• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KEPEMIMPINAN

Dalam dokumen Tinjauan Umum Tentang Manajemen Strategis (Halaman 172-177)

A. Analisis Perubahan

Ketika membicarakan perubahan, ada jargon yang selalu

didengungkan, yaitu:”Di dunia ini tidak ada sesuatu yang pasti kecuali perubahan itu sendiri”. Ada banyak aspek yang memicu perubahan, baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus menganalisis perubahan yang akan terjadi seandainya formulasi strategi yang telah disepakati bersama diimplementasikan. Melalui analisis ini perusahaan memperhitungkan secara rinci seberapa besar perusahaan akan berubah, apakah secara sangat sederhana dimana tidak ada perubahan strategi yang signifikan, sampai kepada perubahan yang kompleks, misalnya merubah misi perusahaan.

Perubahan strategi dapat diklasifikasikan dalam 5 level perubahan, di

mana semakin besar perubahan maka akan semakin kompleks usaha untuk mengimplementasi. Adapun 5 level perubahan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Continuation : Pola ini terjadi karena perusahaan mengulang strategi yang sama dengan strategi yang digunakan pada periode sebelumnya. Karena strategi ini pernah dilakukan sebelumnya, maka tidak banyak membutuhkan kemampuan atau aktivitas yang baru. Bahkan, melalui pengalaman sebelumnya akan mampu membuat perusahaan beroperasi lebih efisien.

b. Routine Change : Perubahan ini dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan “daya tarik pasarnya” (market appeal) agar konsumen lebih terpikat. Dalam strategi ini, biasanya perusahaan melakukan perubahan appeal (daya tarik) dari iklannya, kemasan, harga, metode distribusi, dan sebagainya. Jadi, dalam hal ini, perubahan yang dilakukan bukanlah perubahan yang signifikan, sebab perusahaan masih menekuni industri yang sama dan format organisasinyapun tidak berubah. c. Limited Change : Perubahan ini dilakukan karena perusahaan

menawarkan produk baru pada pasar yang baru. Dalam hal ini, kendati perusahaan masih beroperasi dalam industri yang sama, namun akibat perubahan produk baru tersebut maka format organisasipun ikut mengalami perubahan.

d. Radical Change : Dalam hal ini perusahaan melakukan suatu

strategi cukup “mendasar” sehingga perusahaan memandang

perlu dilakukannya reorganisasi secara besar-besaran. Jenis perubahan ini biasanya dilakukan ketika perusahaan melakukan merger atau akuisisi namun masih dalam industri yang sama. Proses akuisisi dan merger dapat menjadi lebih kompleks jika perusahaan bermaksud mengintergrasikan kedua perusahaan secara utuh.

e. Organizational Redirection : Dalam hal ini perusahaan melakukan perubahan orientasi sedemikian rupa sehingga merubah industri yang dimasuki, merubah misi, keahlian dan sebagainya. Organizational Redirection juga dapat terjadi ketika suatu perusahaan melakukan merger atau akuisisi terhadap perusahaan yang berasal dari industri yang sama sekali beda. Jenis perubahan ini merupakan perubahan yang paling kompleks. Esensi perbedaan diantara lima level perubahan di atas dapat

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2 : Level Perubahan Strategi

PERUBAHAN INDUSTRI ORGANISASI PRODUK PASAR

1. Continuation Sama Sama Sama Sama

2. Routine Change Sama Sama Sama BARU

3. Limited Change Sama Sama BARU BARU

4. Radical Change Sama BARU BARU BARU

5. Organizational Redirection

BARU BARU BARU BARU

K. Struktur Organisasi Berkaitan dan Strategi

Perubahan strategi perusahaan mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan dalam organisasi dan juga keahlian yang dibutuhkan pada posisi-posisi tertentu. Studi yang dilakukan (Chandler, 2013)terhadap beberapa perusahaan besar Amerika Serikat seperti DuPont, General Motors, Sears dan Standard Oil disimpulkan bahwa berbagai perubahan yang terjadi dalam implementasi strategi akan mengarah pada perubahan struktur organisasi. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang sesuai dengan strategi. Dengan kata lain struktur organisasi mengikuti strategi. Oleh

karena itu, penetapanstuktur organisasi merupakan salah satu faktor penting dalamimplementasi strategi agar semua aktivitas perusahaan yang diakibatkan perubahan tersebut dapatdilaksanakan dengan baik. Struktur organisasi akan membantu mempertajam aktivitas kunci perusahaan dan memperlihatkan pola koordinasi yang diterapkan dalam menjalankan strategi. Dalam hal ini, aspek strategi, stuktur dan lingkungan harus terpadudalamsatu kesatuan, atau jika tidak, maka kinerja perusahaanakan lemah.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka para manajer strategis harus memperhatikan bagaimana perusahaan mereka akan

