• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan hukum Islam terhadap peraturan baiat jatuh talak tiga ketika keluar Partai PAS: Parti Islam Se-Malaysia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan hukum Islam terhadap peraturan baiat jatuh talak tiga ketika keluar Partai PAS: Parti Islam Se-Malaysia."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan mengenai dasar-dasar yang digunakan oleh Parti Islam Se-Malaysia dalam menetapkan Peraturan Baiat Talak Tiga dan relevansi dasar hukum peraturan baiat talak tiga PAS.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian adalah peraturan baiat talak tiga dalam PAS yang dihimpun melalui teknik wawancara, pengamatan dan studi dokumen. Data penelitian juga dihimpun melalui metode verbal karena untuk mendapatkan data dari ucapan anggota PAS yang mengetahui data mengenai peraturan baiat talak tiga PAS. Data penelitian dianalisis dengan teknik deskriptif dan menggunakan metode verifikatif karena untuk mengetahui relevansi dasar hukum peraturan baiat talak tiga PAS.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Parti Islam Se-Malaysia telah menggunakan lima dasar hukum dalam membuat peraturan tersebut. Dasar hukum tersebut dapat dibagi menjadi dua aspek yaitu aspek baiat dan aspek talak. Dasar hukum yang terkait dengan aspek baiat yang pertama adalah dengan menafsirkan Surah al-Fath ayat nomer 10. Kedua adalah dengan menafsirkan peristiwa Baiat Aqabah. Ketiga, dengan menganalogi peristiwa ketika rumah Saidina Utsman r.a. dikepung oleh musuh Islam. Manakala dasar hukum yang terkait dengan aspek talak adalah dengan menggunakan ijtihad dari mazhab Hanafi. Seterusnya adalah dengan menganalogi baiat PAS dengan baiat talak yang pernah dilakukan oleh Khalifah al-Mahdi terhadap Harun al-Rasyid. Peraturan baiat talak tiga PAS bersifat tidak mengikat. Hal ini karena dari aspek talak terbagi menjadi dua yaitu aspek talak tiga dan aspek talak taklik. Dari aspek talak tiga, baiat tersebut hukumnya jatuh tiga talak dan mubah. Selain itu, dari aspek talak taklik baiat tersebut termasuk taklik qasami. Dengan itu, peneliti berpendapat bahwa peraturan baiat talak tiga PAS tersebut sah karena lafal talak tiga dan talak takliknya telah dilafalkan.

Sejalan dengan kesimpulan di atas, peneliti mengharapkan agar sebaiknya tidak memasukkan perkara taklik terhadap istri dan perkara lain yang terkait dengan hubungan kekeluargaan dalam sebuah baiat politik. Ini karena baiat tersebut hanya melibatkan antara individu dengan partai politik. Lagipula, memasukkan taklik dalam baiat boleh menimbulkan fitnah yang lain.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TRANSLITERASI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian ... 10

G. Definisi Operasional ... 11

H. Metode Penelitian ... 12

I. Sistematika Pembahasan ... 16

(8)

BAB II PERKARA YANG TERKAIT DENGAN BAIAT DAN

TALAK

A. Perkara Yang Terkait Dengan Baiat ... 18

1. Pengertian Baiat ... 18

2. Dalil-Dalil Mengenai Baiat ... 18

3. Jenis-jenis Baiat Dalam Islam ... 19

4. Hukum Berbaiat ... 19

5. Baiat Pada Masa Rasulullah ... 21

B. Perkara Yang Terkait Dengan Talak ... 21

1. Pengertian Talak ... 21

2. Dalil Pensyariatan Talak ... 21

3. Jenis-Jenis Ungkapan Talak ... 23

4. Jenis-Jenis Talak Secara Umum ... 26

5. Hukum Talak ... 29

6. Talak Berdasarkan Keadaan Istri ... 30

7. Syarat Sah Terjadinya Talak ... 32

8. Tata Cara Talak ... 34

9. Hukum Lafal Talak Tiga Yang Dilafal Sekaligus ... 35

10. Pengecualian Dalam Talak ... 39

11.Talak Yang Jatuh Secara Langsung dan Tidak Langsung (Talak Taklik) ... 41

(9)

BAB III PERATURAN BAIAT TALAK TIGA PAS

A. Sekilas Tentang PAS (Parti Islam Se-Malaysia) ... 46

1. Sejarah Parti Islam Se-Malaysia ... 46

2. Tujuan Didirikan Parti Islam Se-Malaysia ... 49

3. Usaha-Usaha Parti Islam Se-Malaysia ... 49

B. Peraturan Baiat Talak Tiga Parti Islam Se-Malaysia ... 51

1. Isi Aturan ... 53

C. Perkara Yang Terkait Dengan Peraturan Baiat ... 60

D. Dasar Hukum Peraturan Baiat Talak Tiga PAS ... 61

BAB IV BAIAT TALAK TIGA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Hukum Baiat Talak Tiga Menurut PAS (Analisa) ... 70

1. Dasar dan Alasan Yang Terkait Mengenai Baiat... 70

2. Dasar dan Alasan Yang Terkait Mengenai Talak ... 72

B. Baiat Talak Tiga Menurut Perspektif Hukum Islam ... 73

1. Analisa Terhadap Baiat ... 73

2. Analisa Terhadap Talak ... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah satu ikatan yang sakral dimana antara tujuannya adalah

untuk melindungi kedua mempelai maupun dari yang zahir atau batin. Perkawinan

merupakan suatu perbuatan ibadah. Istri merupakan amanah Allah yang harus

dijaga dan diperlakukan dengan baik.1 Dalam Al-Quran Allah sendiri telah

berfirman mengenai antara tujuan nikah itu sendiri yaitu dalam Surat Ar-Rum ayat

21 sebagai berikut:

ِتَ ََا َكِلاَذ ِِ َنِإ ًةََْْرَو ًةَدَوَم مُكَنْ يَ ب َ َعَجَو اَهْ يَلِإ اوُنُكْسَتِّل اًجَوْزَأ ْمُكِسُفنَأ ْنِّم مُكَل َ َلَخ ْنَأ ِهِتَ اَء ْنِمَو

َنوُرَكَفَ تَ ي ٍمْوَقَل

Artinya:‛Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.‛ 2

Berdasarkan firman di atas, maka dapat kita ketahui bahwa Allah

menginginkan suatu perkawinan menjadikan kedua mempelai itu sendiri yang akan

merasai tenteram dan kasih. Disebutkan antara tujuan perkawinan adalah untuk

untuk tenteram dan berkasih adalah karena secara fitrahnya setiap manusia

memerlukan insan yang sentiasa disisi untuk membantu dan memberi nasihat

maupun teguran.

1 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014),

(11)

2

Dalam pandangan Islam di samping perkawinan itu sebagai perbuatan

ibadah, ia juga merupakan sunnah Allah dan sunnah Rasul. Sunnah Allah, berarti:

menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini, sedangkan sunnah

Rasul berarti suatu tradisi yang telah ditetapkan oleh Rasul untuk dirinya dan

untuk umatnya.3 Sifatnya sebagai sunnah Allah dapat dilihat dari rangkaian ayat

berikut yaitu dalam surat adz-Dzaariyat (51) ayat 49:

َنوُرَكَذَت ْمُكَلَعَل ِْنَجْوَز اَنْقَلَخ ٍءْ َش ِّ ُك ْنِم َو

Artinya:‚Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.‛4

Namun apabila suatu perkawinan tersebut senantiasa tidak

dipertahankan maka akan terjadinya peristiwa yang sangat tidak

diinginkan yaitu perceraian. Perceraian langgengnya berlaku karena

kesilapan ataupun kesalahan salah satu dari mempelai. Namun terkadang

perceraian adalah solusi yang terbaik bagi menghindarkan mafsadat yang

lebih besar.

Perceraian dalam Islam juga disebut sebagai talak. Talak itu berarti

bebas dan bebas. Dihubungkannya kata talak dalam arti kata ini adalah

putusnya perkawinan karena antara suami dan istri sudah lepas

hubungannya atau masing-masing sudah bebas.5 Suatu talak tidak boleh

3Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam…, 41. 4 Departemen Agama, 522.

5 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam…, 199.

