• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Alkohol Bagi Tubuh

Dalam dokumen Alkohol (Halaman 51-62)

Bab I Pendahuluan

2.10. Dampak Alkohol Bagi Tubuh

Alkohol (etanol,dalam konteks makanan) dioksidasi menjadi CO2 dan H2O dalam tubuh serta menghasilkan energi sekitar 7 kkal/gr,lebih besar dari karbohidrat (sekitar 4 kkal) tetapi lebih kecil daripada lemak (sekitar 9 kkal).Konsumsi alkohol sebaiknya tidak lebih (dan mungkin kurang) dari 1 oz (sekitar 15 gr),jumlah ini tedapat dalam 2 gelas anggur kecil.

Kandungan etanol biasanya dinyatakan sebagai % dari bagian volume. Untuk memperkirakan pengmbilan alkohol dan kadar alkohol dalam plasma diperlukan perhitungan dalam satuan gr etanol (berat jenis 0.79 kg.L-1). I botol bir (0,5 L dengan 4 vol.&) mengandung 20 mL=16 gr etanol, 1 botol anggur (0,7 L drengan 10 vol.%) mengandung 70 mL= s55 gr etanol.

Kadar alkohol dalam minuman ditunjukan dengan istilah ―proof‖. ―proof‖ yang tertulis dilabel kemasan minuman adalah sama dengan dua kali kadar miniman tersebut. Misal dalam minuman tertulis ―100 proof‖, maka minuman tesebut mempunyai kadar alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai ―proof‖ sebesar 200.

Kadar alkohol dalam darah ditentukan oleh jumlah dan kecepatan konsumsi etanol serta laju metabolisme. Katika kadar alkohol dalam darah mencapai 0,05%, efek depresan dari alkohol mulai bekerja. Pad kadar 0,1%, syaraf-syaraf motorik mulai terpengaruh. Pada kadar 0,2% dalam darah, syaraf motorik seorang mengalami kelumpuhan dan keadaan emosi yang terganggu.sedangkan dalam kadar 0,3% dapat menyebakan kolaps. Kemudian dengan kadar 0.4%-0,5% dalam darah, orang akan berada dalam keadaan koma, serta beberapa bagian otak yang mengatur detak jantung dan pernafasan akan terganggu sehingga dapat menimbulkan kematian.

Pada beberapa negara bagian di amerika Serikat, kadar mabuk didefinisikan sebagai kadar alkohol mencapai 0,1% di dalam darah. Sedangkan dalam Undang-Undang mengenai keamanan berkendaraan di jalan raya di beberapa negara bagian AS, keadaan mabuk bahkan didefinisikan lebih rendah lagi, yaitu sekitar 0,05.

Etanol diserap dengan cepat melalui difusi. Kadar etanol maksimum di dalam darah sudah tercapai dalam waktu 60-90 menit setelah minum alkohol. Kecepatan penyerapan tentu saja tergantung dari berbagai faktor lambung yang kosong, minuman panas (seperti grog), adanya gula dan karbohidrat (seperti dalam champagne) merangsang penyerapan etanol, sedangkan makanan yang sukar dicerna menghambatnya. Didalam organisme, etanol sangat cepat didistribusikan.

Otot dan otak banyak menerima etanol, sebaliknya jaringan lemak sedikit. Dengan kata lain, 70% dari tubuh siap tersedia sebagai ruang distribusi bagi etanol. Jadi, penyerapan yang cepat dan sempurna dari etanol yang terdapat dalam suatu botol bir (16 gr), pada seorang yang berat tubuhnya 70 kg (distribusi dalam 70 kg.70/100=49 kg) menyebabkan suatu kadar etanol dalam darah sebesar 16 gr/49kg=0,33permil (7,2 mM). Konsentrasi etanol yang letal adalah sebesar kurang lebih 3,5 promol (76 mM).

2.10.1.1 Efek fisiologis etanol.

Etanol dapat menyebabkan hipersensitivitas. Hipersensitivitas adalah reaksi imun yang patologis, terjadi akibat respon imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi hipersensitivitas dibagi berdasarkan waktu dan mekanismenya. Berdasarkan waktu, hipersensitivitas dibagi menjadi 3 bagian: reaksi cepat, intermediet, dan lambat. Adapun berdasarkan mekanismenya, menurut Robert Coombs dan Philip HH Gell (1963) dibagi menjadi: tipe I,tipe II, tipe III,dan tipe IV.

