• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Signiikan

Dalam dokumen Bank QNB Indonesia Tbk 2014 (Halaman 68-72)

Selama 2014, Bank Indonesia telah mengeluarkan sejumlah

regulasi, yang di antaranya mempunyai dampak signiikan

terhadap PT Bank QNB Indonesia Tbk, antara lain:

No Ketentuan Perihal Dampak

1  POJK No. 1/POJK.07/2014

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan

- Pengaduan wajib diselesaikan terlebih dahulu oleh Lembaga Jasa Keuangan - Lembaga Jasa Keuangan wajib menjadi anggota Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa di sektor jasa keuangan. - Lembaga Jasa Keuangan wajib melaksanakan putusan Lembaga

Alternatif Penyelesaian Sengketa

-

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dimuat dalam Daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang ditetapkan oleh OJK (d/h Bapepam-LK) menyampaikan laporan berkala setiap 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Juni dan Desember kepada OJK (d/h Bapepam-LK) , paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya

2 SE OJK No. 1/SEOJK.07/2014

Pelaksanaan Edukasi dalam rangka Meningkatkan Literasi Keuangan kepada Konsumen dan/ atau Masyarakat -

PUJK wajib menyelenggarakan Edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan kepada Konsumen dan/atau masyarakat. rencana penyelenggaraan wajib disusun dalam program tahunan yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan

-

rencana Edukasi paling kurang meliputi :

a. Penetapan program kerja Edukasi sesuai dengan sasaran, strategi dan kebijakan PUJK

b. Evaluasi pelaksanaan rencana Edukasi periode sebelumnya c. Penetapan kebutuhan biaya dan asumsi yang digunakan dalam

penyusunan rencana Edukasi.

- Pelaksanaan Edukasi berdasarkan kepada prinsip-prinsip yaitu Inklusif, Sistematis dan Terukur, Kemudahan akses, dan Kolaborasi. -

Direksi wajib menyampaikan Laporan Pelaksanaan Edukasi kepada Otoritas Jasa Keuangan, paling lambat setiap tanggal 30 bulan Januari tahun berikutnya.

3 SE OJK No. 2/ SEOJK.07/2014 Pelayanan dan Penyelesaian Pengaduan Konsumen pada Pelaku Usaha Jasa Keuangan -

PUJK wajib melayani dan menyelesaikan adanya pengaduan Konsumen sebelum pengaduan tersebut disampaikan kepada pihak lain.

-

PUJK wajib segera menindaklanjuti dan menyelesaikan pengaduan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja setelah tanggal penerimaan pengaduan.

-

PUJK harus mempunyai prosedur pelayanan dan penyelesaian pengaduan yang sekurang-kurangnya mencakup penerapan prinsip

aksesibilitas, independensi, keadilan, eisiensi, dan efektiitas.

- PUJK dilarang memungut biaya atas pelayanan dan penyelesaian pengaduan - PUJK wajib mengadministrasikan pelayanan dan penyelesaian pengaduan.

No Ketentuan Perihal Dampak

4 SE OJK No. 12/ SEOJK.07/2014 Penyampaian Informasi dalam rangka Pemasaran Produk dan/atau Layanan Jasa Keuangan -

PUJK berhak untuk memastikan adanya itikad baik Konsumen dan mendapatkan informasi dan/atau dokumen mengenai Konsumen yang akurat, jujur, jelas, dan tidak menyesatkan.

-

PUJK wajib menyediakan dan/atau menyampaikan informasi mengenai produk dan/atau layanan yang akurat berdasarkan kejelasan referensi yang digunakan PUJK ketika menyampaikan informasi produk dan/atau layanan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

-

PUJK wajib menyediakan berbagai sarana media komunikasi yang mudah untuk diakses oleh Konsumen dan/atau masyarakat yang paling kurang meliputi surat, email, telepon, faximile, dan website. - PUJK wajib menyusun dan menyediakan ringkasan informasi produk dan/atau layanan.

