Rincian Penyesuaian Tambah Alat-alat Angkutan
5.1.4.4 Dana Cadangan Rp 0,00 Rp 3.2 28.100.95 0,
Dana cadangan ditetapkan dengan Perda Nomor 3 Tahun 2008 tanggal 15 April 2008 tentang Penyediaan Dana Cadangan Daerah untuk membiayai Program dan Kegiatan Transportasi di DIY. Tujuan pembentukan dana cadangan adalah guna memenuhi program peremajaan 20 (dua puluh) bus angkutan perkotaan di wilayah DIY. Penyediaan Dana Cadangan dialokasikan secara bertahap selama 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tahun Anggaran 2008 sampai dengan Tahun Anggaran 2014 dengan nilai sebesar Rp1.575.000.000,00 per tahun. Sesuai dengan Perda Nomor 2 Tahun 2011 tanggal 10 Januari 2011, Perda Nomor 3 Tahun 2008 tanggal 15 April 2008 tentang Penyediaan Dana Cadangan Daerah dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Namun demikian sampai dengan per 31 Desember 2011 Dana Cadangan belum dilimpahkan kembali ke rekening Kas Daerah. Saldo per 31 Desember 2011 sebesar Rp3.233.796.153,01 dan saldo per 31 Desember 2012 sebesar Rp3.228.100.950,42 sehingga terjadi penurunan sebesar Rp5.695.202,59 dengan penjelasan sebagai berikut:
Tabel 5V.167
Perhitungan Dana Cadangan
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Alokasi dari APBD Tahun 2008 1.575.000.000,0 0 2 Alokasi dari APBD Tahun 2009 1.575.000.000,0 0
Jumlah Alokasi dari APBD 3.150.000.000,00
3 Akumulasi Jasa Giro Rekening Dana Cadangan sampai
dengan 31 Desember 2010 144.264.816,02
Saldo Dana Cadangan per 31 Desember 2010 3.294.264.816,02 4 Jasa Giro Rekening Dana Cadangan Januari-Desember
2011 70.918.625,54
5 Pelimpahan Jasa Giro Rekening Dana Cadangan ke
Rekening Kas Daerah (131.387.288,55)
6 Saldo Dana Cadangan per 31 Desember 2011 3.233.796.153 ,01 7 Jasa Giro Rekening Dana Cadangan Januari-Desember
2012 70.841.764,20
8 Pelimpahan Jasa Giro Rekening Dana Cadangan ke
Rekening Kas Daerah (76.536.966,79)
9 Saldo Dana Cadangan per 31 Desember 2012 3.228.100.950 ,42
Sesuai dengan Surat Perintah BUD kepada Pimpinan Bank BTN Cabang Yogyakarta Nomor 900/03661/AB tanggal 7 Mei 2013, rekening Dana Cadangan telah ditutup dan Saldo Dana Cadangan telah dilimpahkan ke rekening Kas Daerah pada tanggal 7 Mei 2013 sebesar Rp3.237.815.050,00. 5.1.4.5 Aset Lainnya Rp104.294.668.8 47,08 Rp 8 4.532.431.2 09,47 5.1.4.5 .1
Tagihan Bagi Hasil Kemitraan Rp 5.532.000.000, 00 Rp5.987.000.00 0,00
Tagihan Bagi Hasil Kemitraan merupakan hak pemerintah atas kontrak kemitraan dengan PT Yogya Indah Sejahtera, yang besarannya per tahun telah ditetapkan dalam Akte Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan Nomor 53 Tanggal 12 September 1992 dan Addendum ke II tanggal 14 Agustus 1998, dimana kontrak kemitraan ini mencapai lebih dari 30 tahun.
