• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEOR

E. Dasar-Dasar Pendidikan Aqidah Akhlak

G. Tujuan Pendidikan Aqidah Akhlak

H. Kedudukan dan Keistimewaan Pendidikan Aqidah Akhlak dalam Islam

I. Ciri - Ciri Pendidikan Akhlak dalam Islam J. Akhlak Terpuji

K. Akhlak Terhadap Orang Tua

L. Mencontoh Rasulullah dalam Pendidikan Akhlak Bab III : Laporan Hasil Penelitian

A. Situasi Umum MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Talxun Pelajaran 2007 / 2008.

1. Sejarah Berdiri 2. Letak Geografis 3. Sarana dan Prasarana

a. Keadaan Gedung Sekolah

b. Perawatan gedung dan ruang kelas , c. Pengadaan dan Pemeliharaan Perlengkapan 4. Keadaan Guru dan Siswa

B. Penyajian Data Bab IV : Analisis Hasil Penelitian

A. Analisis Pendahuluan, meliputi: analisis prosentase mengenai minat anak mengikuti pelajaran aqidah akhlak dan analisis prosentase mengenai sikap tawadhuk terhadap orang tua.

B. Analisis lanjutan, meliputi: membuat tabel persiapan, membuat tabel frekuensi yang diperoleh dan memasukkannya ke dalam teknik statistik chi-kuadrat.

Bab V : Penutup

A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka

Lampiran - lampiran Daftar riwayat hidup

BAB 11

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Minat

Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.1

Dalam kanteks keislaman, minat yang baik dapat dilihat dari sejauh mana niat. Karena semua pekerjaan, baik yang bersifat lahiriyah maupun batiniah harus didasari niat yang benar. Salah dalarn niat berarti kesalahan fatal walaupan secara lahiriyah juga mengerjakan. Allah SWT melihat hati setiap hamba-Nya, bukan hanya lahir dan fisiknya. Adapun sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya, “niat itu di sini” (sambil menunjuk dadanya, yang berarti hatinya).

Dalam pcrspektif Islam minat tidak jauh berbeda dengan yang diistilahkan sebagai niat. Bahkan niat ini dinilai sebagai setengah dari amal. Sebuah perbuatan akan diberi nilai baik atau buruk karena dilihat dari niat orang yang melakukannya, tidak dilihat dari hasil sebagai akibat dari perbuatannya itu. Maka perbuatan yang disertai niat baik, bemilai baik, meskipun mengakibatkan keburukan. Dan perbuatan dengan niat buruk tetap bernilai buruk meskipun menghasilkan kebaikan.1 2

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kam us B esar B ahasa Indonesia E disi 3. cet. 2.

Balai Pustaka. Jakarta, 2002, hal. 744.

2 Asmaran As., P engantar Studi Akhlak, E disi Revisi, PT Raja Grafmdo Persada, Jakarta, hal. 36.

Dari defmisi minat tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan baliwa yang dimaksud minat adalah keinginan kuat yang timbul dalam diri seseorang dan kemudian diwujudkan dalam perbuatan. Perbuatan di sini bisa bcrsifat lahir dan dapat pula bersifat batin.

Kaitannya dengan peneiitian ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana minat anak dalam mengikuti pelajaran aqidah akhlak, yang kemudian dijadikan sebagai variabel bebas untuk diteliti hubungannya dengan sikap tawadhuk terhadap orang tua pada siswa MI Ma’arif Magersari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2007/2008.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Minat merupakan salah salu hal yang sangat berpcngaruh dalam hasil suatu pekerjaan/ aktivitas, karena dari minat inilah suatu pekerjaan/ aktivitas dimulai. Semakin besar minat dalam pekeijaan itu, maka semakin baik hasil yang akan dicapai. Minat yang baik adalah minat yang tidak mengandung unsur keterpaksaan, karena keterpaksaan akan menjadikan seseorang tertekan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Kita bisa bayangkan bagaimana jadinya manusia jika tidak memiliki minat dalam hidupnya. Dapat dipastikan ia akan menjadi orang yang statis, tidak memiliki masa depan, hanya berteman dengan iamunan dan khayalan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang dan terbagi menjadi dua, yaitu: Faktor intrinsik (dari dalam) dan Faktor ekstrinsik (dari luar).

