/SK-DISBUN KKUKAR/VII/2007 tentang Revisi Perubahan Luasan Ijin Usaha Budidaya Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit nomor. 503/31/SK-DISBUN KUKAR/VII/2006 tanggal 19 Juli 2006 disebutkan pada point menimbang huruf b “ Bahwa sebagai

pemohon Ijin Usaha Perkebunan ( IUP) sudah dapat dipenuhi, karena telah memenuhi syarat yang ditentukan”

 Bahwa tidak benar dengan diterbitkannya Keputusan Tata Usaha oleh Tergugat yang dijadikan obyek sengketa, serta dilakukan perambahan hutan dan pengrusakan kawasan hutan

halaman 53 dari 117 Perkara Nomor 31/G/2015/PTUN.SMD oleh PT. Prima Mitrajaya Mandiri, telah mengakibatkan Penggugat kehilangan peluang untuk memanfaatkan hasil hutan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor . 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pasal 23:

a. Bahwa tuduhan pengrusakan kawasan hutan sesuai pasal 74 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 seharusnya ditempuh melalui jalur pengadilan dan harus ada putusan hukum menyatakan bahwa akibat terbitnya obyek sengketa telah terjadi kerusakan lingkungan, bukan hanya tuduhan belaka;

b. Bahwa kehilangan peluang yang dimaksud Penggugat hanya perkiraan saja tidak nyata dan pasti oleh sebab itu gugatan Penggugat tidak mempunyai alasan hukum yang kuat yang mendasari gugatan ini dapat diajukan;

c. Bahwa alasan Penggugat yang menyatakan demikian juga kehilangan kesempatan dalam memanfaatkan kualitas lingkungan hidup yang dihasilkan hutan antara lain berupa: Resin/getah seperti danar, karet dan gaharu juga tidak beralasan mengingat Penggugat sebelum diterbitkannya obyek sengketa apakah mengetahui keberadaan lapangan dan hal ini harus dibuktikan lagi;

 Bahwa demikian juga Penggugat mengajukan gugatan setelah mendapatkan informasi dari masyarakat disekitar Perkebunan PT. Prima Mitrajaya Mandiri pada tanggal 9 Oktober 2015 maka Penggugat berdasarkan Surat Tugas Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Barisan Anak Dayak, tanggal 12 Oktober 2015 langsung memerintahkan anggota Lembaga Swadaya Masyarakat Barisan Anak Dayak ( LSM BADAK ) melakukan investigasi dan melakukan pengecekan lapangan pada tanggal

halaman 54 dari 117 Perkara Nomor 31/G/2015/PTUN.SMD 15 Oktober 2015, hasil pengecekan bukan fakta hukum sah

dan tidak dapat diterima :

a. Bahwa dalam Undang-Undang Nomor. 41 Tahun 1999 yang menjadi pijakan Penggugat dalam mengajukan Gugatan ini tidak ada satu pasal yang memberikan wewenang kepada masyarakat , kelompok untuk melakukan tugas dimaksud dan sesuai isi pasal 71 Undang-Undang Nomor. 41 Tahun 1999 masyarakat hanya berhak

mengajukan gugatan perwakilan ke Pengadilan dan atau melaporkan ke penegak hukum terhadap kerusakan hutan yang merugikan

kehidupan masyarakat;

b. Bahwa hasil pengecekan atas surat perintah Surat tugas Ketua

Lembaga Swadaya Masyarakat Barisan Anak Dayak, tanggal 12 Oktober 2015 dijadikan alasan hukum sungguh luar biasa, sesuai

pasal 77 Undang-Undang Nomor. 41 Tahun 1999 tidak pernah memberikan wewenang kepada Penggugat dan jika hal ini dapat diterima dapat dikwalifikasikan sebagai perambahan tugas penyidikan yang akan merusak tatanan hukum Negara Republik Indonesia; c. Bahwa yang menjadi pertanyaan apakah Penggugat sudah

melakukan tindakan hukum pelaporan atas tindakan pengrusakan ke Kepolisian dan apakah sudan ada putusan hukum dari Pengadilan yang menyatakan Tergugat II Interveni melakukan perbuatan tindakan perambahan hutan sesuai kewenangan yang diberikan pasal 77 Undang-Undang Nomor. 41 Tahun 1999;

