• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Positif dan Negatif Pengembangan

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN TOBA SAMOSIR

4.5 Dampak Positif dan Negatif Pengembangan

Pengembangan suatu daerah tujuan wisata tentunya akan selalu menimbulkan dua dampak yaitu :

4.5.1 Dampak positif

Dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata dikawasan objek wisata Lumban Silintong ini dapat diuraikan dampak positif yang diperoleh oleh pemerintah dan masyarakat setempat antara lain :

- Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat bahkan sebagai sumber pendapatan masyarakat setempat.

- Mendorong pembangunan sarana dan prasarana.

- Memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha.

- Dapat merangsang minat masyarakat untuk mengembangkan seni budaya, mendorong partisipasi masyarakat untuk melestarikan budaya terutama kesenian, adat istiadat dan tradisi.

- Dapat menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan serta rasa cinta tanah air. Dengan demikian melalui pariwisata Indonesia semakin dikenal oleh dunia internasional melalui wisatawan manca negara yang berkunjung.

- Adanya peningkatan pemeliharaan dan peningkatan sumber daya lingkungan, kegiatan kebersihan, nilai-nilai keindahan dan kesadaran masyarakat akan sadar wisata semakin meningkat.

- Sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah dengan penyediaan beberapa sarana dan prasarana untuk wisatawan sehingga sebagai imbalan atau pendapatan maka pemerintah daerah dapat memungut retribusi seperti retribusi pada tempat masuk objek wisata.

- Kecerdasan masyarakat semakin meingkat karena banyak belajar dari wisatawan yang berkunjung dengan bertukar informasi mengenai daerah tempat tinggalnya. - Menambah devisa Negara.

4.5.2 Dampak Negatif

Para wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, akan dengan membawa perilaku dan pola hidup yang dianutnya di negeri asalnya. Hal ini sedikit banyak akan dapat membawa pengaruh bagi berbagai aspek lingkungan masyarakat setempat. Dampak-dampak negatif kegiatan kepariwisataan ini, antara lain:

a. Dampak Budaya

Pengaruh kebudayaan wisatawan akan menimbulkan suatu budaya baru di daerah tujuan wisata secara langsung. Hal ini akan bersinggungan langsung dengan kebudayaan setempat yang dapat mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai budaya asli masyarakat. Mengingat cara pandang setiap masyarakat yang berbeda-beda. Selain itu hal ini dapat juga menjadikan perubahan tujuan kesenian dan kebudayaan menjadi komersialisasi seni budaya, yang mana hal ini tidak sesuai dengan nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.

Gaya hidup para wisatawan yang pada hakekatnya bertujuan untuk bersenang-senang mengakibatkan adanya peniruan oleh masyarakat setempat. Sehingga timbul masalah- masalah sosial seperti sex bebas, pemakaian narkoba, judi dan lain sebagainya yang secara perlahan-lahan diikuti oleh masyarakat setempat.

c. Dampak Ekonomi

Para pemodal akan mulai membuka usahanya di suatu daerah tujuan wisata. Lama- kelamaan para warga setempat yang memiliki lahan akan tergusur ke pedalaman. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ekonominya, para pengusaha besar ini akan menguasai perekonomian di daerah itu, sehingga jarak antara pemodal dengan warga yang memiliki modal sedikit akan semakin lebar.

d. Dampak Sosial

Diiringi oleh kebudayaan yang lumrah bagi masyarakat, timbulnya gaya hidup yang individualistis antara masing-masing masyarakat dan gaya hidup hedonisme adalah salah satu pengaruh negatifnya bagi kehidupan sosial masyarakat.

e. Dampak lingkungan

Dengan berkembangnya suatu daerah tujuan wisata akan mempengaruhi kawasan objek wisata tersebut, yang mana dapat merusak lingkungan sekitar khususnya pada lokasi Pantai Lumban Silintong. Hal ini terjadi apabila wisatawan maupun masyarakat setempat tidak menjaga kelestarian dan kebersihan daerah objek wisata tersebut.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Lumban Silintong merupakan sebuah objek wisata yang sangat potensial, yang mana di kawasan ini kita dapat menikmati wisata pantai dan wisata pegunungan. Namun objek wisata ini kurang mendapat perhatian yang serius untuk dikembangkan di Kabupaten Toba Samosir. Keindahan alam dan keunikannya sangat memukau memenuhi estetika sebagai salah satu daerah tujuan wisata sehingga tidak kalah dengan daerah- daerah tujuan wisata lainnya yang terdapat di Sumatera Utara yang sudah berkembang. Secara geografis pantai ini sangat strategis karena dari sini dapat memandangi keindahan Bukit Barisan. Sayangnya, belum ada keseriusan pemerintah dalam pengembangannya. Konsep pengembangan dan pemasaran belum dilakukan secara optimal. Kurangnya sarana dan prasarana di objek wisata ini secara kuantitas dan kualitas sangat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Untuk itu masih perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat setempat, pengusaha pariwisata dan pemerintah daerah setempat untuk mengembangkan objek wisata tersebut.

Dengan adanya kerja sama yang baik antara pihak-pihak di atas akan mengembangkan potensi wisata objek ini. Sehingga pada akhirnya kemajuan dalam dunia pariwisata khususnya di kawasan Lumban Silintong ini akan meningkatkan penerimaan devisa negara dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

5.2 Saran

Pengembangan objek wisata Lumban Silintong belum dilakukan secara optimal, masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, setelah saya mengadakan penelitian maka saya memberikan saran-saran baik kepada pemerintah maupun masyarakat setempat, yaitu sebagai berikut:

1. Penataan dan pengembangan objek wisata

Penataan di kawasan Lumban Silintong telah dilakukan oleh masyarakat setempat, tetapi itu belum cukup. Pemerintah harus turut memperhatikan penataan objek ini dengan serius dan terarah serta memperhatikan sarana dan prasarana yang akan meningkatkan arus kunjungan wisata.

2. Peningkatan sadar wisata masyarakat

Peningkatan sadar wisata masyarakat sangat penting dalam pengembangan objek wisata. Hal ini dapat dilakukan melalui program sapta pesona. Dengan kesuksesan program tersebut kerja sama antara pemerintah dan masyarakat akan terjalin dengan baik dalam membangun objek wisata Lumban Silintong.

3. Promosi Pariwisata

Promosi dan pemasaran wisata di objek ini belum dilakukan dengan maksimal, sehinngga perlu dibentuk sebuah kebijakan dalam rangka memperkenalkan objek

tersebut, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan kalender-kalender event, yakni:

a. Olah raga memancing b. Lomba perahu tradisional

Hal ini pada awalnya adalah kegiatan rutin masyarakat setempat, namun beberapa tahun ke depan program ini akan dikenal hingga ke luar daerah.

4. Pembuatan Souvenir

Setiap daerah objek wisata biasanya mempunyai souvenir yang mempunyai ciri khas. Demikian pula di sini hendaknya terdapat souvenir yang dapat dibeli oleh wisatawan untuk dibawa ke tempat asalnya sebagai kenang-kenangan.

5. Perlunya perhatian dari Lembaga Kepariwisataan

Diperlukan perhatian yang serius dari Lembaga Kepariwisataan, khususnya yang konsen terhadap pengembangan objek wisata Lumban Silintong.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaa Pembangunan Darah Kabupaten Toba Samosir dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Toba Samosir “Toba Samosir Dalam Angka (Toba

Samosir In Figures)”, 2005

Booklet Pemda “Selamat Datang di Toba Samosir” Pemda TK II Toba Samosir, 2002. Balige.

Pendit, Nyoman S. 1967, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Pradnya Paramita.

Pendit, Nyoman S. 1990, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta : Pradnya Paramita.

Sinaga, S. 1993, Pemasaran Pariwisata, Diktat Perkuliahan Jurusan Pariwisata Keahlian Usaha Wisata, Universitas Sumatera Utara.

Undang-undang No. 9 tahun 1990, Tentang Kepariwisataan

Yoeti, Oka A. 1983, Pengantar Ilmu Kepariwisataan, Bandung : Angkasa. Yoeti, Oka A. 1996, Pemasaran Pariwisata, Bandung : Angkasa.

Gambar 1: Pemandangan dari Lumban Silintong

Gambar 3: Pemandangan Danau Toba dari Lumban Silintog

BIODATA PENULIS

Nama lengkap : Lenni Samosir

Tempat, Tanggal Lahir : Janji Maria, 06 Agustus 1987

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Jamin Ginting No.386 P.Bulan Medan

Hobi : Dengar Musik, Nonton Tv, Baca Majalah

Nama Orang tua

Ayah : P. Samosir

Ibu : D. Simagunsong

Alamat Orang tua : Jl. D. I. Panjaitan

Jenjang Pendidikan Formal :

1. SD Negeri No. 17852 Sigumpar 1993 – 1999

2. SLTP Budi Darma Balige 1999 – 2002

4. Diploma III – Usaha Wisata 2006 - 2009 Universitas Sumatera Utara

Dokumen terkait