• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Terhadap Kesehatan Masyarakat a) Perkembangbiakan Vektor Penyakit

Sampah akan menimbulkan vektor atau perantara penyakit, antara lain lalat, tikus, serta nyamuk. MunPulnya vektor-vektor penyakit tersebut akan dikatakan sangat mengganggu apabila munPulnya vektor penyakit sampai menimbulkan penyakit terhadap kesehatan masyarakat, dikatakan mengganggu apabila muPulnya vektor penyakit tidak sampai menimbulkan penyaki, dan dikatakan tidak menggangu apabila vektor penyakit tidak munPul sama sekali. Lalat dan tikus dapat menimbulkan masalah penPernaan seperti diare pada kesehatan masyarakat. Nyamuk dapat menimbulkan insiden penyakit demam berdarah.

Tabel 13. Munculnya Lalat Pada Lingkungan Tempat Tinggal Penduduk Di Sekitar TPAS Tahun 2014

No Jarak Rumah Ke TPAS smeter) Frekunsi sJiwa)

Sangat Terganggu Terganggu Tidak Terganggu

1 0 – 500 12 22 2 2 >500 – 1000 0 13 ฀ 3 >1000 – 1500 1 19 1 ฀ >1500 – 2000 0 20 ฀ JUMLAH 13 74 11 Persentase s%) 13,3 75,5 11,2

฀umber: Data Primer Olahan, 2014

Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa 75,5% dari total responden atau 7฀ jiwa penduduk merasa terganggu dengan timbulnya lalat yang berasal dari sampah

di TPAS. Hal ini didominasi oleh penduduk yang tinggal pada radius 0-500m dari TPAS.

MunPulnya tikus juga dirasa mengganggu oleh ฀5 jiwa penduduk atau ฀5,9% dari total responden yang tinggal di sekitar TPAS yang didominasi pada penduduk yang tinggal di radius 0-500m dari TPAS. Berikut disajikan pada tabel 1฀.

Tabel 14. Munculnya Tikus Pada Lingkungan Tempat Tinggal Penduduk Di Sekitar TPAS Tahun 2014

No Jarak Rumah Ke TPA smeter) Frekuensi sJiwa)

Sangat Terganggu Terganggu Tidak Terganggu

1 0 – 500 12 15 9 2 >500 – 1000 0 1฀ 3 3 >1000 – 1500 1 12 8 ฀ >1500 – 2000 0 ฀ 20 JUMLAH 13 45 40 Persentase s%) 13,3 45,9 40,8

฀umber: Data Primer Olahan, 2014

MunPulnya lalat dan tikus memang dirasa mengganggu bahkan sangat mengganggu oleh penduduk yang tinggal di sekitar TPAS, namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Masalah penPernaan seperti diare/sakit perut yang disebabkan oleh vektor penyakit seperti lalat dan tikus tersebut hanya dirasakan oleh 8 jiwa penduduk atau hanya 9,2% dari total responden. 8 jiwa penduduk mengalami insiden sakit perut atau masalah penPernaan lebih dari 1 kali atau dengan kata lain sering mengalami sakit tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15 berikut ini.

Tabel 15. Masalah Pencernaan Seperti Diare/Sakit Perut yang Dialami Masyarakat yang Tinggal Di Sekitar TPAS Tahun 2014

No Jarak Rumah Ke TPAS smeter) Frekuensi sJiwa)

2 >500 – 1000 1 0 16

3 >1000 – 1500 1 0 20

฀ >1500 – 2000 0 0 2฀

JUMLAH 8 1 89

Persentase s%) 9,2 1.0 90,8

฀umber: Data Primer Olahan, 2014

Selain vektor penyakit seperti lalat dan tikus, sampah juga menimbulkan vektor penyakit lainnya yakni nyamuk. Nyamuk dapat mengalami perkembangbiakan dari sampah anorganik yang menumpuk seperti sampah kaleng maupun ban bekas yang terisi air hujan. Dalam tabel 16 dibawah ini disajikan jawaban responden mengenai gangguan nyamuk disekitar tempat tinggal.

Tabel 16. Munculnya Nyamuk Pada Lingkungan Tempat Tinggal Masyarakat Di Sekitar TPAS Tahun 2014

No Jarak Rumah Ke TPAS smeter) Frekuensi sJiwa)

Sangat Terganggu Terganggu Tidak Terganggu

1 0 – 500 12 16 8 2 >500 – 1000 0 1฀ 3 3 >1000 – 1500 1 17 3 ฀ >1500 – 2000 0 19 5 JUMLAH 13 66 19 Persentase s%) 13,3 67,3 19,4

฀umber: Data Primer Olahan, 2014

Tabel 16 diatas menjelaskan bahwa munPulnya nyamuk dirasakan mengganggu oleh 66 jiwa penduduk atau 67,3% dari total responden, dan dirasakan sangat menganggu oleh 13 jiwa penduduk atau 13,3% dari total responden. Jawaban tersebut didominasi oleh penduduk yang tinggal pada radius 0-500m dari TPAS.

