• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.8. Dampak Sosial dan Ekonomi Terhadap Lingkungan

Setiap usaha yang dijalankan tentunya akan memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik perusahaan itu sendiri maupun masyarakat yang ada dilingkungan sekitar. Adapun dampak positif maupun negatif dari aspek – aspek sosial dan ekonomi adalah sebagai berikut:

1. Dampak Sosial

Bila ditinjau dari aspek sosial, dampak positif bagi masyarakat secara umum adalah:

a. Perubahan demografi melalui terjadinya tingkat pengangguran, yaitu dalam menjalankan proses produksinya perusahaan mempekerjakan masyarakat disekitar perusahaan.

b. Perubahan budaya yang dapat berdampak pada perubahan sikap masyarakat, yaitu masyarakat akan mendapatkan sebuah gambaran tentang bagaimana cara bekerja yang baik dan benar serta meningkatkan disiplin.

c. PT. XYZ memberi dukungan atas pelaksanaan acara-acara perayaan keagamaan masyarakat sekitar dengan memberikan sumbangan dana melalui proposal sehingga warga dapat melangsungkan kegiatan tersebut dengan baik dan lancar.

Sedangkan dampak negatif bagi masyarakat adalah prasarana jalan lintas masyarakat mengalami kerusakan dengan cukup banyaknya truk pengangkut singkong yang melewati jalur tersebut setiap harinya.

2. Dampak Ekonomi

Bila ditinjau dari aspek ekonomi, dampak positif bagi masyarakat secara umum adalah:

a. Dapat meningkatkan ekonomi di lingkungan sekitar serta mengurangi pengangguran di lingkungan sekitar masyarakat yang akhir-akhir ini semakin bertambah.

b. Meningkatkan perekonomian pemerintah, dengan adanya perusahaan tersebut sehingga dapat membantu pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

2.9. Limbah

PT. XYZ menghasilkan jenis sisa hasil produksi berupa limbah cair, limbah padat, dan limbah abu. Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup telah ditetapkan di Indonesia melalui Undang-Undang No. 4/1982, antara lain mengharuskan membuat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebelum pembangunan pabrik dan melaksanakan Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan (SEMDAL) pabrik yang sudah berjalan.

Limbah cair dihasilkan dari sisa penggunaan air pada setiap tahapan proses produksi tepung. Limbah padat berasal dari ampas, kulit, akar, singkong yang

dibersihkan dari proses pemarutan dan extracting. Limbah abu berasal dari abu sisa pembakaran pada mesin thermopac. PT. XYZ memiliki beberapa jenis pengelolaan terhadap limbah-limbah tersebut.

1. Pengelolaan limbah cair

a. Pendayagunaan kolam pengolahan limbah. 2. Penanggulangan limbah padat

a. Pemanfaatan ampas singkong untuk bahan pupuk organik dan pakan ternak.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan dunia perindustrian, setiap pelaku industri dituntut untuk meningkatkan daya saing dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan erat dikaitkan dengan kemampuaan perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas, dengan menghasilkan produk yang memiliki kualitas tinggi dengan harga jual yang sama atau dengan menciptakan produk yang memiliki kualitas yang relatif tetapi harga jual yang lebih murah. Di sisi lain, perusahaan akan semakin baik apabila mempunyai kekuatan finansial yang baik. Berdasarkan hal ini, perusahaan dituntun untuk mengoptimumkan keuntungan dengan tetap memperhatikan kepuasan pelanggan yang telah disebutkan sebelumnya. Profitabilitas perusahaan akan optimum ketika perusahaan mampu menurunkan biaya dan loss produksinya sekecil mungkin.

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan tepung tapioka dengan daerah pemasaran yang berfokus pada kota Medan dan sekitar wilayah Serdang Bedagai kemudian berkembang ke daerah-daerah lain seperti Padang, Jambi, Pekanbaru dan Palembang. PT. XYZ dalam menghasilkan produk selalu menjaga kualitas produk yang dihasilkan seperti melakukan uji terhadap tepung yang dihasilkan karena melihat permintaan pasar akan tepung tapioka selalu ada dan meningkat pada bulan-bulan tertentu seperti pada bulan Ramadhan dan hari besar lainnya. Produk tepung tapioka yang dihasilkan

memiliki variasi karakteristik (yaitu nilai pH, kadar air, warna, dan SO2) yang masih berada diluar batas toleransi. Perbandingan karakterisitik dan ekspektasi ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perbandingan Karakterisitik Teknis Aktual dan Ekspektasi

Karakteristik Teknis pH Ket Tingkat Kecerahan Warna Ket Kadar Air % Ket SO2(ppm) Ket Ekspektasi 5.20 - 7.0 93.0 - 93.55 13.0 - 13.5 28 - 32

No. Sampel(Batch) Aktual

1 5.16 Ditolak 93.32 13.28 29.14 2 6.58 93.34 13.13 29.23 3 6.52 93.04 13.33 27.77 Ditolak 4 6.18 93.31 13.37 32.74 Ditolak 5 5.40 92.92 Ditolak 13.33 31.03 6 6.68 93.05 13.20 28.51 7 5.30 93.51 13.27 30.41 8 6.36 93.06 13.46 28.32 9 6.13 94.21 Ditolak 12.89 Ditolak 30.05 10 6.32 93.48 13.09 28.99 Rata-rata 6.06 93.32 13.24 29.62

Berdasarkan data pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa nilai karakteristik teknis pada nilai pH, nilai warna, nilai persen kadar air dan nilai SO2(ppm)

terdapat beberapa nilai sampel yang melebihi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut, tetapi masih dalam batas rata-rata dan masih banyaknya variasi yang terjadi pada produk tepung tapioka yang salah satunya diakibatkan oleh banyaknya perbedaan umur bahan baku ubi yang di produksi sehingga banyak menghasilkan variasi pada tepung tapioka yang mengakibatkan kerugian yang dikenal sebagai loss of quality, yang terjadi baik terhadap perusahaan. customer, bahkan lingkungan sosial (Taguchi, G. 2005). Taguchi kemudian membuat konsep dasar yang menghubungkan nilai variasi dengan loss of quality yang ditimbulkan tersebut, dimana konsep tersebut dinamakan Taguchi’s Quality Loss Function dan kemudian untuk menurunkan nilai variasi tersebut, dilakukannya Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dimana FMEA suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). FMEA digunakan untuk mengidentifikasikan sumber-sumber dan akar penyebab dari masalah kualitas.

Dengan menggunakan konsep Taguchi’s Quality Loss Function dan Failure Mode and Effect Analysis, penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan rancangan perbaikan proses dimana untuk mengurangi variasi karakteristik yang terjadi pada produk tepung tapioka.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi pada PT. XYZ yaitu banyaknya variasi karakteristik dari tepung tapioka yang dihasilkan seperti terdapat beberapa sampel yang melebihi standart dari nilai kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan

yang terjadi pada proses produksi tersebut yang mengakibatkan loss pada perusahaan. Dari permasalahan diatas maka peneliti menggunakan pendekatan Taguchi’s Quality Loss Function dan tools Failure Mode Effect Analysis yang bertujuan untuk mengetahui loss yang terjadi pada perusahaan dan merancang perbaikan proses untuk menurunkan loss yang diakibatkan oleh variasi karakteristik produk tepung tapioka tersebut.

Dokumen terkait