• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4. Dampak Penyebaran

Analisis ini menunjukkan koefisien kaitan yang memberikan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir untuk semua sektor di dalam perekonomian. Koefisien penyebaran merupakan keterkaitan langsung dan tidak tidak langsung ke belakang yang dinormalkan dengan jumlah sektor dan jumlah seluruh koefisien matriks kebalikan Leontif (Rassmusen, 1956 dan Bulmer Thomas, 1982 dalam Budiharsono, 2001). Dengan kata lain, koefisien penyebaran ini diperoleh dari nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke belakang yang dikalikan dengan jumlah sektor kemudian dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor dengan rumah tangga sebagai exogenous dalam model. Koefisien penyebaran sering disebut sebagai daya penyebaran ke belakang.

Pada Tabel 5.14 berdasarkan klasifikasi 19 sektor, dapat dilihat bahwa industri makanan dan minuman memiliki koefisien penyebaran terbesar kelima setelah sektor industri lainnya dengan nilai sebesar 1,043. Nilai ini (1,043) berarti bahwa jika permintaan akhir setiap sektor perenonomian naik satu-satuan, maka dari total produksi seluruh sektor perekonomian, ditumbuhkan oleh kenaikan permintaan akhir industri makanan dan minuman sebesar 1,043.

Nilai koefisien penyebaran hasil analisis ini terdiri dari nilai-nilai yang lebih kecil dari satu dan yang lebih besar dari satu. Untuk nilai koefisien yang lebih besar dari satu berarti sektor yang bersangkutan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk membangun industri hulunya secara keseluruhan atau dengan kata lain keterkaitan dengan industri hulunya besar, berlaku sebaliknya bagi yang bernilai lebih kecil dari satu (Bulmer Thomas dalam Budiharsono, 2001). Berdasarkan teori ini, maka dapat dikatakan bahwa industri makanan dan minuman mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mendorong dan meningkatkan pertumbuhan output sektor hulunya. Tabel 5.14. Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian

di Kabupaten Tangerang Tahun 2000

Sektor Koefisien Penyebaran Kepekaan Penyebaran

T. Pangan 0,960 0,867 Perkebunan 0,831 0,719 Peternakan 0,924 0,853 Perikanan 0,793 0,747 Pertamb&Gali 0,796 0,691 Ind Mak&Min 1,043 1,489 Ind Lainnya 1,193 3,053 Listrk,Gas&Air 1,035 1,188 Bangunan 1,227 0,846 Perd.Besar 1,216 1,038 Perd.Eceran 1,202 0,836 Rest/Rmh mkn 1,032 0,988 Hotel 1,029 0,686 Transportasi 0,998 0,980 Komunikasi 0,968 0,736 Keu&Js.Per Lain 0,807 0,952 Js.Sos&masy 1,007 0,734 Js.perorang&RT 1,020 0,907 Js.Lainnya 1,019 0,691 Sumber: Tabel Input-Output Kabupaten Tangerang tahun 2000 Klasifikasi 19 Sektor (diolah)

5.4.2. Kepekaan Penyebaran

Kepekaan penyebaran merupakan gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit permintaan akhir untuk semua sektor di dalam

perekonomian (Rassmusen, 1956 dan Bulmer Thomas, 1982 dalam Budiharsono, 2001). Kepekaan penyebaran sering disebut juga sebagai daya penyebaran ke depan, yaitu suatu indeks yang menunjukkan efek relatif yang disebabkan oleh perubahan suatu sektor yang akan menimbulkan perubahan output sektor-sektor lain yang menggunakan output dari sektor tersebut baik langsung maupun tidak langsung. Kepekaaan penyebaran ini merupakan keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke depan yang diboboti dengan jumlah sektor yang ada dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung semua sektor.

Berdasarkan Tabel 5.14, dapat dilihat bahwa industri makanan dan minuman memiliki nilai kepekaan penyebaran terbesar kedua setelah sektor industri lainnya dengan nilai sebesar 1,489. Kondisi ini menunjukkan bahwa output subsektor tersebut pada umumnya merupakan komoditi antara (intermediate) atau komoditi yang dipakai sebagai input untuk proses produksi lebih lanjut bagi sektor-sektor ekonomi lainnya.