 Bahwa penerbitan obyek sengketa telah memenuhi pasal 5, pasal 26 ayat ( 1 ) Undang-Undang Nomor. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang jo Undang-Undang Nomor. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang hal tersebut dibuktikan Tergugat II Intervensi telah memiliki :

halaman 55 dari 117 Perkara Nomor 31/G/2015/PTUN.SMD a. Analisa Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit sesuai Keputusan Bupati Nomor. KAKK/27/ANDAL/KELAPA SAWIT/2008 tanggal 24 September 2008 sebagai Persyaratan Ijin Lokasi Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 39/DPtn/UM-39/XII-2005 tanggal 26 Desember 2005 dan Analisa Dampak Lingkungan Hidup ( ANDAL ) Pembangunan Pabrik, Tangki Timbun Minyak Kelapa Sawit dan Dermaga Khusus, Nomor. KAKK/33/ANDAL/PABRIK, TANGKI DAN DERMAGA KHUSU/XII/2010 tanggal 13 Desember 2010;

b. Bahwa dalil para Penggugat adalah rekayasa semata dan kebohongan, jelas-jelas tidak ada hak Penggugat yang dilanggar sebagaimana dimaksud pasal 53 UU.No. 5 Tahun 1986 “ merasa

kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara…dst” kepentingan itu harus bersifat langsung adalah

kepentingan Penggugat sendiri;

c. Bahwa jelas belum ada kepentingan Penggugat terlanggar dalam perkara a quo, Penggugat tidak dapat berbuat atas namanya kalau sesungguhnya hal itu mengenai kepentingan orang lain artinya untuk dianggap sebagai orang yang berkepentingan Penggugat harus mempunyai kepentingan sendiri untuk mengajukan gugatan;

 Bahwa dengan demikian penerbitan obyek sengketa :

- Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 503/31/SK-DISBUN KUKAR/VII/2006 tentang Ijin Usaha Budidaya Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit PT. Prima Mitrajaya Mandiri tanggal 19 Juli 2006; - Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor. 503/50/SK-DISBUN

KUKAR/VII/2007 tentang Revisi Perubahan Luasan Ijin Usaha Budidaya Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit

Nomor.503/31/SK-halaman 56 dari 117 Perkara Nomor 31/G/2015/PTUN.SMD DISBUN KUKAR/VII/2006 tanggal 19 Juli 2006 PT. Prima Mitrajaya Mandiri di kecamatan Kota Bangun, Muara Kaman, dan Muara Wis; - Keputusn Bupati Kutai Kartanegara Nomor.

503/002/IUP-P/SK-BUN/XI/2011, tentang Ijin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan ( IUP-P ) PT.Prima Mitrajaya Mandiri tanggal 8 Nopember 2011;

Adalah sah dan tidak melanggar pasal 53 ayat ( 2 ) huruf b Undang-Undang Nomor. 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo Undang-Undang Nomor. 9 tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

 Bahwa dengan diterbitkannya obyek sengketa yang diterbitkan Tergugat tidak bertentangan/telah sesuai dengan hukum serta perundang-undangan yang berlaku dan sudah sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik ( AUPB ), sebaliknya yang terjdi adalah sebagaimana pengaakuan Penggugat dalam Gugatannya halaman 12 Penggugat telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan mengambil tugas penyidikan yang merupakan wewenang dari Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Berdasarkan uraian dan dasar hukum Tergugat II Intervensi diatas baik dalam Eksepsi dan jawaban , mohon Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang memeriksa dan mengadili perkara ini dapat memberikan putusan :

Dokumen terkait