-

PUJK wajib bertanggung jawab kepada Konsumen atas tindakan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang bertindak untuk kepentingan PUJK, misalnya dalam hal memasarkan produk dan/atau layanan PUJK.

5 SE OJK No. 13/SEOJK.07/2014 Perjanjian Baku

- PUJK wajib memenuhi keseimbangan, keadilan, dan kewajaran dalam pembuatan perjanjian dengan Konsumen.

- Klausula dan Perjanjian Baku harus memperhatikan hal-hal yang diatur dalam SE OJK (d/h Bapepam-LK) .

-

PUJK wajib melakukan penyesuaian terhadap klausula dalam Perjanjian Baku maka atas hal tersebut PUJK harus memberitahukan kepada Konsumen.

-

PUJK yang belum selesai melaksanakan pemenuhan penyesuaian ketentuan dalam Pasal 54 POJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, maka PUJK membuat action plan yang disetujui oleh Bidang Pengawasan masing-masing PUJK terkait.

6 SE OJK No. 14/ SEOJK.07/2014 Kerahasiaan dan Keamanan Data dan/atau Informasi Pribadi Konsumen -

PUJK dilarang dengan cara apapun, memberikan data dan/ atau informasi pribadi mengenai Konsumennya kepada pihak

ketiga. Kecuali telah mendapatkan persetujuan tertulis; dan/atau

diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. -

PUJK wajib menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai penggunaan Data dan/atau Informasi Pribadi Konsumen

sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.

-

PUJK yang melakukan penyesuaian terhadap klausula dalam dokumen dan/atau perjanjian produk dan/atau layanan yang mengatur mengenai penggunaan Data dan/atau Informasi Pribadi Konsumen, harus membuat action plan dan disetujui oleh Bidang Pengawasan dari PUJK terkait.

-

Setiap klausula dalam dokumen dan/atau perjanjian produk dan/ atau layanan yang mengatur penggunaan Data dan/atau Informasi Pribadi Konsumen yang telah ada sebelum berlakunya SE OJK, maka bank wajib menyampaikan pemberitahuan penyesuaian klausula kepada Konsumen.

-

PUJK wajib mengirimkan pemberitahuan melalui sarana komunikasi yang dapat diakses oleh Konsumen atau yang telah disepakati sebelumnya dengan Konsumen.

No Ketentuan Perihal Dampak 7 Peraturan Pemerintah rI No. 11 tahun 2014 Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan -

OJK (d/h Bapepam-LK) mengenakan Pungutan kepada sektor Perbankan dan wajib membayar Pungutan yang dikenakan OJK (d/h Bapepam-LK) .

-

Pungutan OJK (d/h Bapepam-LK) digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, administratif, pengadaan aset, serta kegiatan pendukung lainnya.

-

Jenis Pungutan yang berlaku pada OJK (d/h Bapepam-LK) meliputi:

a. Biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, dan penelaahan atas rencana aksi korporasi; dan

b. Biaya tahunan dalam rangka pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penelitian.

-

Biaya tahunan wajib dibayar dalam 4 (empat) tahap paling lambat tanggal 15 (lima belas) setiap bulan April, Juli, Oktober dan tanggal 31 Desember pada tahun berjalan. Biaya tahunan wajib dibayar paling lambat setiap tanggal 15 Juni pada tahun berjalan.

8 POJK No. 4/POJK.04/2014

Tata Cara Penagihan Sanksi Administratif berupa Denda di Sektor Jasa Keuangan

- OJK (d/h Bapepam-LK) menetapkan penagihan Sanksi Administratif Berupa Denda . -

Pelaksanaan pembayaran wajib dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah surat Sanksi Administratif Berupa Denda ditetapkan.