(12)

3

dilakukan dengan semenanya oleh kedua mempelai. Ini karena jika

terjadinya talak maka ia akan memberi afek kepada sang suami, istri dan

keluarganya yang lain. Syariat Islam telah menetapkan antara Rukun dan

Syarat Talak adalah suami yang mentalak istrinya dan perempuan yang

ditalak. Dan yang seterusnya adalah sighat atau ucapan talak dan

dikasadkan talak. Yang terakhir adalah istri masih dalam hak suami.6

Oleh itu sang suami serta istri harus saling menjaga keutuhan rumah tangga

agar senantiasa rukun. Talak adalah perbuatan yang ditetapkan Allah. Sepertimana

yang dinyatakan oleh sebuah hadis:

اَنَ ثَدَح

ِْ َ بزلا ْنْب ُةَوْرُع ِاَرَ بْخَأ َلاَق ٍباَهِش ِنْبا ْنَع ٌ ْيَقُع َِِثَدَح َلاَق ُتْيَللا َِِثَدَح َلاَق ٍْ َفُع ُنْب ُديِعَس

َلوُسَر َ ْتَلاَقَ ف َمَلَسَو ِهْيَلَع ََُا ىَلَص ََِا ِلوُسَر ََِأ ْتَءاَج ِّ ِ َرُقْلا َةَعاَفِر َةَأَرْما َنَأ ُهَتْرَ بْخَأ َةَشِءاَع َنَأ

ِةَبْدَُْا ُ ْلِم ُهَعَم اَََِإَو َ ِ َرُقلا ِْ َ بزلا َنْب ِنََْْرلا َدْعَ ب ُ َدْعَ ب ُتْحَكَن ِّاِإَو ِق َ َ َتَبَ ف َِِقَلَ َةَعاَفِر َنِإ ََِا

ِقُذَتَو ِكَتَلْ يَسُع َقوُذَي َ َح ََ َةَعاَفِر ََِإ ِعِجْرَ ت ْنَأ َنيِديِرُت َكّلَعَل َمَلَسَو ِهْيَلَع ََُا َلَص ََِا ُلوُسَر َلاَق

ُهَتَلْ يَسُع

Artinya:‚Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Ufair ia berkata; Telah

menceritakan kepadaku Al-Laits ia berkata; Telah menceritakan kepadaku ‘Uqail

dari Ibnu Syihab ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Zubair bahwa Aisyah Telah mengabarkan kepadanya bahwa isteri Rifa’ah Al Qurazhi datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,‛Wahai Rasulullah, sesungguhnya Rifa’ah telah menceraikanku dan mengokohkan perceraian denganku. Setelah itu, aku pun menikah dengan Abdurrahman bin Az Zubair Al Qurazhi , dan ternyata kelakiannya hanyalah seperti ujung kain.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:‛Sepertinya kamu ingin

(13)

4

kembali ruju’ dengan Rifa’ah, tidak, hingga laki-laki kedua merasakan madumu dan kamu pun merasakan madunya.‛7

Manakala baiat bermaksud “Berjanji untuk taat”.8

Namun di Malaysia terdapat sebuah partai politik yang membuat aturan

dimana pada aturan tersebut memuat aturan yang melibatkan antara hubungan

suami istri dengan partai tersebut dengan menggunakan dasar dan alasan yang

tertentu. Partai politik yang dimaksudkan penulis adalah Parti Islam Se-Malaysia

(PAS). Partai PAS adalah satu-satunya partai yang secara jelas berteraskan Islam

yang menjadikan Islam sebagai aturan hidup dan memperjuangkan kedaulatan serta

kebebasan rakyat dari penjajah. PAS adalah sebuah partai oposan di Malaysia dan

Partai PAS ditubuhkan pada tahun 1951.9

Dalam aturan/baiat tersebut menetapkan bahwa apabila anggota dari partai

PAS yang berstatus ahli parlimen (anggota legislatif) atau ke atas apabila

meninggalkan partai PAS maka secara otomatis jatuhnya talak tiga atau dalam

istilah syar’i dinamakan sebagai talak ba>in (talak yang tidak boleh dirujuk

kembali)10 terhadap istrinya dan akan dikurangi gaji dari anggota ahli parlimen

tersebut. Peraturan tersebut aslinya sudah lama diaturkan oleh partai tersebut

namun aturan tersebut mulai menjadi isu yang serius pada akhir tahun 2015 apabila

7Muhammad bin Isma>’il Al-Bukha>ri, Sahih Bukhari (Beirut: DAR EL AKER, 1993), No.4856. 8 Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid, Ba’iat Secara Syar’I dan Kebiasaan Tidaklah Diberikan Kecuali Kepada Amirul Mukminin dan Khalifah, dalam http://almanhaj.or.id/243-baiat-secara-syari-dan-kebiasaan-tidaklah-diberikan-kecuali-kepada-amirul-mukminin-dan-khalifah.html, diakses pada 6 Oktober 2016.

9Super User, Sejarah Parti Islam Semalaysia (PAS), dalam http://www.pas.org.my/info/parti/sejarah, diakses pada 30 Maret 2017.

10 Zahazan Mohamed, Soal Jawab A-Z tentang MUNAKAHAT tapi…, 97.

(14)

5

terjadi penubuhan sebuah partai baru yaitu partai Parti Amanah Negara lalu ramai

anggota dari partai PAS yang keluar partai lalu menyertai partai Parti Amanah

Negara sama ada anggota PAS yang berlatar belakang anggota biasa maupun

profesional.11

Aturan tersebut dibuat atas kebijakan pimpinan-pimpinan tertinggi dalam

partai tersebut dengan menggunakan dalil al-Quran maupun As-Sunnah. Namun

aturan tersebut hanya berlaku ke atas anggota atau pimpinan tertinggi dalam partai

seperti anggota yang telah dilantik sebagai ahli parlimen (anggota legislatif) di

suatu kawasan. Talak yang ditetapkan dalam aturan tersebut adalah talak tiga dan

dalam aturan tersebut turut menetapkan gaji anggota DPR tersebut akan dikira

sebagai haram jika meninggalkan partai.12 Aturan tersebut tidak berlaku atas

semua ahli parlimen (anggota legislatif) PAS semua negara bagian di Malaysia.

Namun, aturan tersebut tidak berlaku lagi jika waktu menjadi anggota legislatif

sudah tamat. Antara negara bagian di Malaysia yang menetapkan aturan tersebut

adalah Negeri Kelantan. Yang menjadi isu dan sanggahan dari masyarakat adalah

isi-isi daripada aturan tersebut yang melibatkan urusan politik dengan hubungan

rumah tangga suatu anggota partai dengan terjatuhnya talak tiga terhadap istri jika

anggota PAS yang berstatus anggota legislatif dan ke atas meninggalkan partai.

11Wan Syamsul Amly,‛Bai’ah talak tiga:Tolong pergi Tanya orang PAS-Dr Hatta‛. Astroawani (2 September 2015), 1.

(15)

6

Terdapat pihak yang mengakui dan menerima aturan tersebut dari aspek

hukum Islam-nya. Antara orang yang telah mengakui aturan tersebut adalah salah

seorang dari mufti di Malaysia yaitu mufti dari negara bagian Kelantan.

Sebagaimana yang dikutip Mohamad Hafiz Abd.Mutalib, pihak hakim dari

Mahkamah Syariah Kelantan juga telah mendukung aturan tersebut dengan

menyatakan di koran bahwa setiap ahli parlimen dari partai PAS yang

meninggalkan partai harus ke pengadilan terdekat untuk mengemaskini status

perceraian.13 Namun terdapat banyak juga golongan yang menyanggah dan

membantah pembuatan serta pelaksanaan aturan tersebut sama ada dari golongan

akademis hukum Islam atau mufti-mufti negara bagian lain di Malaysia.

Walaupun begitu, aturan tersebut dibuat oleh PAS bukanlah untuk mengikut

hawa nafsu tetapi berdasarkan dasar dan alasan tertentu. Antara dasar hukum yang

digunakan adalah dengan menafsirkan ayat daripada Surah al-Fath ayat 10:

اَِِ ََْوَأ ْنَمَو ِهِسْفَ ن ىَلَع ُثُكْنَ ي اَََِإَف َثَكَن نَمَف ْمِهيِدْيَأ َقْوَ ف ََِاُدَي َََا َنوُعِياَبُ ي اَََِإ َكَنوُعِياَبُ ي َنيِذَلا َنِإ

اًميِظَع اًرْجَأ ِهيِتْؤُ يَسَف َََا ُهْيَلَع َدَاَع

Artinya:‛ bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar.‛ 14

13Mohamad Hafiz Abd.Mutalib,‛Sah gugur talak tiga Hatta dan isteri‛, dalam

www.utusan.com.my/berita/politik/sah-gugur-talak-tiga-hatta-dan-isteri-1.131117, diakses pada 3 September 2016.