25

Adapun faktor intrinsik meliputi: pembawaan, kejiwaan/ psikologis, jasmani, dan kebutuhan.

1. Pembawaan

Pembavvaan mcrupakan sesuatu yang dimiliki scscorang sejak laliir. Seorang anak yang pendiam, maka sangat mungkin akan kesuiitan ketika diminta mengduarkan pendapat. Begitu juga dengan seorang anak yang berpembawaan cuek terhadap segala sesuatu, akan sangat kesuiitan ketika hams memperhatikan sesuatu. Dalam hal minat, pembawaan berperan penting dalam mempengaruhi seseorang, apakah la mudah tertarik pada sesuatu ataukah tidak.

Selain itu, minat seorang anak juga dapat dipengaruhi faktor pembawaan dari kedua orang tuanya. Scbagai contoh, bila ayah seorang arak laki-laki berminat mengotak-atik motor sebagai suatu hobi, maka anak itu pun mungkin akan mengembangkan minat yang serupa sehingga ia dapat ikut serta dalam kegiatan bersama ayahnya,

2. Kejiwaan / Psikologis

Faktor kejiwaan dapat mempengaruhi minat anak. Sebagai contoh seorang anak yang psikisnya sedang terganggu, seperti jengkel, marah, sedih dan sebagainya biasanya akan mempengaruhi belajamya, berbicara tidak sopan, tidak sabar, egois dan sebagainya. Namun ada pula pengaruh positifhya seperti misalnya, menjadi lebih sabar, lebilngiat belajar, berusaha mencari orang yang dapat dimintai nasehatnya, dan sebagainya.

Termasuk faktor jasmani diantaranya, kondisi flsik seperti kesehatan, kemauan, bakat, kemampuan dan sebagainya. Sebagai contoh siswa yang secara fisik sedang sakit atau kesehatannya inenurun, maka akan mongakibatkan scmua keinginannya berkurang, termasuk keinginan untuk belajar, dan sebagainya.

4. Kcdewasaan dalam berfikir

Selain itu minat seorang anak juga dipengaruhi oleh kedewasaan dalam berfikir. Yang dimaksud kedewasaan dalam berfikir di sini adalah mampu membedakan mana yang penting dan mana yang tidak, dapat menentukan prioritas suatu pekeijaan. Ketika ia mengerti bahwa suatu pekerjaan bermanfaat, maka ia akan sangat antusias untuk mengerjakannya. Ketika ia tahu bahwa belajar adalah suatu hal yang sangat penting, maka ia akan bersemangat dalam belajar. Ketika ia tahu bahwa pelajaran aqidah akhlak itu sangat penting, maka ia akan sangat berminat dan antusias dalam mengikuti pelajaran tersebut.

5. Kebutuhan

Seorang anak akan memperhatikan dan mengikuti pelajaran yang disampaikan dengan seksama jika ia merasa membutuhkan materi pelajaran tersebut. Faktor kebutuhan timbul dari diri anak dan dipengaruhi oleh situasi dan kondisi serta lingkungan yang mengitarinya. Dalam hal ini sebenamya antara faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik saling kait mengkait dan tidak dapat dipisahkan.

27

Sedangkan faktor ekstrinsik yang juga berpengaruh terhadap minat anak lebih banyak ragamnya dibandingkan dengan pengaruh dari faktor intrinsik. Menurut penyelidikan faktor ekstrinsik memiliki pengaruh lebih kuat dibandingkan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik meliputi: kcadaan lingkungan. pekerjaan yang dilakukan, sarana pendidikan yang tersedia, dan urgensi minat.

