• Tidak ada hasil yang ditemukan

dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 21 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg

kaki, memukul dan menendang korban secara berulang kali dan sambil memantau keadaan sekeliling untuk memastikan tidak ada orang yang melihat kejadian tersebut.

• Terdakwa VI THOMAS TEFA : Dengan menggunakan kedua tangan terkepal dan kaki, memukul dan menendang korban secara berulang kali dan sambil memantau keadaan sekeliling untuk memastikan tidak ada orang yang melihat kejadian tersebut.

Sehingga menyebabkan korban jatuh terkapar di tanah dan tidak berdaya lagi.

Selanjutnya terdakwa I, II, III, IV, V dan VI mengangkat tubuh korban dan meletakkannya di atas bak mobil pickup warna hitam kemudian ke 6 (enam) terdakwa naik ke atas mobil pickup tersebut lalu mobil bergerak menuju ke jalan besar jalur 40 selanjutnya mobil pickup yang ditumpangi ke 6 (enam) terdakwa dengan membawa korban tersebut berbelok dan berhenti di dekat gorong-gorong lalu ke 6 (enam) terdakwa turun dari mobil dan mengangkat tubuh korban lalu membuangnya ke bawah gorong-gorong tersebut. Selanjutnya Terdakwa I STEFANUS NENABU alias FANUS bersama-sama Terdakwa II YUNUS NENABU alias UNU, Terdakwa III BENYAMIN PENU alias DO MI, Terdakw a I V MARTHEN S. TUALAKA alias SEMI, Terdakwa V SOLIANUS TEFA alias NUS dan Terdakwa VI THOMAS TEFA alias THOMAS naik kembali ke mobil pick up tersebut dan mobil berjalan meninggalkan tempat tersebut menuju ke arah jalan HR.Koroh Sikumana.

- Bahwa sekira pukul 18.30 Wita korban belum juga tiba dirumah, merasa heran kaka saksi YOIKSANDRIM NENABU mencoba menghubungi telepon genggam korban namun tidak ada jawaban sehingga saksi YOIKSANDRIM NENABU pergi mencari korban menggunakan sepeda motor ke jalur jalan 40, jalan H.R.Koroh, jalan Amabi dan jalan Fetor Funay namun korban tidak juga ditemukan. Bahwa saksi YOIKSANDRIM NENABU bersama saudara NIXON BENU, saudara BENI MANAO dan saudara RISKY DEDE terus mencari keberadaan korban hingga sekira pukul 24.00 Wita saksi YOIKSANDRIM NENABU dan teman-temannya menemukan korban dalam kondisi meninggal dengan posisi tubuh tertidur dengan badan miring.

- Akibat perbuatan Terdakwa I STEFANUS NENABU alias FANUS bersama-sama Terdakwa II YUNUS NENABU alias UNU, Terdakwa III BENYAMIN PENU alias DOMI, Terdakwa IV MARTHEN S. TUALAKA alias SEMI, Terdakwa V SOLIANUS TEFA alias NUS dan Terdakwa VI THOMAS TEFA alias THOMAS, korban YORNIMUS NENABU mengalami luka-luka sehingga meninggal dunia di tempat dan pada saat penemuan mayat korban dilakukan pemeriksaan Oleh Bidang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 22 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg.

Kedokteran dan Kesehatan Poda NTT yang dituangkan dalam Visum Et Repertum Nomor : R/25/VeR/V/2017/Biddokkes tanggal 25 Oktober 2016 yang dibuat oleh dr.

Ni Luh Putu Eny Astuti SpF, dengan hasil pemeriksaan bagian d alam sebagai berikut :

1. Rongga Kepala :

a. Jaringan bawah kulit kepala : Warna coklat muda.

b. Tengkorak :

Atap dan dasar tengkorak : Ditemukan patah tulang berbentuk garis pada atap tulang tengkorak pada samping kiri. Ditemukan patah tulang dasar tengkorak depan dan tengah kiri.

c. Selaput otak : Waran coklat kehijauan.

d. Otak : Ditemukan membubur warna coklat kehijauan berat tujuh ratus tujuh puluh lima gram.

