• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN Ketujuh :

Dalam dokumen Nomor : 19/Pid/2014/PT.Bdg. (Halaman 96-104)

Bahwa ia Terdakwa HENDRA WIDJAJA Bin SUSANTO WIDJAJA pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2009 sekitar jam 18.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2009, bertempat di Kantor PT Showa Indonesia Manufacturing (PT. SIM) di Jababeka Industrial Estate Jalan Jababeka VI Kapling 28-36 Cikarang Baru, tepatnya di ruang kerja saksi KAZOU TSUNODA atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Bekasi secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakukan yang tak menyenangkan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakukan yang tidak menyenangkan, baik terhadap

halaman 97 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

orang itu sendiri maupun orang lain, perbuatan mana Terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut : ---

- Pada tanggal yang telah disebutkan di atas, Terdakwa mendatangi Kantor PT SIM dengan maksud bertemu dengan saksi HERMANTO untuk menyuruh membuka blokir kedua rekening atas nama PT SIM di Bank Mandiri dan Bank Lippo tersebut dan setelah tiba di kantor PT SIM, Terdakwa bersama dengan saksi HERMANTO naik ke lantai 2 untuk menemui saksi KAZUO TSUNODA, kemudian Terdakwa meminta saksi KAZUO TSUNODA untuk membuka rekening bank yang telah diblokir yakni Bank Mandiri Nomor Rekening 125-00-0424641-9 dan Bank Lippo Nomor Rekening 568-30-00485-4, akan tetapi saksi KAZUO TSUNODA menolak karena kedua nomor rekening tersebut atas nama PT SIM, sehingga terjadi debat mulut dan Terdakwa mengatakan kepada saksi KAZUO TSUNODA “Kalau mau saya bisa serbu PT Showa malam ini. Saya bisa berbuat diluar kendali saya. Kalau mau ngomong tidak gentel, ini TSUNODA SAN saya bisa pakai ini ” sambil meletakkan pistol di atas meja tamu, sehingga saksi KAZOU TSUNODA mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan karena Terdakwa telah meletakkan pistolnya di atas meja tamu dan keselamatan saksi KAZUO TSUNODA merasa mendapat ancaman kekerasan dimana ancaman yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut direkam oleh saksi KAZUO TSUNODA;--- - Perbuatan Terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP . ---

Menimbang, bahwa adapun keberatan dan alasan yang dikemukakan

oleh Penuntut Umum dalam memori perlawanannya, pada pokokny adalah sebagai berikut : --- (1) bahwa Pengadilan Negeri Bekasi telah melakukan kekeliruan karena telah

menganggap dakwaan Penuntut Umum kabur (tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap) – Bahwa adalah keliru pendapat Pengadilan Negeri yang menyatakan bahwa perbuatan yang didakwakan Penuntut Umum bukanlah gabungan

beberapa perbuatan yang berdiri sendiri yang melanggar beberapa aturan pidana (meerdaadsche samen loop atau concursus realis) melainkan

halaman 98 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

concursus idealis atau eendaadsche samenloop); Atas dasar alasan itu

Pengadilan Negeri berpendapat, bahwa dakwaan Penuntut Umum seharusnya berupa dakwaan subsidaritas atau dakwaan alternatif, bukan dakwaan kumulatif karena perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa hanyalah satu perbuatan. Pengadilan Negeri berpendapat karena perbuatan terdakwa hanya satu tetapi di buat dengan bentuk dakwaan kumulatif, maka akan melanggar hak azasi terdakwa dan menciderai rasa keadilan terdakwa, oleh karena tiap surat dakwaan harus dipertimbangkan dan dibuktikan, sehingga atas satu perbuatan, terdakwa bisa dihukum dengan beberapa ketentuan pidana ; --- Penuntut Umum berpendapat, bahwa yang diajukan Penuntut Umum dalam perkara terdakwa telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 143 ayat (2) b KUHAP, sehingga tidak ada alasan menyatakan dakwaan batal demi hukum ; ---

Bahwa dakwaan kepada terdakwa disusun secara kumulatif karena perbuatan terdakwa mengandung perbarengan perbuatan atau concursus realis, sebab :

- adanya perbarengan beberapa perbuatan kejahatan yang dilakukan terdakwa ; --- - Setiap perbuatan mengenai beberapa kejahatan yang diatur dalam

pasal-pasal pidana ; ---

- dan setiap perbuatan itu dianggap sebagai perbuatan yang berdiri sendiri ; --- Disamping itu apa yang dilakukan Penuntut Umum adalah sesuai dengan pasal141 KUHAP, dimana Penuntut Umum dapat menggabungkan perkara dan membuatnya dalam satu surat dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau hampir bersamaan menerima beberapa berkas perkara dari penyidik ; dimana :