1. Keadaan lingkungan

Keluarga sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh anak memiliki peran amat penting dalam proses pembentukan diri anak. Keluarga sebagai kesatuan masyarakat terkecil pertama yang dikenal anak adalah pendidik pertama dan utama bagi anak. Dalam keluarga pertama kali anak mengenal perilaku maupun istilah baik dan buruk. Mulai dengan keluarga anak belajar bertingkah laku. Apa yang dilihat dan dilakukan dalam keluarga itulah yang kemudian ditirukannya, mulai dari ucapan sampai tingkah laku onmg yang lebih dewasa. Pengaruh yang diterima anak waktu masih kecil jauh lebih besar dan lebih menentukan dalam kehidupannya dikemudian hari. Karena pengalaman waktu kecil itu ikut membentuk kepribadiannya; apa yang dilihat, didengar dan dirasakannya waktu kecil itu, masuk teijalin ke dalam pembinaan kepribadiannya.3

Keluarga yang baik akan menyadari perannya sebagi sebuah lembaga pendidikan yang amat penting. Orang-orang dalam keluarga, seperti Ibu dan bapak berperan sangat penting dalam membentuk kepribadian anak dan perilakunya dikemudian hari. Keluarga dan terutama

ibu yang baik akan berusaha menjadi pendidik yang baik. Pendidik yang baik bukan hanya pintar memberi nasehat saja, tetapi lebih pintar memberikan contoh, baik perkataan maupun perbuatan, tennasuk kebiasaan beribadah dalam keluarga. Anak ccnderung mcniru apa-apa yang dilakukan orang disekitamya terutama keluarga. Keluarga yang taat beribadah akan ditiru oleh anak. Diharapkan ketika anak sudah dewasa, kebiasaan baik dalam keluarga tidak akan hilang darinya. Begitu pula dengan keluarga yang memiliki kebiasaan sebaliknya. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan oleh orang-orang terdekat anak-anak akan ditiru oleh mereka. Sehingga sering ada anggapan anak adalah cermin orang tuanya.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan lain yang memiliki pengaruh kuat terhadap minat anak adalah lingkungan sekolah atau lingkungan formal. Sebagai sebuah lembaga pendidikan resmi, sekolah memiliki tanggung jawab besar mendidik siswa. Di sekolah anak dididik, diasuh dan dibesarkan, ditumbuh kernbangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dibentuk pula akhlak yang mulia. Orang tua di sekolah bagi anak adalah guru. Guru memiliki peranan sangat penting. Kurikulum sekolah mewajibkan guru harus memiliki dedikasi dan kompetensi yang tinggi, guru harus berakhlak luhur dan mulia serta mempunyai tingkat profesionalitas tinggi. Sehingga dapat mendidik, mengajar, serta dapat mengembangkan seluruh potensi siswa dengan maksimal termasuk potensi untuk melaksanakan ibadah.

29

Zakiyah Daradjat mengatakan pula bahwa guru - guru dan sekolah hendaknya dapat secara sungguh - sungguh membantu pembinaan mental si anak. Janganlah guru bertindak sebagai pengajar saja, tapi hendaknya sebagai pendidik dan sckaligus sebagai konsultan bagi anak didik. Karcna pembinaan kepribadian anak - anak juga terjadi melalui pengalaman di sekolah, maka hendaknya setiap guru dapat menjadi contoh yang baik bagi anak didik dan merusaha membantu pembinaan mental mereka.4

Kecuali lingkungan keluarga dan sekolah, ada lingkungan lain yang memiliki pengaruh lebih kuat dari keduanya, yaitu lingkungan masyarakat sekitar. Yang termasuk lingkungan masyarakat sekitar diantaranya teman. Teman adalah tokoh bagi teman yang lain. Teman yang baik biasanya akan mcmberikan pengaruh yang baik pula bagi teman lainnya. Begitu pula sebaliknya. teman yang buruk dapat memberikan keburukan pada teman yang lainnya.