5.1.4.5 .2
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Daerah
Rp
0,00 Rp0,00
Saldo Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Daerah per 31 Desember 2013 sebesar Rp0,00 5.1.4.5 .3 Tagihan Sewa Rp11.114.178.47 0,27 Rp4.171.915.54 2,47
Saldo Tagihan Sewa per 31 Desember 2013 sebesar Rp11.217.089.746,16 merupakan saldo Tagihan Sewa Jangka Panjang yang dikelola oleh Bidang Pengelolaan Barang Daerah (DPPKA) sebesar Rp11.099.204.746,16 dan KPPD se DIY sebesar Rp117.885.000,00. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK RI terdapat koreksi kurang sebesar Rp102.911.275,89 karena adanya kesalahan perhitungan sehingga saldo Tagihan Sewa per 31 Desember 2013 audited menjadi sebesar Rp11.114.178.470,27 dengan rincian sebagai berikut:
a. Dikelola oleh Bidang Pengelolaan Barang Daerah (DPPKA) Tabel V.168
b. Dikelola oleh KPPD se DIY : Tabel V.169
Tagihan Sewa Jangka Panjang pada DPPKA
5.1.4. 5.4 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Rp7.038.500.000, 00 Rp7.038.500.00 0,00
Saldo Kemitraan Dengan Pihak Ketiga per 31 Desember 2013 sebesar Rp7.038.500.000,00 adalah Kemitraan Dengan Pihak Ketiga pada PPKD dengan rincian sebagai berikut:
a. Kemitraan Dengan PT. Yogya Indah Sejahtera sebesar Rp6.588.500.000,00
Aset lainnya berupa Kemitraan Dengan Pihak Ketiga per 31 Desember 2010 sebesar Rp6.588.500.000,00 merupakan nilai tanah (setelah diadakan penyesuaian) milik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Jalan Malioboro seluas 4.285 m2 yang dikerjasamakan dengan PT Yogya Indah Sejahtera. Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan PT Yogya Indah Sejahtera berlangsung selama 30 tahun dan akan berakhir pada tahun 2020. Kerjasama tersebut dibidang usaha pertokoan, hotel dan fasilitas lainnya di Komplek Malioboro Mall.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta menyediakan tanah di Jl. Malioboro seluas 4.285 m2 dengan nilai sebesar Rp6.588.500.000,00 dan PT Yogya Indah Sejahtera membiayai bangunan pertokoan, hotel dan fasilitas lainnya dengan nilai Rp56.087.681.000,00 (penilaian berdasarkan Akte Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan Nomor 53 tanggal 12 September 1992 dan Addendum ke II tanggal 14 Agustus 1998), dengan perjanjian kerjasama sebagai berikut: 1) PT. Yogya Indah Sejahtera sebagai pengelola usaha pertokoan
dan hotel beserta fasilitas lainnya di Komplek Malioboro Mall selama perjanjian berlaku.
2) Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan hak :
a) Kompensasi atas penyertaan.
b) Pengelolaan perparkiran untuk umum di basement Malioboro Mall.
c) Kompensasi atas areal di basement Hotel Ibis yang tidak dipergunakan sebagai tempat perparkiran untuk umum.
d) Setelah berakhirnya perjanjian mendapatkan gedung pertokoan, hotel dan fasilitas lainnya yang berada di Komplek Malioboro Mall.
Kerjasama tersebut didasarkan atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 1990.
Setelah berakhirnya perjanjian, maka Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan hak berupa bangunan gedung, hotel dan fasilitas lainnya yang berada di Komplek Malioboro Mall. b. Kemitraan Dengan PT Rally sebesar Rp450.000.000,00
Pemerintah Daerah DIY melakukan Perjanjian Kerjasama dengan Bengkel Rally Car Salon dan Service Station Nomor 1/Perj/Sekda /
Januari 2005 dimana pada perjanjian tersebut Pihak Pemda DIY wajib untuk menyediakan bangunan di area BLPT untuk keperluan operasional bengkel mobil tersebut. Bangunan tersebut disertakan sebagai modal kerjasama dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp450.000.000,00. Sedangkan dari pihak PT Rally sendiri menyerahkan modal berupa peralatan bengkel senilai Rp810.500.000,00. Sehingga nilai investasi seluruhnya sebesar Rp1.260.500.000,00. Jangka waktu perjanjian berakhir 12 (dua belas) tahun setelah tanggal perjanjian ditandatangani. Setelah jangka waktu perjanjian berakhir PT Rally wajib mengalihkan dan menyerahkan hak kepemilikan dan kepentingan sah atas dan pada bengkel berikut dengan seluruh kegiatan usaha yang terkait dengan semua peralatan bengkel kepada Pemerintah Daerah DIY. Pendapatan Bengkel Rally dibagi keuntungan bersihnya antara Pemerintah Daerah DIY dengan PT Rally dengan komposisi seperti yang telah disetujui bersama.
Nilai perolehan bangunan yang dikerjasamakan antara BLPT dengan PT Rally berdasarkan Kontrak No.22/IIIB/03 Tanggal 15 Maret 2003 pada kegiatan Peningkatan BLPT Yogyakarta adalah sebesar Rp177.888.000,00.
Nilai perolehan tanah BLPT seluas 40.025 m2 pada Tahun 1975 sebesar Rp199.724.750,00 dan luas tanah yang digunakan untuk Rally seluas 176m2.