2. Dada :

a. Jaringan bawah kulit : Ditemukan resapan darah warna merah kehitaman pada hampir seluruh bagian dada bagian kanan dan dada bagian kiri bawah tengah.

b. Tulang : Ditemukan patah tulang iga kanan satu dan dua pada bagian depan, tiga dan empat pada bagian samping, lima dan enam bagian depan.

Ditemukan patah tulang iga kiri satu dan dua pada bagian depan, tiga pada bagian depan pada dua tempat, iga empat, lima, enam dan tujuh pada bagian samping, dan delapan bagian depan dan belakang. Ditemukan resapan darah pada tulang iga kanan bagian permukaan belakang.

c. Isi rongga dada :

Jantung : Warna coklat kemerahan berat dua ratus tujuh gram pada perabaan lunak pada bagian kanan dan padat kenyal pada bagian kiri, tebal otot jantung kanan nol koma satu sentimeter dan kiri nol koma delapan sentimeter. Paru kanan pada perabaan lunak warna merah kehitaman membubr warna merah kehitaman. Ditemukan cairan agak kental jumlah tujuh puluh mililiter pada rongga dada kanan.

3. Perut :

a. Jaringan bawah kulit : Warna coklat.

b. Isi rongga perut :

Hati : Warna coklat pada perabaan padat keras berat tujuh ratus lima gram.

Ditemukan daerah warna kehitaman ukuran dua sentimeter kali dua sentimeter pada permukaan depan bagian kiri. Pankreas : Warna coklat pada perabaan padat kenyal berat tiga puluh satu gram. Limpa ditemukan membubur warna kehitaman. Usus : Warna coklat muda kehijauan pada perabaan lunak.

Lambung berisi sisa makanan padat warna kehijauan.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 23 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg.

KESIMPULAN

1. Jenazah jenis kelamin laki-laki, usia sekitar lima puluh sampai enam puluh tahun, panjang badan seratus enam puluh lima sentimeter, berat badan sekitar tujuh puluh kilogram, warna kulit sawo matang.

2. Pada pemeriksaan luar ditemukan :

a. Tanda-tanda pembusukkan pada seluruh tubuh.

b. Luka tusuk pada pinggang kiri.

3. Pada pemeriksaan dalam ditemukan :

a. Resapan darah di bawah kulit dada kanan dan kiri dan di permukaan belakang tulang iga kanan.

b. Patah tulang dada kanan dan kiri, tulang atap tengkorak samping kiri dan tulang dasar tengkorak depan tengah kiri.

Kelainan tersebut akibat kekerasan tumpul.

4. Penyebab kematian dapat akibat trauma tumpul pada kepala dan dada.

--- Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (3) Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, tim Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan Keberatan / Eksepsi tentang :

✓ Bahwa merujuk pada Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dijelaskan bahwa

“Selanjutnya terdakwa I.II. III, IV, V, dan VI mengangkut tubuh korban dan meletakkannya diatas bak mobil pickup warna hitam kemudian ke 6 (enam) terdakwa naik ke atas pickup tersebut lalu mobil bergerak menuju ke jalan besar jalur 40 selanjutnya mobil pickup yang ditumpangi ke 6 (enam) terdakwa dengan membawa korban tersebut berbelok dan berhenti di dekat gorong-gorong lalu ke 6 (enam) terdakwa turun dari mobil dan mengangkat tubuh korban lalu membuangnya ke bawah gorong-gorong tersebut. Selanjutnya Terdakwa I STEFANUS NENABU alias FANUS, Bersama-sama Terdakwa II YUNUS NENABU alias UNU, Terdakwa III BENYAMIN PENU alias DOMI, Terdakwa IV MARTHEN S. TUALAKA alias SEMI, Terdakwa V SOLIANUS TEFA alias NUS dan Terdakwa VI THOMAS TEFA alias THOMAS naik Kembali ke mobil pick up tersebut dan mobil berjalan meninggalkan tempat tersebut menuju kearah jalan HR. Koroh Sikumana.” (vide halaman 4, halaman 6, halaman 8-9 dan halaman 11 Surat Dakwaan Penuntut Umum No. Reg. Perkara: PDM-58/KPG/Eoh.2/06/2020 Tanggal 17 Juni 2020)