14 Departemen Agama, 512.

(16)

7

Selain itu dasar hukum Islam yang digunakan adalah dengan menyatakan

mazhab Hanafi membenarkan baiat tersebut dan dikukuhkan lagi dengan dasar

sebuah hadis mengenai Saidina Usman yang pada ketika itu rumahnya lagi

dikepung oleh para musuh Islam lalu beliau berbaiat. Dasar yang digunakan PAS

juga adalah dengan menafsirkan peristiwa Perjanjian Aqabah pertama dan kedua.

Setelah peneliti melihat bahwa aturan tersebut menjadi perdebatan

khususnya pada ahli akademis lalu menyebabkan berbagai perpecahan antara

anggota suatu partai dengan anggota partai lain dan berkembangnya salah faham

serta fitnah terhadap aturan tersebut oleh karena tiada dalil yang jelas dari

Al-Quran dan As-Sunnah yang membenarkan atau melarang pelaksanaan aturan

tersebut maka peniliti mengangkat judul ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Peraturan Baiat Jatuh Talak Tiga Ketika Keluar Partai PAS (Parti Islam

Se-Malaysia).

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi masalah

Setelah menjelaskan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di

atas, selanjutnya bisa diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:

a. Pertentangan pandangan antara mufti-mufti di Malaysia mengenai

peraturan yang telah ditetapkan oleh partai PAS.

b. Pernyataan daripada Ketua Mahkamah Syariah di Kelantan, Malaysia yang

menyatakan setiap ahli parlimen dari partai PAS yang telah keluar partai

(17)

8

agar segera ke pengadilan agama yang berhampiran untuk mengemaskini

status hubungan dengan istri masing-masing.

c. Jenis talak yang jatuh kepada istri anggota yang meninggalkan partai.

d. Dasar ataupun dalil-dalil yang jarang sekali ditetapkan dan digunakan

dalam undang-undang hukum Islam dalam menetapkan aturan baiat

tersebut.

e. Perbedaan peraturan baiat di antara negeri-negeri di Malaysia.

2. Batasan masalah

Dalam sebuah penelitian, tidak mudah untuk meneliti semua

permasalahan, maka dari itu peneliti dalam setiap penelitiannya perlu

membatasi masalah yang akan diteliti. Jadi dengan adanya batasan masalah,

maka yang diteliti adalah hanya masalah-masalah tertentu saja.

Adapun masalah-masalah yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu:

a. Dasar hukum yang digunakan partai tersebut dalam menetapkan peraturan

baiat talak tiga terhadap istri.

b. Tinjauan hukum Islam terhadap baiat talak tiga.

C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah dasar hukum di sebalik peraturan baiat jatuh talak 3 ketika

meninggalkan partai PAS di Malaysia?

2. Bagaimana relevansi dasar hukum peraturan baiat jatuh talak 3 ketika

meninggalkan partai PAS di Malaysia?

(18)

9

D. Kajian Pustaka

Setelah peneliti melakukan kajian pustaka, peneliti menjumpai hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang mempunyai sedikit

relevansi dengan penelitian yang sedang peniliti lakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Skripsi yang ditulis Siti Aminah yang berjudul ‛Talak di Luar Sidang dan

Hubungannya dengan UU No.1 Tahun 1974 serta Proses Penyelesaian

Perceraian di Pengadilan Jepara‛. Skripsi ini menjelaskan bahwa talak diluar

sidang yang diajukan perkaranya dapat diterima dan diproses tetapi jika tidak

diajukan maka Pengadilan menolak talak tersebut.15

2. ‘Fenomena Talak Tiga di Pengadilan Agama Surabaya pada tahun 2005 oleh

Sampurno (skripsi) tahun 2006. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

latar belakang munculnya talak tiga di Surabaya sangatlah kompleks

diantaranya sebagai berikut: krisis moral, meninggalkan kewajiban suami istri,

perbedaan status pendidikan maupun moral. Dalam penelitiannya dapat

diketahui bahwa krisis moral merupakan hal yang sangat mendominasi faktor

terjadinya talak tiga di Surabaya. Sedangkan yang menjadi fenomena talak tiga

adalah tidak adanya pengertian antara kedua pasangan sehingga

mempertahankan ego serta kurangnya pemahaman tentang hakikat dari sebuah

pernikahan.16

15 Siti Aminah, ‚Talak di Luar Sidang dan Hubungannya dengan UU No. 1 Tahun 1974 serta Proses Penyelesaian Perceraian di Pengadilan Jepara‛, (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya 2013).

(19)

10

3. Studi Komparasi Imam Syafi’I dan Ibnu Hazm tentang Talak Bid’i yang ditulis

oleh Mulyono. Peneliti menyatakan bahwa persamaan pemikiran Imam Syafi’I

dan Ibnu Hazm adalah talak pada saat haid dan talak pada saat suci tapi tidak

dicampuri. Adapun perbedaanya menurut Imam Syafi’i talak bid’i itu sah,

sedangkan menurut Ibnu Hazm talak bid’i itu tidak sah. Faktor-faktor yang

melatarbelakangi pemikiran mereka adalah faktor pemahaman mereka terhadap

nash tentang talak dan kondisi sosial pada saat mereka hidup‛.17

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penelitian yang dilakukan

dalam skripsi ini adalah primer dan sama sekali belum pernah diteliti. Adapun

penelitian terdahulu yang pernah dilakukan hanya mengupas mengenai talak

tiga secara umum dan tidak terkait dengan baiat yang disertakan talak tiga di

dalamnya.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian penulisan masalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dasar hukum yang digunakan partai PAS dalam

menetapkan aturan tersebut.

2. Untuk mengetahui relevansi dasar hukum peraturan baiat talak tiga jika

meninggalkan partai PAS di Malaysia.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memiliki nilai kegunaan sebagai berikut:

17Mulyono,‛ Studi Komperatif Imam Syafi’I dan Ibnu Hazm Tentang Talak Bid’I ,.(SkripsiIAIN

(20)

11

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya pengembangan khazanah pengetahuan khususnya

pengembangan khazanah pengetahuan Islam dan menambah wawasan pembaca

pada umumnya, dan khususnya bagi ahli akademis dan mahasiswa yang

berkecimpung dalam bidang ahwal al-syakhsiyah yang berkaitan dengan

masalah talak.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan untuk:

a. Penelitian ini bermanfaat dalam rangka mengetahui secara mendalam

perkara yang terkait dengan talak.

b. Memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada rakyat Malaysia

khususnya dan untuk khazanah keilmuan Islam pada umumnya mengenai

hukum peraturan baiat talak tiga terhadap istri jika meninggalkan suatu

partai.

c. Sebagai dasar bagi bagi penelitian selanjutnya dalam mengkaji penelitian

yang mempunyai relevansi dengan skripsi ini.

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang perlu didefinisikan

secara jelas agar tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda. Adapun

istilah-istilah tersebut adalah:

1. Baiat, bermaksud pelantikan secara resmi, pengangkatan atau pengucapan

sumpah setia kepada imam (pemimpin).

(21)

12

2. Talak, bermaksud perceraian antara suami dan istri atau lepasnya ikatan

perkawinan dengan lafal yang tertentu.18

3. Parti Islam Se-Malaysia, bermaksud salah satu partai di Malaysia yang secara

jelas memperjuangkan Islam dan menjadikan hukum Islam sebagai pedoman

dan merupakan salah satu partai oposan.19

4. Hukum Islam, yang bermaksud ketetapan yang berkaitan dengan perbuatan

mukallaf sama ada yang berkaitan dengan ketetapan secara pasti ataupun

pilihan.20 Dalam penelitian ini, peneliti kaitkan dengan fikih-fikih dari empat

mazhab yang masyhur yaitu mazhab Hanafi, mazhab Malik, mazhab Syafi’i

dan mazhab Ahmad.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, diharapkan dapat memperjelas arah

pembahasan tentang masalah baiat talak tiga yang terjadi di Malaysia, yang mana

baiat tersebut menetapkan bahwa jika seorang anggota partai tersebut yang

berstatus ahli parlimen atau ke atas meninggalkan partai maka terjatuhlah talak

tiga terhadap istrinya.

H. Metode Penelitian

1. Data yang dikumpulkan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti tunjukkan di atas, maka

18Zahazan Mohamed,

Soal Jawab A-Z tentang MUNAKAHAT…,90. 19Super User, Sejarah Parti Islam Semalaysia (PAS)…, dalam

http://www.pas.org.my/info/parti/sejarah.

