• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjuangan Mempertahankan Integrasi Republik Indonesia

A. Kondisi Indonesia Pasca Kemerdekaan

A. Kondisi Indonesia Pasca Kemerdekaan

Kekalahan Jepang dalam perang Dunia II menjadi momentum yang tepat bagi Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945,Presiden pertama RI yaitu Soekarno membacakan naskah proklamasi di depan rumahnya,jalan Pegangsaan Timur No.56. Sejalan dengan hal itu,proklamasi kemerdekaan Indonesia juga diperdengarkan melalui radio Republik Indonesia (RRI) dan disebarkan melalui surat kabar. Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Seluruh rakyat Indonesia juga menyambut kemerdekaan denganpenuh kegembiraan dan rasa syukur.

Setelaah bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dari Jepang yang kalah dalam perang Dunia II, bangsa Indonesia masih dihadapkan pada keadaan yang mengancam kedaulatan dan integrasi negara republik Indonesia. Pasukan sekutu sebagai pemenang perang Dunia II berusa mengambil alih tanggung jawab atas wilayah bekas jajahan Jepang di Asia, termasuk Indonesia.

1. Pendirian Partai-Partai Politik di Indonesia

Pada tanggal 3 November 1945,pemerintah mengeluarkan sebuah maklumat tentang pembentukan partai-partai plitik yaitu maklumat pemerintah No.X tanggal 3 November 1945 yang ditandatangi oleh wakil Presiden Moh.Hatta.

Pemerintah berharap partai-partai politik segera tersusun sebelum dilangsung kannya pemilihan anggota badan-badan perwakilan rakyat pada bulan Januari 1946.

Berdasaarkan maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 tersebut,kemudian ber diri berbgai partai politik,baik yang meneruskan partai politik yang telah ada maupun partai politik yang baru berdiri. Partai –partai tersebutantara lain

a. Partai buruh Indonesia yang dipimpin oleh Nyono b. Partai Rakyat Jelata dipimpin Sutan Dewanis,

c. Majlis Syuro Muslimin Indonesia ( Masyumi) dipimpin oleh Dr.Soekirman Wiryo Sanjoyo

d. Partai Kristen Indonesia dipimpin oleh Probo Winoto e. Partai Sosialis Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifudin f. Partai Rakyat Sosialis dipimpin oleh Sutan Syahrir g. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia dipimpin J.B.Assa h. Partai Katholik Republik Indonesia dipimpin I.J.Kasimo i. Partai Nasional Indonesia dipimpin oleh Sidik Joyo Sukarto KOMPETENSI DASAR/INDIKATOR :

MATERI PEMBELAJARAN

73

Rev : 03 No : F.02.55 Upaya pemerintah mengeluarkan maklumat untuk segera membuat partai juga memiliki maksud agar partai-partai yang telah terbentuk tersebut turut memperkuat perjuangan Republik Indonesia. Partai politik juga diharapkan menjadi media penya tuan aspirasi dan gagasan dari keragaman di Indonesia.

Pada bulan November 1945 ini terjadi pergeseran bentuk pemerintahan dari kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer. Kabinet partlementer pertama terbentuk pada tanggal 4 November 1945 dengan terpilihnya perdana mentri Sutan Syahrir,sehingga disebut dengan kabinet Syahrir I. PM Syahrir merupakan salah satu tokoh yang memperjuangkan kedaulatan Indonesia melalui jalan deplomasi. Jalan deplomasi dianggap menjadi salah satu cara terbaik untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari dunia internasional. Pengakuan yang diharapkan bukan se cara de facto namun juga secara de jure.

Pemerintahan Kabinet Syahrir I ternyata tidak mampu bertaha lama. Singkat nya pemerintahan Syahrir ini, dipicu oleh pertentangan kelompok didalam tubuh peme rintahan. Beberapa kelompok birokrat menganggap bahwa program-program yang dijalankan oleh kabinet Syahrrir terlalu lunak dalam menghadapi Belanda. Perbedaan pandangan dalam memperjuangkan kedaulatan dan pemerintahan tersebut mengakibat kan dukungan terhadap PM Syahrir juga melemah dan memunculkan pihak oposisi dari berbagai golongan. Kondisi politik ini diperparah lagi dengan semakin gencarnya kekuatan pasukan Sekutu dan pasukan Belanda yang memasuki Jakarta.