-

Bank Umum yang dikenakan Sanksi Administratif Berupa Denda dapat mengajukan permohonan keberatan kepada OJK (d/h Bapepam-LK) setelah dilakukan pendebetan rekening giro Bank Umum untuk untung rekening OJK (d/h Bapepam-LK) di Bank Indonesia.

-

Dalam rangka melakukan penagihan Sanksi Administratif Berupa Denda dan/atau Bunga atas sanksi administrasi yang belum dibayar, OJK (d/h Bapepam-LK) dapat mengenakan sanksi administratif

9 PBI No. 16/1/ PBI/2014 Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran -

Penyelenggara berhak untuk memastikan itikad baik Konsumen dan mendapatkan informasi dan/atau dokumen mengenai Konsumen yang akurat, jujur, jelas, dan tidak menyesatkan.

- Penyelenggara wajib menindaklanjuti dan menyelesaikan pengaduan yang disampaikan oleh Konsumen.

- Penyelenggara wajib memiliki sistem pengawasan aktif bagi direksi atau pengurus dalam rangka perlindungan Konsumen. - Penyelenggara wajib melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait dengan penerapan Perlindungan Konsumen yang dilakukan.

-

Penyelenggara wajib menyampaikan laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan Konsumen kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing jasa Sistem Pembayaran.

No Ketentuan Perihal Dampak

10  PBI No 16/8/PBI/2014 Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/ PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) -

Berdasarkan pencatatan data identitas Pemegang, Uang Elektronik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

a. Uang Elektronik yang data identitas Pemegangnya terdaftar dan

tercatat pada Penerbit (registered); dan

b. Uang Elektronik yang data identitas Pemegangnya tidak terdaftar dan tidak tercatat pada Penerbit (unregistered).

- Kegiatan sebagai Penerbit dapat dilakukan oleh Bank atau Lembaga Selain Bank dan wajib memperoleh izin dari Bank Indonesia. - Penerbit dapat menyelenggarakan LKD. Penyelenggaraan LKD oleh

Penerbit dilakukan melalui kerja sama dengan Agen LKD.

-

Penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD individu hanya dapat dilakukan oleh Penerbit berupa Bank.

Penerbit berupa Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. berbadan hukum Indonesia;

b. kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 4

sesuai penilaian periode terakhir oleh otoritas pengawasan Bank; c. telah menjadi Penerbit paling singkat selama 2 (dua) tahun; dan

d. memenuhi persyaratan operasional yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

- Penerbit yang akan menyelenggarakan LKD melalui Agen LKD harus menyampaikan kepada Bank Indonesia

11 PBI No. 16/16/ PBI/2014 Transaksi Valuta Asing terhadap rupiah Antara Bank dengan Pihak Domestik -

Bank dapat melakukan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan pihak domestik atas dasar suatu kontrak.

-

Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah yang dilakukan Bank dengan Nasabah di atas jumlah tertentu (threshold) wajib memiliki Underlying Transaksi.

- Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah antar Bank tidak wajib memiliki Underlying Transaksi.

-

Dalam rangka pelaporan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah, Bank berpedoman kepada ketentuan yang mengatur mengenai laporan harian bank umum.

- Bank wajib menatausahakan dokumen Underlying Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah.

-

Bank yang melanggar ketentuan dalam PBI ini dikenai sanksi sebagai berikut:

a. Sanksi administratif berupa teguran tertulis.

b. Sanksi kewajiban membayar sebesar 1% dari nilai nominal transaksi yang dilanggar untuk setiap pelanggaran, dengan jumlah sanksi paling sedikit sebesar rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak sebesar rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Penghitungan sanksi kewajiban membayar menggunakan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar rate (JISDOr) pada tanggal terjadinya pelanggaran.

No Ketentuan Perihal Dampak

12 PBI No.16/17/PBI/2014

Transaksi Valuta Asing terhadap rupiah Antara Bank dengan Pihak Asing

- Bank dapat melakukan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah dengan Pihak Asing atas dasar suatu kontrak.

