α ij = unsur matriks kebalikan Leontief terbuka n = jumlah sektor
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.5 Dampak Ekonomi Pembangunan BIL
Tahun 2008 Provinsi NTB genap berusia separuh abad. Pada usia ini, jika
melihat pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), posisi NTB masih
tergolong daerah tertinggal. Hal ini terasa ironis mengingat posisi Provinsi NTB
begitu strategis. Provinsi NTB memiliki keragaman iklim yang menguntungkan
bagi pengembangan aneka rupa komoditas pertanian. Provinsi NTB ini juga
berada pada jalur selatan transnasional yang diapit dua alur pelayaran
internasional dan segitiga wisata dunia yaitu Toraja, Bali, dan Komodo.
Letak strategis ini membuat NTB dijuluki The Heaven on The Planet.
Dengan posisi geografis yang strategis dan keragaman modal sosial yang
dimilikinya, Provinsi NTB berpeluang besar menjadi daerah maju yang berdaya
saing. Agar perekonomian tidak sekedar tumbuh, tetapi dapat mengakomodasi
masa depan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada aspek lingkungan, maka
strategi pemerintah Provinsi NTB 2009-2013 dalam mencapai hal tersebut
diperlukan percepatan pembangunan melalui optimalisasi potensi sumberdaya
lokal dan mendorong masuknya investasi yang berkelanjutan. Salah satu syarat
untuk mempercepat pembangunan adalah dukungan infrastruktur wilayah yang
memadai. Fakta menunjukkan terjadinya kesenjangan pembangunan infrastruktur
ekonomi biaya tinggi yang menghambat pertumbuhan ekonomi rakyat dan
masuknya investasi strategi kebijakan dan program pembangunan daerah.
(RPJMD Provinsi NTB, 2009).
Pada bidang infrastruktur, beberapa program terobosan yang dilakukan
pemerintah Provinsi NTB adalah bekerjasama dengan pihak terkait menambah
frekuensi penerbangan, yaitu maskapai Silk Air untuk jurusan Singapura-Mataram
menjadi lima kali seminggu Singapura-Lombok, serta penerbangan jurusan
Mataram-Bima dan Mataram-Sumbawa, menjadi setiap hari mulai Januari 2009.
Selain itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi NTB 2009, disebutkan Pemerintah Provinsi NTB bekerjasama dengan
PT. Angkasa Pura I mempercepat penyelesaian pembangunan BIL.
Penambahan frekuensi penerbangan sangat ditunjang dengan keberadaan
BIL yang baru beroperasi. Pada hasil analisis dampak penyebaran, telah
disebutkan bahwa sektor bangunan (bandara) lebih mampu untuk
mengembangkan sektor hulunya dibandingkan dengan sektor hilirnya. Hal yang
dimaksud dengan sektor hulu tersebut adalah karena pada kegiatan operasional
bandara, tentunya diperlukan berbagai input untuk dapat menggerakkan aktivitas
bandara tersebut dengan pasokan nilai input yang tidak kecil dari sektor lain. PT.
Angkasa Pura I bekerja sama dengan PT. PLN untuk menerima pasokan listrik
yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional BIL. Selain itu, PT.
Angkasa Pura I juga bekerja sama dengan PT. PDAM untuk menyediakan air
bersih bagi keperluan aktivitas BIL. Pada kawasan BIL ini juga dibangun Depo
menunjukkan bahwa keberadaan BIL mendorong pertumbuhan sektor-sektor
hulunya dalam meningkatkan output yang lebih banyak lagi.
Pada perkembangannya, Provinsi NTB diharapkan mampu menjadi salah
satu embarkasi haji bagi kawasan timur Indonesia. Letak BIL yang berada di Desa
Tanak Awu, Lombok Tengah membutuhkan transportasi penunjang untuk
menjangkaunya. Keberadaan BIL pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap
sektor lain salah satunya adalah angkutan darat. Pengelola BIL bekerjasama
dengan Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (DAMRI) sebagai salah
satu transportasi penunjang menuju BIL. Untuk itu, keberadaan BIL ini mampu
mendorong produksi sektor lain yang memberikan input bagi BIL dalam
beroperasi.