Tekanan yang begitu kuat dari golongan oposisi dalam tubuh pemerintahan serta semakin besarnya kekuatan pasukan Sekutu dan Belanda yang memasuki Jakarta, membuat PM Syahrir memutuskan untuk meletakkan jabatannya sebagai perdana mentri. PM Syahrir menyerahkan kembali mandatnya sebagai perdana mentri kepada Presiden Soekarno.

2. Kembalinya Belanda ke Indonesia

Kedatangan sekutu untuk mengambil alih wilayah jajahan Jepang di Indonesia,di manfaatkan oleh pihak Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Pihak Belanda melalui NICA ( Netherland Indies Civil Administration) yang dipimpin oleh Dr.Hubertus J Van Nook, membonceng pasukan Sekutu ke Indonesia. NICA membawa mandat dari ratu Belanda untuk membentuk Negara persemakmuran Hindia Belanda. Pemerintah Belanda juga mengirimkan pasukan militernya seebagai langkah awal menduduki kembali daerah-daerah penting di Indonesia.

3. Konfrontasi dengan Pasukan Sekutu dan Pasukan Belanda

Bom atom yang dijatuhkan oleh pasukan Sekutu di kota Hirosima dan Nagasaki di tahun 1945, membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Presiden Soekarno bersama rekan-rekan seperjuangannya pun mulai mempersiapkan kemerdekaan bagi Negara Republik Indonesia. Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945,Presiden Soekarno berhasil memproklamasikan kemerdekaan RI di depan rumahnya di jalan Pegangsaan Timur No.56.

Belanda melakukan perundingan dengan pemerintah Indonesia mengenai hubu ngan politik antara Belanda dengan Indonesia.Indonesia menginginkan pemerintah Belanda mau mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia,sedangkan pihak Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia karena ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara persemakmuran Belanda.

Pertempuran besar pasca kemerdekaan melawan pasukan Sekutu dan pasukan Belanda diantaranya sebagai berikut.

a. Pertempuran Surabaya

Pada tanggal 25 Oktober 1945 ,tentara Sekutu mendarat di Tanjung Perak, Surabaya di bawah pimpinan Brigadir Jendral Malaby. Kedataangan tentara Sekutu ter nyata diboncengi oleh NICA yang ingin membentuk Negara pemerintahan Hindia

74

Rev : 03 No : F.02.55 Belanda. Tentara NICA menggunakan berbagaitaktik untuk dapat menguasai Indonesia, termasuk menimbulkan kekacauan di Surabaya dengan menghasut tentara Sekutu dengan rakyat. Hal ini menimbulkan bentrokan antara rakyat Surabaya dengan tentara Sekutu.

Puncak kekacauan terjadi pada 10 November 1945. Pasukan Sekutu dan segenap pejuang rakyat Surabaya terlibat pertempuran yang hebat. Ribuan rakyat Indonesia gugur dalam pertempuran Surabaya tersebut demi mempertahankan tanah air Indonesia. Akhirnya pemerintah Indonesia memperingati 10 November sebagai hari pahlawan.

b. Pertempuran Lima hari di Semarang

Pertempuran di Semarang terjadi tanggal 15-20 Oktober 1945. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Jepang berhadapan dengan TKR dan ara pejuang di Semarang.pertempuran berawal dari pemindahan 400 orang tentara Jepang dar Cipiring ke Semarang,namun dalam perjalanan bertemu dengan pasukan Jepang yang dipimpin Mayor Kido. Akhirnya meletuslah pertempuran besar-besaran di Semarang di bawaah pimpinan Letkol Moh Sarbini.peristiwa ini menelan banyak korban dari ke dua belah pihk. Salah satu kusuma bangsa Indonesia yang gugur adalah Dr.Kariadi, kepala laboratorium Rumah Sakit Semarang. Nama Dr.Kariadi kemudian diabadikan menjadi nama Rumah sakit di Semarang.

c. Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa diawali dengan kedatangan tentara Inggris di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 dengan tujuan membebaskan tentara Sekutu. Pihak Sekutu yang diboncengi oleh NICA kemudian menuju Magelang dan Ambarawa untuk membebaskan para tawanan Belanda dari Indonesia secara sepihak. Tindakan mendapat perlawanan Tentara Republik Indonesia (TRI) dan rakyat yang dipimpin oleh Mayor Sumarto.