20 Mujiburrahman, Pengertian Hukum Islam, dalam

http://www.studihukum.wordpress.com/2013/07/22/pengertian-hukum-islam/, diakses pada 30 Maret 2017.

(22)

13

yang dapat dihimpun meliputi:

a. Data mengenai alasan-alasan yang melatar belakangi ‚Aturan Baiat Talak

Tiga Jika Meninggalkan Partai PAS‛.

b. Data mengenai partai Parti Islam Se Malaysia sama ada dari objektif

penubuhan, perjuangannya, prinsip partai dan sosial.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data primer dan

sekunder yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Sumber Primer

Adalah data yang bersifat utama dan penting yang memungkinkan untuk

mendapatkan sejumlah informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan

penelitian. Yakni melakukan wawancara dari kantor Partai Islam Se

Malaysia.

b. Sumber Sekunder

Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa

bukti, catatan atau laporan historis mengenai aturan baiat dalam partai

PAS telah ditetapkan dan yang telah tersusun dalam arsip (data

dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu

(23)

14

penelitian. Pengumpulan data ialah proses pengadaan data untuk keperluan

penelitian. Untuk memudahkan proses pengumpulan data, maka digunakan

metode-metode penunjang yang terkait dalam kegiatan penelitian ini.

Metode-metode tersebut adalah Metode-metode wawancara dan dokumentasi.

a. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan

berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada

si peneliti.

Dengan wawancara peneliti akan memahami lebih mendalam hal-hal

tentang subjek penelitian dalam menginterpretasikan situasi atau

fenomena yang terjadi, hal ini tidak biasa ditemukan kecuali dengan

wawancara.

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab

yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan dalam tujuan

penelitian, dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait, seperti: hakim

Mahkamah Syariah (hakim Pengadilan Agama), mendapatkan informasi

dari kantor partai Parti Islam Se-Malaysia(PAS), tokoh agama

masyarakat. Sehingga peneliti memperoleh informasi tentang siapa saja

yang telah ditalak hasil dari aturan baiat dan memperoleh informasi

mengenai hukum dari aturan tersebut.

(24)

15

b. Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan daripada ulama-ulama Islam terkait dengan

talak, transkrip, buku, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya.

Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini, peneliti mendapatkan

dokumen berupa:

a. Beberapa dokumen yang terkait dengan peraturan baiat talak tiga

tersebut daripada partai PAS.

b. Lembaran-lembaran koran dan artikel daripada kementerian yang

turut memberi pandangan terkait hukum daripada peraturan baiat

tersebut.

c. Beberapa buku ataupun kitab yang membahaskan mengenai talak

secara detail.

4. Teknik pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data yang diperoleh dengan

memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang meliputi

kesesuaian, keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian, kejelasan

serta relevansinya dengan permasalahan.

(25)

16

b. Organising, yaitu mengatur dan menyusun data sedemikian rupa sehingga

dapat memperoleh gambaran yang sesuai dengan rumusan masalah.

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini

adalah teknik deskriptif yang bermaksud dengan teknik ini yaitu

menggambarkan secara sistematis segala fakta aktual yang dihadapi dengan

mengemukakan dari mulai kemudian dianalisis sehingga memberikan

pemahaman yang konkrit mengenai perkara tesebut untuk kemudian ditarik

kesimpulan. Dalam hal ini dengan mengemukakan pendapat empat mazhab

mengenai talak battah dan talak yang dilakukan secara taklik serta hukum dari

aturan tersebut menurut perspektif hukum Islam.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Bab Pertama adalah pendahuluan. Bab ini mengurai tentang latar belakang

masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,

tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode

penelitian serta sistematika penulisan.

Bab Kedua merupakan kerangka konseptual yang terdiri atas tinjauan

umum tentang talak yang meliputi Pengertian Talak, Rukun dan Syarat Talak,

Perkara Terkait Dengan Baiat, Pendapat Ulama Mengenai Talak Tiga yang

Diucapkan Satu Lafal dan Satu Waktu serta Talak yang Dilakukan Secara Taklik.

(26)

17

Bab Ketiga merupakan bab yang memuat mengenai latar belakang partai

PAS serta objektif perjuangannya. Seterusnya adalah mengenai prinsip-prinsip

mengenai partai PAS dan dasar yang digunakan PAS dalam menetapkan

peraturan Baiat Talak Tiga PAS.

Bab Keempat merupakan kajian analisis atau jawaban atas rumusan

masalah dalam penelitian ini. Yakni menjelaskan dasar hukum yang digunakan

oleh partai PAS dalam menerapkan aturan jatuh talak tiga jika keluar partai

tersebut dan menjelaskan perspektif hukum Islam terhadap aturan yang telah

diatur oleh partai PAS tersebut.

Bab Kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

yang mana bisa dibuat untuk koreksian dan untuk lebih baik aturan hukum yang

dicipta pada masa kedepannya. Karena kesimpulan dan saran bisa di ambil dari

hasil analisis data yang telah dilakukan.

(27)

18 BAB II

PERKARA YANG TERKAIT DENGAN BAIAT DAN TALAK

A. Perkara Yang Terkait Dengan Baiat

1. Pengertian Baiat

Baiat menurut Ibnu Khaldun adalah ‚berjanji untuk taat, yaitu seseorang

berjanji setia kepada pemimpinnya dan menyerahkan pandangan kepadanya

dalam permasalahan dirinya dan kaum muslimin, tidak menyalahinya dalam

urusan apapun serta mentaatinya dalam dalam hal-hal yang disanggupinya sama

ada sulit atau senang.

Apabila mereka yang mau berbaiat pemimpinnya, maka mereka meletakkan

tangan-tangan mereka di atas tangannya sebagai penegasan janji, seperti yang

dilakukan antara seorang penjual dengan seorang pembeli, yaitu saling menjabat

tangan.‛1

2. Dalil-dalil Mengenai Baiat

a. Firman Allah dalam Surah al-Mumtahanah ayat 12,

َنْلُ تْقَ ي َََو َنِنْزَ ي َََو َنْقِرْسَي َََو اًئْ يَش ََِاِِ َنْكِرْشُي ََ نَأ ىَلَع َكَنْعِياَبُ ي ُتَنِمْؤُما َكَءآَج اَذِإ َِِنلا اَه يَََ

َنََُْرِفْغَ تْساَو َنُهْعِياَبَ ف ٍفوُرْعَم ِِ َكَنيِصْعَ ي َََو َنِهِلُجْرَأَو َنِهيِدْيَأ َْنَ ب ُهَنيََِْفَ ي ٍناَتْهُ بِب َنِتََْ َََو َنُ َدَلْوَأ

َنِإ َََا

ُميِحَر ُروُفَغ َََا

Artinya‛ Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk Mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak

1Ilham Kurniawan,‛Perlukah Berbaiat di Zaman Sekarang?‛, dalam

https://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/perlukan-berbai-at-di-zaman-sekarang-ini.htm#.WN2rcaI3rIW, diakses pada 31 Maret 2017.

(28)

19

akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat Dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, Maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.2

b. Dalil dari hadis

ِةَرَجَشلا َتََْ َمَلَسَو ِهْيَلَع َُّا ىَلَص ََِِنلا اَنْعَ يَِ َلاَق َةَمَلَس ْنَع ٍدْيَ بُع َِِأ ِنْب َديِزَي ْنَع ٍمَصاَع وُبَأ اَنَ ثَدَح

ِااَللا َِِو َلاَق ِلَوَْاا ِِ ُتْعَ يَِ ْدَق ََِا َلوُسَر َ ُتْلُ ق ُ ِياَبُ ت َََأ ُةَمَلَس َ ِ َلاَقَ ف

Telah menceritakan kepada kami Abu A’s}im dari Yazid bin Abu U’baid dari Salamah mengatakan, kami berbaiat kepada Rasulullah SAW dibawah pohon, lantas Nabi mengatakan:‛Hai Salamah, tidaklah engkau berbaiat?‛Saya sudah

pada baiat yang pertama ya Rasulullah’ Jawabku. Maka Rasulullah

menjawab:‛lakukanlah juga pada baiat yang kedua!‛3

3. Jenis-jenis Baiat Dalam Islam

a. Baiat kepada penguasa muslim

b. Baiat kepada orang yang bertaqwa, pada awalnya baiat jenis ini dilakukan oleh

kaum sufi.4

4. Hukum Berbaiat

Berbaiat untuk melakukan amal s}alih dibolehkan namun baiat tersebut tidak

terlalu kuat dan mengikat antara individu yang berbaiat tersebut. Terdapat

pendapat dalam mazhab Hanafi yang terkait dengan baiat. Yaitu ‚seseorang

memberikan baiat kepada syeikh. Di saat yang bersamaan dia memberikan baiat

kepada syeikh yang lain. Dari dua perjanjian itu manakah yang mengikat? Mereka

menjawab bahwa tidak ada satu pun yang mengikatnya. Hal itu benar.‛ Dari

2Departemen Agama, 551.

