• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Penjajahan Bangsa Barat di Indonesia

C. Dampak Penjajahan Bangsa Barat dalam Bidang Budaya dan Pendidikan

Penjajahan bangsa Barat juga berdampak pada bidang budaya dan pendidikan 1. Dampak dalam Bidang Budaya

Kedatangan bangsa barat di Indonesia membawa beberapa yradisi yang berbeda dengan tradisi lokal masyarakat pribumi. Pengaruh budaya barat yang

46

Rev : 03 No : F.02.55 diterima oleh masyarakat pribumi sering sekali disebut westernisasi. Proses ini berupa masuknya budaya-budaya barat dalam tradisi local.

Proses westernisasi secara tidak langsung mulai berkembang dari cara berpakaian,pemakaian bahasa,cara pergaulan dan lain-lain.pemerintah colonial mulai menghilangkan tradisi local dengan menyebarkan beberapa peegaruh budaya barat termasuk di kalangan istana.Namun pengaruh westernisasi yang terjadi di Indonesia hanya dirasakannoleh sebagiankecil rakyat Indonesia.sebagian masya rakat Indonesia masih menjalankan cara hidup tradisional.

Tradisi yang dimilki oleh bangsa Indonesia,seperti upacara dan tatacara yang berlaku di lingkungan istana semakin pudar bahkan cenderung di hilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi oleh pemerintah Belanda.

Akibatnya lingkungan istana mulai kehilangan jati dirinya karena dipaksa mengikuti kebiasaan pemerintah Belanda.

Dikalangan penguasa,timbul kekawatiran bahwa pengaruh kehidupan barat mulai merusak nilai-nilai kehidupan tradisional.tantangan yang paling kuat terhadap perubahan tradisi muncul dari kalangan pemimpin agama, yang memandang kehidupan barat bertentangan dengan norma-norma ajaran Islam.orien taai keagamaan seperti ini ,terdapat juga dikalangan para bangsawan dan pejabat-pejabat istana yang taat beragama. Pandangan keagamaan in dijadikan sbagai dasar untuk melakukan perlawanan.

2. Daampak dalam Bidang Pendidikan

Pada awalnya pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda hanya terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang nantinya dapat disalurkan pada perkebunan belanda atau kantor milik belanda.

Pendidikan pada masa kolonial mempunyai segi positif dan negative.

Pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial sudah menggunakan kurikulum yang jelas dan bersifat modern, akan tetapi pendidikan pada masa itu hanya menekankan pada kepentingan colonial dan bersifat terbatas. Sistem pendidikan barat mulai berkembang di Idonesia setelah munculnya politik etis yang dicetuskan oleh Mr Van de Venter pada permulaan abad ke-20.

Pendidikan pada masa colonial ini mulai mengilhami perkembangan pendidikan Indonesia selanjutnya karena banyak hal yang kita adopsi dalam system maupun strukturnya sperti kurikulum,bentuk pendidikan, dan bentuk pembelajaran.

Pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kolonial belanda,menekankan pada sistem pendidikan barat. Pemerintah kolonial Belanda membuka sekolah-sekolah untuk kaum pribumi untuk mendidik calon-calon birokrat pemerintah dari bangsa Indonesia sendiri. Misalnya pembangunan sekolah calon birokrat yang bernama OSVIA (Oplending School Voor inlandische Ambtenaren ) yang didirikan di Bandung,Maagelang,dan probolinggo.

Pada tahun 1848,mulai dibuka sekolah secara masal disetiap kabupaten meskipun juga masih terbatas untuk kalangan tertentu. Sekolah-sekolah tersebut antara lain HIS (Holands Inlandsche School) MULO (Meer Uitgebreid Large Onder wijs), AMS (Algeemene Middlebare School) dan HBS (Hoogere Burger School)

Sejarah pendidikan di Indonesia sudah mulai sebelum pemerintah colonial menguasai Indonesia. Penduduk pribumi pada masa ini hanya mengenal satu jenis pendidikan yang disebut sebagai lembaga pengajaran asli yaitu sekolah-sekolah aga ma Islam dalam bentuk pesantren maupun pengajaran dilanggar atau surau. Di tem pat-tempat tersebut para murid dilatih untuk belajar membaca alquran dan mempelajari syariat agama islam.

Pada awal abad XX,pemerintah Belanda menetapkan bahwa orang-orang pribumi diperbolehkan masuk sekolah-sekolah Belanda setelah adanya peraturan pemerintah tahun 1818.Pemerintah juga akan menetapkan peraturan-peraturan tata

47

Rev : 03 No : F.02.55 tertib yang diperlukan mengenai sekolah-sekolah bagi penduduk pribumi.

