174 Membangun Jiwa Kewirausahaan
entitas yang hanya mementingkan dirinya sendiri saja, melainkan suatu entitas usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu dalam implementasi usahanya, pihak perusahaan seharusnya tidak hanya mementingkan keuntungan semata bagi dirinya (profit oriented), tetapi juga wajib memiliki tanggungjawab sosial terhadap masyarakat, terutama di sekitar areal usahanya juga terhadap lingkungan hidupnya. Dalam hal ini perusahaan diharapkan dapat mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dalam setiap kegiatan yang direncanakan, agar dampak yang ditimbulkan dapat dikontrol, yaitu memaksimalkan dampak positif dan mengurangi munculnya dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka seorang calon wirausahawan perlu memikirkan berbagai kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan akibat kegiatan perusahaan yang direncanakan, termasuk dampak dari produk yang akan dihasilkan terhadap lingkungan, baik biofisik, sosial, budaya, kesehatan dan lainnya. Hasil pemikiran tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk perencanaan pengendalian dan pengelolaan dampak. Dengan asumsi bahwa dampak positif yang akan timbul tentunya harus dipertahankan, bahkan jika perlu dikembangkan lebih lanjut. Sedangkan dampak negatifnya harus diminimalisir dengan berbagai upaya-upaya pengendalian.
Setelah mengikuti pembelajaran kewirausahaan ini, mahasiswa peserta mata kuliah diharapkan mampu merancang kebutuhan, proses pencegahan dan pengendalian dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan dari berbagai kegiatan perusahaan yang direncanakan.
Membangun Jiwa Kewirausahaan 175
Ekonomi Dan Lingkungan
Secara umum telah diketahui bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia memiliki dampak terhadap lingkungan hidup. Khususnya, kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin tinggi telah memberikan tekanan pada keseimbangan alam sehingga menyebabkan kerusakan pada lingkungan hidup. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, dimana kerusakan yang terjadi sehingga menurunkan kualitas lingkungan hidup memberikan dampak pada kehidupan manusia itu sendiri.
Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi membawa kepada pemahaman bahwa pertumbuhan ekonomi dan konservasi lingkungan merupakan dua hal yang saling bertentangan. Kerusakan dalam kualitas lingkungan adalah perlu dan dapat difahami untuk pertumbuhan ekonomi, dan pengelolaan sumberdaya alam agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan adalah hal yang tidak dapat dilakukan oleh negara-negara berkembang. Akan tetapi, akhir-akhir ini semakin banyak pendapat yang muncul bahwa degradasi lingkungan dan penggunaan sumberdaya alam yang semena-mena akan menimbulkan kerugian dalam jangka panjang, dan pada akhirnya akan mengurangi tujuan dari pembangunan itu sendiri yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Saat ini telah banyak negara yang mencantumkan kebijakan perbaikan kualitas lingkungan hidup sebagai bagian dari prioritas nasional. Banyak negara bahkan telah menjalin kerjasama antar negara untuk bersama-sama memperbaiki kualitas lingkungan. Namun demikian bagi negara berkembang, pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin meratanya distribusi pendapatan masih merupakan prioritas utama, bukan perbaikan kualitas lingkungan.
176 Membangun Jiwa Kewirausahaan
Negara berkembang tidak tertarik untuk menerapkan kebijakan perbaikan lingkungan kalau kebijakan tersebut dikuatirkan akan mengurangi laju pertumbuhan ekonomi dan/atau menyebabkan semakin tidak meratanya distribusi pendapatan.
Bertahun-tahun yang lalu, ketika kerusakan lingkungan hidup relatif masih kecil, ada kecenderungan untuk mengabaikan peranan dari kualitas lingkungan hidup terhadap produktivitas ekonomi. Namun tidak demikian halnya saat ini, argumentasi bahwa penurunan kualitas lingkungan hidup akan menurunkan keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas ekonomi telah diterima secara luas (Lutz, 1993).