“distruktur” agar semua aktivitas perusahaan dapatdilakukan dengan baik. Haruskah berbagaiaktivitas yang ada dikelompokkan? Haruskah kewenangan untuk membuat keputusan penting dipusatkan di kantor pusat atau cukup didesentralisasikan pada manajer-manajer di kantor cabang? Haruskah perusahaan dikelola secara ketat dengan menerapkan berbagaiperaturan dan pengawasan, atau dikelola secara longgar dengan hanya sedikitperaturan dan pengawasan? Haruskah perusahaan menggunakan struktur organisasi yang tinggi dengan banyak jenjang dengan alasan untuk memberikan pengawasan yang lebih baik terhadap karyawan; atau cukup diorganisasi dalam struktur yang lebih mendatar dengan sedikit tingkatan manajer dalam upaya memberikan lebihbanyak kebebasan dalammemimpin? Sebagai contoh, perusahaan otomotif Ford memilikistruktur organisasi yangtinggi dengan 15tingkatan manajer,sementara Toyota relatifdatar dengan hanya memilikitujuh tingkatan manajer. Apakah Toyota atau Ford yang memiliki struktur

“yang lebihbaik”?

Sebelum menjawabpertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan lainnya, manajerstrategis harus memahami lebih dahulu berbagai bentuk struktur organisasi, diantaranya adalah:

1. Struktur Organisasi Sederhana

Struktur organisasi sederhana ini hanya memiliki dua tingkatan, yaitu pemilik dan pekerja. Perusahaan kecil dengan satu produk atau beberapa produk lain yang saling berhubungan, biasanya menggunakan struktur organisasi ini. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan struktur organisasi sederhana ini biasanya dikelola oleh pemiliknya sendiri yang sekaligus menangani pekerjaan lain yang berhubungan dengan sebuah produk. Artinya, dalam struktur sederhana ini, pemilik perusahaan cenderung mengambil semua keputusan penting secara sendiri, dan terlibat langsung dalam setiap tahap kegiatan perusahaan. Untuk lebih mengetahui format struktur organisasi yang sederhana ini, perhatikan gambar berikut.

Gambar 11. Struktur Organisasi Sederhana

Sumber : (Certo, 2010).

Struktur organisasi sederhana memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Adapun kelebihan struktur organisasi sederhana adalah :

o Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat

o Sistemnya (imbalan, pengawasan dll) tidak rumit

o Tidak mahal

Sedangkan kelemahan dari struktur sederhana adalah:

Pemilik

o Cenderung berfokus pada pemilik perusahaan

o Kesempatan untuk peningkatan karir relatif kecil

o Dibutuhkan kemampuan yang lebih untuk pemilik perusahaan

o Tidak sesuai untuk organisasi yang besar

2. Struktur Organisasi Fungsional

Dalam struktur organisasi fungsional, setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan tempat dan peranan si pemilik perusahaan. Transisi menuju spesialisasi ini membutuhkan sebuah perubahan substansial dalam gaya manajemen pimpinan perusahaan. Sebagai organisasi yang menumbuhkan dan mengembangkan sejumlah produk dan pasar yang berkaitan, struktur organisasi ini secara teratur berubah untuk merefleksikan spesialisasi yang lebih besar. Untuk mengetahui format struktur organisasi fungsional, lihat gambar berikut.

Gambar 12 Struktur Organisasi Fungsional

Sumber : (Certo, 2010)

Struktur organisasi fungsional ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:

o Efisiensi melalui spesialisasi

Presiden

Dalam dokumen Tinjauan Umum Tentang Manajemen Strategis (Halaman 172-177)