5.1.4.5 .5
Aset Tak Berwujud Rp70.215.967.06 9,00
Rp51.084.724.8 07,00
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 52 Tahun 2011 tentang Verifikasi, Klasifikasi dan Penilaian Barang Daerah ditetapkan bahwa yang termasuk dalam klasifikasi Aset Tak Berwujud adalah software komputer, website, lisensi dan franchise, hak cipta, paten dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang dan DED.
Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2012 sebesar Rp51.084.724.807,00. Terdapat penyesuaian tambah sebesar Rp193.603.800,00 penyesuaian kurang sebesar Rp1.635.273.850,00 mutasi tambah sebesar Rp20.462.851.712,00 mutasi kurang sebesar Rp101.499.000,00. Selain itu terdapat penerimaan hibah sebesar Rp40.425.000,00 dan koreksi BPK RI menambah sebesar Rp171.134.600,00 sehingga saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2013 audited menjadi sebesar Rp70.70.215.967.069,00 dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Penyesuaian tambah sebesar Rp193.603.800,00 merupakan merupakan koreksi hasil Sensus Tahun 2013 berupa reklasifikasi dan
pencatatan aset yang selama ini belum dicatat dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.170
Rincian Penyesuaian Tambah Aset Tak Berwujud
b. Penyesuaian kurang sebesar Rp1.635.273.850,00 merupakan merupakan koreksi hasil Sensus Tahun 2013 berupa reklasifikasi dan pencatatan aset yang selama ini belum dicatat dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.171
Rincian Penyesuaian Kurang Aset Tak Berwujud
c. Mutasi tambah sebesar Rp20.462.851.712,00 merupakan penambahan dari realisasi Belanja Modal sebesar Rp5.009.557.450,00, Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp15.423.294.262,00 dan pelimpahan dari pihak lain sebesar Rp30.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel V.172
d. Mutasi kurang sebesar Rp101.499.000,00 merupakan penyerahan kepada pihak ketiga pada Badan Lingkungan Hidup.
e. Penerimaan hibah sebesar Rp40.425.000,00 pada Dinas Perhubungan dan Kominfo sebesar Rp425.000,00 dan pada Badan Lingkungan Hidup sebesar Rp40.000.000,00 yang berasal dari Kementrian Lingkungan Hidup.
f. Koreksi BPK RI bertambah sebesar Rp171.134.600,00 pada RS. Grhasia yang merupakan koreksi atas kesalahan pencatatan Hasil Kajian/Penelitian pada Aset Lain-lain.
Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2013 sebesar Rp70.215.967.069,00 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel V.173
5.1.4.5 .6 Aset Lain-lain Rp10.394.023.30 7,81 Rp 1 6.250.290.8 60,00
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 52 Tahun 2011 tentang Verifikasi, Klasifikasi dan Penilaian Barang Daerah ditetapkan bahwa yang termasuk dalam klasifikasi Aset Lain-lain adalah Aset Tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah/yang akan dihapus dan aset tetap dalam kondisi rusak berat.
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2012 sebesar Rp16.250.290.860,00. Terdapat penyesuaian tambah sebesar Rp3.342.525.176,00 penyesuaian kurang sebesar Rp2.500.000,00 mutasi tambah sebesar Rp22.394.858,00 mutasi kurang sebesar Rp8.485.278.420,00 dan penerimaan hibah sebesar Rp452.000,00 serta terdapat koreksi BPK RI bertambah sebesar Rp97.712.500,00 dan berkurang sebesar Rp831.573.667,19 sehingga saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2013 audited menjadi sebesar Rp10.394.023.307,81 dengan penjelasan sebagai berikut:
Tabel V.174
Rincian Penyesuaian Tambah Aset Lain-lain per SKPD
b. Penyesuaian kurang sebesar Rp2.500.000,00 merupakan reklasifikasi ke Alat Laboratorium pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
c. Mutasi tambah sebesar Rp22.394.858,00 merupakan penambahan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebesar Rp20.394.858,00 dan pada Sekretariat Daerah sebesar Rp2.000.000,00.
d. Mutasi kurang sebesar Rp8.485.278.420,00 merupakan penghapusan pada Inspektorat sebesar Rp26.467.200,00, pada Satpol PP sebesar Rp51.335.000,00 dan pemberian hibah kepada Kemenkum dan HAM sebesar Rp8.407.476.220,00.
e. Hibah sebesar Rp452.000,00 merupakan hibah dari KPID.
f. Koreksi BPK RI bertambah sebesar Rp97.712.500,00 merupakan koreksi untuk mencatat aset tetap dalam kondisi rusak berat pada Aset Lain-lain pada:
1) BKPM sebesar Rp2.500.000,00
2) Dinas Pertanian sebesar Rp88.812.500,00.
g. Koreksi BPK RI berkurang sebesar Rp831.573.667,19 merupakan koreksi atas pencatatan aset tetap yang pada saat sensus tidak ditemukan dan dicatat pada Aset Lain-lain. Pada saat dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat aset tetap tersebut ditemukan dan dikoreksi kembali pada Aset Tetap pada:
1) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga sebesar Rp119.072.765,00.