- beberapa tindak pidana dilakukan oleh orang yang sama ; ---

- beberapa tindak pidana bersangkut paut dengan yang lain ; --- - beberapa tindak pidana tidak bersangkut paut, tetapi satu sama lain ada hubungan, dan penggabungan itu adalah unutuk kepentingan pemeriksaan ; ---

halaman 99 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

Bahwa selain dari pada itu, hak dan wewenang penuntutan adalah wewenang penuh Penuntut Umum Karena itu pertimbangan Pengadilan Negeri bahwa dalam tiap dakwaan dalam dakwaan kumulatif akan dipertimbangkan dan dibuktikan dapat menciderai rasa keadilan terdakwa adalah pendapat yang tidak benar ; ---

Dakwaan kesatu, kedua, ketiga dan kelima dirumuskan menjadi gabungan beberapa perbuatan dengan dakwaan kumulatif, karena Penuntut Umum tidak ragu-ragu menerapkan pasal-pasal yang tepat didakwakan atas perbuatan terdakwa, dan harus dianggap berdiri sendiri atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Dan untuk itu pemidanaannya menggunakan sistem absorpsi diperberat, bukan terhadap satu perbuatan dikenakan atau dijatuhi beberapa ketentuan pidana seperti dipertimbangkan Pengadilan Negeri, karena kita tidak menganut sistem akumulasi penjatuhan pidana atas berbagai kejahatan yang dilakukan oleh seorang pelaku pada saat bersamaan atau berurutan – Hal ini jelas seperti diatur dalam pasal 65 ayat (1) KUHP maupun ayat (2) pasal tersebut; --- (2) Bahwa selain dari pada dakwaan atas perkara terdakwa sekarang ini adalah menindak lanjuti putusan Pengadilan Negeri Bekasi yang terdahulu, yaitu perkara No. 687/Pid.B/2012/PN.Bks tanggal 31 Juli 2012 atas nama terdakwa yang sama antara lain mempertimbangkan dan menyimpulkan bahwa dakwaan Penuntut Umum yang disusun secara kumulatif adalah sudah benar, namun dalam perkara terdahulu ada kekurangannya yaitu tidak mencantumkan ketentuan pasal-pasal 63,64,65,66 dan 70 KUHP mengenai concursus dalam dakwaan keempat, kelima, ketujuh dan dakwaan kedelapan ; --- Dan kini Penuntut Umum telah memperbaiki surat dakwaan tersebut sesuai

dengan amanat putusan perkara terdahulu yaitu No. 687/Pid.B/2012/PN.Bks, yaitu perbuatan terdakwa yang dirumuskan dalam dakwaan kesatu, kedua, ketiga dan kelima menjadi gabungan beberapa perbuatan dengan dakwaan kumulatif.

Oleh karena itu seharusnya eksepsi Penasihat Hukum terdakwa dalam perkara ini ditolak ; ---

(3) bahwa pertimbangan hukum Pengadilan Negeri yang menyatakan dakwaan Penuntut Umum merupakan dakwaan yang tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap (dakwaan yang kabur atau obscuur libel) serta tidak memenuhi pasal 143 ayat (2) KUHAP; adalah pendapat yang keliru Pengadilan Negeri tidak

halaman 100 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

menguraikan dimana letak tidak jelas, tidak cermat dan tidak lengkapnya surat dakwaan. Terlebih lagi Penasihat Hukum terdakwa tidak mengajukan keberatan/eksepsi semacam itu, dan menganggap dakwaan sudah sesuai pasal 143 ayat (2) KUHAP. Terlebih lagi apa yang disampaikan Penasihat Hukum dalam eksepsinya, tidak sesuai dengan pasal 156 (1) KUHAP ; --- (4) bahwa pertimbangan Pengadilan Negeri yang menganggap bahwa Jaksa melakukan kekeliruan dengan menyebut bahwa uang yang dipermasalahkan hasil tindak pidana penggelapan, sedangkan dalam dakwaan kesatu disebutkan tentang tindak pidana pencucian uang, adalah pendapat yang tidak benar. Pendapat Pengadilan Negeri yang menyatakan dakwaan batal demi hukum atau tidak dapat diterima dengan alasan dalam surat dakwaan mencampur adukan atau menggabungkan perkara tindak pidana khusus dengan perkara tindak pidana umum dalam satu surat dakwaan – Masalah dakwaan yang menggabungkan antara tindak pidana umum dengan tindak pidana khusus, adalah termasuk persoalan sistem kumulasi dakwaan dalam bentuk concursus idealis, dimana dalam satu surat dakwaan mencantumkan semua tindak pidana yang terkena dalam concursus idealis Hanya pemidanaannya saja yang satu ; --- Apa yang dilakukan Penuntut Umum dengan membuat surat dakwaan dengan bentuk kumulasi adalah berdasarkan dan sejalan dengan ketentuan pasal 141 KUHAP. Dan tidak bertentangan dengan pasal 30 UU No. 15 tahun 2002 jo UU No. 25 tahun 2003 jo pasal 95 UU No. 8 tahun 2010 ; --- Hubungan tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana asal (predicate