✓ Bahwa dari kronologi (terutama yang tercetak tebal dan bergaris bawah) jelas menunjukkan bahwa ke-6 (enam) Terdakwa adalah sebagai Penumpang mobil pickup dan bukan sebagai pengemudi mobil Pickup. Menjadi pertanyaan yang sama sekali

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 24 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg.

belum dapat dijelaskan oleh Jaksa Penuntut Umum yang seharusnya wajib pula dijelaskan dalam Dakwaannya secara cermat, jelas dan lengkapadalah :

- SIAPA ORANG YANG MENGEMUDIKAN MOBIL PICKUP?

- APA PERANNYA DALAM TINDAK PIDANA PERKARA AQUO?

- SEJAK KAPAN PENGEMUDI ITU BERPERAN DALAM TINDAK PIDANA PERKARA AQUO?

- ANCAMAN PIDANA MANAKAH DARI DAKWAAN YANG DIKENAKAN KEPADANYA?

- MENGAPA PENGEMUDI MOBIL PICKUP TIDAK DITETAPKAN SEBAGAI TERSANGKA?

- SIAPA PEMILIK MOBIL PICK UP TERSEBUT?

- APA PERAN DARI PEMILIK MOBIL?

- BAGAIMANA CARANYA MOBIL TERSEBUT DAPAT DIPERGUNAKAN OLEH PARA TERDAKWA?

- MENGAPA PEMILIK MOBIL PICKUP TIDAK DITETAPKAN SEBAGAI TERSANGKA?

Pertanyaan-pertanyaan diatas seharusnya telah secara cermat, jelas dan lengkap diuraikan oleh Jaksa Tenuntut Umum dalam dakwaannya.

Dengan tidak dijelaskannya hal-hal sebagaimana diuraikan diatas, jelas menunjukkan bahwa Dakwaan Penuntut Umum telah diuraikan secara tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan maka merujuk ketentuan Pasal 143 ayat (2) KUHAP maka Dakwaan Jaksa Penuntut Umum haruslah BATAL DEMI HUKUM.

Bahwa merujuk pada Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dijelaskan bahwa Hasil pemeriksaan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda NTT yang dituangkan dalam Visum Et Repertum Nomor: R/25/VeR/V/2017/Biddokkes tanggal 25 Oktober 2016 yang dibuat oleh dr. Ni Luh Putu Eny Astuti SpF pada bagian Kesimpulan angka 2 huruf (b) menjelaskan adanya Luka Tusuk pada pinggang kiri (vide halaman 5, halaman 7, halaman 10 dan halaman 12 Surat Dakwaan Penuntut Umum No. Reg. Perkara: PDM-58/KPG/Eoh.2/06/2020 Tanggal 17 Juni 2020).

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 25 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg.

Bahwa dalam dakwaan Penuntut Umum, sama sekali tidak menjelaskan penyebab terdapat luka Tusuk pada pinggang korban.

Bahwa dalam dakwaan Penuntut Umum, dijelaskan pula peran masing-masing terdakwa pada saat kejadian namun dari penjelasan tersebut, dari keseluruhan uraian peran yang dijelaskan Jaksa Penuntut Umum tidak ditemukan adanya penggunaan senjata tajam oleh Para Terdakwa dalam melakukan tindak pidana dimaksud.

Menjadi pertanyaan yang sama sekali belum dapat dijelaskan oleh Jaksa Penuntut Umum yang seharusnya wajib pula dijelaskan dalam Dakwaannya secara cermat, jelas dan lengkap adalah :

- APA YANG MENYEBABKAN ADANYA LUKA TUSUK PADA PINGGANG KIRI KORBAN?