(29)

20

pendapat tersebut dapat difahami bahwa setiap baiat yang dibuat bersifat tidak

terlalu mengikat.

Said Hawwa juga telah memberi pendapat tentang perkara ini. Beliau

berkata ‛Zaman sekarang tahta khalifah telah tiada. Para fuqaha mazhab Syafi’i

telah menulis bahwa dalam keadaan seperti ini hukum khilafah diberikan kepada

orang yang paling alim di zamannya. Sementara mazhab Hanafi berprinsip bahwa

seseorang tidak dianggap khalifah kecuali setelah seluruh perintahnya dipatuhi,

yakni setelah kekuasaan eksekutif dimiliki. Sebelum hal ini terwujud, maka baiat

yang diakui hanyalah baiat amal.‛5

Baiat tidak wajib dilakukan oleh setiap muslim namun demikian baiat boleh

dilakukan oleh seseorang yang ingin memperjuangkan Islam dan kaum muslimin

sebagai tanda keseriusan. Namun hendaklah seseorang itu memahami secara baik

kepada siapa dia berbaiat dan hendaklah baiat tersebut dilakukan atas dasar ilmu

dan pemahaman bukan atas dasar hawa nafsu dan emosional. Ketika seseorang

memberikan baiat kepada seorang pemimpin dalam suatu jamaah maka ia

diharuskan mentaati dalam amal-amal kebaikan dan ketaatan kepada Allah.

Namun ketaatan tersebut tidak boleh dilakukan dengan taqli>d atau tanpa ilmu.

Setiap ketaatan hanya kepada Allah dan Rasul dan yang lainnya dibolehkan

namun tidak boleh melebihi ketaatan kepada Allah dan Rasul.

(30)

21

5. Baiat Pada Masa Rasulullah SAW

a. Baiat Ridhwan yaitu baiat untuk tidak lari dari medan pertempuran.

b. Baiat dalam bentuk ikatan janji untuk melakukan suatu amal, yaitu baiat ketika

di perang Yarmouk.

c. Baiat meminta perlindungan seperti yang dilakukan saat baiat di ‘Aqabah.

d. Baiat masuk Islam yang mengharuskan seseorang untuk tunduk kepada hukum

Islam.

B. Perkara Yang Terkait Dengan Talak

1. Pengertian Talak

Secara etimologi, talak adalah ‘melepaskan’ dan ‘memberi solusi’.

Dikatakan,

َ ِسَْاا َتْقَلْ َأ

‘engkau melepaskan tawanan’, jika tawanan itu

engkau lepaskan, dan engkau melepaskannya

اََِاَقِع ْنِم َةَقاَنلا َتْقَلْ َأ َو

‘engkau

melepaskan unta dari kendalinya’;engkau biarkan ia merumput sesukanya.

ُةَباَد

َ َلاَ

‘binatang yang lepas’: dilepaskan tanpa tali pengekang.6

Secara terminologi, talak adalah melepaskan ikatan pernikahan dengan

lafal talak dan sejenisnya.

2. Dalil Pensyariatan Talak

(31)

22

Asal pensyariatan talak adalah al-Quran, As-Sunnah dan ijma’. Adapun

yang berasal dari al-Quran adalah firman Allah SWT.

َنُوُمُتْ يَ تاَء اَِ وُذُ ْئَ ت نَأ ْمُكَل َِ َََو ٍناَسْحِِ ُييِرْسَت ْوَأ ٍفوُرْعَِِ ُكاَسْمِإَف ِنَ َرَم ُ َلَطلا

نَأ ََِإ اًئْ يَش

َكْلِت ِهِب ْتَدَتْ فا اَميِف اَمِهْيَلَع َحاَنُج َ َف ََِا َدوُدُح اَميِقُي َََأ ْمُتْفِخ ْنِ َف ََِا َدوُدُح اَميِقُي َََأ آَفاَََ

َنوُمِلَظلا ُمُ َكِئَل ُ َف ََِاَدوُدُح َدَعَ تَ ي نَمَو اَوُدَتْعَ ت َ َف ًَِاُدوُدُح

Artinya:‛ Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.‛(Surah al-Baqarah:229)7

َنِِِوُيُ ب نِم َنُوُجِرُْ ََ ْمُكَبَر َََا اوُقَ تاَو َةَدِعْلا اوُصْحَأَو َنَِِِدِعِل َنُوُقِّلَطَف َءآَسِّنلا ُمُتْقَلَ اَذِإ َِِنلا اَه يَََ

ىِرْدَت ََ ُهَسْفَ ن َمَلَ ْدَقَ ف ََِا َدوُدُح َدَعَ تَ ي نَمَو ََِا ُدوُدُح َكْلِتَو ٍةَنِّيَ بَم ٍةَشِحاَفِب َنِتََْ نَأ ََِإ َنْجُرََْ َََو

اًرْمَأ َكِلاَذ َدْعَ ب ُثِدُْ َََا َ َعَل

Artinya:‛Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru‚(Surah at-Thalaq:1)8

Adapun menurut ijma>’, para ulama telah sepakat tentang pensyariatan talak

dan tidak ada seorang pun yang mengingkarinya.9

7Departemen Agama, 36.

8

Departemen Agama, 558.

(32)

23

3. Jenis-Jenis Ungkapan Talak

Talak ada tiga jenis, dengan ungkapan yang berbeda-beda.

a. Talak dengan menggunakan ungkapan yang jelas dan tidak jelas terbagi

menjadi dua: talak s}ari>h dan talak kina>yah.

b. Talak dengan melihat keadaan isteri: suci atau sedang haid, dewasa atau

anak-anak, terbagi menjadi: talak bid’ah, talak sunnah, dan talak yang tidak

dianggap sunnah maupun bid’ah.

c. Talak dengan adanya penggantian harta atau tanpa penggantian harta, terbagi

menjadi: khuluk dan talak biasa.

3) Talak Berdasarkan Ucapan

Apabila memerhatikan ucapan yang digunakan untuk menunjukkan

talak, adakalanya lafal-lafal tersebut memiliki petunjuk yang pasti

mengenai talak, yang tidak terkandung ucapan lain di dalamnya. Lafal-lafal

seperti ini dinamakan lafal yang jelas (s}ari>h). Adakalanya tidak ada lafal

yang menunjukkan kepada lafal talak, yang terkandung hanya ucapan selain

talak. Maka, lafal-lafal yang demikian dinamakan dengan lafal kina>yah

‘sindiran’.

i) Talak S}ari>h (secara jelas)

(33)

24

Talak s}ari>h adalah talak yang lafal lahirnya hanya ada lafal talak.

Lafal-lafalnya ada tiga jenis yaitu

ُق َ َ

َال

talak

,

ُحاَرَسلّا

‘lepas’, dan

ُقاَرَفْلَا

‘pisah’ serta segala derivasi dari kata-kata tersebut.

Misalnya, orang yang mengatakan,’Engkau ditalak’, Engkau tidak

ada hubungan lagi’,‛Aku telah memisahkanmu‛, atau ‚Aku telah

melepaskanmu‛.

Semua kata-kata ini jelas menunjukkan kepada talak karena banyak

didapatkan dalam hukum Islam, dan pengulangan kata-kata tersebut dalam

al-Quran yang bermakna talak.10

Allah SWT berfirman:

َنِِِوُيُ ب نِم َنُوُجِرُْ ََ ْمُكَبَر َََا اوُقَ تاَو َةَدِعْلا اوُصْحَأّو َنَِِِدِعِل َنُوُقِّلَطَف َءآَسِّنلا ُمُتْقَلَ اَذِإ َِِنلا اَه يَََ

ىِرْدَت ََ ُهَسْفَ ن َمَلَ ْدَقَ ف ََِا َدوُدُح َدَعَ تَ ي نَمَو ََِا ُدوُدُح َكْلِتَو ٍةَنِّيَ بَم ٍةَشِحاَفِب َنِتََْ نَأ ََِإ َنْجُرََْ َََو

اًرْمَأ َكِلاَذ َدْعَ ب ُثِدُْ َََا َ َعَل

Artinya:‛ Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.(Surah ath-Thalaq: 1)11

10Mustapha al-Bugha, Mustapha al-Khann, Terjemahan Fikih Manhaji…, 710. 11Departemen Agama, 558.