crime) dapat dilihat pada pasal 2 (1) huruf a, sehingga tidak ada tindak pidana

pencucian uang (money laundering) kalau tidak ada kejahatan yang menghasilkan uang/harta kekayaan Pengadilan Negeri Bekasi seharusnya memperhatikan azas peradilan yang sederhana,cepat dan biaya ringan, agar perkara yang telah masuk ke Pengadilan tidak bertumpuk dan berlarut-larut penyelesaiannya, serta mengutamakan kepastian hukum ; --- Bahwa oleh karena itu Penuntut Umum meminta agar Pengadilan Tinggi Bandung memeriksa perlawanan Penuntut Umum dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bekasi tersebut serta memerintahkan Pengadilan Negeri Bekasi memeriksa dan menyidangkan kembali perkara terdakwa sesuai dan berdasarkan dakwaan Penuntut Umum ; ---

halaman 101 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

Terlebih lagi putusan Pengadilan Negeri Bekasi tersebut adalah batal demi hukum karena tidak memenuhi rumusan dan syarat-syarat yang diatur dalam pasal 197 (1) dan (2) KUHAP ; ---

Menimbang, bahwa sebaliknya Penasihat Hukum terdakwa dalam kontra

memori perlawanannya antara lain mengemukakan :

- pendapat Jaksa Penuntut Umum tentang perbuatan terdakwa sebagai peristiwa yang mengandung concursus realis adalah tidak relevan ; --- - bahwa dakwaan Penuntut Umum secara nyata tidak terang/tidak jelas, karena telah mencampur adukan unsur-unsur pidana yang didakwakan-Kekeliruan dalam menyusun rumusan dan bentuk dakwaan berbentuk samenloop atau concursus akan mengakibatkan penerapan hukum yang fatal bagi Pengadilan dalam menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa ; --- - bahwa pembuatan dan penyusunan surat dakwaan oleh Penuntut Umum dengan cara merumuskan peristiwa yang dilakukan terdakwa sebagai perbuatan yang berdiri sendiri-sendiri adalah keliru dan tidak relevan oleh karena perbuatan tersebut merupakan satu perbuatan yang membentur ketentuan pidana umum dan pidana khusus, yaitu pencucian uang dan penggelapan seperti dirumuskan dalam dakwaan kesatu, kedua, ketiga dan kelima berdasarkan rumusan concursus idealis. Sedangkan dalam surat dakwaan Penuntut Umum, tampak keraguan apakah peristiwa pidana yang dilakukan tersebut merupakan concursus idealis atau concursus realis ; --- - bahwa menurut hukum, syarat-syarat surat dakwaan harus terang, hal mana

bukan semata-mata tergantung pada perumusan unsur delik saja. Sekalipun unsur delik telah dirumuskan secara lengkap pada surat dakwaan yang berbentuk kumulatif akan tetapi jika gabungan surat dakwaan bersifat membingungkan, baik karena susunan kumulasinya maupun rumusan dakwaan yang satu dengan dakwaan yang lain tidak jelas, maka surat dakwaan semacam itu batal demi hukum (putusan Mahkamah Agung tanggal 9 Nopember 1983 No. 600 K/Pid/1982 ; --- - bahwa pendapat Penuntut Umum yang menyatakan putusan Pengadilan Negeri

halaman 102 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

memenuhi ketentuan pasal 197 ayat (1) (2) KUHAP adalah pendapat yang tidak benar, oleh karena putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Bekasi adalah putusan Sela yang bersifat putusan akhir ; --- Bahwa oleh karena itu dimohon agar Pengadilan Tinggi menguatkan putusan

Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 26 Nopember 2013 No. 1068/Pid.B/2013/PN.Bks ; ---