Sektor-sektor yang memiliki nilai kepekaan kurang dari satu menunjukkan bahwa produk dari sektor tersebut cenderung digunakan sebagai konsumsi langsung. Sebaliknya apabila indeks kepekaan penyebaran lebih besar dari 1, berarti pengaruh sektor tersebut terhadap sektor lainnya juga tinggi (Bulmer Thomas dalam Budiharsono, 2001). Maka berdasarkan teori ini pula, dapat dikatakan bahwa industri makanan dan minuman memiliki kemampuan yang tinggi dalam mendorong dan meningkatkan pertumbuhan output sektor hilirnya.

5.4.3. Analisis Penetapan Prioritas Sektor

Hasil dari analisis kepekaan dan koefisien penyebaran dapat digunakan untuk menentukan sektor prioritas (Rasmussen dalam Mustikasari, 2005). Penentuan sektor prioritas ini dapat ditentukan berdasarkan indeks keterkaitan ke depan dan ke belakang (lihat Tabel 5.15). Sektor prioritas adalah sektor-sektor yang memiliki nilai keterkaitan ke depan maupun ke belakang lebih tinggi dengan sektor-sektor lainnya. Pengembangan terhadap sektor-sektor prioritas tersebut akan memicu pertumbuhan bagi perkembangan sektor-sektor lain dalam perekonomian di Kabupaten Tangerang. Sektor yang memiliki keterkaitan tinggi berarti memiliki potensi menghasilkan output produksi yang tinggi pula. Tinggi rendahnya keterkaitan didasarkan pada peringkatnya. Kategori tinggi jika berada pada peringkat 1-10, sedangkan kategori rendah jika berada pada peringkat 10-20.

Tabel 5.15. Kriteria Penentuan Peringkat Prioritas Sektor Kriterian Penentuan Peringkat Prioritas Sektor Kunci

Keterkaitan ke Depan Keterkaitan ke Belakang Prioritas

Tinggi Tinggi I

Tinggi Rendah II Rendah Tinggi III Rendah Rendah IV Sumber: Rasmussen dalam Mustikasari, 2005

Kelanjutan Penentuan sektor prioritas dapat dilihat pada Tabel 5.16. Berdasarkan hasil analisis penetapan prioritas sektor pada Tabel I-O Kabupaten Tangerang klasifikasi 19 sektor, diperoleh bahwa industri makanan dan minuman berada pada prioritas pertama bersama sektor gabungan industri lainnya, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan besar, sektor restoran atau rumah makan serta sektor jasa perorangan dan rumah tangga. Penentuan sektor prioritas ini

juga sekaligus menunjukkan bahwa industri makanan dan minuman tergolong sebagai salah satu sektor unggulan di Kabupaten Tangerang. Upaya pemda Kabupaten Tangerang dalam membangun dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayahnya seyogyanya harus mengutamakan sektor-sektor unggulan tersebut, yang antara lainnya adalah industri makanan dan minuman. Dengan demikian, industri makanan dan minuman patut ditumbuh kembangkan karena mampu mendorong perkembangan sektor-sektor perekonomian lainnya sehingga pada akhirnya tercipta pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi dan berkesinambungan (sustainable) di Kabupaten Tangerang.

Tabel 5.16. Kriteria Indeks Prioritas Pengembangan Sektor Perekonomian Kabupaten Tangerang Tahun 2000

sektor Keterkaitan ke Depan Keterkaitan ke

Belakang Prioritas T. Pangan Tinggi Rendah II

Perkebunan Tinggi Rendah II

Peternakan Rendah Rendah IV

Perikanan Rendah Rendah IV

Pertamb&Gali Rendah Rendah IV Ind. Mak&Min Tinggi Tinggi I

Ind Lainnya Tinggi Tinggi I

Listrk,Gas&Air Tinggi Tinggi I

Bangunan Rendah Tinggi III

Perd.Besar Tinggi Tinggi I

Perd.Eceran Rendah Tinggi III

Rest/Rmh mkn Tinggi Tinggi I

Hotel Rendah Tinggi III

Transportasi Tinggi Rendah II

Komunikasi Rendah Rendah IV

Keu&Js.Per Lain Tinggi Rendah II

Js.Sos&masy Rendah Rendah IV Js.perorang&RT Tinggi Tinggi I

5.5. Perkembangan Industri Makanan dan Minuman di Kabupaten Tangerang

Dokumen terkait