Untuk itu pihak sekolah atau guru, terutama keluarga atau orang tua, perlu mengetahui seperti apa tempat atau lingkungan tempat anak/ siswa biasa bemain. Bagaimana dan siapa teman baiknya, seperti apa pula akhlaknya. Agar anak/ siswa tidak salah langkah. Apa yang dilakukan anak, itu pula yang sering diperbuat orang tuanya. Karena pengaruh lingkungan sekolah dan kcluarganya.

2. Faktor Pekeijaan yang Dilakukan

Minat seorang anak juga dipengaruhi oleh pekerjaan yang sedang dilakukannya. Sebagai penjelasan hal tersebut adalah seorang anak akan lebih dapat menerima materi pelajaran ketika dirinya benar-benar dalam keadaan belajar. Hasilnya akan sangat lain ketika materi pelajaran disampaikan ketika seorang anak sedang bermain atau sedang melakukan aktifitas lain yang tidak memungkinkan untuk konsentrasi menerima pelajaran. Selain itu, ketertarikan anak terhadap suatu pekerjaan yang sedang dilakukannya juga dapat menumbuhkan minat serta motivasi untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut.

3. Sarana Pendidikan yang Tersedia

Saat ini masing - masing sekolah berlomba - lomba untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan di masing - masing sekolah. Hal tersebut adalah gejala yang positif dan perlu dikembangkan karena sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan sangat berpengaruh pada minat anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. 4. Urgensi Minat

Kegiatan belajar mengajar akan beijalan dengan baik dan lancar apabila peserta didik memiliki minat yang tinggi tehadap materi pelajaran yang disampaikan. Sebaliknya ketika minat peserta didik rendah, maka akan sangat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar.

Sebagai kesimpulan ada dua faktor yang berpengaruh terhadap minat anak yaitu faktor internal, yaitu faktor yang datang dari dalam individu sendiri- dan faktor ekstemal, yaitu faktor yang datang dari luar individu.

gf

Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula pada anak, begitu pula sebaliknya, karena anak/ siswa cenderung selalu meniru contoh, maka sebaiknya seorang pendidik baik orang tua maupun guru jangan hanya pintar berbicara tetapi lebih dari itu yaitu pintar bcrbuat dan

memberi contoh serta teladan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Agus Sujanto, faktor - faktor yang mempengaruhi minat anak juga ada dua, yakni faktor internal dan faktor ekstemal.5

1. Faktor Internal

Adapun yang tergolong dalam faktor internal, yaitu :

a. motif, yaitu keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas - aktivilas lerlentu guna mencapai tujuan. b. Sikap, yaitu adanya kecenderungan dalam subyek untuk menerima atau

menolak suatu obyek yang berharga baik atau tidak baik.

c. Permainan, yaitu merupakan suatu pennasalahan tenaga psikis yang tertuju pada suatu subyek semakin intensif perhatiannya.

d. Pengalaman, yaitu suatu proses pengenalan lingkungan fisik yang nyata baik dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan menggunakan organ - organ indera.

e. Tanggapan, yaitu banyaknya yang tinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan. Dengan kata lain tanggapan itu sebenamya kesan yang tinggal setelah individu mengamati obyek. Semakin jelas individu mengamati suatu obyek, maka akan semakin positif tanggapannya.

2. Faktor Ekstemal

Lingkungan bisa juga mempengaruhi _ minat anak, karena lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap individu, baik

31

itu Iingkungan fisik yang berhubungan dengan benda konkrit maupun lingkungan sosial yang berhubungan dengan jiwa scseorang.

Lingkungan itu sendiri lerbagi atas dua bagian, yaitu :

1. iingkungan fisik, yaitu berupa alat misalnya keadaan tanah.

2. lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat dimana di Iingkungan inilah adanya inleraksi individu yang satu dengan yang lain. Keadaan masyarakat akan memberi pengaruh tertentu kepada individu.

