• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

5. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

Persoalan pendidikan adalah persoalan yang menyangkut hidup dan kehidupan manusia yang senantia satelah terproses dan berkembang dalam kehidupanya. Di antara persoalan pendidikan yang cukup penting dan mendasar adalah mengenai cita pendidikan. Tanpa adanya perumusan tujuan pendidikan yang baik, maka perbuatan mendidik menjadi tidak jelas, tanpa arah dan bahkan tersesat. Sebagaimana diketahui, bahwa suatu usaha tanpa tujuan tidak akan berarti apa-apa (Aziz, 2009:37).

sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasn kerja. Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan ke kuatan yang dapat menghantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Quran dan Sunnah Rasulullah (hadis).

Menetapkan Al-Quran dan hadis sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat

dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al-Quran tidak ada keraguan padanya.

 

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S. Al Baqarah/2:2).(Syamil Al-Quran Terjemah, 2007:2)

Ia tetap terpelihara kebenaran dan kesucianya



Artinya:Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang Maha besar lagi Maha tinggi..(Q.S. Ar Ra‟d/15:9).(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:250).

Baik dalam pembinaan aspek kehidupan spiritual maupun aspek sosial budaya dan pendidikan. Demikian pula dengan kebenaran hadis sebagai dasar kedua bagi pendidikan Islam. Secara umum, hadis difahami sebagai segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan,perbuatan, serta ketetapanya. Keperibadian Rasul sebagai uswatunal-hasanah yaitu contoh tauladan yang baik (Nizar, 1997:35).



 

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat

dan Dia banyak menyebut Allah(Q.S. Al Ahzab/33:21).(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:420). Oleh karena itu, perilakunya senantiasa terpelihara dan dikontrol oleh Allah SWT (Q.S. An Najm/53:3-4).

 

Artinya: Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(Syamil Al-Qur‟an Terjemah, 2007:526).

Dalam pendidikan Islam, sunnah Rasul SAW mempuanyai dua fungsi, yaitu : (1) menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat di dalamnya. (2) menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah bersama sahabat, perilakunya terhadap anak-anak, dan pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya.

Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam menurut Sa‟id Ismail Ali sebagaimana dikutip Langgulung terdiri atas 6 macam, yaitu ; Al-Quran, Sunnah, qaul al-shahabat, masalih al-mursalah, urf, dan pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim. Seluruh rangkaian dasar tersebut secara hierarki menjadi acuan pelaksanaan sistem pendidikan Islam.

Dalam merumuskan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu ;

a. Tujuan dan tugas manusia dimuka bumi, baik secara vertikal maupun horizontal.

b. Sifat-sifat dasar manusia.

c. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan. d. Dimensi-dimensi ideal Islam. Dalam aspek ini setidaknya ada 3

macam dimensi ideal Islam, yaitu ; (a) mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di muka bumi. (b) mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik. (c) mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat (fi al-dunya hasanah wa fi al-akhirat al-hasanah).

Berdasarkan batasan di atas, para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan pendidikan Islam. Diantaranya al-Saebani, mengemukakan bahwa tujuan tertinggi Pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujan akhir yang akan dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis, sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh dan ardh. Pendekatan tujuan ini memiliki makna, bahwa upaya pendidikan Islam adalah pembinaan pribadi muslim sejati yang mengabdi dan merealisasikan “kehendak” Tuhan sesuai dengan syariat Islam, serta mengisi tugas kehidupanya di dunia dan menjadikan kehidupan akhirat sebagai tujuan utama pendidikanya.

Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, tujuan pendidikan Islam menurut al-Quran meliputi ; (1) menjelaskan posisi peserta didik sebagai manusia di antara makhluk Allah lainya dan tanggung jawabnya dalam kehidupan ini. (2) menjelaskan hubunganya sebagai makhluk sosial dan tanggungjawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. (3) menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta. (4) menjelaskan hubunganya dengan Khaliq sebagai pencipta alam semesta.

Konsepsi di atas secara global mengisyaratkan bahwa ada dua kematian yang perlu direalisasikan dalam praktek pendidikan Islam, yaitu dimensi dialektika horizontal dan dimensi ketundukan vertikal. Peda dimensi dialektika horizontal, pendidikan Islam hendaknya mampu mengembangkan relitas kehidupan, baik yang menyangkut dengan dirinya, masyarakat, maupun alam semesta beserta segala isinya. Sementara dalam dimensi ketundukan vertikal mengisyaratkan bahwa, pendidikan Islam selain sebagai alat untuk memelihara, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya alami, juga kehendaknya menjadi jembatan untuk memahami fenomena dan misteri kehidupan dalam upaya mencapai hubungan yang abadi dengan Khaliqnya.

Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: (1) membentuk akhlak mulia (2) mempersiapkan kehidupan dunia dan

akhirat (3) persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatanya (4) menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan pesrta didik (5) mempersiapkan tenaga profesional yang trampil (Nizar, 1997:37)

Kongres sedunia ke II tentang pendidikan Islam tahun 1980 di Islamabad, menyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik.) secara menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran (intelektual), diri manusia yang rasional; perasaan dan indera. Karena itu, pendidikan hendaknya mencangkup pengembangan seluruh aspek fitrah pesrta didik; aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa baik secara individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi komunitas, maupun seluruh umat manusia(Nizar, 1997:38)

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan al-kamil). Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman, ilmu, dan amal (Q.S. Al Mujadalah/58:11)



   

 

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Syamil Al-Quran Terjemah, 2007:543)

Secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat (Nizar, 1997:39).

Tujuan fungsi pendidikan berakar pada tuntutan atas diri manusia untuk menjadi kholifah di muka bumi secara kongkret hal tersebut mustahil dilakukan mengingat keterbatasan kemempuan manusia, bahkan malaikat sendiri pun mempertanyakan kemampuan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi (Assegaf, 2005:104-105).

Dokumen terkait