-

Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah yang dilakukan Bank dengan Pihak Asing di atas jumlah tertentu (threshold) wajib memiliki Underlying Transaksi.

-

Dalam rangka pelaporan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah, Bank berpedoman kepada ketentuan yang mengatur mengenai laporan harian bank umum.

- Bank wajib menatausahakan dokumen Underlying Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah

-

Bank yang melanggar ketentuan dalam PBI ini dikenai sanksi sebagai berikut:

a. Sanksi administratif berupa teguran tertulis.

b. Sanksi kewajiban membayar sebesar 1% dari nilai nominal transaksi yang dilanggar untuk setiap pelanggaran, dengan jumlah sanksi paling sedikit sebesar rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak sebesar rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Penghitungan sanksi kewajiban membayar menggunakan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar rate (JISDOr) pada tanggal terjadinya pelanggaran.

13  PBI No.16/18/PBI/2014

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/8/PBI/2013 tentang Transaksi Lindung Nilai kepada Bank -

Transaksi Lindung Nilai wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik.

-

Transaksi Lindung Nilai wajib didukung dokumen underlying transaksi dan/atau dokumen pendukung sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik.

-

Penyelesaian Transaksi Lindung Nilai dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik. -

Nilai nominal Transaksi Lindung Nilai paling banyak sebesar nilai nominal underlying transaksi yang tercantum di dalam dokumen underlying transaksi.

-

Jangka waktu Transaksi Lindung Nilai paling lama sama dengan jangka waktu underlying transaksi yang tercantum di dalam dokumen underlying transaksi.

14 PBI No.16/19/PBI/2014

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 15/17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia

-

Penambahan Underlying Transaksi yang dimiliki oleh Bank berupa declared dana usaha, sehingga ruang lingkup underlying transaksi Bank meliputi:

a. pinjaman luar negeri bank dalam bentuk perjanjian kredit dan/ atau penerbitan surat utang.

b. dana usaha yang dinyatakan (declared dana usaha). -

Bank dapat mengajukan perpanjangan atas: a. Kontrak Lindung nilai kepada Bank Indonesia. b. Transaksi Swap Lindung nilai kepada Bank Indonesia. -

Jangka waktu perpanjangan Kontrak Lindung nilai kepada Bank Indonesia paling lama sama dengan sisa jangka waktu Underlying Transaksi, dengan perpanjangan kontrak paling lama 3 tahun. -

Jangka waktu perpanjangan transaksi Swap Lindung nilai kepada Bank Indonesia adalah 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau sesuai dengan sisa jangka waktu Kontrak Lindung nilai, dengan perpanjangan paling singkat 3 bulan dan paling lama 12 bulan.

No Ketentuan Perihal Dampak

15 PBI No.16/20/PBI/2014

Penerapan Prinsip Kehati- hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Nonbank -

Korporasi Nonbank yang memiliki ULN dalam Valuta Asing wajib menerapkan prinsip kehati-hatian meliputi pemenuhan:

(1) Rasio Lindung Nilai minimum; (2) Rasio Likuiditas minimum; dan

(3) Peringkat Utang (Credit rating) minimum.

-

rasio Lindung Nilai minimum ditetapkan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari:

(1) selisih negatif antara Aset Valuta Asing terhadap Kewajiban Valuta Asing, yang akan jatuh waktu sampai dengan 3 (tiga) bulan

ke depan sejak akhir triwulan; dan

(2) selisih negatif antara Aset Valuta Asing terhadap Kewajiban Valuta Asing, yang akan jatuh waktu lebih dari 3 (tiga) bulan sampai dengan 6 (enam) bulan ke depan sejak akhir triwulan.

-

Tata cara penyampaian laporan dan dokumen pendukung termasuk pengenaan sanksi dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pelaporan kegiatan lalu lintas devisa dan pelaporan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan ULN Korporasi Nonbank

-

Bank Indonesia memantau kepatuhan Korporasi Nonbank dengan melakukan penelitian atas laporan dan/atau dokumen.