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan

seksama berkas perkaranya, baik dari berita acara penyidikan, surat dakwaan Penuntut Umum, eksepsi Penasihat Hukum terdakwa serta tanggapan Penuntut Umum atas eksepsi tersebut, pertimbangan hukum, pendapat dan kesimpulan maupun alasan-alasan yang menjadi dasar putusan Pengdilan Negeri, alasan-alasan yang dikemukakan oleh Penuntut Umum dalam memori perlawanannya serta kontra memori perlawanan dari Penasihat Hukukm terdakwa, PengadilanTinggi

berpendapat bahwa pertimbangan hukum, pendapat, kesimpulan dan putusan

Pengadilan Negeri Bekasi dalam perkara terdakwa tersebut telah tepat dan benar menurut hukum, sehingga dapat disetujui dan diambil alih oleh Pengadilan Tinggi sebagai pendapatnya sendiri dalam memutus perkara ini ; ---

Menimbang, bahwa oleh karena perlawanan Penuntut Umum dipandang

tidak beralasan, maka perlawanan tersebut harus ditolak ; ---

Menimbang, bahwa namun demikian Pengadilan Tinggi perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

- bahwa pada halaman pertama putusan Pengadilan Negeri mengenai format putusan, antara lain disebutkan bahwa Pengadilan Negeri Bekasi yang mengadili perkara pidana biasa dalam tingkat pertama, telah menjatuhkan “putusan Sela” dalam perkara terdakwa Hendra Widjaja, SE bin Susanto Widjaja, dan seterusnya, yang diakhiri dengan amar putusan berupa menerima eksepsi atau keberatan Penasihat Hukum terdakwa serta menyatakan “surat dakwaan Penuntut Umum

batal demi hukum” ; ---

- bahwa Pengadilan Tinggi berpendapat, dalam hal terhadap surat dakwaan diajukan keberatan atau eksepsi oleh terdakwa/Penasihat Hukumnya, baik eksepsi tentang tidak berwenangnya Pengadilan Negeri mengadili perkaranya, ataupun

halaman 103 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

eksepsi tentang dakwaan tidak dapat diterima, ataupun eksepsi tentang surat dakwaan harus dinyatakan batal demi hukum, maka setelah Pengadilan Negeri /Hakim memberikan kesempatan kepada Penuntut Umum untuk menyampaikan pendapatnya, maka Hakim mempertimbangkan keberatan atau eksepsi tersebut dan selanjutnya mengambil putusan ; --- Bahwa dalam hal Hakim/Pengadilan Negeri berpendapat bahwa eksepsi tersebut beralasan dan dapat diterima, maka perkara tersebut berakhir dan tidak

diperiksa lebih lanjut, dan putusannya adalah merupakan putusan “akhir”, bukan putusan “sela”, seperti halnya yang diterbitkan Pengadilan Negeri Bekasi

dalam perkara ini ; --- - Bahwa oleh karena putusan Pengadilan Negeri Bekasi a quo merupakan putusan yang menerima dan mengabulkan eksepsi terdakwa/Penasihat Hukumnya dan dimaksudkan untuk mengakhiri proses pemeriksaan perkara ini (perkara No.

1068/Pid.B/2013/PN.Bks tidak diperiksa lebih lanjut) maka putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 26 Oktober 2013 Nomor : 1068/Pid.B/2013/PN.Bks yang didalam putusan tersebut disebut sebagai

PUTUSAN SELA, haruslah diluruskan, diperbaiki dan karenanya harus dibaca

sebagai “PUTUSAN AKHIR” ; ---

Mengingat pasal 149 jo 156 KUHAP, Undang-Undang No. 48 tahun

2009, Undang-Undang No. 49 tahun 2009 maupun ketentuan-ketentuan hukum lain yang bersangkutan ; ---

--- M E N E T A P K A N --- - Menolak perlawanan pelawan : PENUNTUT UMUM PADA

KEJAKSAAN NEGERI CIKARANG tersebut ; ---

- Menetapkan supaya tembusan/salinan Penetapan ini disampaikan kepada Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cikarang ; ---

DEMIKIANLAH penetapan ini di putuskan dalam rapat permusyawaratan

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung pada hari RABU tanggal 12 PEBRUARI 2014 dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Moerino, SH, Wakil Ketua/Hakim Tinggi yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Tinggi

halaman 104 dari 104 halaman penetapan No. 19/Pid/2014/PT.Bdg.

selaku Ketua Majelis, F. Willem Saija, SH., MH dan H. Mustari, SH.,M.Hum, masing-masing sebagai Hakim Anggota, di hadiri oleh Soetjipto, Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh Penuntut Umum maupun terdakwa/Penasihat Hukumnya ; ---

Hakim-Hakim Anggota : Hakim Ketua :

Ttd Ttd F. Willem Saija, SH., MH. M o e r i n o, SH. Ttd H. Mustari, SH., M.Hum. Panitera Pengganti : Ttd S o e t j I p t o,

Dalam dokumen Nomor : 19/Pid/2014/PT.Bdg. (Halaman 96-104)

Dokumen terkait