Jenis hipersensitivitas Mekanisme imun patologik

Mekanisme kerusakan jaringan dan penyakit Tipe I Hipersensitivitas

cepat IgE

Sel mast dan mediatornya (amin vasoaktif,mediator lipid,sitokin)

Tipe II Reaksi melalui antibodi

IgM,IgG terhadap permukaan sel atau matriks

antigen ekstraseluler

Opsonisasi dan fagositosis sel. Pengerahan leukosit (neutrofil, makrofag) atas pengaruh komplemen dan FcR Kelainan fungsi selular (misalnya dalam sinyal reseptor hormon)

Tipe III Kompleks imun Kompleks imun (antigen dalam sirkulasi dan IgM

Penerahan dan aktivasi leukosit

atau IgG) Tipe IV (melalui sel T)

Tipe IVa Tipe Ivb

CD4+: DTH

CD8+:CTL

Aktivasi makrofag,

inflamasi atas pengaruh sitokin membunuh sel sasaran direk, innflamasi atas pengaruh sitokin.

a. Vasodilatasi.

Vasodilatasi adalah pembesaran lumen pembuluh darah akibat relaksasi otot polos sirkuler pembuluh tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi vasodilatasi:  Penurunan aktivitas miogenik.  Penurunan O2.

 Peningkatan CO2.  Stimulasi simpatis.  Panas.

Pada pemicu,vasodilatasi disebabkan penggabungan asetaldehid dan protein plasma. Antigen ini merangsang IgE dengan bantuan sel Th. IgE diikat oleh sel mast atau basofil melalui reseptor Fcε. Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka anntigan tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan sel mast atau basofil. Akibat ikatan antigen- IgE,sel mast /basofil mengalami degranulasi dan melepas mediator yang preformed antara lain histamin yang menimbulkan gejala reaksi hipersensitivitas tipe I. Histamin merupakan vasodilator yang dapat menimbulkan vasodilatasi pada arteriol dan peningkatan permeabilitas kapiler .

b. Kemerahan pada muka.

IgE yang biasanya dibentuk dalam jumlah sedikit, segera diikat oleh sel mast atau basofil. IgE yang sudah ada pada permukaan sel mast,akan menetap untuk beberapa minggu. Sensitasi dapat pula terjadi secara pasif bila serum (darah) orang yang alergi dimasukkan ke dalam kulit atau sirkulasi orang normal., reaksi yang terjadi ini dapat berupa eritema (kemerahan oleh karena dilatasi). Kemerahan pada muka dalam pemicu ini diasosiasikan dengan eritema.

c. Takikardi.

Vasodilatasi dalam arteriol menyebabkan tekanan dalam arteriol menurun, sehingga menyebabkan rangsangan terhadap saraf simpatis untuk menstimulasi nodus SA. Jika dalam keadaan normal nodus SA ini sebagai pemacu jantung karena memiliki kecepatan depolarisasi spontan tertinggi. Ketika nodus SA mencapai ambang terbentuk potensial aksi yang menyebar keseluruh jantung dan menginduksi jantung berkontraksi atau berdenyut, hal i ni berlangsung sekitar 70 kali /menit, sehingga kecepatan denyut jantung rata-rat adalah 70 kali/menit.

Pada keadaan tertentu, keadaan denyut jantung selalu ditentukan terutama oleh keseimbangan antara efek inhibitorik saraf vagus dan efek stimulatorik saraf simpatis jantung. Pada keadaan istirahat, lepas muatan parasimpatis yang dominan. Pada kenyataannya, jika semua saraf otonom ke jantung dihambat, kecepatan denyut jantung akan meningkat dari nilai rata-rata 70 denyut/menit menjadi sekitar 100 denyut/menit, yaitu kecepatan inheren Nodus SA membentuk potensial aksi apabila tidak dipengaruhi oleh persyarafan apapun. Perubahan kecepatan denyut jantung melebihi tingkat istirahat ini kedua arah dapat terjadi akibat pergeseran keseimbangan pada stimulasi saraf otonom.

Kecepatan denyut jantung meningkat oleh peningkatan aktivitas simpatis yang diiringi oleh penurunan aktivitas parasimpatis. Walaupun kontrol kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh persyarafan otonom, faktor-faktor lain juga berpengaruh. Salah satu yang terpenting adalah epinefrin, suatu hormon yang disekresikan ke dalam darah dari kelenjar adrenal setelah dirangsang oleh saraf simpatis dan bekerja di jantung, serupa dengan nor-epinefrin untuk meningkatkan kecepatan denyut jantung. Dengan demikian, epinefrin memperkuat efek langsung sistem saraf simpatis pada jantung.