Dalam hal diperlukan, dalam melakukan penelitian atas laporan dan/ atau dokumen pendukung, Bank Indonesia menempuh berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) meminta penjelasan, bukti, catatan, dan/atau dokumen

pendukung, dengan atau tanpa melibatkan pihak instansi terkait; (2) melakukan pemeriksaan langsung terhadap korporasi; dan/atau

(3) menunjuk pihak lain untuk melakukan penelitian bagi Bank Indonesia.

- Ketentuan mengenai sanksi mulai berlaku sejak laporan triwulan ketiga tahun 2015 16 SE BI No. 16/2/DPM Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia -

Dokumen Underlying Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen underlying milik Bank dan dokumen Underlying milik nasabah.

- Bank bertanggung jawab atas penatausahaan kelengkapan dokumen Underlying Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

-

Pelaksanaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dilakukan melalui transaksi swap beli Bank dalam Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar rate (JISDOr) pada tanggal transaksi

-

Pengajuan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia tidak dapat dibatalkan oleh Bank.

- Bank Indonesia dapat menolak pengajuan Kontrak Lindung Nilai dan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.

17 SE BI No. 16/14/ DPM Transaksi Valuta Asing terhadap rupiah antara Bank dengan Pihak Domestik -

Transaksi valuta asing terhadap rupiah dilakukan oleh Bank atas dasar suatu kontrak, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan pihak domestik

-

Penyelesaian Transaksi Spot wajib dilakukan melalui pemindahan dana pokok secara penuh (full movement of fund).

Penyelesaian transaksi valuta asing terhadap rupiah atas perpanjangan transaksi (roll over), percepatan penyelesaian transaksi (early termination), dan pengakhiran transaksi (unwind) untuk Transaksi Derivatif dapat dilakukan secara netting.

- Dokumen underlying transaksi meliputi dokumen yang baik bersifat inal maupun dokumen yang berupa perkiraan.

-

Bank dilarang melakukan Transaksi Valuta Asing terhadap rupiah yang terkait structured product apabila hasil transaksi tersebut diinvestasikan dalam structured product atau structured product tersebut mengakibatkan adanya Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah.

No Ketentuan Perihal Dampak 18 SE BI No. 16/15/DPM Transaksi Valuta Asing terhadap rupiah antara Bank dengan Pihak Asing -

Transaksi valuta asing terhadap rupiah dilakukan oleh Bank atas dasar suatu kontrak. Apabila dalam kontrak mencantumkan penggunaan acuan kurs, maka kurs yang digunakan dalam penyelesaian Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah pada saat jatuh waktu adalah kurs referensi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar rate (JISDOr). -

Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah meliputi transaksi pembelian dan penjualan dalam denominasi seluruh valuta asing terhadap rupiah dimana perhitungan kurs menggunakan kurs tengah pasar.

-

Penyelesaian Transaksi Spot wajib dilakukan melalui pemindahan dana pokok secara penuh (full movement of fund).

Penyelesaian transaksi valuta asing terhadap rupiah atas perpanjangan transaksi (roll over), percepatan penyelesaian transaksi (early termination), dan pengakhiran transaksi (unwind) dapat dilakukan secara netting.

- Dokumen Underlying Transaksi meliputi dokumen baik yang bersifat inal maupun dokumen yang berupa perkiraan.

19 SE BI No. 16/16/ DKSP Tata Cara Pelaksanaan Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran -

Dalam rangka pelaksanaan perlindungan Konsumen jasa Sistem Pembayaran, Penyelenggara wajib membentuk unit

kerja atau fungsi yang menangani dan menyelesaikan pengaduan yang memiliki tugas untuk melayani penerimaan

pengaduan, menangani dan menyelesaikan pengaduan, dan memantau penanganan dan penyelesaian pengaduan -

Penyelenggara wajib menerima, menangani, dan menyelesaikan setiap pengaduan yang disampaikan oleh Konsumen dan/atau perwakilan Konsumen yang terkait dengan kegiatan jasa Sistem Pembayaran.

