• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

D. Program - Program Lembaga (Temasuk Sasaran Program Lembaga Tersebut

VI. Dampingan KKSP 1. TAMAN BACA MEKKAR

Di Sumatera Utara, KKSP membangun 4 Taman Baca yakni di Desa Dalu X-A, Desa Dalu Sepuluh B, (keduanya berada di kecamatan Tanjung Morawa—Deli Serdang), Desa Pasar-V Kebun Kelapa (kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang), dan Desa Denai Kuala (kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang). Namun sejauh ini Taman Baca yang ada di Desa Dalu X-B, yang diberi nama Taman Baca “MEKKAR (Meningkatkan Kreativitas dan Karya Anak Rakyat)”, yang memiliki bangunan permanen

tempat menyimpan buku. Sedang di desa-desa lainnya masih berpindah-pindah dari satu rumah ke lain rumah penduduk.

Sebagai media pendidikan, anak-anak dapat belajar melalui kelompok-kelompok belajar yang mereka bangun sesuai dengan kebutuhan mereka. Kelompok belajar yang dibangun oleh anak-anak antara lain kelompok Perpustakaan, kelompok Biochild, kelompok Seni, kelompok Kesehatan, kelompok Ternak, kelompok Menabung, dankelompok Kerajinan Tangan. Terbentuknya kelompok perpustakaan dimulai dengan mengumpulkan sumbangan buku-buku bekas dari masyarakat. Satu demi satu. Hari ke hari jumlah buku yang terkumpul semakin banyak. Sepenuhnya adalah swadaya masyarakat. Kegiatan anak di perpustakaan tidak hanya membaca buku sebagaimana lazimnya perpustakaan konvensional. Selain membaca buku anak-anak diajak untuk belajar bedah buku dan diskusi. Bersama anak-anak juga dibentuk siapa yang bertugas mengelola perpustakaan; piket harian, petugas administrasi, dan petugas lain yang dibutuhkan. Anak-anak juga membuat katalog, mekanisme peminjaman dan pemulangan buku. Perencanaan kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan dilakukan secara bersama. Dalam hal ini pendamping (Yayasan KKSP) hanya memfasilitasi bagaimana agar seluruh kegiatan yang ada di Taman Baca bisa berjalan sebagaimana yang direncanakan bersama.

Proses pembelajaran disampaikan kepada anak melalui berbagai media. Lewat media seni (lukis, musik, tari dan theater) anak dapat mengenal dan mengungkapkan apa yang menjadi realita kehidupan mereka.

2. the baMBoes (Komunitas Musik sampah)

Kerasnya kehidupan di jalanan, tidak mematikan kreativitas anak-anak yang hidup di sana. Di Medan, anak-anak jalanan membentuk sebuah

kelompok musik The Bamboes. Eksistensi mereka di jalanan ditandai dengan sejumlah penghargaan.

Keunikan The Bamboes terutama karena kelompok ini menjadi sebuah identitas untuk semua anak jalanan di Medan. Keanggotaannya bersifat

sukarela, tidak terbatas pada mereka yang mendirikan kelompok itu. Alat-alat musik yang digunakan adalah barang-barang bekas yang masih dapat dipergunakan, yang mereka sebut sebagai musik sampah. Dengan alat musik sederhana ini mereka mencipta sekitar 200 lagu tentang kehidupan, diskriminasi dan kisah-kisah yang mereka alami. Beberapa di antaranya sudah direkam dalam keping CD.

Kelompok musik ini menjadi sarana untuk belajar tentang berbagai hal, melakukan banyak langkah untuk membuat mereka lebih diterima sebagai bagian masyarakat dan bisa menunjukkan prestasi, bukan sekedar anak

jalanan.

Perdagangan anak (child trafficking) di Indonesia khususnya di Medan sudah sangat sering terjadi. Hal itu mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang dianggap buruk dalam hal perdagangan anak. Bahkan pada saat 02 Desember 2004,disebutkan bahwa Indonesia menduduki rekor teratas di Asia Tenggara sebagai negara pemasok perdagangan anak dan perempuan.