Saat ini, bandara bukan hanya sebagai tempat datang dan perginya
penumpang yang menggunakan angkutan udara, tapi juga ditunjang dengan
fasilitas seperti restoran. Walaupun keberadaan restoran dan toko-toko lainnya
belum terlalu banyak di BIL, nantinya diharapkan semakin banyak investor yang
mau berinvestasi untuk membangun restoran ataupun hotel di kawasan BIL
sebagai salah satu upaya pengembangan sektor pariwisata Provinsi NTB.
Output dari BIL yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah seperti
adanya ruangan-ruangan yang disediakan bagi para investor atau pengusaha untuk
membuka usaha, misalnya restoran, toko baju, toko aksesoris, toko souvenir, toko
buku dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini bandara bukan
sekedar sebagai tempat datang dan berangkatnya penumpang dengan pesawat
udara, akan tetapi juga dijadikan tempat bisnis bagi sebagian pihak. Selain itu,
banyak serta landasan pacu yang lebih luas untuk menampung lebih banyak jenis
pesawat, membuat pemerintah Provinsi NTB optimis terbukanya pintu investasi
bagi Provinsi NTB dan berkembangnya sektor angkutan udara. Dalam program
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),
Provinsi NTB merupakan salah satu bagian koridor ekonomi. Provinsi NTB
masuk kedalam koridor ekonomi Bali-Nusa Tenggara yang difokuskan sebagai
pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional.
Keberadaan BIL ini merupakan salah satu penunjang keberhasilan
program-program terobosan lain terutama di bidang ekonomi. Dalam program
terobosan bidang ekonomi, salah satu program unggulannya adalah “Visit
Lombok-Sumbawa 2012” dengan target kunjungan wisatawan sejumlah satu juta
orang. Program ini merupakan langkah strategis untuk meletakkan pijakan guna
mengelola segenap potensi dan daya tarik wisata Provinsi NTB agar menjadi
daerah tujuan wisata utama nasional maupun internasional. Dipilihnya 2012
sebagai tahun kunjungan didasarkan atas sejumlah asumsi seperti telah
beroperasinya BIL. Salah satu sektor yang paling terkait dengan bandara adalah
transportasi udara. Pemerintah Provinsi NTB bekerja sama dengan PT. Garuda
Indonesia untuk memasarkan potensi NTB ke seluruh Indonesia dan kawasan
Timur Tengah. (RPJMD Provinsi NTB, 2009).
Provinsi NTB memiliki daya tarik sebagai tujuan wisata, hal tersebut
karena karakteristik budaya yang multietnik dengan tiga suku utamanya Sasak di
Pulau Lombok, Samawa di bagian tengah hingga barat Pulau Sumbawa dan
budaya etnik Bali, Jawa, Melayu, Bugis, Timor, Banjar, Cina, dan Arab
menjadikan NTB ibarat miniatur Indonesia dan mozaik budaya nusantara.
Berbagai tempat wisata yang masih alami dan tradisional dengan
panorama alam dari puncak pegunungan, lembah, dan ngarai serta hamparan
lahan pertanian yang mempesona, hingga bentangan pantai laut dan gugusan
terumbu karang terdapat di Provinsi NTB. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
9 tahun 1989 tentang Pembangunan Kawasan Pariwisata di Daerah NTB, terdapat
lima belas kawasan pengembangan pariwisata. Sembilan kawasan tersebar di
Pulau Lombok, enam kawasan lainnya terdapat di Pulau Sumbawa. Lima belas
kawasan tersebut adalah:
1. Kawasan Pariwisata Suranadi dan sekitarnya (96 Ha).
2. Kawasan Pariwisata sire, Gili Air, Senggigi, dan sekitarnya (1.800 Ha).
3. Kawasan Gili Gede dan sekitarnya (2.590 Ha).
4. Kawasan Pariwisata Kuta, Seger, A’an dan sekitarnya (2.590 Ha).
5. Kawasan Pariwisata Selong Belanak dan sekitarnya (480 Ha).
6. Kawasan Pariwisata Rinjani dan sekitarnya (17.000 Ha).
7. Kawasan Pariwisata Gili Indah dan sekitarnya (650 Ha).
8. Kawasan Pariwisata Gili Sulat dan sekitarnya (1.317 Ha).
9. Kawasan Pariwisata Dusun Sade dan sekitarnya (315 Ha).
10.Kawasan Pariwisata Pulau Moyo dan sekitarnya (1.528 Ha).
