• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Perilaku Seksual Pranikah

4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah

Pengetahuan yang rendah mengenai dampak seks bebas memberi dampak bagi pelakunya, antara lain :

a. Segi Kesehatan

Sangat banyak sekali dampak negatif yang diakibatkan oleh seks bebas apalagi bersangkutan dengan kesehatan. Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui kontak seksual. Kontak ini tidak terbatas pada hubungan tapi di dalamnya termasuk kontak dan genital. Berikut adalah beberapa penyakit yang diakibatkan seks bebas dan resiko lainnnya dalam bidang kesehatan:

1. Sifilis ( ) atau Raja Singa

Gejala gejala pada Perempuan : Bintil-bintil berair seperti cair disertai timbulnya luka yang terasa nyeri di sekitar kelamin. Pada stadium lanjut akan nampak seperti koreng berwarna merah (luka terbuka). Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seksual. Setelah 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apap-apa, tetapi setelah 5-10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah, dan jantung (Santrock, 2003).

2. Gonorhea

Gejala pada perempuan : Pada awal perkembangan virus ini tidak menunjukkan gejala apapun, walaupun sering terdapat radang di bagian pinggul pada tahap awal tersebut. Bila tidak ditangani maka akan menyebabkan infeksi di bagian reproduksi dan pinggul dalam dua bulan (Santrock, 2003).

3. Herpes Genital

Gejala gejala pada Perempuan : Badan lemas, nyeri sendi pada daerah terinfeksi, demam. Tampak kelainan kulit yang berbenjol-benjol, bulat atau lonjong kecil. Pada perempuan biasanya timbul di sekitar kelamin, dinding liang vagina dan kadang-kadang di sekitar anus. Kadang ada rasa seperti terbakar atau gatal pada kelamin, diikuti timbulnya bintil-bintil berisi air di atas kulit dengan warna kemerahan. Gejala pada serangan pertama umumnya lebih berat dibandingkan ketika kambuh. Sebelum lecet biasanya diawali keluhan pegal-pegal otot disertai demam, pembengkakan kelenjar lipatan paha, nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang kena (Santrock, 2003).

4. HIV/AIDS

Gejala gejala pada Perempuan : Walaupun virus sudah ada dalam darah, tidak tampak gejala sama sekali. Pada penderita yang sudah menunjukkan gejala (AIDS) nampak gejala yang sangat kompleks, yang sulit dibedakan dengan penderita kanker stadium lanjut (Santrock, 2003).

5. Kehamilan yang tidak dikehendaki

Kehamilan di luar nikah memberi dapat memberi efek yang cukup buruk bagi ibu dan calon anak. Segi kesehatan juga harus sangat diperhatikan, apalagi jika si wanitanya masih remaja belia. Kemungkinan besar bayi yang dilahirkan mempunyai penyakit tertentu atau dapat terjadi kecacatan (Sarwono, 2003). Akibat usia ibu yang masih sangat muda. Selain itu, dapat juga menyebabkan bayi lahir sebelum waktunya, serta berat badan bayi rendah (kurang dari 2,5 kg), dan proses kelahiran yang sulit (persalinan macet dan perdarahan) yang mengancam nyawa ibu dan bayinya.

6. Menggugurkan kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi

Aborsi merupakan suatu proses dimana seorang ibu memaksakan diri untuk mengeluarkan janin yang ada dikandungannya sebelum usia kandungannya cukup umur atau sering disebut menggugurkan kandungan. (Rathus, 1993). Remaja putri beresiko sangat besar terhadap praktek aborsi sebab usia yang sangat belia sehingga organ reproduksi seksual mereka belum berkembang sempurna dan dapat berakibat pada kesehatan mereka.

Akibat yang timbul pada remaja putri menurut “Facts of Life : Resiko Aborsi” (2009) dapat dilihat seperti yang dipaparkan di bawah ini: 1. Kematian karena terlalu banyak pendarahan. Pendarahan membuat

neurologis. Selain itu pendarahan juga dapat mengakibatkan kematian ibu maupun anak atau keduanya.

2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan. 4. Resiko terjadinya atau robeknya rahim lebih besar dan

menipisnya dinding rahim akibat kuretase. Kemandulan oleh karena robeknya rahim, resiko infeksi, resiko # sampai resiko kematian ibu dan anak yang dikandungnya.

5. Kerusakan leher rahim (: ; ) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.

6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

7. Kanker indung telur (7 : ) 8. Kanker leher rahim (: : ) 9. Kanker hati (; : )

10. Kelainan pada plasenta/ari-ari (/ / ) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

11. Infeksi rongga panggul (/ < )

12. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (=

/ )

14. Infeksi alat reproduksi karena melakukan kuretase (secara medis) yang dilakukan secara tak steril. Hal ini membuat remaja mengalami kemandulan dikemudian hari setelah menikah.

15. Terjadinya adalah suatu saluran atau hubungan antara genital dan saluran kencing atau saluran pencernaan yang secara normal tidak ada.

b. Segi Psikologi

Berikut adalah dampak psikologis yang dapat terjadi pada remaja putri yang melakukan seks pranikah (Sarwono, 2003) :

1. Menciptakan kenangan buruk (trauma) berkepanjangan dan bisa saja mengakibatkan depresi.

2. Merasa bersalah sehingga membenci diri sendiri dan membenci orang yang terlibat.

3. Menjadi stress akibat takut akan hukuman dari Tuhan. 4. Merasa malu oleh keluarga dan masyarakat.

c. Segi Sosial

Dari segi sosial biasanya wanita yang hamil di luar nikah akan menjadi bulan-bulanan masyarakat dan menjadi cemooh oleh lingkungan sehingga tak sedikit dari mereka yang hamil di luar nikah memilih untuk untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya (Sarwono,2003). Ketakutan dan rasa tertekan yang dalam kadang menimbulkan keinginan bunuh diri atau bagi mereka yang sudah merasa putus asa dapat menggugurkan kandungan mereka, selain pilihan memberikan anaknya untuk diadopsi.

Tekanan yang bertubi-tubi dari pihak orang tua dan juga masyarakat, dapat membuat seseorang menjadi gelap mata dan melakukan kejahatan, seperti mulai aborsi, baik yang sukarela maupun yang paksa, sampai pembunuhan. Sementara itu pengguguran kandungan dapat menyebabkan terjadinya pendarahan hebat, bahkan resiko kematian (Rathus, 2008)

Dokumen terkait