Permasalahan tersebut mendorong TAMFARAN (Team Fasilitator Remaja Medan) untuk memberikan pendidikan dan informasi mengenai perdagangan anak(child trafficking). Tamfaran merupakan kumpulan remaja dari berbagai kumpulan remaja dari sekolah-sekolah baik di tingkat SMP,SMA,dan perguruan tinggi di kota Medan serta remaja-remaja yang berbeda yang pernah mengikuti pelatihan child trafficking yang peduli terhadap pendidikan dan hak anak untuk belajar menjadi fasilitator anak dan remaja dan mengadvokasikan hak-hak anak dan penyuluhan anti perdagangan anak yang dididik oleh yayasan KKSP.

Tamfaran (Team Fasilitator Remaja Medan)dibentuk pada tanggal 25 November 2007. Pada mulanya anggota Tamfaran merupakan peserta dari Training Of Trainer (TOT) yang dilaksanakan oleh yayasan KKSP untuk menjadi fasilitator anak. Jumlah peser TOT tersebut berjumlah 7 orang. Ketujuh orang inilah yang mendirikan Tamfaran pertama kali. Seven Stars,nama mereka sebelum Tamfaran. Dan terus belajar dan belajar dan kami dibekali pengetahuan dan wawasan tentang hak-hak anak dan perdagangan anak. Kami dilatih untuk menjadi peer education (Pendidikan sebaya). Kemudian dari 7 (tujuh) orang tersebut mulai berkembang hingga sekarang

mencapai 50 anggota dan nama Tamfaran tetap abadi dan selalu berusaha untuk mencegah perdagangan anak.

4. CHILDREN CENTER BAITUL IQRA PERMATA INDAH

Di Nanggroe Aceh Darussalam, melalui program rekontruksi sosial pasca bencana dan konflik, KKSP membangun Taman Baca di 3 kecamatan yang dipusatkan di desa Kuala Tripa untuk kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, Desa Peunaga Pasi untuk Kecamatan Meuruebo, Kabupaten Aceh Barat, dan Desa Blang Berandang untuk Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.

Children Center (CC) Baitul Iqra Permata Indah yang berada di Desa Kuala Tripa Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya merupakan gedung yang memiliki fasilitas terlengkap di Nagan Raya. CC ini memiliki fasilitas yang dilengkapi dengan Taman Kanak-kanak (TK), klinik, Taman Baca Al-Qur'an, pusat kreativitas anak, perpustakaan dan lapangan olah raga.

Pembangunan gedung CC di Nagan Raya ini didasari kebutuhan anak-anak di Kabupaten Darul Makmur terutama di Desa Kuala Tripa, Babah Lueng dan Drien Tujoh baik dari bidang pendidikan maupun kesehatan karena kurangnya lembaga pendidikan dan kesehatan memadai di daerah tersebut. Apalagi daerah ini relatif jauh dari kawasan ibukota Nagan Raya.

Dalam pembangunannya, partisipasi masyarakat Desa Kuala Tripa dan sekitarnya begitu kental, mereka turut berpartisipasi bergotong royong membersihkan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan CC tersebut,

bermusyawarah memberikan nama CC dan pembentukan komite yang akan bertanggungjawab dalam operasional TK tersebut.

5. CHILDREN CENTER DARUL AMANAH

Di Kabupaten Aceh Barat tepatnya di Desa Peunaga Pasi Kecamatan Meureubo telah dibangun Children Center Darul Amanah. CC ini berdiri atas dukungan masyarakat setempat yang nantinya tidak hanya digunakan untuk anak-anak, masyarakat juga dapat menggunakan fasilitas yang terdapat didalamnya antara lain klinik, perpustakaan, Taman Pembacaan Al-Qur'an (TPQ), Taman Kanak-kanak (TK), tempat bermain, lapangan olah raga dan radio komunitas Suara Gampong.

Pembangunan Children Center ini merupakan bagian dari komitmen KKSP program kemanusiaan yang dilaksanakan sejak tsunami. Dalam pelaksanaannya, andil masyarakat sangat besar, mulai dari tahapan perencanaan hingga pemberian nama, berdasarkan kesepakatan masyarakat.

Kehadiran CC ini diharapkan dapat mendukung upaya mempromosikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak di daerah Aceh Barat dan Nagan Raya yang pernah terimbas konflik bersenjata dan bencana tsunami.

Dokumen terkait