Pengembangan sekolah pribumi kelas satu maupun kelas dua tidak berhubungan de ngan pembagian masing-masing golongan rakyat pribumi. Pemerintah kolonial ber pendapat bahwa memperluas pendidikan untuk rakyat pribumi membutuhkan banyak modal. Pada tahun 1918,diperkirakan bahwa biaya pendidikan akan menghabiskan 417 juta golden setahun guna mengurus sekolah-sekolah kelas dua bagi seluruh penduduk Indonesia Biaya ini diperkirakan jauh lebih besar dari pada pengeluar pemerintah colonial.

Pada tahun 1904 pemerintah kolonial membuka sekolah-sekolah desa (sekolah rakyat) yangbsebagian besar biayanya ditanggung oleh swadaya penduduk desa.

Haal ini dilakukan untuk menekan pengeluaran pemerintah colonial. Disekolah sekolah rakyat tersebut akan diterapkan masa pendidikan tiga tahun yang memberikan ketrampilan dasar membaca,berhitung.

Pemerintah kolonial kemudian menciptakan suatu system pendidikan untuk menampung bermacam-macam golongan yang ada dalam masyarakat.

A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan member tanda silang (x) pada huruf a,b,c,d atau e

1. Kedudukan penguasa pribumi pada masa kolonial adalah……….

a. Di atas penguasa kolonial b. Sejajar penguasa kolonial c. Di bawah penguasa kolonial

d. Penguasa pribumi tidak lagi memilki kekuasaan terhadap rakyat

e. Para penguasa pribumi tidak berhak lagi menarik pajak atau upeti dari rakyat 2. Masuknya modal asing ke Idonesia secara besar-besaran terjadi pada masa……

a. System tanam paksa b. Politik liberal c. Kekuasaan VOC

d. Gubernur Jendral Rafles e. Gubernur Jendral Daendeles

3. Dalam stratifikasi sosial pada masa colonial,lapisan paling atas diduduki oleh…

a. Bangsa penjajah b. Kaum bangsawan c. Para birokrat pemerintah d. Kaum ulama

e. Rakyat biasa

4. Berikut ini dampak kolonialisme dan imperialism Barat dalam bidang budaya adalah..

a. Masyarakat mulai mengenal uang

b. Para penguasa pribumi menjadi alat kekuasaan penjajah c. Masyarakat mulai mengenal budaya Barat

d. Runtuhnya perdagangannrakyat e. Terjadinya liberalisme

5. Pada awalnya pendirian sekolah –sekolah pribumi bertujuan untuk…

a. Mencetak tenaga terdidik dari kaum pribumi b. Meningkatkan sumberdaya manusia Indonesia c. Memajukan bangsa Indonesia

d. Membangun bangsa Indonesia

e. Meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia

6. Berikut ini yang tidak termasuk dampak penjajahan bangsa Barat dalam bidang politik adalah…

PENILAIAN PROSES & HASIL BELAJAR

48

Rev : 03 No : F.02.55 a. Terbentuknya bangsawan dalam stratifikasi social

b. Runtuhnya kekuasaan pribumi c. Adanya perubahan struktur birokrasi

d. Adanya perubahan system pemerintahan colonial e. Adanya perubahan hukum dannperaturan pemerintah

7. Salah satu kebijakan Gubernur Jendral Daendeles di Indonesia aadalah…

a. Mengadakanpembangunan jembatan ampere b. Menggalakkan transmigrasi ke pulau Kalimantan c. Peningkatan pendidikan masyarakat pribumi d. Menjalankan system siwa tanah

e. Membuat jalan raya dari anyer sampai panarukan

8. Budaya barat mulai berkembang dengan adanya proses westernisasi yang secara tidak langsung di tandai dengan ..

a. Proses pernikahan dengan bangsa Eropa b. Tradisi upacara adat yang berkala c. Penggunaan huruf kanji dalam tulisan

d. Pemakaian bahasa Belanda dancara berpakaian e. Perkembangan pembangunan infrastruktur colonial

9. Dampak positif ssistem tanam paksa dan ekonomi liberal bagi rakyat Indonesia adalah..

a. Munculnya kaum intelektual dalam pemerintahan

b. Rakyat pribumi mengenal ekonomi uang dan berperan serta dalam proses ekonomi dan industrialisasi

c. Timbulnya golongan baru dalammasyarakat berdasarkan diferensiasi ekonomi d. Merosotnya kesejahteraan rakyat dan menguatnya struktur feodalistis

e. Eksploitasi ekonomi besar-besaran telah melemahkan sendi ekonomi dan budaya masyarakat

10. Usaha yang dilakukan pemerintah colonial untuk menekan pengeluaran biaya pendidikan adalah…

a. Meningkatkan jumlah ekspor

b. Menyumbangkan sedikit kas pemerintah

c. Membuka sekolah desa yang biayanya ditanggung oleh swadaya penduduk desa d. Membatasi pendirian sekolah

e. Mengurangi jumlah pengajar dan murid yang bersekol .

Penilian Pengetahuan (Essay)