2) DPPKA sebesar Rp30.062.000,00.
3) Inspektorat sebesar Rp2.078.800,00.
4) BKPM sebesar Rp1.175.000,00.
5) Dinas Perikanan dan Kelautan sebesar Rp182.578.750,00.
6) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar Rp6.645.000,00.
7) Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM sebesar Rp3.210.000,00.
8) Dinas Pertanian sebesar Rp15.100,00.
9) Dinas Kebudayaan sebesar Rp20.580.000,00.
10) Dinas Sosial sebesar Rp40.624.894,19.
11) RS. Ghrasia sebesar Rp238.124.800,00.
12) Dinas Pariwisata sebesar Rp19.650.000,00.
13) Dinas Kesehatan sebesar Rp23.065.000,00.
14) Dinas Kehutanan dan Perkebunan sebesar Rp13.372.358,00.
15) Kantor Satpol PP sebesar Rp1.925.000,00.
16) Dinas Pariwisata sebesar Rp19.650.000,00.
17) Badan Lingkungan Hidup sebesar Rp12.750.000,00.
18) Biro Umum, Humas dan Protokol sebesar Rp113.380.000,00.
19) Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat sebesar Rp3.264.200,00.
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2013 sebesar Rp10.394.023.307,81 tersebut termasuk di dalamnya merupakan aset tetap yang tidak ditemukan fisiknya sebesar Rp83.370.648,00. Rincian Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:
Tabel V.175
5.1. 5 Kewajiban Rp2.750.592.428 ,86 Rp6.291.413.360, 51 5.1.5.1 Kewajiban Jangka Pendek Rp2.750.592.428, 86 Rp6.291.413.360, 51 5.1.5.1 .1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) Rp 3.231.281,00 Rp0,00
Utang Perhitungan Pihak Ketiga per 31 Desember 2013 sebesar Rp3.231.281,00 merupakan pajak yang telah dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Dinas Pariwisata tetapi sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 belum disetorkan ke Kas Negara.
5.1.5.1 .2 Utang kepada Pihak Ketiga Rp 4.889.000,00 Rp0,00
Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2013 sebesar Rp4.889.000,00 merupakan koreksi BPK RI yang menambah Utang kepada Pihak Ketiga pada BKPM (Kantor Perwakilan Daerah) yang merupakan Belanja Insentif Retribusi Jasa Usaha yang belum diserahkan kepada pegawai sampai dengan per 31 Desember 2013. 5.1.5.1 .3 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Rp 0,00 Rp 0,00 5.1.5.1 .4 Pendapatan Diterima Dimuka Rp 1.479.337.509, 86 Rp 1.280.528.96 1,51
Pendapatan Diterima Dimuka sebesar Rp1.479.337.509,86 per 31 Desember 2013 merupakan kas yang telah diterima tetapi sampai dengan tanggal neraca, seluruh atau sebagian jasa sewa atas aset Pemerintah Daerah DIY yang dikelola oleh DPPKA DIY (Bidang PBD) belum diserahkan/diterima jasa sewanya oleh pihak ketiga. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Pendapatan Diterima Dimuka atas Sewa Aset Pemerintah DIY oleh Pihak Ketiga yang dikelola oleh Bidang Pengelolaan Barang Daerah DPPKA DIY sebesar Rp. 1.478.380.797,53 dengan perincian sebagai berikut :
Tabel V.176
Rincian Pendapatan Diterima Dimuka
b. Pendapatan Diterima Dimuka atas Sewa Aset Pemerintah DIY oleh Pihak Ketiga yang dikelola oleh KPPD dI Kabupaten Kulon Progo sebesar Rp. 956.712,33 dengan rincian sebagai berikut :
.4 Pendek Lainnya 8,00 0
Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2013 sebesar Rp1.263.134.638,00 merupakan utang klaim pelayanan pada Dinas Kesehatan-Bapel Jamkesos yang sampai dengan per 31 Desember 2013 belum dibayar dan akan dibayar pada Tahun 2014.
5.1.5.2 Kewajiban Jangka