Hal ini dapat dilihat pada banyak negara telah mengalami bahwa kerusakan sumberdaya alamnya telah menghambat pertumbuhan jangka panjang. Salah satu contoh yang umum adalah kegiatan perikanan, baik perikanan darat maupun di laut, yang rusak karena terpolusinya air oleh kegiatan rumah tangga maupun industri. Di banyak tempat kerusakan ini mengurangi sumber utama protein masyarakatnya. Di negara berkembang, kebanyakan masyarakat bekerja di daratan dan secara langsung bergantung pada sumberdaya alam untuk kebutuhan pangan mereka, perumahan, dan pekerjaan. Kesejahteraan mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang terkait dengan produktivitas sistem sumberdaya alam.
Oleh karena itu, pelaku-pelaku di bidang perekonomian seperti perusahaan-perusahaan mempunyai beberapa tanggung jawab pada kehidupan dan kesejahteraan manusia. Saat ini tuntutan masyarakat kepada perusahaan-perusahaan untuk mengemban tanggungjawab lebih besar dari sebelumnya, sehingga dalam menjalankan kegiatan perusahaan tidak bisa hanya berdasarkan
Membangun Jiwa Kewirausahaan 177 pada kehendaknya perusahaan sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari faktor-faktor ekstren yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan arti lingkungan secara luas mencangkup semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan, dan masyarakat.
Masyarakat adalah kombinasi dar berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan. Dalam masyarakat, terdapat banyak pusat kekuatan, masing-masing mempunyai sifat mandiri. Berbagai kelompok tersebut dapat menyebarkan kekuatan dan mencegah terjadinya pemusatan kekuatan pada suatu segmen masyarakat saja. Hubungan-hubungan yang baik dapat terjadi dengan saling memberi melalui kompromi, bukannya dengan paksaan. Dalam hal ini, pluralisme mencerminkan usaha manusia untuk mempertemukan kebutuhan dan kepentingan dari berbagai oranisasi.
Namun kritik terhadap perusahaan tidak hanya terbatas pada ekonomi, moral, etik, dan politik saja; tetapi juga menyangkut beberapa hal antara lain:
- Kondisi lingkungan fisik yang semakin rusak,
- Limbah kimia yang berbahaya bagi kehidupan di buang begitu saja ke sungai,
- Polusi udara yang semakin meningkat, bahkan belum lama ini di Jakarta telah ditemukan bahwa kandungan carbon monoksida (CO) dalam air hujan cukup tinggi, sehingga masyarakat Jakarta dianjurkan untuk tidak menggunakan air hujan sebagai air minum.
Untuk memperbaiki adannya kesan-kesan negatif dari masyarakat terhadap perusahaan, maka sebaiknya perusahaan
178 Membangun Jiwa Kewirausahaan
menghindari/mengurangi kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan masalah-masalah negatif, serta perlu melaksanakan kegiatan kemasyarakatan guna merangkul masyarakat sekitarnya. Adapun saran dari pemerintah dan keluhan dari masyarakat harus diperhatikan. Kegiatan humas yang baik harus dapat menciptakan komunikasi dua arah yang serasi antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat, bukannya hanya berpropaganda saja. Dengan demikian, dampak sosial ekonomi dari kerusakan sumberdaya alam seringkali berpengaruh secara nyata pada masyarakat yang paling miskin. Jelaslah bahwa kegiatan pembangunan ekonomi yang berhasil sangat bergantung pada penggunaan sumberdaya yang rasional dan sedapat mungkin meminimumkan dampak negatif dari kegiatan pembangunan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pemilihan kegiatan pembangunan, perencanaan, rancangan dan penerapannya.
Lingkungan Fisik, Energi dan Konservasi
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Kualitas lingkungan kita sudah semakin menurun. Hal ini terutama disebabkan oleh kombinasi dari tiga faktor :
• Semakin meningkatnya konsentrasi penduduk • Perkembangan teknologi baru
• Semakin meningkatnya kemakmuran ekonomi.
Penurunan kualitas lingkungan salah satunya diakibatkan terjadinya pencemaran/polusi, baik pada tanah, udara, dan air. Polusi merupakan faktor pengrusakan lingkungan alam di mana kita hidup dan bekerja. Air dan udara yang sebelumnya bersih, sekarang
Membangun Jiwa Kewirausahaan 179 telah tercemar. Masing-masing jenis polusi berikut ini menjadi ancaman bagi lingkungan yang sehat.
1. Polusi udara, menimbulkan dampak negatif yang biasanya dikaitkan dengan penyakit jantung dan pernafasan. Kita dapat membayangkan bilamana seseorang di dalam garasi tertutup menghidupkan mesin mobil, maka orang tersebut mengalami sesak nafas dan menjadi lemas, sehingga dapat diduga bahwa pencemaran udara seperti ini berpengaruh negatif pada kesehatan badan setiap orang.
2. Polusi tanah, disebabkan jarak antara sumber air tanah dengan tangki peresapan (pembuangan kotoran) saling berdekatan sehingga bakteri-bakteri dalam tangki peresapan dapat merembes masuk ke sumber air. Air yang mengandung bakteri-bakteri itu tidak baik bagi kesehatan badan jika diminum. 3. Banyaknya sampah awet (sampah anorganik), seperti kaleng
bekas, botol, karet dan plastik, sulit mendapatkan pembuangan; ditanampun tidak mudah larut dalam tanah. Namun demikian masih ada pihak-pihak yang ternyata sangat membantu dalam mengurangi polusi sampah awet, yaitu para gelandangan pencari kaleng, botol dan sebagainya yang mendapatkan hasil dengan menjualnya ke pabrik-pabrik pengolahan.
Selain itu, kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan dapat disebabkan oleh keadaan yang sedang berlangsung atau kegiatan proyek pembangunan. Misalnya, kemiskinan yang meluas di pedesaan dan tekanan penduduk dan menimbulkan tekanan terhadap sistem produksi alam: rusaknya daerah penggembalaan sebagai akibat dari over-grazing (kelebihan ternak yang merumput); hilangnya tanah produktif akibat kegiatan bercocok tanam dan rancangan saluran irigasi yang buruk; musnahnya hutan produktif
180 Membangun Jiwa Kewirausahaan
akibat dari perladangan berpindah dan pengambilan kayu bakar adalah beberapa contohnya.
Pada daerah perkotaan juga terpengaruh akibat urbanisasi dari daerah sekitarnya dan menggunakan berbagai fasilitas sehingga meningkatkan polusi air dan udara, kepadatan dan meningkatnya penyebaran penyakit. Masalah-masalah ini sampai tingkat tertentu disebabkan oleh kesalahan dan kegiatan pembangunan dan sebagian dari jawabannya terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pertumbuhan ekonomi sering menghasilkan kerusakan lingkungan dan sumberdaya alam.
Masalah-masalah yang terjadi saat ini mungkin muncul dari penggunaan berlebihan dan sumberdaya atau kegiatan pembangunan yang tidak dirancang dengan baik. Oleh karena itu untuk mengurangi diperlukan perencanaan yang tepat. Misalnya di Indonesia sebagai sumber energi minyak bumi sudah lama digunakan di samping batu bara dan air. Kemudian muncul penggunaan gas alam yang juga dihasilkan di dalam negeri dan akhir-akhir ini sudah mulai dikembangkan penggunaan sumber energi matahari serta kemungkinan penggunaan tenaga nuklir. Dari sumber energi tersebut kiranya energi matahari dapat memberikan prospek penggunaan yang baik di masa depan mengingat bahaya yang hampir tidak ada, biayanya murah dan bebas polusi. Sebagian besar penggunaan energi di dunia saat ini masih bergantung pada minyak dan gas.
Aktifitas Perusahaan Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan Bio-Fisik dan Sosial Budaya
Merosotnya kondisi lingkungan pada akhir-akhir ini ternyata sudah pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebagai salah satu
Membangun Jiwa Kewirausahaan 181 penyebabnya adalah gencarnya ekspansi industri yang digunakan sebagai dasar pembangunan, melalui perkembangan industri terbukti mampu menjawab permasalahan kemiskinan dan kesenjangan sosial, tetapi keberhasilan ini harus dibayar mahal dengan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan. Dampak yang muncul diantaranya adalah deteriosasi ekologis, baik yang berupa kerusakan tanah (soil depletion), penyusutan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources), berkurangnya lahan produktif pertanian dan pengundulan hutan yang akhirnya menyebabkan musibah banjir. Pada sisi lain air semakin tercemar dan tidak layak untuk diminum, udarapun semakin terpolusi akibat meningkatnya kadar CO2 sehingga bukan hanya akan menyesakan nafas namun juga menyebabkan perubahan atmosfir. Dampak yang kemudian muncul adalah pemanasan global (global
warming). Selain itu kelestarian plasma nutfah semakin tidak
terselamatkan.
Apabila kondisi tersebut dibiarkan bukan mustahil kehidupan ekosistem alam akan rusak dan kehidupan manusia akan lebih sengsara karena alam tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan dasar bagi manusia. Kondisi inilah yang menimbulkan peningkatan kesadaran dan kepedulian lingkungan masyarakat dunia, selain itu telah melahirkan berbagai gerakan serta kampanye lingkungan sebagai reaksi atas kerusakan alam. Salah satunya adalah gerakan konsumen hijau (green consumer) yang cenderung mempengaruhi masyarakat luas untuk mengkonsumsi produk yang peduli lingkungan. Gerakan ini melahirkan persyaratan dalam perdagangan internasional seperti ecolabelling, cleaner production, dan
eco-efisiensi.
Hal inilah yang dijadikan dasar bagi perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan, kondisi ini juga yang berpengaruh terhadap
182 Membangun Jiwa Kewirausahaan
berbagai usaha yang pemanfaatan sumberdaya alam harus memperhatikan isu-isu lingkungan dalam mengelola usahanya. Namun kesadaran ini ternyata hanya sebagian kecil yang memahami dan memperhatikan keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan. Ekploitasi atas keterdesakan ekonomi menjadi trenddi berbagai daerah, bahkan temuan LSM yang bergerak dibidang lingkungan mengindikasikan 70 % Perda di daerah bersifat ekploitatif (Kompas, 31/1/2008).
Tidak heran apabila bencana alam semakin dekat dan terbiasa dengan kehidupan masyakat di Indonesia. Atas nama ekonomi, alam diekploitasi tanpa memperhatikan dampak lingkungan yang dapat mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Atas nama PAD daerah mengekploitasi sumberdaya alam yang ada didaerahnya dengan berbagai cara tanpa memperhatikan unsur-unsur kelestarian alam. Dalam jangka pendek ekploitasi sumberdaya alam dapat saja menguntungkan, namun dalam jangka panjang dampak ekploitasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan keseimbangannya akan berkibat besar terhadap keselamatan dan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
Kegiatan berwirausaha merupakan kegiatan sosial dan sekaligus merupakan kegiatan ekonomi. Aktifitas perusahaan melibatkan interaksi antar-manusia dan interaksi manusia dengan alam melalui berbagai aktifitas seperti mengadakan bahan-bahan produksi yang berasal dari pemasok dan/atau langsung dari alam, melakukan proses produksi, mempekerjakan orang, melakukan transaksi dan berbagai aktifitas lainnya yang bertujuan untuk memperoleh laba. Karena perusahaan dapat berjalan melalui interaksi manusia dengan manusia dan manusia dengan alam, berarti perolehan laba dalam perusahaan tidak boleh bersifat sepihak, namun menguntungkan kedua belah pihak yang berinteraksi.
Membangun Jiwa Kewirausahaan 183 Perhatian pada aspek sosial-ekonomi dalam setiap kajian dan penerapan kebijakan pemanfaatan sumberdaya alam menjadi semakin penting. Hal ini seiring dengan menjadikan aspek sosial-ekonomi menjadi semakin signifikan karena adanya kecenderungan terjadinya hambatan aksesibilitas masyarakat terhadap sumberdaya alam untuk memanfaatkannya. Dewasa ini masyarakat cenderung untuk memanfaatkan secara lebih intensif terhadap sumberdaya alam. Pada akhirnya situasi ini dapat memberi dampak yang serius terhadap eksploitasi yang berlebihan bagi sumberdaya alam. Kondisi ini dapat membawa pada situasi kemungkinan adanya percepatan kerusakan sumber daya alam.
Dampak yang paling nyata terlihat sebagai akibat dari aktifitas perusahaan (baik yang berskala besar, maupun kecil) adalah dampak bio-fisik berupa pencemaran. Adanya pencemaran terhadap lingkungan diakibatkan oleh pembuangan limbah sebagai bahan yang tidak terpakai dalam aktifitas perusahaan yang dapat berbentuk padat, cair ataupun gas. Malah ada yang berpendapat dengan menambahkan kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas perusahaan sebagai limbah suara.
Dari berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh aktifitas perusahaan, limbah yang paling berbahaya bagi lingkungan hidup adalah limbah yang digolongkan mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah jenis B3 ini merupakan zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Selain itu menurut Usman (1998) aspek sosial dalam kajian lingkungan terutama dalam pemanfaatan sumbedaya alam
184 Membangun Jiwa Kewirausahaan
diperlukan bagi para pengambil kebijakan. Hal ini berkaitan dengan keberadaan suatu usaha atau kegiatan mempunyai dampak positif sekaligus negatif terhadap kehidupan masyarakat disekitarnya. Kegagalan mengidentifikasi dan mengantisipasi dampak negatif tidak hanya mengganggu keberlangsungan usaha atau kegiatan tersebut, melainkan juga dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Untuk itu aspek sosial ekonomi yang berkaitan dengan suatu kegiatan lingkungan dapat dikategorikan dalam hal berikut :
1. Demografi dan budaya yang meliputi angkatan kerja produktif, pranata-pranata sosial atau lembaga kemasyarakatan yang tumbuh dikalanagan masyarakat, proses sosial yang meliputi kerjasama akomodasi, konflik dan akomodasi, sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana atau usaha kegiatan. 2. Ekonomi berkaitan dengan kesempatan kerja dan berusaha,
pola kepemilikan dan penguasaan sumberdaya lahan, tingkat pendapatan penduduk, prasarana dan sarana perekonomian (jalan, pasar, pelabuhan, perbankan, pusat pertokoan, dan pola pemanfaatan sumberdaya alam.
Selanjutnya menurut Adiwikarta (dalam Usman 1998) paling tidak ada tiga isu pokok yang perlu dipertimbangkan dalam melihat dampak dari suatu usaha atau kegiatan ekonomi dan lingkungan, yaitu perubahan pola ekonomi keluarga, perubahan pola kegiatan usaha ekonomi, dan peruahan situasi kerja. Pola usaha ekonomi adalah bentuk mata pencaharian penduduk lokal setelah ada kegiatan. Apabila bentuk pencaharian penduduk lokal menjadi bervariasi, dampaknya dapat dikatakan positif dan sebaliknya. Waktu usaha kegiatan ekonomi adalah jumlah jam kerja yang dihabiskan penduduk lokal untuk bekerja sesuai dengan mata pencahariannya. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan kerja adalah jumlah
Membangun Jiwa Kewirausahaan 185 lowongan kerja yang disediakan oleh suatu usaha atau kegiatan untuk penduduk Lokal.
Kemudian pemahaman yang lebih lengkap dikemukakan oleh Usman (1998) bahwa dalam aspek-ekonomi kajian lingkungan meliputi hal sebagai berikut: Kesempatan Kerja dan Berusaha, Pola Kepemilikan dan Pengusaan Lahan, Tingkat Pendapatan Penduduk, Kondisi Sarana dan Prasarana Perekonomian, Pemanfaatan Sumberdaya Alam.
Ada beberapa masalah lingkungan yang menjadi ancaman global diantaranya akumulasi bahan beracun, efek rumah kaca, rusaknya lapisan ozon, hujan asam, penggurunan serta berkurangnya keanekaragamanan hayati. Masalah-masalah tersebut timbul akibat aktifitas (umumnya ekonomi) yang terakumulasi dan sudah berlangsung sejak lama.
Dalam hal dampaknya terhadap lingkungan sosial budaya, biasanya aktifitas usaha juga memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung. Dalam operasional usaha, wirausahawan akan berhubungan dengan berbagai stakeholders (pihak-pihak yang berkepentingan), baik internal seperti karyawan, maupun eksternal seperti pemasok, pemasar, pemerintah, dan masyarakat konsumen. Keberhasilan mengelola usaha dapat diukur dengan melihat sampai sejauhmana hubungan perusahaan dengan para stakeholders tersebut. Tentunya dalam menjalankan aktifitas usahanya, seorang pengusaha tidak hanya memikirkan keuntungan sendiri, namun juga harus memikirkan kepentingan pihak-pihak lain tersebut.
Untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah perusahaan, seharusnya setiap perusahaan telah memiliki unit-unit pengolahan limbah sebelum limbah dibuang ke lingkungan. Undang-Undang No. No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah mengatur bahwa setiap orang
186 Membangun Jiwa Kewirausahaan
diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup, tetapi dengan persyaratan telah memenuhi baku mutu lingkungan hidup dan mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Undang-undang ini juga mengatur baku mutu lingkungan hidup untuk menentukan terjadinya pencemaran lingkungan yang diukur berdasarkan baku mutu air, air limbah, air laut, udara ambien, emisi, gangguan dan lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Lingkungan Bio-Fisik dan Sosial Budaya
Berbagai kasus lingkungan yang terjadi tidak dapat dipungkiri sebagian besar karena perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab dan hanya mementingkan diri sendiri. Jika ditinjau lebih jauh, terjadinya krisis lingkungan global pada dasarnya menurut Keraf (2002) bersumber pada kesalahan fundamental-filosofis dalam pemahaman atau cara pandang serta pola perilaku manusia mengenai dirinya, alam dan keseluruhan ekosistem.
Kesalahan cara pandang ini bermula dari etika
antroposentrisme yang memandang manusia sebagai pusat dari alam
semesta. Hanya manusia yang memiliki nilai, manusia adalah penguasa alam sehingga bebas melakukan apa saja, sementara alam dan segala isinya hanyalah sekadar alat bagi pemuasan kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Cara pandang ini melahirkan sikap perilaku eksploitatif tanpa memperdulikan alam dan segala isinya. Dengan etika tersebut melahirkan etika frontier dimana segala sesuatu yang ada di alam untuk kepentingan manusia semata-mata.
Membangun Jiwa Kewirausahaan 187 Terdapat tiga kesalahan fundamental dari cara pandang ini:
Pertama adalah manusia hanya dipahami sebagai mahluk sosial
(social animal) yang eksistensi dirinya ditentukan oleh komunitas sosialnya dalam pengertian bahwa manusia berkembang menjadi dirinya dalam interaksi dengan sesama manusia di dalam komunitas sosialnya; Kedua, bahwa etika hanya berlaku bagi komunitas sosial manusia atau dalam artian bahwa norma dan nilai moral hanya dibatasi keberlakuannya bagi manusia, sementara bagi mahluk lain di luar manusia tidak berlaku; dan Ketiga, cara pandang ini diperkuat oleh paradigma ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang memisahkan alam sebagai obyek dan manusia sebagai subyek dan memisahkan secara tegas antara fakta dan nilai.
Cara pandang antroposentrisme dikritik tajam oleh etika
biosentrisme dan ekosentrisme yang memiliki cara pandang bahwa
manusia tidak hanya dipandang sebagai mahluk sosial. Manusia harus dipandang terlebih dahulu sebagai mahluk biologis dan ekologis. Kehidupan manusia tidak hanya tergantung pada sesamanya (komunitas sosial), tetapi juga terkait dengan semua kehidupan lain di alam semesta. Dari pemahaman kedua etika ini, sehingga tanggung jawab moral tidak lagi hanya dibatasi pada hubungan manusia
dengan manusia lainnya dan komunitasnya, tetapi juga berlaku berlaku bagi semua mahluk hidup dan lingkungannya.
Pembahasan mengenai etika sebagaimana yang telah dikemukakan di atas terkait hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan mahluk lain serta lingkungannya. Bagaimana halnya dengan perusahaan, apakah perusahaan juga memiliki tanggung jawab moral seperti manusia? Jika ada yang berpendapat bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab legal, mungkin jawabannya sudah pasti dan tidak diragukan lagi. Karena perusahaan sebagai
188 Membangun Jiwa Kewirausahaan
badan hukum pastilah memiliki status legal, mempunyai hak dan kewajiban legal sebagaimana manusia dewasa seperti menuntut dan dituntut di pengadilan, memiliki, melakukan kontrak dan sebagainya. Seperti subyek hukum yang biasa (manusia perorangan), perusahaan pun harus menaati peraturan hukum. Menurut George (1999), terdapat dua pandangan tentang status legal perusahaan, yaitu:,