• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Dasar Hukum Peraturan Baiat Talak Tiga PAS

Aturan baiat dan sumpah talak tiga PAS sebagaimana yang diketahui ramai

bahwa peraturan baiat tersebut sebenarnya sudah lama namun baru diketahui

21Hans Yusoff,‛Cerai isteri talak tiga jika…,4.

22Zulaikha Zulkifli,‛Tak Betul Jatuh Talak Tiga‛, Malaysiakini (2 September 2015), 2.

23Wan Syamsul Amly,‛Bai’ah talak tiga:Tolong pergi Tanya orang PAS-Dr Hatta‛. Astroawani (2

62

ramai pada hujung tahun 2015 apabila terdapat anggota legislatif yang mewakili PAS menyertai partai politik lain dan membuat sebuah partai baru serta tidak mahu ‘meniggalkan kerusi’ atau tidak mau meletakkan jawatan sebagai anggota legislatif di suatu kawasan yang pernah diwakili atas nama PAS.

Partai PAS merupakan sebuah partai Islam dan berusaha untuk

mengislamisasi kerajaan Malaysia. Maka segala prinsip dan aturan yang telah ditetapkan oleh Parti Islam Se-Malaysia tidak terlepas daripada menggunakan dasar-dasar hukum Islam dan kemaslahatan di suatu tempat serta waktu yang tertentu. Oleh itu, penetapan terhadap aturan baiat talak tiga PAS yang telah dibuat oleh beberapa negara bagian di Malaysia yang menggunakan aturan baiat talak tiga dengan bersandarkan kepada dasar-dasar hukum Islam dan disetujui oleh Majlis Syura Ulama PAS yang berperan dalam membuat suatu putusan kepada seluruh kantor PAS negara-negara bagian di seluruh Malaysia. Segala dasar yang digunakan PAS dalam membuat peraturan ini telah diterangkan oleh Presiden Partai PAS, Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang ketika berucap di Mukhayyam Tarbawi PAS di Machang, Terengganu pada 3 September 2015.

Antara dasar hukum yang digunakan PAS adalah:

1. Dasar pertama yang digunakan adalah dengan menafsirkan Surah al-Fath ayat 10:

اَِِ ََْوَأ ْنَمَو ِهِسْفَ ن ىَلَع ُثُكْنَ ي اَََِإَف َثَكَن نَمَف ْمِهيِدْيَأ َقْوَ ف ََِاُدَي َََا َنوُعِياَبُ ي اَََِإ َكَنوُعِياَبُ ي َنيِذَلا َنِإ

اًميِظَع اًرْجَأ ِهيِتْؤُ يَسَف َََا ُهْيَلَع َدَاَع

63

Artinya‛ bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar‛. 24

Menurut Ibnu Katsir, beliau telah menafsirkan ayat tersebut dalam tafsirnya yang berjudul Tafsir al-Quran al-Azim dengan maksud sesiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya telah mentaati Allah. Allah (ilmu-Nya) hadir bersama mereka, mendengar seluruh ucapan mereka, melihat tempat-tempat mereka dan mengetahui apa yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka serta apa yang mereka tampakkan. Maksud dari ayat tersebut juga adalah sesiapa yang melanggar janji, akibat buruk akan kembali kepada pelanggarnya sedangkan Allah tidak membutuhkannya dan siapa yang menepati janji maka

akan mendapat pahala yang melimpah.25

Ibnu Katsir telah menafsirkan bahwa ayat tersebut diturunkan ketika peristiwa perjanjian Hudaibiyah. Pada mulanya Rasulullah SAW ingin menunaikan umrah di Mekah, kemudian Baginda telah menemui Umar al-Khattab r.a. lalu beliau mencadangkan agar mengutus Utsman bin Affan r.a. karena Utsman r.a. seorang yang sangat dihormati dan disayangi oleh penduduk Mekah ketika itu. Maka Rasulullah SAW mengutus Utsman r.a. ke Mekah untuk menyampaikan surat dari Rasulullah SAW yang berisi muslimin mau datang untuk berziarah ke Baitullah dalam rangka mengagungkan

24 Departemen Agama, 512.

64

kehormatannya. Kemudian Utsman r.a. ditahan di Mekah lalu Rasulullah SAW dan para sahabat menyangka bahwa Utsman r.a. telah dibunuh. Lalu Rasulullah SAW dan para sahabat yang ketika itu berjumlah 1400 orang berbaiat di bawah sebuah pohon yang sedang Nabi tempati di Hudaibiyah. Baiat tersebut dinamakan dengan Baiat al-Ridhwan.