- APABILA KARENA TINDAK PIDANA, SIAPA YANG MELAKUKAN?

- APABILA KARENA TINDAK PIDANA, KAPAN DILAKUKAN?

- APABILA KARENA TINDAK PIDANA, DIMANA TEMPAT DILAKUKAN TINDAK PIDANA TERSEBUT?

- APABILA KARENA TINDAK PIDANA, MENGGUNAKAN APA?

- APABILA KARENA TINDAK PIDANA, DI MANA BARANG BUKTI YANG DIGUNAKAN?

Pertanyaan-pertanyaan diatas seharusnya telah secara cermat, jelas dan lengkap diuraikan oleh Jaksa Tenuntut Umum dalam dakwaannya.

Dengan tidak dijelaskannya sebab adanya luka tusuk pada pinggang kiri korban yang secara jelas dan tegas terdapat dalam hasil Visum Et Repertum, jelas menunjukkan bahwa Dakwaan Penuntut Umum telah diuraikan secara tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan maka merujuk ketentuan Pasal 143 ayat (2) KUHAP maka Dakwaan Jaksa Penuntut Umum haruslah BATAL DEMI HUKUM.

✓ Bahwa merujuk pada Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dijelaskan bahwa “dan pada saat penemuan mayat korban dilakukan pemeriksaan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda NTT yang dituangkan dalam Visum Et Repertum Nomor:

R/25/VeR/V/2017/Biddokkes tanggal 25 Oktober 2016 yang dibuat oleh dr. Ni Luh Putu Eny Astuti SpF……” (vide halaman 4, halaman 7, halaman 9 dan halaman 11 Surat Dakwaan Penuntut Umum No. Reg. Perkara: PDM-58/KPG/Eoh.2/06/2020 Tanggal 17 Juni 2020). Bahwa dari kronologi (terutama yang tercetak tebal dan bergaris bawah) jelas menunjukkan bahwa pemeriksaan oleh Bidang Kedokteran dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 26 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg.

Kesehatan Polda NTT pada saat penemuan Korban, akan tetapi tanggal Visum Et Repertum Nomor: R/25/VeR/V/2017/Biddokkes adalah pada tanggal 25 Oktober 2016 yang artinya kurang lebih 4 (empat) bulan setelah waktu kejadian.Bahwa perbedaan ini, jelas menunjukkan bahwa Dakwaan Penuntut Umum telah diuraikan secara tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan maka merujuk ketentuan Pasal 143 ayat (2) KUHAP maka Dakwaan Jaksa Penuntut Umum haruslah BATAL DEMI HUKUM.

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi dari Penasihat Hukum para Terdakwa tersebut, setelah mendengar pula tanggapan Penuntut Umum, Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sela tanggal 29 Juli 2020 dengan amar sebagai berikut : 1. Menyatakan Keberatan dari Penasehat Hukum para Terdakwa tersebut ditolak;

2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara Nomor134/Pid.B/2020/PN Kpg atas nama terdakwa Stefanus Nenabu Alias Fanus, Dkk tersebut di atas;

3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:

1. Saksi Yublina Aliksanderina Tahun, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

- Bahwa saksi tidak kenal dan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan para Terdakwa;

- Bahwa saksi pernah diperiksa dan diambil keterangan oleh penyidik dari Polda NTT;

- Bahwa semua keterangan yang saksi sampaikan sudah benar ;

- Bahwa saksi dihadapkan dalam persidangan ini berkaitan dengan kasus Pembunuhan yang menyebabkan korban meninggal dunia;

- Bahwa menurut informasi dari pihak kepolisian yang menjadi pelakunya adalahTerdakwa Stefanus Nenabu, Yunus Nanabu, Benyamin Penu,Marth en S.

Tualaka, Solianus Tefa serta Thomas Tefa sedangkan yang menjadi korbannya adalah suami saksi sendiri yang bernama Yornimus Nenabu;

- Bahwa menurut informasi yang saksi dengar dari pihak kepolisian bahwa kejadiannya pada hari Selasa, tanggal 28 Juni 2016, sekitar pukul 16.30 wita bertempat di Jalur Jalan 40, Kelurahan Belo. Kecamatan Maulafa, Kota Kupang;

- Bahwa saksi mengetahui setelah diberitahu oleh pihak kepolisian;

- Bahwa dapat saksi ceritakan bahwa pada awalnya sekitar pukul 11.00 wita, di tanggal 28 Juni 2016 ketika saksi sedang mengikuti kegiatan Sosialisasi Dana

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 27 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg.

BOS di GOR Nekamese Soe saksi ditelpon oleh korban yang saat itu berada di Kupang untuk menanyakan apakah kegiatan yang saksi ikuti sudah selesai atau belum, dan saksi menjawab “belum”. Setelah mengikuti kegiatan dan sampai pada akhir acara lalu saksi diminta untuk memimpin doa sebelum kegiatan ditutup dan pada saat itu lalu korban telepon saksi akan tetapi saksi tolak karena persiapan untuk doa dan setelah kegiatan berakhir sekitar pukul 17.00 wita lalu saksi telpon balik korban, akan tetapi tidak diangkat dan karena korban tidak angkat telpon saksi lalu saksi segera pulang kerumah untuk mempersiapkan diri berangkat ke kupang dengan anak saksi yang bernama Yuliana Nuban. Sampai dirumah saksi mengatakan pada Yuliana Nuban “Jangan sampe bapak ada telepon, mama tidak angkat” lalu Yuliana Nuban mengatakan “Bapak ada telepon”. Kemudian sekitar pukul 18.00 wita saksi bersama-sama dengan Yuliana Nuban numpang bis atambua menuju kupang dan kami baru sampai dikupang tengah malam. Setelah tiba dikupang lalu saksi dijemput oleh anak saksi yang bernama Yoiksandrim Nenabu di Bundaran PU dan pada saat itu anak saksi mengatakan bahwa korban belum pulang, dan karena baterai handphone saksi sudah lowbat sehingga saksi tidak menelpon korban lagi. Sesampai dirumah kami yang terletak di BTN Kolhua, anak saksi menelpon lagi korban akan tetapi tidak diangkat sehingga pada saat itu saksi langsung menelpon kakak korban dan mengatakan korban pergi tidak pulang-pulang. Kemudian saksi juga melapor RT dan pada saat itu Ketua RT menganjurkan saksi untuk pergi ke Polsek Maulafa dan karena pada saat itu saksi masih mabuk kendaraan sehingga saksi meminta tolong Ketua RT untuk pergi melapor ke Polsek Maulafa sambil anak saksi juga bantu untuk mencari korban dan sekitar pukul 24.00 wita, keponakan saksi yang bernama Benny Manao datang jemput saksi dirumah namun pada saat itu sa ksi mengatakan bahwa saksi masih masak bubur untuk korban dan Benny Manao mengatakan kepada saksi “jalan saja, nanti saya pergi ambil bubur”, sehingga saksipun ikut dengan Benny Manao dan ketika sampai di RS Borromeus lalu saksi mendengar ada suara orang menangis sehingga pada saat itu saksi langsung lemas dan tidak sadarkan diri dan ketika sadar saksisudah berada diatas tempat tidur bersebelahan dengan mayat korban yang sudah terbujur kaku ; - Bahwa menurut anak saksi Yoiksandrim Nenabu, korban ditemukan di

gorong-gorong, jalur 40 ;

- Bahwa saksi tidak tahu siapa pelakunya, dan saksi baru tahu setelah diberitahu polisi;

- Bahwa setahu saksi korban tidak punya musuh ;

- Bahwa menurut anak saksi korban keluar, sekitar pukul 16.00 wita dengan tujuan untuk jalan sore ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 28 dari 85 halaman Putusan Nomor 134/Pid.B/2020/PN Kpg.

- Bahwa menurut anak saksi korban ada membawa handphone;

- Bahwa menurut anak saksi korban ada membawa handphone;

Dokumen terkait