(34)

25

ً يََِ اًحاَرَس َنُكْحِّرَسُأَو َنُكْعِّتَمُأ َْنَلاَعَ تَ ف اَهَ تَ نيِزَو اَيْ ندلا َةوَيَْْا َنْدِرُت َُ ْ نُك نِإ َكِجاَوْزَِّا ُق َِِنلا اَه يَََ

Artinya:‛ Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, Maka Marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.(Surah al-Ahzab: 28)12

َةَداَهَشلا اوُميِقَأَو ْمُكْنِّم ٍلْدَع ْىَوَذ اوُدِهْشَأَو ٍفوُرْعَِِ َنُوُقِراَف ْوَأ ٍفوُرْعَِِ َنُوُكِسْمَ َف َنُهَلَجَأ َنْغَلَ ب اَذِإَف

اًجَرََْ ُهَل َعََْ َََا ِ َتَ ي نَمَو ِرِخَْاا ِمْوَ يْلاَو ََِِِ ُنِمْؤُ ي َناَك ْنَم ِهِب ُظَعوُي ْمُكِلاَذ َ ِهِلا

Artinya:‛Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.‛(Surah ath-Thalaq: 2)13

Yang termasuk ungkapan talak s}ari>h} adalah terjemahan kata dengan

bahasa ‘ajam (non-Arab) karena terkenalnya penggunaan bahasa ini di

lingkungan penggunannya, seperti keinginan menggunakan bahasa Arab pada

penuturnya.

ii) Talak Kina>yah

Talak kina>yah adalah setiap kata yang mencakup kata talak dan lainnya,

tetapi secara sindiran. Bukan secara jelas. Sedangkan kata-katanya banyak

sekali,seperti ungkapan:

‘Kamu sendiri tanpa aku’,’Kamu terpisah dariku’,’Hubungan terputus

dariku’,’Mengasinglah dariku’,’Talimu pada lehermu’,’Kamu haram

bagiku.’Semua kata-kata ini dan masih banyak lainnya dianggap sebagai

(35)

26

sindiran (kina>yah) yang menunjukkan pada makna talak karena mencakup

makna talak atau lainnya.14

i. Hukum Kata S{ari>h} Dan Kina>yah

Talak dengan kata yang s}ari>h} itu sah, baik menggunakan niat ketika

mengucapkan ataupun tidak karena kata yang jelas dan menunjukkan kepada

makna talak secara pasti, tidak lagi membutuhkan niat ketika

mengucapkannya.

Adapun kata kina>yah, meskipun kata itu sudah dikenal pada perkataan

orang banyak sebagai ucapan talak seperti,’Engkau haram bagiku’, maka

talak tidak terjadi dengan perkataan itu, kecuali jika suami bermaksud

mentalak dengan ucapan tersebut. Jadi, apabila ucapan tersebut ada maksud

lain selain talak, atau tidak ada maksud apa pun dengan ucapan itu, maka

ucapan tersebut tidak menyebabkan apa-apa.15

Hal ini menunjukkan bahwa ucapan seperti ’Kembalilah kepada

keluargamu’ tidak menyebabkan terjadinya talak kecuali dengan niat.

4. Jenis-Jenis Talak Secara Umum

Talak yang diakui di dalam Islam ada dua yaitu talak raj’i> dan talak ba>in.

Sementara itu, talak ba>i>n dibagi menjadi dua yaitu ba>in sughra> dan ba>in kubra>.16

a. Talak Raj’i>

14Zahazan Mohamed, Soal Jawab A-Z tentang Munakahat tapi Anda Tiada Tempat Untuk Bertanya. (Kuala Lumpur: Telaga Biru, 2011), 92.

15Ibid, 92.

(36)

27

Talak raj’i> atau talak satu dan dua adalah talak yang dijatuhkan oleh

seorang suami kepada istrinya yang sudah digauli, tanpa diberikan harta

kompensasi oleh suami dan sebelumnya, sang suami sama sekali belum pernah

menjatuhkan talak kepada istrinya atau baru sekali menjatuhkan talak

kepadanya. Tetapi jika sang suami belum pernah menggauli istrinya atau

menjatuhkan talaknya karena ada harta kompensasi dari sang istri, atau

talaknya sudah talak yang ketiga, maka talak tersebut disebut talak ba>i>n.17

Dalil perkara ini adalah firman Allah SWT:

َنُوُمُتْ يَ تاَء آَِ وُذُ ْئَ ت ْنَأ ْمُكَل َِ َََو ٍناَسْحِِ ُييِرْسَت ْوَأ ٍفوُرْعَِِ ُكاَسْمِإَف ِنَ َرَم ُ َلَطلا

ْنَأ ََِإ اًئْ يَش

َكْلِت ِهِب ْتَدَتْ فا اَميِف اَمِهْيَلَع َحاَنُج َ َف ََِا َدوُدُح اَميِقُي َََأ ْمُتْفِخ ْنِ َف ََِا َدوُدُح اَميِقُي َََأ آَفاَََ

َنوُمِلَظلا ُمُ َكِئَل ُ َف ََِا َدوُدُح َدَعَ تَ ي نَمَو اَوُدَتْعَ ت َ َف ًَِا ُدوُدُح

Artinya:‛ Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan

cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar

hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.‛(Surah al

-Baqarah:229)18

Talak raj’i> tidak mencegah suami untuk menggauli istrinya, karena

talak itu tidak menggugurkan akad nikah dan tidak menghilangkan hak

kepemilikan suami terhadap istrinya. Talak ini juga tidak berpengaruh

(37)

28

terhadap pembebasan istri sepenuhnya karena meskipun talak raj’i> merupakan

sebab berpisahnya suami istri, ia tidak akan berpengaruh selama sang istri

masih dalam ‘iddah. Maka suami boleh meruju’ istrinya.19

b. Talak Ba>in.

Talak bai>n adalah talak yang ketiga, talak yang dijatuhkan sebelum

suami istri besenggama dan talak yang dijatuhkan karena ada tebusan. Talak

bai>n dibagi menjadi dua yaitu talak ba>in sugra> dan talak ba>in kubra>.

i) Talak Ba>in Sugra>

Talak ba>in sugra> adalah talak yang kurang dari tiga talak. Talak ini

dapat menggugurkan akad nikah. Keduanya tidak saling mewarisi jika salah

satu meninggal ketika masa ‘iddah belum habis. Apabila suami ingin kembali

kepada istrinya yang sudah ditalak dengan ba>in sugra>, dia harus kembali

dengan akad dan mahar yang baru.

ii) Talak Ba>in Kubra>

Talak ba>in kubra> adalah talak yang ketiga. Hukumnya sama seperti

hukum talak ba>i>n su>gra> namun pada talak ba>in kubra> mantan suami tidak

boleh kembali kepada istrinya kecuali setelah dia menikah dengan suami lain

dengan nikah yang benar dan sah, dan suami yang kedua pun

menyetubuhinya. Kemudian istrinya bercerai dengan suami yang kedua serta

(38)

29

habis dari masa ‘i>ddah lalu istrinya menikah kembali dengan suami yang

pertama dengan akad nikah dan mahar yang baru.20

ََِ َ َف اَهَقَلَ ْنِإَف

نِإ آَعَجاَرَ تَ ي نَأ آَمِهْيَلَع َحَانُج َ َف اَهَقَلَ ْنِإَف ُ َرْ يَغ اًجْوَز َيِكْنَ ت َ َح ُدْعَ ب نِم ُهَل

َنوُمَلْعَ ي ٍموَقِل اَهُ نَ يَ بُ ي ََِا ُدوُدُح َكْلِتَو ََِا َدوُدُح اَميِقُي نأ آَنَ

Artinya‛ Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua), Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga Dia kawin dengan suami yang lain. kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.‛(Surah al-Baqarah:230)21

5. Hukum Talak

Dengan memiliki kemaslahatan atau kemudaratannya, maka hukum talak ada

empat:

a. Wajib, yaitu apabila terjadi perselisihan antara suami istri sedangkan dua

hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu supaya

keduanya bercerai.

b. Sunat, apabila suami tidak sanggup lagi membayar dan mencukupi

kewajibannya (nafkahnya), atau perempuan tidak menjaga kehormatan dirinya.

c. Haram, dalam dua keadaan. Pertama, menjatuhkan talak sewaktu si istri dalam

keadaan haid. Kedua, menjatuhkan talak sewaktu suci yang telah

dicampurinya dalam waktu suci itu.22

20Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam…,222. 21Departemen Agama, 36.