Baiat tersebut dilakukan untuk membalas atas perkabaran kematian Utsman r.a. ketika diutus untuk menyampaikan surat dari Rasul kepada

pembesar-pembesar di Mekah.26 Dalam baiat tersebut Baginda mengajak orang

Islam berjihad dan mati syahid di jalan Allah. Mereka berjanji tidak lari dari medan perang. Penentuannya adalah sama ada diadakan perdamaian ataupun mati syahid.27Maka dengan itu Allah telah menurunkan ayat ini dengan menyuruh muslimin berjanji setia kepada Allah dan tidak melanggar janji.

Melalui ayat dari surah al-Fath dan peristiwa Baiat al-Ridhwan tersebut, maka pimpinan PAS dari Kelantan telah memulai dan menyamakan baiat yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan oleh para sahabat dengan baiat talak tiga yang telah ditetapkan oleh PAS. Pimpinan PAS tersebut menyatakan dalam baiat al-Ridhwan tersebut berisi suatu yang tidak dilarang agama. Namun Baginda memasukkan perkara tersebut dalam baiat tersebut untuk mengukuhkan umat Islam dan menunjukkan perkara tersebut sangat penting.

26Ibid, 506.

27Mustafa as-Syibaie, Sirah Nabawiyyah (Kuala Lumpur: Pustaka Salam, 2010), 105.

65

PAS telah menyatakan bahwa suatu baiat itu dibuat dalam keadaan bahaya atau darurat seperti ketika di peristiwa di Perjanjian Hudaibiyah. PAS juga menyatakan bahwa suatu baiat boleh dilakukan ketika melantik pemimpin negara dan juga menandakan sebuah kesetiaan. PAS menyatakan sebuah baiat yang dilakukan haruslah terkait dengan ummat. Oleh itu alasan yang digunakan adalah baiat talak tiga yang ditetapkan untuk ‘mengikat’ anggota legislatif dari

PAS agar senantiasa bersama PAS dalam membantu rakyat.28

2. Dasar yang digunakan oleh PAS juga adalah dengan menyamakan baiat talak tiga PAS dengan baiat yang telah dilakukan oleh penduduk Madinah sebelum kedatangan Islam bersama Rasulullah atau baiat yang lebih dikenali dengan nama Baiat Aqabah. Baiat Aqabah sendiri terbagi menjadi dua. Baiat Aqabah satu dan Baiat Aqabah dua. Baiat Aqabah bermula apabila sekelompok penduduk Madinah dari kaum Khazraj telah menziarahi Mekah pada musim haji lalu Rasulullah SAW telah berdakwah kepada mereka untuk memeluk agama Islam. Keduanya bersetuju untuk memeluk Islam dan akan menyampaikan Islam kepada penduduk Madinah yang lain. Rasulullah SAW juga telah berpesan agar mendatangi Baginda lagi pada musim haji pada tahun hadapan.

Pada musim haji tahun berikutnya, dua belas laki-laki Anshar telah datang menemui Rasulullah SAW di Aqabah. Kemudian mereka berbaiat kepada Baginda. Inilah asal usul daripada Baiat Aqabah pertama. Terdapat beberapa

66

kesepakatan yang telah dibuat oleh Rasulullah SAW bersama mereka. Antara yang telah disepakati adalah tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak berdusta yang dibuat dengan sengaja oleh diri sendiri dan tidak melakukan maksiat serta berbuat kebaikan.29

Setelah terjadinya Baiat Aqabah yang pertama, Rasulullah SAW telah mengutus sahabat untuk membantu memberi kefahaman mengenai Islam serta menyebarkan Islam di Madinah. Sahabat yang dimaksudkan adalah Mus’ab bin Umair r.a.. Banyak penduduk Madinah memeluk Islam selepas daripada Baiat Aqabah yang pertama. Pengiriman Mus’ab bin Umair juga telah memberikan kesan yang sangat besar bagi aktivitas penyebaran Islam di Madinah. Pada musim haji tahun 13 kenabian, Mus’ab bin Umair telah kembali ke Madinah bersama muslim dari Madinah. Kurang lebih 70 orang muslim dari Madinah telah datang ke Mekah untuk menunaikan manasik haji. Apabila muslim dari Madinah telah tiba di Mekah, sebuah perjanjian secara rahasia telah diatur untuk menemukan muslim Madinah dengan Rasulullah SAW. Sebanyak 30 laki-laki dan 2 wanita telah mendatangi perjanjian tersebut.

Pada perjanjian tersebut, sebuah baiat telah dilakukan bersama. Baiat tersebut dinamakan dengan Baiat Aqabah yang kedua. Rasulullah SAW telah berbaiat kepada semua yang hadir di perjanjian tersebut termasuk terhadap dua

29Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Terjemahan Arrahiq al-Makhtum (Jakarta: Ummul Qura, 2014), 274.