11.Kawasan Pariwisata Pantai Maluk dan sekitarnya (376 Ha).
12.Kawasan Pariwisata Pantai Hu’u dan sekitarnya (2.756 Ha).
14.Kawasan Pariwisata Teluk Bima dan sekitarnya (203 Ha).
15.Kawasan Pariwisata Tambora dan sekitarnya (2.526 Ha).
Salah satu tempat wisata yang juga berada di daerah Lombok Tengah atau
tidak jauh dari BIL adalah Pantai Kuta Lombok. Pantai ini memang belum
seramai dengan pantai-pantai yang ada di Bali. Akan tetapi keindahannya tidak
kalah dengan pantai-pantai di Bali. Kebanyakan pantai-pantai yang ada di Pulau
Lombok berpasir putih. Pantai Kuta sendiri saat ini masih terus dikembangkan
sebagai salah satu tujuan wisata utama di Lombok Tengah. Keberadaan BIL
sekaligus sebagai promosi tempat-tempat wisata di Pulau Lombok.
Tempat wisata lain yang tidak kalah adalah Pantai Senggigi, pantai yang
letaknya memang agak jauh dari BIL tetap menjadi pilihan para wisatawan asing
maupun domestik. Melalui Pantai Senggigi ini, wisatawan bisa menyebrang ke
Gili Trawangan dan Gili Air dengan kapal motor. Gili Trawangan dan Gili Air
terkenal dengan pantai pasir putih yang sangat jernih.
Selain itu, didekat kaki Gunung Rinjani juga terdapat wisata mata air
Narmada. Mata air Narmada ini diproduksi menjadi air mineral kemasan yang
tahun ini telah diekspor ke Melbourne, Australia. Berbagai potensi yang dimiliki
oleh Provinsi NTB diharapkan semakin terjangkau oleh masyarakat terutama
setelah beroperasinya BIL. BIL membuat akses menuju Provinsi NTB terutama
Pulau Lombok menjadi mudah. Penerbangan langsung dari berbagai daerah telah
dibuka seiring dengan semakin besarnya kapasitas daya tampung baik penumpang
maupun pesawat di BIL.
Susilo Bambang Yodhoyono dalam Suara Merdeka (2011) mengatakan
dinilai tepat. Pertama, secara nasional jasa atau bisnis angkutan udara meningkat.
Kedua, pariwisata di Provinsi NTB akan terdorong seiring pembangunan BIL
karena maningkatkan kelancaran arus masuk dan keluar penumpang. Ketiga, BIL
mendorong konektivitas di seluruh Indonesia sekaligus menggarisbawahi
keperluan untuk memastikan pembebasan tanah tidak merugikan warga.
Jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan domestik pada bulan
Desember 2011 sebanyak 87.144 orang, naik 30,68 persen dari bulan Nopember
2011. Sedangkan melalui penerbangan internasional sebesar 1.784, turun 17,86
persen dari bulan Nopember 2011. Akan tetapi di bulan Januari, jumlah
penerbangan internasional kembali meningkat 1,78 persen dari bulan Desember
yaitu sebesar 1.484 orang. Banyaknya penumpang yang datang ke Provinsi NTB
melalui BIL terutama untuk mengunjungi tempat wisata, akan berdampak pada
pertumbuhan sektor ekonomi pariwisata. Pertumbuhan sektor tersebut tentunya
akan berdampak pada perekonomian Provinsi NTB karena bisa menambah
penerimaan pemerintah dari devisa dan retribusi pengelolaan tempat wisata.
Perkembangan sektor pariwisata juga bisa menambah lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar tempat pariwisata.
Oleh karena itu, seperti yang dijelaskan pada teori pendapatan nasional
dan pengeluaran agregrat bahwa jika terjadi kenaikan variabel investasi ceteris
paribus maka akan meningkatkan pendapatan nasional riil. Dengan kata lain,
adanya investasi pembangunan BIL nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan