• Tidak ada hasil yang ditemukan

Endapan MnO2 akan memberikan noda – noda pada bahan/ benda-benda yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. Di samping itu, konsentrasi 0,05 mg/l unsur ini merupakan akhir batas dari usaha penghilangan dari kebanyakan air yang dapat dicapai. Kemungkinan unsur ini merupakan nutrient yang penting dengan kebutuhan perhari 10 mg yang dapat diperoleh dari makanan. Unsur ini bersifat toksik pada pernapasan.

Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/l, dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian cucian, dan dapat juga menyebabkan kerusakan pada hati.

Konsentrasi standar maksimum yang ditetapkan Dep.Kes.R.I. untuk Mn ini adalah sebesar 0,05 - 0,5 mg/l. 0,05 mg/l adalah merupakan batas konsentrasi

maksimal yang dianjurkan, sedang 0,5 mg/l adalah merupakan batas konsentrasi maksimal yang diperbolehkan.( Sutrisno,1991)

Mangan adalah salah satu logam yang lebih berlimpah di kerak bumi dan biasanya terjadi bersama-sama dengan besi. Konsentrasi mangan terlarut dalam air tanah dan permukaan yang miskin oksigen dapat mencapai beberapa miligram per litre.on paparan oksigen, mangan dapat dari oksida tidak larut yang dapat mengakibatkan deposit yang tidak diinginkan dan masalah warna dalam sistem distribusi. asupan harian mangan dari makanan oleh orang dewasa adalah antara 2 dan 9 mg.

Bukti neurotoksisitas mangan telah terlihat di penambang setelah kontak yang terlalu lama debu yang mengandung mangan. tidak ada bukti yang meyakinkan tentang toksisitas pada manusia dikaitkan dengan konsumsi mangan dalam air minum, tetapi hanya studi terbatas yang tersedia

Meskipun tidak ada studi tunggal cocok untuk digunakan dalam menghitung nilai pedoman, bobot bukti dari asupan harian aktual dan studi pada hewan laboratorium diberikan mangan dalam air minum di mana efek racun neurotoksik dan diamati mendukung pandangan bahwa pedoman kesehatan sementara berbasis nilai 0,5 mg / liter harus memadai untuk melindungi kesehatan masyarakat. (Geneva. 1993)

2.8. Spektrofotometer

Spektofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan

untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi yang melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu, monokromator,sel pengabsobrpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absopsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.

Bagian – bagian yang terdapat pada spektrofotometer adalah : 1. Sumber

Sumber yang biasa digunakan untuk spektroskopi absopsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu i = K Vn,i = arus cahaya, V = tegangan, n = eksponen ( 3-4 pada lampu wolfram),variasi tegangan dapat diterima 0,2 % pada suatu sumber DC,misalnya baterai. Lampu hidrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV. Kebaikan lampu wolfram adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yamng stabil dapat digunakan transformator. Jika potensial tidak stabil ,kita

akan mendapatkan energi yang bervariasi. Untuk mengompensasi hal ini maka dilakukan pengukuran transmitan larutan sampel selalu disertai larutan pembanding.

2. Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber, sinar monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya tetap,maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λ yang diinginkan.

3. Sel absorpsi

Pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertuup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.

4. Detektor

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan.

Ditempatkan larutan pembanding, misalnya blanko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200nm-650nm ( 650 nm 1100 nm) agar daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “ nol “ galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan “ nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol trnsmintasi, kemudian atur besarnya pada 100%. Dilewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yanga akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.

2.8.2. Hukum Yang Mendasari Spektroskopi

Jika satu berkas sinar melewati suatu medium homogen,sebagian dari cahaya datang (Po) diabsorbsi sebanyak (Pa) sebagian dapat diabaikan dipantulkan ( Pr ),sedangkan sisanya ditransmisikan ( Pt) dengan efek intensitas murni sebesar :

Po = Pa + Pt + Pr

Di mana Po : intensitas radiasi yang masuk, Pa : intensitas cahaya yang diabsopsi Pr : intensitas cahaya yang dipantulkan Pt : intensitas cahaya yang ditransmisikan.

Tetapi pada prakteknya,nilai Pr adalah kecil sekali ( ~ 4 %); sehingga untuk tujuan praktis

Po = Pa + Pt

Lambert dan Beer dan juga Bouger menunjukkan hubungan berikut :

T = = 10 –abc

log (T) = log( = -abc

a = tetapan absorpsitivitas T = transmitasi

log = log = abc = A

A = absorbansi, - log (T) i,e.A = abc

( = T-1 is opasitas ( tidak tembus cahaya)

A= abc

a = absorpsivitas ( yakni tetap)

Hukum di atas dapat ditinjau sebagai berikut :

a) Jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada medium pengabsopsi pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat kecilnya akan menurunkan intensitas berkas.

b) Jika suatu cahaya monokromatis mengenai suatu medium yang transparan, laju pengurangan intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya.

c) Intensitas berkas sinar monokromatis berkurang secara eksponensial bila konsentrasi zat pengabsopsi bertambah. ( Khopkar.S.M.2008)

BAB III

Dokumen terkait