67

wanita itu. Terdapat beberapa kesepakatan yang telah dipersetujui bersama antara mereka yaitu mendengarkan dan taat kepada Rasulullah SAW di dalam kondisi semangat maupun tidak, berinfak di dalam masa sulit dan senang, berbuat amar makruf dan mencegah mungkar, teguh di jalan Allah serta tidak peduli terhadap celaan pencela selama dilakukan di jalan Allah dan akhir sekali yaitu menolong Rasul ketika Rasul datang kepada mereka serta melindungi Rasulullah SAW.30

Pimpinan PAS telah menyamakan baiat talak tiga PAS dengan Baiat Aqabah. Pihak PAS telah menyatakan bahwa baiat Aqabah dilakukan karena untuk menguatkan kesetian. Maka PAS telah menetapkan baiat talak tiga terhadap anggota legislatif dari partai PAS agar tetap setia kepada PAS dan perjuangannya. Selain itu PAS juga menyatakan dalam Baiat Aqabah turut disertakan apa yang diingini oleh Rasulullah SAW. Dengan itu PAS telah menyertakan juga apa yang diingini oleh partai PAS dalam baiat talak tiga tersebut. Pihak PAS telah menyatakan bahwa baiat lebih kuat dari sumpah. Baiat PAS melibatkan isteri anggota legislatif dengan alasan setiap isi yang terkandung dalam setiap baiat adalah suatu yang sangat penting, maka menunjukan juga bahwa istri juga adalah suatu yang penting.31

3. Dasar yang seterusnya adalah dengan menyamakan peristiwa yang berlaku terhadap Saidina Utsman r.a. ketika rumah beliau telah dikepung oleh

30Ibid, 281.

68

musuh Islam. Peristiwa pengepungan rumah Saidina Utsman r.a dikatakan berlaku selama 40 hari dan ada yang yang mengatakan lebih daripada 40 hari. Mereka mengepung rumah Saidina Utsman r.a. karena ingin beliau meletak jawatan sebagai khalifah. Dan ada yang berpendapat bahwa pengepungan itu juga dengan bertujuan untuk memaksa Saidina Utsman r.a. menyerahkan Marwan bin al-Hakam kepada mereka.32 Walaupun Saidina Utsman r.a. telah dipaksa untuk meletakan jawatan sebagai khalifah namun beliau tetap mempertahankan jawatan tersebut dengan berkata ‚adapun keinginan mereka agar aku mengundurkan diri maka aku tidak akan melepaskan pakaian yang telah dipakaikan Allah SWT untukku‛. Melalui kata Saidina Utsman r.a. tersebut, PAS menjadikan peristiwa dan kata-kata Saidina Utsman tersebut sebagai dasar baiat PAS dengan alasan partai PAS adalah seperti sebuah jemaah Islam yang melindungi umat Islam di Malaysia. Maka tidak boleh meninggalkan amanah sebagai anggota legislatif di kursi PAS dengan sewenangnya sepertimana yang telah dinyatakan oleh Saidina Utsman r.a dengan ‘aku tidak akan melepaskan pakaian yang telah dipakaikan Allah SWT untukku.’.33

4. Menggunakan hukum Islam yang pernah dikeluarkan oleh mazhab Hanafiyah mengenai baiat talak tiga dengan pernyataan bahwa dibolehkan berbaiat. Baiat tersebut digunakan PAS untuk ‘mengikat’ anggota legislatifnya agar tidak mengkhianati partai dan menyertai partai lain selama masih menjadi anggota

32Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung (Jakarta: Darul Haq, 2012), 521. 33Ibid, Abdul Hadi Awang…, wawancara.

69

legislatif.34Dengan menyatakan bahwa dalam mazhab Hanafi membolehkan perkara seperti itu dilakukan, maka PAS membuat peraturan tersebut.

5. Menggunakan serta menyamakan dasar yang digunakan pada zaman Dinasti Umayyah yaitu ketika Khalifah al-Mahdi pernah membaiat anaknya yaitu Harun al-Rasyid dengan jaminan menceraikan istri dan memerdekakan budak.35Dasar terakhir yang digunakan dalam membuat peraturan tersebut adalah dengan menyatakan bahwa ketika pemerintahan Umawiyyah baiat seperti itu telah dibuat, maka PAS mengikuti peraturan tersebut.

34Ibid, Wawancara.

35Abdul Hadi Awang, ‚Mukhayyam Tarbawi PAS Daerah Machang‛, 3 September 2015.

70

Dokumen terkait