(39)

30

6. Talak Berdasarkan Keadaan Istri

Talak berdasarkan keadaan istri dibagi menjadi tiga: talak sunnah, talak bid’ah,

dan talak yang bukan sunnah atau bid’ah.

a. Talak Sunnah

Talak sunnah itu diperbolehkan dan dapat terjadi. Talak jenis ini adalah

bentuk yang sesuai dengan ajaran-ajaran syari>’at mengenai tata cara talak yang

ada pada pernikahan, dan harus mutlak seperti ini, baik sang suami

menjatuhkan talak satu atau menjatuhkan talak tiga sekaligus.23 Disunnahkan

membatasinya dengan talak satu atau talak dua dalam masa suci yang pertama,

supaya dimungkinkan rujuk apabila suami menyesal.

Dalil tentang talak sunnah adalah firman Allah SWT:

َنِِِوُيُ ب نِم َنُوُجِرُْ ََ ْمُكَبَر َََا اوُقَ تاَو َةَدِعْلا اوُصْحَأّو َنَِِِدِعِل َنُوُقِّلَطَف َءآَسِّنلا ُمُتْقَلَ اَذِإ َِِنلا اَه يَََ

ىِرْدَت ََ ُهَسْفَ ن َمَلَ ْدَقَ ف ََِا َدوُدُح َدَعَ تَ ي نَمَو ََِا ُدوُدُح َكْلِتَو ٍةَنِّيَ بُم ٍةَشِحاَفِب َنِتََْ نَأ ََِإ َنْجُرََْ َََو

اًرْمَأ َكِلاَذ َدْعَ ب ُثِدُْ َََا َ َعَل

Artinya:‛Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru‚(Surah at-Thalaq:1)24

23A. Rahman I. Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2002), 229.

24

(40)

31

Maksudnya, pada waktu yang disyariatkan dalam ‘iddah, yaitu masa suci

karena masa haid tidak dihitung dari masa ‘iddah.

b. Talak Bid’i

Sesungguhnya talak bid’ah itu diharamkan, tetapi talak itu dapat terjadi,

dan tentunya suami mendapat dosa karena tidak sesuai dengan bentuk yang

disyari>’atkan pada talak yang terdapat dalam firman Allah SAW:

َنِِِوُيُ ب نِم َنُوُجِرُْ ََ ْمُكَبَر َََا اوُقَ تاَو َةَدِعْلا اوُصْحَأّو َنَِِِدِعِل َنُوُقِّلَطَف َءآَسِّنلا ُمُتْقَلَ اَذِإ َِِنلا اَه يَََ

ىِرْدَت ََ ُهَسْفَ ن َمَلَ ْدَقَ ف ََِا َدوُدُح َدَعَ تَ ي نَمَو ََِا ُدوُدُح َكْلِتَو ٍةَنِّيَ بُم ٍةَشِحاَفِب َنِتََْ نَأ ََِإ َنْجُرََْ َََو

اًرْمَأ َكِلاَذ َدْعَ ب ُثِدُْ َََا َ َعَل

Artinya:‛Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, Maka Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. kamu tidak mengetahui barangkali Allah Mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru‚(Surah at-Thalaq:1)25

Dan disunnahkan bagi suami untuk merujuk kembali, sebagaimana hadis

dari Abdullah bin Umar r.a. bahwasanya dia menceraikan istrinya, sedangkan

ia dalam masa haid.26 Ini terjadi pada masa Rasulullah SAW.

Maksudnya, supaya suami meninggalkannya setelah rujuk hingga ia suci,

dan ketika itu dapat terjadi talak satu jika ia mau. Lalu, apabila perempuan itu

haid, lalu suci, maka jika ia mau ia bisa menjatuhkan talak berikutnya. Apabila

ia suci untuk yang kali ketiga kalinya, maka perhatikanlah: apabila ia mau, ia

25

(41)

32

dapat kembali setelah merujuknya, dan apabila ia tidak mau, ia dapat

menjatuhkan talak ketiga, dan karena itu perempuan tersebut telah berpisah

dari suaminya.

7. Syarat Sah Terjadinya Talak

a. Tetapnya akad nikah

Talak seorang lelaki kepada seorang wanita yang belum dinikahi tidak

akan terjadi, juga pada wanita yang akan dinikahi, baik dengan cara langsung

atau digantungkan. Misalnya, seorang lelaki yang mengatakan kepada seorang

wanita yang belum dinikahi, ‚maka kamu aku talak‛.27

Dalil mengenai hal ini berasal dari Al-Quran, yaitu firman Allah SWT:

َََ

ٍةَدِع ْنِم َنِهْيَلَع ْمُكَل اَمَف َنُوسََ ْنَأ ِ ْبَ ق ْنِم َنُوُمُتْقَلَ َُُ ِتاَنِمْؤُما ُمُتْحَكَن اَذِإ اوُنَماَء َنيِذَلا اَه ي

اَهَ نودَتْعَ ت

‚Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan

yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya, maka sekali-kali tidak wajib atas mereka iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya.(Surah al-Ahzab:49).28"

Allah SWT mengaitkan hasil dan hukum–hukum talak pada ketetapan

pernikan terlebih dahulu.

b. Dalam keadaan berakal sehat

Anak-anak, orang gila, dan orang yang sedang tidur, ucapan talak mereka

tidak sah.

27Ibid, 718.

(42)

33

Yang masuk ketiga hukum di atas adalah orang yang lupa dan orang

yang tidak mengetahui maksud perkataan yang ia ucapkan. Akan tetapi, tidak

diterima pengakuannya orang yang mengatakan bahwa ia dalam keadaan lupa

atau tidak mengetahui maksud perkataan maksud perkataan yang ia ucapkan,

kecuali ada korelasi dan bukti.

c. Pilihan Sendiri

Tidak sah talak yang tidak disukai. Akan tetapi, talak yang tidak disukai sah

dengan melaksanakan syarat-syarat berikut:29

1) Ketidaksukaan itu bukan dari orang yang berhak mentalak. Maka, jika yang

tidak suka adalah orang yang tidak berhak (seperti jika jatuhnya talak itu

menjadi mudarat bagi istrinya, lalu hakim tidak suka akan terjadinya

perceraian itu), maka talak itu tetap sah.

2) Orang yang tidak suka itu mampu melaksanakan apa yang ia ancamkan

kepada suami.

ُناَيْسِّنلاَو ُ َطَاا ِ َمُأ ْنَع َ ِفُر

,

ِهْيَلَع اْوُِرْكُتْسا اَمَو

Rasulullah SAW bersabda,‛Sesungguhnya Allah SWT meletakkan hukum

atas umatku yang salah, lupa, dan yang mereka tidak sukai.‛(Hadis Riwayat Thabarani No.1430.)30

(43)

34

3) Talak itu hanya pada ukuran yang tidak disukai suami. Apabila ia tidak suka

hanya mentalak dengan talak satu, lalu ia menjatuhkan talak dua dan tiga,

maka talak itu sah.31

8. Tata Cara Talak

Tatacara talak terbagi kepada empat tingkatan:

a. Suami mentalaknya dengan satu talak dalam masa suci dan ketika itu ia tidak

menyetubuhi istrinya. Apabila tampak penyesalan, maka suami merujuknya

kembali kepada masa ‘iddah.

b. Apabila keinginan untuk mentalak muncul lagi, maka suami mentalaknya

dengan talak kedua, dan setelah itu ia masih memiliki satu hak talak lagi.

Tampaknya dengan talak terakhir ini istri sudah berada dalam masalah besar

bagi suami. Ia tidak bisa ruju’ kembali dengan suaminya kecuali setelah

dinikahi dengan suami baru dengan pernikahan yang sesuai syari>’at Islam yang

sempurna.32

Dalil perkara ini adalah firman Allah SWT:

َنُوُمُتْ يَ تاَء آَِ وُذُ ْئَ ت ْنَأ ْمُكَل َِ َََو ٍناَسْحِِ ُييِرْسَت ْوَأ ٍفوُرْعَِِ ُكاَسْمِإَف ِنَ َرَم ُ َلَطلا

ََِإ اًئْ يَش

َكْلِت ِهِب ْتَدَتْ فا اَميِف اَمِهْيَلَع َحاَنُج َ َف ََِا َدوُدُح اَميِقُي َََأ ْمُتْفِخ ْنِ َف ََِا َدوُدُح اَميِقُي َََأ آَفاَََ ْنَأ

َنوُمِلَظلا ُمُ َكِئَل ُ َف ََِا َدوُدُح َدَعَ تَ ي نَمَو اَوُدَتْعَ ت َ َف ًَِا ُدوُدُح

Artinya:‛ Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan

cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka,

Mustapha al-Bugha, Mustapha al-Khann, Terjemahan Fikih Manhaji…, 720. 32A. Rahman I. Doi, Penjelasan Lengkap…, 234.