MunPulnya vektor penyakit akan dirasakan sangat mengganggu apabila sampai menimbulkan penyakit terhadap kesehatan masyarakat. Meskipun munPulnya nyamuk dirasakan mengganggu oleh penduduk, namun hal hanya dirasakan mengganggu kesehatan oleh sebagian kePil dari total responden. Hanya 7 jiwa penduduk yang pernah mengalami sakit demam berdarah hanya 1 kali, dan

hanya 2 jiwa penduduk yang lebih dari 1 kali mengalami sakit demam berdarah. Dengan kata lain hanya 9,2% dari total responden yang pernah mengalami sakit demam berdarah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17 dibawah ini. Tabel 17. Insiden Sakit Demam ฀erdarah yang Dialami Masyarakat yang

Tinggal Di Sekitar TPAS Tahun 2014

No Jarak Rumah Ke TPAS smeter) Frekuensi sJiwa)

Lebih Dari 1 Kali Hanya 1 Kali Tidak Pernah

1 0 – 500 2 5 29 2 >500 – 1000 0 2 15 3 >1000 – 1500 0 0 21 ฀ >1500 – 2000 0 0 2฀ JUMLAH 2 7 89 Persentase s%) 2.1 7,1 90,8

฀umber: Data Primer Olahan, 2014 b) Gangguan Psikomatis

Dampak pengelolaan sampah terhadap kesehatan masyarakat juga dapat dilihat dari adanya gangguan psikomatis seperti stres dan insomnia/susah tidur, serta gangguan pernapasan yakni sesak napas. Penduduk yang mengalami gangguan psikomatis yakni stres dan insomnia/susah tidur lebih dari satu kali berjumlah 15 jiwa penduduk atau hanya 15,3% dari total responden. Sedangkan jawaban didominasi oleh 82 orang penduduk atau 83,7% menjawab tidak pernah mengalami gangguan psikomatis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 18 dibawah ini.

Tabel 18. Gangguan Psikomatis yang Dialami Penduduk yang Tinggal Di Sekitar TPAS Tahun 2014

No Jarak Rumah Ke TPA smeter) Frekuensi sJiwa)

Lebih Dari 1 Kali Hanya 1 Kali Tidak Pernah

1 0 – 500 9 0 27

2 >500 – 1000 0 0 17

3 >1000 – 1500 ฀ 0 17

฀ >1500 – 2000 2 1 21

Persentase s%) 15,3 1.0 83,7 ฀umber: Data Primer Olahan, 2014

Penduduk yang mengalami gangguan pernapasan seperti sesak napas lebih dari satu kali berjumlah 11 jiwa penduduk atau hanya 11,2% dari total responden. Sedangkan jawaban didominasi oleh 87 jiwa penduduk atau 88,8% menjawab tidak pernah mengalami gangguan pernapasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 19 dibawah ini.

Tabel 19. Gangguan Pernapasan yang Dialami Penduduk yang Tinggal Di Sekitar TPAS Tahun 2014

No Jarak Rumah Ke TPAS smeter) Frekuensi sJiwa)

Lebih Dari 1 Kali Hanya 1 Kali Tidak Pernah

1 0 – 500 8 0 28 2 >500 – 1000 0 0 17 3 >1000 – 1500 3 0 18 ฀ >1500 – 2000 0 0 2฀ JUMLAH 11 0 87 Persentase s%) 11,2 0 88,8

฀umber: Data Primer Olahan, 2014

฀. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dilakukan pembahasan sebagai berikut: 1. Jenis Sampah di Tempat Pembuangan Akhir sTPA) Sampah Kota

Pematangsiantar

Sampah di Kota Pematangsiantar berasal dari aktivitas penduduk yang bervariasi, dimulai dari perdagangan, perindustrian, pemukiman, perkantoran,

rumah sakit, dan sebagainya. Dengan keragaman aktivitas penduduk tersebut, maka akan menimbulkan sampah dengan jenis yang bervariasi pula. Jenis sampah di TPAS Kota Pematangsiantar pada perhitungan tahun 2013 adalah jenis sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya yang terdiri dari sampah organik yang terdiri atas sampah organik basah dan organik kering, dan sampah anorganik.

Jenis sampah yang ada di TPAS terdiri atas sampah organik yang terbagi lagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering, serta sampah anorganik. Dari total keseluruhan sampah yang ada di TPAS yakni 587m3/hari, terdapat sampah organik basah berupa sisa makanan, sayuran, dan buah berjumlah ฀฀,9%; sampah organik kering berupa kertas, kayu, karet/kulit, dan kain berjumlah 25,1%; sampah anorganik berupa plastik, logam, dan kaPa/gelas berjumlah 18,9%; serta sampah lainnya berjumlah 11,1%.

Pada awal bulan Januari hingga akhir bulan April 201฀, diketahui volume rata-rata sampah yang diangkut ke TPAS berjumlah ฀00 m3/hari. Namun belum dilakukan perhitungan khusus mengenai jenis sampah, karena hal tersebut baru akan dilakukan pada akhir tahun mendatang oleh instansi terkait yakni Dinas Kebersihan dan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pematangsiantar. Jenis sampah yang dihasilkan pada tahun 201฀ akan sama dengan jenis sampah yang dihasilkan pada tahun 2013, hanya saja akan terdapat perbedaan jumlah volume sampah tersebut. Di TPAS Kota Pematangsiantar tidak terdapat jenis limbah B3, karena jenis limbah tersebut harus dikelola oleh suatu badan khusus dan tidak dapat diPampurkan dengan sampah kota biasa.

2. Metode Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir sTPA)

Dokumen terkait