2.10.1.2 Penyakit Jantung

Salah satu studi menemukan bahwa pria yang minum alkohol dalam jumlah moderat tiga atau lebih kali seminggu naik sampai 35% lebih sedikit kemungkinan untuk mendapat serangan jantung dibandingkan non-peminum, dan orang-orang yang meningkatkan konsumsi alkohol dengan satu gelas sehari selama 12 tahun penelitian memiliki risiko 22% lebih rendah serangan jantung.

Asupan sehari-hari dari 1 atau 2 unit alkohol (atau setengah ukuran reguler penuh segelas anggur) adalah berhubungan dengan rendahnya risiko penyakit jantung koroner pada pria lebih dari 40 dan wanita yang telah mengalami menopause. Namun, mabuk setidaknya sebulan sekali menempatkan perempuan pada peningkatan secara signifikan risiko serangan jantung, meniadakan salah satu potensi alkohol efek perlindungan.

Peningkatan umur panjang hampir seluruhnya hasil menurunkan penyakit jantung koroner.

2.10.1.3 Demensia

Moderat jangka panjang atau jangka pendek yang berlebihan (pesta) minum telah dikaitkan dengan demensia; diperkirakan bahwa antara 10% sampai 24% dari kasus demensia disebabkan oleh konsumsi alkohol, dengan wanita berada di risiko yang lebih besar daripada laki-laki.

Konsumsi alkohol tidak membunuh sel-sel otak melainkan kerusakan dendrit, yang bercabang ujung sel saraf yang membawa pesan ke dalam sel. Alkohol dilates saluran dalam struktur selular yang mengatur aliran kalsium, menyebabkan kelebihan kalsium mengalir ke dalam sel dan merangsang peningkatan aktivitas. Ini tidak membunuh seluruh sel, tetapi menyebabkan hilangnya segmen akhir, menyebabkan hilangnya sinyal yang masuk dan oleh karena itu perubahan dalam fungsi otak. Sebagian besar kerusakan ini bersifat sementara, tetapi proses pemulihan perubahan struktur sel saraf secara permanen.

Pada orang berusia 55 dan berakhir, setiap hari minum ringan hingga sedang (satu sampai tiga gelas minuman) dikaitkan dengan 42% penurunan kemungkinan mengembangkan demensia, dan 70% pengurangan risiko demensia vaskular. Para peneliti menyarankan alkohol dapat merangsang pelepasan asetilkolin di hipokampus otak daerah.

Konsumsi alkohol telah dihubungkan dengan tujuh jenis kanker: kanker mulut, kanker faring, kanker esofagus, kanker laring, kanker payudara, kanker usus dan kanker hati. Risiko kanker meningkat bahkan dengan konsumsi moderat sedikit sebagai 3 unit alkohol (satu pint bir atau segelas besar anggur) per hari. Berat peminum lebih cenderung untuk mengembangkan kanker hati karena sirosis hati.

Sebuah studi global menemukan bahwa 3,6% dari semua kasus kanker di seluruh dunia yang disebabkan oleh minum alkohol, menyebabkan 3,5% dari semua kematian akibat kanker global. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa alkohol menyebabkan sekitar 6% dari kematian akibat kanker di Inggris, membunuh lebih dari 9.000 orang per tahun.

Wanita yang rendah untuk secara teratur mengkonsumsi alkohol dalam jumlah moderat memiliki peningkatan risiko kanker saluran pencernaan bagian atas, rektum, hati, dan payudara. Bagi laki-laki dan perempuan, mengkonsumsi dua atau lebih minuman harian meningkatkan risiko kanker pankreas sebesar 22%.

Anggur merah mengandung resveratrol, yang memiliki beberapa efek anti kanker pada sel-sel laboratorium Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini, tidak ada bukti kuat bahwa anggur merah dapat melindungi terhadap kanker pada manusia.

2.10.1.5 Diabetes

Konsumsi sehari-hari dari sejumlah kecil etanol murni oleh para perempuan tua dapat memperlambat atau mencegah timbulnya diabetes dengan menurunkan tingkat gula darah. Namun, para peneliti mengingatkan bahwa penelitian yang digunakan murni etanol, dan bahwa minuman beralkohol sehari-hari mengandung aditif , termasuk gula, yang akan meniadakan efek.

Orang dengan diabetes harus menghindari minuman manis, manis anggur, dan minuman keras.

