• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. DIMENSI PELANGGARAN HAM TERHADAP

B. Dampak Pelanggaran HAM Yang Terjadi Di Uighur

Pemerintah Cina terus melakukan penindasan dan tindakan sewenang-wenang terhadap kaum minoritas Muslim Uighur di Xinjing. Pelanggaran HAM dan pembunuhan massal atas fisik dan budaya Muslim Uighur dilakukan secara sistematis. "Muslim Uighur semakin tertindas dan marah atas perlakuan keras Beijing,". Dampak pelanggaran HAM yang terjadi khususnya terhadap Muslim di Uighur adalah:

1. Hubungan antara korban dan pelaku menjadi terganggu

2. Ada kemungkinan pihak korban akan melakukan perlawanan atau baik secara langsung maupun tidak langsung

3. Kerugian dalam berbagai bentuknya baik secara riil ataupun materiil akan diderita pihak yang menjadi korban pelanggaran

7 Januari 2015 Pukul 11.00 Wib

50

Pemerintah Cina, telah bertindak seperti gaya Pemerintahan Apartheid ala Afrika Selatan di zaman dahulu. Tak heran, jika sampai kapan pun Muslim Uighur terus akan melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Komunis Cina. Setidaknya ada delapan alasan mengapa Uighur tidak akan berhenti mencapai kemerdekaan mereka dengan memerangi Cina. Berikut adalah akibat pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur maka pihak Muslim Uighur akan terus melakukan perlawanan seperti yang telah disebutkan diatas alasannya adalah:

1. Cap Cina sebagai penjajah semakin menguat. Cina menganggap wilayah Xinjiang merupakan bagian mereka, namun hal ini ditolak warga Uighur. Pada Oktober 1949, Jenderal wang Zhen datang ke Republik Turkistan Timur untuk menjajah. Dengan dukungan penuh Uni Soviet, Jenderal Wang membantai warga Uighur. Puluhan ribu Muslim Uighur tewas dan Republik Turkistan Timur jatuh ke Cina, diganti menjadi Xinjiang yang berarti "teritori baru".

2. Pemerintah Komunis Cina melakukan genosida terhadap budaya Uighur. Ini meliputi pembunuhan masal atas bahasa, tradisi, nilai-nilai agama, simbol agama, kebiasaan, adat, dan kehidupan asli warga Uighur sebagai entitas besar di Republik Turkistan Timur. Cina telah memaksakan kehendak dengan menjadikan Bahasa Cina sebagai satu-satunya bahasa pengantar di Xinjiang. China menolak dan membatasi ketat sekolah-sekolah Islam yang mengajarkan sejarah dan nilai-nilai keislaman.

3. Kekerasan Pemerintah Cina yang terorganisasi dan sistematis membuat warga Uighur terus melawan Beijing. Kebijakan Cina yang memandang persatuan lebih penting dari hak asasi manusia (HAM), membuat mereka

menghalalkan segala cara untuk menindak protes dan perlawanan Uighur. Cina lebih suka memakai cara-cara keras untuk menghadapi protes warga atas kesenjangan. Cina lebih memilih senjata daripada pendekatan persuasif untuk memberikan pengertian kepada Muslim Uighur.

4. Cina hanya memberikan otonomi daerah sebagai omong kosong. Faktanya, China memberlakukan kebijakan sentralisasi baik dalam politik, ekonomi, militer, keuangan, budaya, hingga pendidikan. Otonomi hanya tinggal nama.

5. Cina mengkriminalisasi pemakaian bahasa Uighur yang tidak sesuai dengan aturan. Bangsa Uighur dilarang keras menyebut kata Republik Turkistan Timur sebagai negara asli mereka. Cina memaksa penggunaan kata Xinjiang sebagai sebutan baru bagi wilayah itu.

6. Terjadi kesenjangan dan ketidakadilan ekonomi terhadap Muslim Uighur di Xinjiang. Wilayah kaya energi itu tidak mengalami kenaikan taraf kehidupan yang lebih baik. Hasil energi dirampas semua oleh Beijing. "Perusahaan-perusahaan Cina yang dikuasai etnik Han tidak pernah menerima pegawai Muslimi Uighur. Mereka lebih memilih membawa keluarga mereka dari wilayah lain ke Xinjiang,". Izin-izin usaha etnik Uighur dipersulit. Ekspansi usaha mereka pun dibatas, termasuk sektor-sektor yang dikuasai mereka.

7. Uighur marah atas Han-isasi Xinjiang di mana Pemerintah Cina memindahkan jutaan warga Han dan tinggal di Xinjiang. Kini, jumlah etnik Uighur dan Han sama banyak, masing-masing sekitar 10 jutaan.