-

Penyelenggara wajib menyampaikan laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan Konsumen kepada Bank Indonesia dengan tata cara sesuai ketentuan yang berlaku mengenai jenis laporan dan jangka waktu penyampaian pada masing-masing jasa Sistem Pembayaran.

-

Tata cara pengenaan sanksi dan besarnya sanksi atas pelanggaran kewajiban penyampaian laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan Konsumen tunduk pada masing-masing ketentuan terkait penyampaian laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan Konsumen yang berlaku pada kegiatan transfer dana, kegiatan APMK, dan kegiatan Uang Elektronik.

No Ketentuan Perihal Dampak

20 SE BI No.16/12/DPAU Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital Dalam rangka Keuangan Inklusif Melalui Agen Layanan Keuangan Digital Individu  

Penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD Individu hanya dapat dilakukan oleh Penerbit berupa Bank yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Berbadan hukum Indonesia

b. Kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 4 sesuai penilaian periode terakhir oleh otoritas pengawasan Bank c. Telah menjadi Penerbit paling singkat selama 2 (dua) tahun dan d. Memenuhi persyaratan operasional paling kurang memiliki teknologi informasi yang memadai, memiliki ketersediaan dan kesiapan unit kerja tersendiri untuk mengkoordinir kegiatan LKD

dan didukung oleh sumber daya manusia yang memadai; dan

Memiliki manajemen risiko yang memadai.

- Bank menyampaikan rencana penyelenggaraan kegiatan LKD melalui Agen LKD Individu kepada Bank Indonesia.

-

Bank yang telah menerima surat penegasan dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan LKD melalui Agen LKD Individu harus menyelenggarakan kegiatannya paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal diterbitkannya surat penegasan.

- Bank harus menerapkan manajemen risiko secara efektif terkait dengan penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD Individu. -

Bank harus menerapkan prinsip-prinsip mengenai anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

-

Dalam penyelenggaraan kegiatan LKD melalui Agen LKD Individu, Bank harus menerapkan ketentuan mengenai perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran dan ketentuan terkait lainnya yang antara lain meliputi transparansi, edukasi, dan penanganan pengaduan Pemegang.

Prospek Usaha

Bank memandang bahwa prospek usaha industri perbankan pada 2015 akan tetap bertumbuh. Optimisme ini selaras dengan perilaku dan optimisme pasar terhadap pemerintahan yang baru. Peningkatan fokus Pemerintah terhadap sektor maritim, pangan dan infrastruktur memberikan prospek yang positif bagi industri perbankan nasional. Di samping itu, perilaku wait and see dari investor-investor asing diproyeksikan akan mulai berakhir. Beberapa kebijakan Pemerintah yang diterbitkan

dapat saja menjadi tantangan tersendiri bagi kondisi perekonomian nasional. Kebijakan mengenai Bahan Bakar Minyak (BBM) masih belum dapat mempengaruhi angka

inlasi. Namun secara keseluruhan, Bank memandang

prospek usaha secara global dan nasional tetap mengalami pertumbuhan yang positif.

Di samping itu, secara bersamaan Bank akan terus

berupaya mencetak pertumbuhan yang signiikan guna

mencapai target jangka panjang.

Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan biaya dalam rangka pembangunan fondasi bisnis, sehingga secara langsung akan berpengaruh pada kemampuan Bank menghasilkan laba tahun 2015. Oleh karena itu,

Bank akan terus berusaha meningkatkan eisiensi serta

berupaya melakukan pengelolaan anggaran secara ketat dan terencana.

a K

elola

Dalam dokumen Bank QNB Indonesia Tbk 2014 (Halaman 68-72)

Dokumen terkait