Kecenderungan untuk alkoholisme diyakini sebagian genetik; individu dengan kecenderungan semacam itu mungkin memiliki respon biokimia berbeda alkohol, meskipun hal ini diperdebatkan. Kecanduan alkohol juga dapat menyebabkan kekurangan gizi karena dapat mengubah pencernaan dan metabolisme dari kebanyakan gizi. Kekurangan tiamin parah terjadi karena kekurangan folat, riboflavin, vitamin B 6

dan selenium dan dapat menyebabkan sindrom Korsakoff. Kram otot, mual, kehilangan nafsu makan, gangguan syaraf dan depresi adalah beberapa gejala umum. Ini dapat juga mengakibatkan osteoporosis dan patah tulang karena kekurangan vitamin D (vitamin D membantu penyerapan kalsium).

2.10.1.7 Stroke

Sebuah studi menemukan bahwa seumur hidup abstainers itu 2,36 kali lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada mereka yang minum jumlah moderat secara teratur. Peminum berat adalah 2,88 kali lebih mungkin untuk mengalami stroke

daripada peminum moderat. 2.10.2 Pengaruh Alkohol

Alkohol murni tidaklah dikonsumsi manusia. Yang sering dikonsumsi adalah minuman yang mengandung bahan sejenis alkohol, biasanya adalah ethyl alcohol atau

ethanol (CH3CH2OH ). Bahan ini dihasilkan dari proses fermentasi gula yang

dikandung dari malt dan beberapa buah-buahan seperti hop, anggur dan sebagainya. Beberapa jenis minuman dan kandungan alkoholnya :

- Beer : 2 – 8 % - Dry wine : 8 – 14 % - Vermouth : 18 – 20 % - Cocktail wine : 20 – 21 % - Cordial : 25 – 40 % - Spirits : 40 – 50 % Akibat Penggunaan :

Bila seseorang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, zat tersebut. diserap oleh lambung, masuk ke aliran darah dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh, yang mengakibatkan terganggunya semua sistem yang ada di dalam tubuh.

Besar akibat alkohol tergantung pada berbagai faktor, antara lain berat tubuh, usia, gender, dan sudah tentu frekuensi dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.

Efek moderat : euphoria ( perasaan gembira dan nyaman ), lebih banyak bicara dan rasa pusing

Efek setelah minum dalam jumlah besar : - banyak sekali berbicara

- nausea ( ‗neg ) - muntah

- sakit kepala, pusing - rasa haus

- rasa lelah - disorientasi

- tekanan darah menurun - refleks melambat

Akibat Penggunaan – Jangka Panjang : - Kegelisahan

- Gemetar / tremor - Halusinasi - Kejang-kejang

- Bila disertai dengan nutrisi yang buruk, akan merusak organ vital seperti otak dan hati

- Sangat potensial menimbulkan rasa ketagihan / ketergantungan

- Semakin lama penggunaan, toleransi tubuh semakin besar sehingga untuk mendapatkan efek yang sama, semakin lama semakin besar dosisnya.

- Bila ibu yang hamil mengkonsumsi, akan mengakibatkan bayi yang memiliki resiko lebih tinggi terhadap hambatan perkembangan mental dan ketidak-normalan lainnya, serta beresiko lebih besar menjadi pecandu alkohol saat dewasanya.

2.10.3 Konsumsi Alkohol di Negara-negara berkembang

Lebih dari 300.000 anak muda di dunia meninggal setiap tahunnya dalam kematian terkait alkohol. Masalah ini tampak terutama di negara-negara berkembang. "Konsumsi dan dampak merugikan dari alkohol meningkat di negara-negara berkembang khususnya di Afrika dan Asia yang memiliki peraturan lebih longgar dan kurang tersedianya layanan kesehatan." - Dr. Shekhar Saxena, WHO. Tak kurang dari 320.000 orang antara usia 15-29 tahun meninggal setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol. Jumlah ini mencapai sembilan persen dari seluruh kematian dalam kelompok usia tersebut. Demikian menurut Laporan Status Global mengenai Alkohol dan Kesehatan 2011 keluaran WHO pekan lalu.

Direktur Departemen Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Obat-obatan WHO, Shekhar Saxena, mengatakan alkohol adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian dunia.

"Konsumsi dan dampak merugikan dari alkohol meningkat di negara-negara berkembang khususnya di Afrika dan Asia yang memiliki peraturan lebih longgar dan kurang tersedianya layanan kesehatan," menurut Dr. Saxena.

Meningkatnya penggunaan alkohol di negara-negara berkembang, menurut pakar WHO, berkaitan dengan peraturan mengenai alkohol di negara-negara tersebut masih longgar. Laporan WHO mendapati enam persen kematian semua laki-laki di dunia terkait dengan alkohol, sementara jumlah tersebut hanya satu persen pada perempuan. Laporan ini mengatakan satu dari lima laki-laki meninggal, karena sebab-sebab terkait alkohol di Rusia dan negara-negara tetangganya.

Ada beberapa penyebab utama kematian terkait alcohol, yaitu :

- cedera dari kecelakaan mobil

- kekerasan.

- penyakit-penyakit seperti cirrhosis hati, kanker, jantung dan sistem peredaran darah merupakan penyebab lainnya. Menurut laporan WHO ini, penyalahgunaan alkohol juga menambah resiko 200 penyakit lainnya.

Walaupun begitu, mayoritas orang di dunia bukan peminum alkohol. Laporan ini mengatakan pada tahun 2005 hampir separuh laki-laki dan dua pertiga perempuan sama sekali tidak minum alkohol.

Dr. Saxena mengatakan orang yang tergantung pada alkohol hidup 10 tahun lebih singkat dari rata-rata mereka yang tidak mempunyai masalah itu. "Sebagian besar kematian dan cacat akibat alkohol sebenarnya pada anak-anak muda dan usia paruh baya bukan di usia tua," ujar Dr. Saxena. "Jadi, saya rasa bagian besar dari yang kita bicarakan mengenai 2,5 juta kematian adalah pada kelompok orang yang seharusnya tidak meninggal di usia itu. Ini merupakan kematian dini. Sebagian besar kematian terjadi di bawah usia 60 tahun."

WHO berencana untuk mengurangi penggunaan alkohol yang membahayakan. Rencana ini termasuk meningkatkan pajak alkohol, mengurangi jumlah tempat-tempat membeli alkohol dan meningkatkan batas umur yang diperbolehkan minum alkohol. Para pejabat mengatakan upaya-upaya lain termasuk UU mengemudi dalam keadaan mabuk yang efektif dan larangan beberapa iklan alkohol.

2.10.4 Alkohol lebih berbahaya daripada Heroin

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di jurnal medis Lancet, sang pakar obat-obatan Profesor David Nutt yang merupakan mantan ketua penasehat obat-obatan pemerintah Inggris, memperkenalkan cara baru untuk mengukur kerusakan akibat (penyalahgunaan) obat yang menilai bahayanya pada tingkat perseorangan maupun bahayanya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Hasil analisanya menunjukkan bahwa ketika kedua faktor di atas digabungkan, penyalahgunaan alkohol merupakan hal yang paling berbahaya atau merusak, setelah itu baru heroin kemudian kokain.

Makalah tersebut ditulis oleh Profesor Nutt dari Imperial College London, dan Komite Independen Sains mengenai Obat-obatan, Dr. Leslie King yang merupakan Penasehat Ahli Inggris untuk Pusat Monitoring Obat-obatan dan Adiksi Eropa, serta Dr. Lawrence Philips dari London School of Economics and Political Science, seperti yang dilansir oleh Telegraph pada tanggal 1 November 2010.

Penilaian baru tersebut menggunakan sembilan kategori bahaya terhadap diri sendiri dan tujuh kategori bahaya terhadap masyarakat sebagai kesatuan berbagai individu.

Kategori-kategori "bahaya terhadap diri" sendiri meliputi kematian atau mortalitas, kesehatan buruk, penurunan daya pikir, kehilangan pertemanan serta cedera.

Kategori-kategori "bahaya terhadap orang lain" meliputi tindak kriminal, kerusakan lingkungan, konflik keluarga dan penurunan kesatuan komunitas. Heroin, kokain dan kristal met atau sabu-sabu merupakan obat-obatan yang paling membahayakan bagi perseorangan, sedangkan alkohol, heroin dan kokain paling membahayakan bagi orang lain.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa selain merupakan obat-obatan yang paling berbahaya secara keseluruhan, alkohol hampir tiga kali sama bahayanya dengan kokain atau tembakau.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa alkohol di atas lima kali lipat lebih berbahaya dari mefedron yang sebelumnya dilegalkan di Inggris tapi kemudian dikategorikan sebagai obat-obatan terkontrol kelas B pada bulan April 2010.

Ekstasi yang mendapat perhatian media selama dua dekade terakhir hanya seperdelapan sama bahayanya dengan alkohol dalam analisis baru ini Para pakar tersebut menyimpulkan: "Penemuan kami mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan di Inggris dan Belanda yang mengkonfirmasikan bahwa sistem klasifikasi obat-obatan saat ini kecil hubungannya dengan bukti bahayanya."

Mereka juga setuju dengan kesimpulan laporan-laporan pakar sebelumnya yang sangat serius menargetkan bahaya alkohol sebagai strategi kesehatan masyarakat yang sah dan diperlukan.

BAB III

Dalam dokumen Alkohol (Halaman 51-62)

Dokumen terkait