8. Dari sisi pemerintahan lokal, posisi Uighur semakin terkepit oleh Han. Cina komunis memang sengaja melakukan ini agar Muslim Uighur semakin terusir dari tanah mereka. Pemerintah Cina pun membuat kebijakan untuk mengusir Muslim Uighur dari Xinjiang dan menempati wilayah-wilayah Cina lainnya.51

Dampak lain karena terjadi pelanggaran HAM yang terjadi terhadap Muslim di Uighur adalah bagi pemerintah Cina dinilai mengalami kemunduran dalam penegakkan hak asasi manusia (HAM). Badan Hak Asasi Manusia di Perserikatan Bangsa Bangsa (UNHCR) menyatakan Presiden Cina Xi Jinping belum membawa perubahan signifikan tentang pelanggaran HAM di negara tersebut.

Dalam sebuah laporan yang dilansir Reuters, UNHCR mengatakan catatan pelanggaran HAM Cina malah semakin meningkat pasca transisi kekuasaan di Ibu Kota Beijing 2012. Pemerintahan Jinping, disebut UNHCR lebih bertangan dingin ketimbang pendahulunya. Terbukti dengan maraknya penangkapan aktivis sejak Jinping menguasai Partai Komunis Cina (PKC) dan dilantik menjadi presiden awal tahun ini. Diketahui 16 aktivis antikorupsi belum pulang kerumah. Para tahanan itu dituduh mengganggu ketertiban umum dengan kampanye anti korupsi.52

Nasib tragis terus dialami oleh Muslim Xinjiang, Cina. Ada sekitar 8,5 juta jiwa Muslim di wilayah ini dengan bangunan masjid sebanyak 23 ribu buah. Penduduk Cina sendiri mencapai 1,3 miliar jiwa. Mereka terus-menerus didera 51

penderitaan luar biasa dan dicap sebagai teroris. Otonomi Uighur Xinjiang. Wilayah ini berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet di sebelah selatan dan Provinsi Qinghai serta Gansu di tenggara. Xinjiang juga berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur, Rusia di utara, serta Kazakstan, Kirgistan, Tajikistan, Afganistan dan Kashmir di barat.

Selain kaya akan mineral, minyak bumi, dan gas cadangan terbesar di Cina, Xinjiang sangat penting secara geopolitik. Maka dari itu, demi mengontrol Xinjiang, berbagai langkah dilakukan Pemerintah Cina, termasuk membelenggu hak warga Muslim untuk menjalankan ritual dan ajaran agamanya. Sekadar contoh, keberadaan sekolah Islam, masjid dan imam dikontrol secara ketat.

Dalam kurun waktu 1995 hingga 1999, pemerintah telah meruntuhkan 70 tempat ibadah serta mencabut surat izin 44 imam. Pemerintah juga menerapkan larangan ibadah perorangan di tempat-tempat milik negara. Larangan ini mencakup larangan shalat dan berpuasa pada bulan Ramadhan di kantor atau sekolah milik negara.

Tekanan yang luar biasa baik dari negara dan suku Han inilah yang memicu mereka untuk memilih memisahkan diri dari Cina. Rencana itu kian membuat pemerintah Cina mencengkeram Xinjiang dan menindas kaum Muslim di sana. Korban-korban berjatuhan dalam beberapa bulan terakhir53

Jika dipaparkan secara lebih rinci dampak yang diterima oleh Muslim di Uighur adalah sangat banyak bagi korban pelanggaran HAM. Mulai dari tidak bisa mendapatkan pekerjaan, tidak bisa beribadah dengan baik dan layak dan akan terus membuat keributan bagi muslim uighur dengan suku-suku maupun etnis lain

53

yang ada di china. Maka tidak akan ada perdamaian yang terjadi di pemerintahan china selama masih ada penindasan bagi muslim uighur. Selain itu, akan semakin banyak korban berjatuhan bagi rakyat muslim uighur yang tidak punya salah sekalipun akan menjadi korban.

Dengan adanya pelanggaran HAM yang terjadi terhadap Muslim di Uighur akan berdampak juga terhadap pemerintah cina yang akan berselisih dengan negara-negara tetangga seperti turki yang membela Muslim Uighur, dan akan menghambat perkembangan dari pemerintah cina. Menurut pendapat saya juga akan menimbulkan kemarahan bagi umat muslim lain yang ada dinegara-negara tetangga yang merasa saudaranya sebagai umat muslim ditindas dan diberlakukan secara tidak adil, maka akan mempengaruhi hubungan antar negara.

C. Pengaturan Pelanggaran HAM Di Dalam Internasional Criminal

Dokumen terkait