C. Pengertian-Pcngertian Aqidah

Aqidah berarti kepercayaan dasar atau keyakinan pokok.6

Aqidah secara bahasa (etimologi) berasal dari bahasa arab yang jama’nya aqaa’idu yang artinya yang dipercayai hati.7 Adapun secara istilah (temiinologi) defmisi aqidah, yaitu: iman atau kepercayaan, sumbernya yang asasi ialah alqur’an. Iman adalah segi teoritis yang dituntut pertama - tama dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu - raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan.8

Dalam khasanah ilmu yang lebih luas, aqidah kemudian disejajarkan dengan teologi yang merupakan ilmu tentang ketuhanan.

Dalam konteks Islam aqidah tidak dapat terlepas dari tauhid yang berarti mengesakan Allah dalam beribadah. Abdul Majid Aziz az-Zandani dalam kitabut Tauhid sehubungan dengan ilmu tauhid menjelaskan sebagai berikut:

6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hal. 20.

7 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penterjeinah /Pentafsiran AJ-qur’an, Jakarta, 1989, hal. 275.

33

Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang penetapan keyakinan - keyakinan keagamaan dengan dalil - dalil yang bersifat yakin, baik dalil aqliy maupun naqliy yang menghilangkan segala macam syak dan keraguan. Dan ilmu tauhid juga merupakan ilmu yang mengungkap kebathilan (kekeliruan) orang - orang kafir dan syubhat ~ syubhat mereka serta dusta - dusta mereka. Dengannya jiwa akan merasa tenang, hati juga akan lenang dengan keinanan. Dinamakan ilmu tauhid karena pembahasan yang paling penting dan uiama adalah mengesakan Allah.

Hal ini dikarenakan dalam ajaran Islam hanya dibolehkan beribadah kepada Allah SWT dan beribadah kepada selain Allah (syirik) termasuk dosa besar yang paling besar (akbarul kabair), bahkan Allah SWT tidak mengampuni dosa syirik. Allah SWT telah berfirman dalam Q.S. An-Nisa' ayat

116:

»*

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang 9

8.

mempersekulukan (sesuatu) denuan A lluh, Maka Sestmgguhnya in Telah tersesat sejauhqauhnya. 10 11

Dari pengertian di atas penulis dapal mengambil kesimpulan bahwa aqidah adalah sesuatu yang haras diyakini dan dipercayai dalam batin seseorang yang karenanya seseorang itu akan membuahkan aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan, yang akhimya akan menjadi tenang dalam hidupnya dan berserah diri kepada Allah SWT.

D. Pengertian Aklilak

Secara etimologis (lughotan) akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq

yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan labial.11 Berakar dari kata

khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta),

makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).

Secara terminologi, akhlak mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Sebagaimana yang dijelaskan para ahli antara lain:

1. Harun Nasution

Menurutnya, kesamaan akar kata khaliq, makhluq, dan khalq

mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Dengan demikian, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau nonna perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga

10 Depag, A l-Q ur'an dan Terjemahnya, CV. Assyifa', Semarang, 1992, hal. 141. 11 T.n., A l-M u n jidfi al-L u gh ah w a al-l'la m, Dar al-Masyriq, Beirut, 1989, hal. 35.

35

dengan Tuhan dan alam semesta sekalipun.12 2. A1 Ghazali

Pada hakekatnya akhlak adalah penyifatan tentang gambaran batin seseorang. Gambaran jiwa, ciri-cirinya dan kandungannya yang tersendiri. Ini mencerminkan lahiriyah, sifat seseorang dan segala kandungan sifat itu. Gambaran ini sama yang zahir atau batin boleh disifatkan dengan sifat yang terpuji dan sebaliknya yang tercela.13

Menurut A1 Ghazali, pengertian akhlak (Al-Khulq) ialah suasana kejiwaan yang mantap yang menerbitkan perbuatan, perbuatan itu terbit begitu saja tanpa berpikir dan merenung panjang. Sekiranya suasana kejiwaan yang menjadi sumber perbuatan itu memerlukan tindak-tanduk yang baik. Tetapi kalau muncul yang sebaliknya, maka suasana kejiwaan itu dinamakan sebagai akhlak yang buruk.14

3. Drs. Asmaran MA

Menurutnya, akhlak adalah sifat manusia yang dibawa sejak laliir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu bisa berupa perbuatan baik yang disebut dengan istilah akhlak mulia atau perbuatan buruk yang disebut dengan akhlak tercela, sesuai dengan pembinaannya.15 4. Dewan Ensiklopedia Islam

12 ’3

14 «5

Harun Nasution dkk., E m ik lo p cd i Islam Indonesia, Djambatan, Jakarta , 1992, ha!. 23. Sumber : http ://www. angelfire.com /in/elcom 98/guru .hi ml.