Perjuangan dilanjutkan oleh colonel Sudirman tentara Indonesia berhasilmemukul mundur Sekutu sampai Semarang. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangunlah Palaagan Ambarawa.

d. Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi Belanda dan NICA dibawah pimpinan Brijen T.E.D.Kelly mendarat di Medan. Pada tanggal 13 Oktober 1945,pasukan Belanda dan Sekutu menghina lencana merah putih. Akibatnya terjadi pertempuran antara pihak Belanda dan Sekutu melawan rakyat Medan. Rakyat Medan dipimpin oleh Teuku Muhammad Hasan. Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan pasukan Belanda melancarkan serangan besar-besaran terhadap ota Medan. Akhirnya bulan April 11946,sekutu berhasil menduduki kota Medan.

e. Bandung Lautan Api

Pasukan Sekutu tiba di kota Bandung pada bulan Oktober 1945. Pasukan Sekutu meminta pasukan Indonesia menyerahkan persenjataan Jepang yang telah dilucuti.

Pada tanggal 21 November 1945,sekutu yang dipimpin oleh colonel Mac Donal memberikan ultimatum agar kota Bandung segera dikosongkan demi keamanan.

Pasukan Indonesia yang terdiri dari TRI dan pejuang rakyat tidak menhiraukan ultimatum tersebut.

Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan supaya TRI mengosongkan Bandung,teta pi pimpinan TRI di Yogyakarta memerintahkan supaya Bandung tidak dikosongkan.

TRI dan rakyat Bandung tidak bersedia menyerahkan Bandung kepada Sekutu.

Akhirnya sebelum keluar Bandung,tanggal 23 Maret 1946 para pejuang RI menyerang markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan agar tidak dapat dimanfaatkan pasukan Sekutu.

75

Rev : 03 No : F.02.55 f. Puputan Margarana

Puputan Margarana adalah pertempuran antara pasukan Belanda dan pejuang di tanah Bali. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 November 1946. Pertempurannini terjadi ketika pasukan Belanda dating ke Bali dengan tujuan menegakkan Negara Indonesia Timur. Kedatangan pasukan Belanda kemudian disambut dengan perlawanan dari pejuang dan rakyat Bali dibawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai.

Pertempuran berlangsung tidak seimbang karena kekuatan perang pasukan Belanda lebih besar dari pejuang Bali. Akhirnya I Gusti Ngurah Rai memerintahkan pasukannya untuk melakukan perlawanan secara habis-habisan atau puputan.

4. Pemindahan Ibu Kota Jakarta

Pada akhir tahun 1945 keamanan kota Jakarta semakin memburuk karena tentara Belanda semakin intensif untuk merebut ibu kota. Belanda melancarkan serangan udara untuk melumpuhkan ibu kota Jakarta sebagai basis markas besar Belanda.

Pendudukan Belanda di Jakarta ini mengakibatkan korban jiwa yang tidak sedikit dan situasi politik pemerintahan juga menjadi terganggu. Oleh sebab itu,pada tanggal 4 Januari 1946 presiden dan wakil presiden beserta keluarganya pindah ke kota Yogyakarta. Sejak saat itu pula disiarkan melalui radio-radio di seluruh Indonesia bahwa ibu kota Republik Indonesia masih ada dan beralih ke Yogyakarta.

Perpindahan ibu kota ke Yogyakarta dinilai merupakan langkah yang tepat untuk menyempurnakan organesasi pemerintahan yang sedang dibentuk oleh pemerintahan Indonesia. Selain itu juga Yogyakarta merupakan daerah kerajaan yang memiliki kontribusi besar terhadap perjuangan Indonesia. Segala keperluan dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh presiden dan anggota pemerintah disediakan oleh pihakkerajaan.

Yogyakarta menjadi ibu kota RI hingga tanggal 27 Desember 1949.