• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.5. Anggaran

2.5.1. Penerimaan Daerah

2.5.1.2. Dana Perimbangan Keungan

Selain dari pendapatan asli daerah, sumber penerimaan pemerintah daerah otonom kabupaten/kota berasal dari dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah. Dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah adalah salah satu bentuk kebijakan desentralisasi dibidang fiskal yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada daerah. Secara ideal tujuan dari kebijakan adalah:

a. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah yang selama ini tertinggal dibidang pembangunan.

b. Untuk mengintensifikasikan aktifitas dan kreatifitas perekonomian masyarakat daerah yang berbasis pada potensi yang dimiliki masing-masin daerah. Pemerintah daerah dan DPR bertindak sebagai fasilisator dalam pembangunan daerah, rakyat dan masyarakat harus berperan aktif dalm perencanaan pembangunan daerahnya.

c. Mendukung terwujudnya good govermance oleh pemerintah daerah melalui perimbangan keuangan yang transparan.

Reza Monanda Berutu : PENGARUH APBD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dairi, 2009.

d. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah secara demokratis, efektif dan efisien dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional serta memiliki akhlak atau moral yang baik.

Oleh sebab itu desentralisasi fiskal yang dilaksanakan melalui perimbangan keuangan akan meningkatkan kemampuan daerah untuk membangun dan meningkatkan pemberian pelayanan kepada masyarakat daerah, artinya bukan sekedar pembagian dana, lalu memindahkan korupsi, kolusi dan nepotisme dari pusat ke daerah.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 104 tahun 2000, ada tiga sumber dana Perimbangan:

a. Dana Bagi Hasil dan Penerimaan Sumber Daya Alam b. Dana Alokasi Umum (DAU)

c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

2.5.1.2.1 Dana Bagi Hasil (DBH)

Salah satu komponen dari dana perimbangan keuangan dari pemerintah pusat dan daerah yaitu pembagian hasil penerimaan sumber daya alam dan penerimaan perpajakan. Termasuk dalam pembagian hasil perpajakan adalah pajak perseorangan (PPh), Pajak Bumi dan Bagunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bagunan (BPHTB). Sedangkan pembagian hasil penerimaan dari sumber daya alam berasal dari minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan dan perikanan.

Sementara pembagian hasil sumber daya alam jelas-jelas menguntungkan daerah-daerah kaya sumber daya alam berhubungan pembagiannya didasarkan

Reza Monanda Berutu : PENGARUH APBD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dairi, 2009.

pada alokasi atau letak sumber daya alam bersangkutan. Bagi hasil ini diatur dalam UU No. 25 tahun 1999 sebagai jawaban terhadap tuntutan daerah dan praktis memang mengurangi ketimpangan fiskal pusat dengan daerah.

Dominasi pusat yang dicoba diatas dengan dengan dana perimbangan seperti tersebut diatas tercermin dari porsi PAD dalam APBD. Sebagaimana diketahui penerimaan daerah dari PAD pun sangat bervariasi. Namun secara umum, PAD hanya menyumbang rata-rata 20% - 30% APBD kabupatan/kota. Secara historis, PAD daerah-daerah di Indonesia punya peran relatif kecil dalam keseluruhan anggaran daerah. Sedangkan untuk daerah-daerah dengan intensitas kegiatan ekonomi tinggi akan cukup besar misalnya, PAD DKI Jakarta dan Kabupaten Bandung. Jadi, adanya kecenderungan bias ke perkotaan.

2.5.1.2.2. Dana Alokasi Umum (DAU)

Di era otonomi daerah, distribusi dana alokasi umum atau dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah telah dilakukan sampai sekarang, namun belum memuaskan. DAU belum dapat secara utuh menjalankan dan merealisasikan amanat UU No. 25 tahun 1999 diman DAU sebagai alat pemerata. Kebanyakan DAU bukan jadi solusi setelah sampai di daerah-daerah malah menyebabkan permasalahan, sehingga tujuan DAU sebagai pemerataan dari kekurangan di daerah tidak terealisasi dengan maksimal. Hal tersebut dikarenakan daerah menyalahgunakan fungsi DAU sebagai alat pemerataan.

Reza Monanda Berutu : PENGARUH APBD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dairi, 2009. 2.5.1.2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana alokasi khusus disediakan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan bagi daerah kabupaten penghasil penerima sektor kehutanan. Sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 25 tahun 1999 daerah memperoleh alokasi sebesar 40% dari penerimaan APBN sektor kehutanan. Bagi daerah yang akan menggunakan dana alokasi khusus diwajibkan menyiapkan dana pendamping minimal 10% dari penerimaan umum APBD. Jika dilihat dari besaran jumlah DAK ini, tidak seberapa signifikan peranannya. Namun apabila dikaitkan dengan fungsi belanja itu dengan upaya pemilihan kondisi ekosistem suatu daerah yang memilik asset sumber daya hutan, maka peranan DAK menjadi sangat strategis untuk membiayai investasi jangka waktu menengah yang nantinya akan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan rakyat lokal dan pemerintah daerahnya. Sementara itu menurut ketentuan peraturan pemerintah No. 104 tahun 2000 tentang dana perimbangan terdapat ketentuan mengenai dana alokasi khusus seperti berikut:

a. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu dan membiayai kebutuhan khusus dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN.

b. Kebutuhan khusus yang dibiayai dengan DAK yaitu kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus DAU dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau proritas nasional.

c. 40% dari penerimaan negara yang berasal dari dana reboisasi disediakan kepada daerah sebagai DAK untuk membantu membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan.

Reza Monanda Berutu : PENGARUH APBD Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Dairi, 2009.

d. Kriteria teknis sektor/kegiatan yang dapat dibiayai dari DAK ditetapkan oleh Menteri teknis terkait.

e. DAK diberikan kepada daerah tertentu berdasarkan usulan daerah. Penyediaan DAK memerlukan adanya dana pendamping sebesar 10% dari penerimaan umum APBN (kecuali DAK reboisasi).

f. Pengalokasian DAK ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan

memperhatikan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Menteri Teknis terkait dan instansi yang membidangi perencanaan pembangunan nasional.

g. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai dari DAK yaitu biaya administrasi, biaya perjalanan dianas dan biaya administrasi umum dan lain-lain umum sejenis.

h. Penyaluran DAK dilakukan oleh Menteri Keuangan.

Pemerintahan Daerah juga akan mengharapkan agar Pemerintah Pusat dapat memberikan kriteria-kriteria yang pasti dan leluasa kepada pemerintah daerah dalam menggunakan DAK, misalnya untuk membiayai masalah pengungsi, bencana alam, pemekaran daerah serta kondisi darurat tertentu.

Dokumen terkait