Ib id

Menurut Dewan Ensiklopedia Islam, akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa seseorang yang dari padanya lahir perbuatan dengan mudah tanpa melalui pertimbangan dan penelitian.16

Jadi, dari bcberapa pcngertian tentang akhlak di atas pcnulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

E. Dasar - Dasar Pendidikan Aqidah Akhlak

Pendidikan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, karcna tanpa pendidikan manusia akan kesulitan dalam mendapatkan ilmu, padahal ilmu merupakan salah satu faktor yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Islam sebagai agama yang sempuma mencakup seluruh aspek kehidupan telah meletakkan dasar - dasar dan pondasi yang harus ditanamkan pada setiap pribadi muslim. Tanpa pondasi yang kuat, dapat dipastikan kehidupan seorang muslim akan mudah goyah dan terombang ambing di tengah samudra kehidupan yang luas dan penuh halangan dan rintangan serta bahaya yang setiap saat dapat menghancurkan kepribadiannya sebagai seorang muslim. Pondasi dan dasar itu adalah aqidah.

Seorang yang memahami aqidah secara baik .dan benar akan rela mengorbankan segala yang ia miliki termasuk darahnya sekalipun untuk

hal. 102.

37

mendapatkan ridho Sang Pencipta, Sang Penguasa Alam Semesta Allah SWT. Aqidah yang benar memiliki konsekuensi yang tidak ringan. Hal yang paling mendasar adalah akhlak (perilaku) seorang muslim yang hams sesuai dengan aqidah yang diyakininya. Aqidah mempunyai posisi pokok/ dasar, sedang akhlak mempunyai posisi cabang. Dapat digambarkan, kaiau Islam ibarat bangunan, maka aqidah adalah sebagai pondasinya yang tertanam di dalam tanah, sedang akhlak adalah gedung - gedung dan benda - benda yang didirikan di atasnya.17

Akhlak karimah (perilaku terpuji) harus menjadi jati diri seorang muslim sejati. ini adalah buah dari aqidah yang benar. Jika seorang muslim mengaku memiliki aqidah yang benar namun masih melakukan akhlak sayyiah (perilaku terccla), maka tidak ada gunanya aqidah yang ia miliki.

Dari uraian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa aqidah itu merupakan satu hal yang sangat fundamental dalam Islam dan dengan sendirinya dalam kehidupan. Sedangkan akhlak merupakan bentuk manifestasi dari aqidah yang diyakininya tersebut. Rasulullah SAW. menegaskan bahwa kesempumaan Iman seseorang terletak pada kesempumaan dan kebaikan akhlaknya.18

LaLa^->g.ItuTklljLajl

“Orang mukmin yang paling sempurna lmannya ialah mereka yang paling bagus akhlaknya ". (HR. Muslim)

17 Asmaran, op. cit., hal. $6.

Dalam perspektif IsJain segala hal dan semua aspek kehidupan ini harus disandarkan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Begitu juga dasar pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak juga harus sejalan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah banyak discbutkan aturan - aturan tentang hidup dan kehidupan manusia, kalau manusia mengikutinya maka tidak akan tersesat, dalam arti akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Diantara ayat Al-Qur’an yang menyatakan hal ini adalah Q.S. Al-Baqarah: 148:

9 r daS

‘Uii c pC L* ^,1 O jo « J i y * (JSvJj

Artinya : Dan bagi tiap-tiap umai ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam berbual) kebaikan,

Dokumen terkait