(44)

35

kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar

hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zalim.‛(Surah al

-Baqarah:229)33

9. Hukum Lafal Talak Tiga yang Dilafal Sekaligus

Para ulama telah berbeda pendapat mengenai hukum talak yang dilakukan

dengan satu kali lafal dan satu waktu. Antara pendapat tersebut adalah:

a. Pendapat pertama: Talak seperti itu adalah mubah (dibenarkan) dan jatuh tiga

talak sekaligus. Pendapat ini merupakan ijtihad mazhab Syafi’i dan Hanbali

serta mayoritas ulama silam.34

Umar al-Khattab menghukum sesiapa saja yang menjatuhkan tiga talak

sekaligus. Sebagaimana yang dinukilkan oleh Ibnu Hajar dalam Fath al-Ba>ri:

َأ

رْهَ َ َجْوَأ ً َ َث هتَأَرْمِإ َ َلَ ٍ ُجَرِب َ ِ ُأ اَذِإ َناَك َرَمُع َن

Artinya:‛Sesungguhnya Umar, apabila didatangi oleh laki-laki yang menceraikan istrinya dengan talak tiga (satu lafal), lalu akan dipukul belakangnya (sebagai hukuman).‛

Satu ketika Rasulullah SAW diberitahu tentang seorang laki-laki yang

menceraikan istrinya tiga talak sekaligus. Kemudian Rasulullah SAW berdiri

dan marah, sambil bersabda:

33Departemen Agama, 36.

(45)

36

ُِِْخُأ َلاَق ٍديِبَل َنْب َدوُمََْ ُتْعََِ َلاَق ِهيِبَأ ْنَع ُةَمَرََْ ِاَرَ بْخَأ َلاَق ٍبَْو ِنْبا ْنَع َدُواَد ُنْب ُنَمْيَلُس َََرَ بْخَأ

َلاَق َُُ ًَاَبْضَغ َماَقَ ف اًعيََِ ٍتاَقيِلْطَت َث َ َث ُهُتَأَرْما َ َلَ ٍ ُجَر ْنَع م ََِا ُلوُسَر

َأ

َزَع ََِا ِباَتِكِب ُبَعْلُ ي

ُهُلُ تْ قَأ َََأ ََِا َلوُسَر َ َلاَق َو ٌ ُجَر َماَق َ َح ْمُكِرُه أ َْنَ ب َََأ َو َ َج َو

Telah mengabarkan kepada kami Sulaiman bin Daud dari Ibnu Wahab ia berkata Makhromah telah mengabarkan kepadaku dari ayahnya, ia berkata; saya mendengar Mahmud bin Labid berkata: Rasulullah SAW diberi kabar mengenai seseorang yang menceraikan istrinya dengan tiga kali cerai sekaligus. Maka beliau berdiri dalam keadaan marah, kemudian bersabda:‛Apakah dia mahu mempermainkan kitabullah, sedang saya di tengah-tengah kamu,‛ Sehingga berdirilah seorang laki-laki lain, kemudian dia berkata: Ya Rasulullah! Apakah aku bunuh saja orang itu‛(Riwayat Nasa’i, 2/349, 3348)35

Menceraikan istri dengan tiga talak melalui satu lafal juga berlaku di

zaman Umar al-Khattab r.a., ini dikisahkan oleh Ibnu Abbas r.a. dalam satu

riwayat:

اَنَ ثَدَح ٍ ِفاَر ُنْبا َلاَق َو َََرَ بْخَأ ُ َحْسِإ َلاَق ٍ ِفاَر ِنْبَِ ُظْفَللاَو ٍ ِفاَر ُنْب د َو َميِاَرْ بِإ ِنْب ُ َحْسِإ اَنَ ثَدَح

َِِأ َو ََِا ِلوُسَر ِدْهَع ىَلَع ُق َ َطلا َناَك ٍساَبَع ِنْبا ْنَع ِهيِبَأ ْنَع ٍسُواَ ِنْبا ْنَع ٌرَمْعَم َََرَ بْخَأ ِقاَزَرلا ُدْبَع

ًةَدِحاَو ِث َ َللا ُق َ َ اَمُهْ نَع ُ َ ِ َر َرَمُع ِةَف َ ِخ ْنِم ِْنَ تَ نَسَو ٍرْكَب

,

َرَمُع َلاَقَ ف

:

ْدَق َساَنلا َنِإ

ْمِهْيَلَع ُ اَضْمَ َف ْمِهْيَلَع ُ اَنْ يَضْمَأ ْوَلَ ف ٌةَََأ ِهيِف ْمََُ ْتَناَك ْدَق ٍرْمَأ ِِ اوُلَجْعَ تْسا

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Muhammad bin Rafi’ sedangkan lafalnya dari Ibnu Rafi’, Ishaq mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi’ mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Abdu Razaq telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Ibnu Thawus dari ayahnya dari Ibnu Abbas dia berkata: Talak di waktu Rasulullah SAW, Abu Bakar dan dua tahun awal pemerintahan Umar, talak tiga dianggap satu, maka Umar berkata selepas itu,‛Sesungguhnya manusia (banyak orang) tergesa-gesa dalam urusan ini (semakin banyak orang menggunakan lafal tiga

35Sunan Nasa>i, Sunan Nasa>I (Beirut: Darul Fikr, 1930), Kitab Talak, Bab Larangan keras mencerai tiga kali sekaligus, 3401.

(46)

37

talak), walaupun sebelum ini mereka lebih cermat, maka jika demikian kita benarkan untuk mereka (jatuh tiga talak sekaligus)(Riwayat Muslim, 1472).36

Pendirian Umar al-Khattab tidak disanggah oleh sahabat lain,

menunjukkan berlakunya ijma’ suku>ti berkenaan jatuhnya tiga talak dengan

sekali lafal. 37

b. Pendapat Kedua: Talak seperti ini adalah haram (dosa) dan jatuh tiga talak

sekaligus. Pendapat ini menurut ijtihad Imam Malik dan Abu Hanifah serta

satu riwayat dari Ahmad. Ia juga pendapat mayoritas sahabat, tabi’in dan

ulama silam.

Sebagian dalil-dalil mereka adalah sama dengan ijtihad dari pendapat

pertama namun berbeda dari kefahaman.

c. Pendapat Ketiga: Ia haram tetapi jatuh satu talak sahaja. Antara yang

berpendapat seperti ini adalah Ali bin Abi Talib r.a., Ibnu Mas’ud r.a., Abdul

Rahman Auf r.a., Az-Zubair Awwam r.a..

Dalil yang ketiga adalah Hadis Rukanah yang juga menceraikan istrinya

dengan sekali lafal, namun dirujuk kepada Nabi:

ِنْبا ََْوَم َةَمِرْكِع ْنَع ِْنَصُْْا ُنْب ُدُواَد َِِثَدَح َقاَحْسِإ ِنْب ِدَمََُ ْنَع َِِأ اَنَ ثَدَح َميِاَرْ با ُنْب ُدْعَس اَنَ ثَدَح

َلاَق ٍساَبَع ِنْبا ِنَع ٍساَبَع

َ َ

ًَْزُح اَهْ يَلَع َنِزَحَف ٍدِحاَو ٍسيِلََْ ِِ ً َ َث ُهُتَأَرْما َديِزَي ِدْبَع ُنْب ُةَناَكُر َق

َمَلَس َو ِهيَلَع ََُا ىَلَص َِِّنلا ُهَلَ َسَف اًديِدَش

:

ْمَعَ ن لاق ٍدِحاَو ٍسِلََْ ِِ ً َ َث َلاَقَ ف َلاَق ؟اَهَ تْقَلَ َفْيَك

36Abu Zakariya Yahya al-Nawawi

, Syarah Shahih Muslim (Beirut: Beirut: DAR EL AKER, 1993), Darul Kitab Talak, Bab Talak Tiga, 1472.

(47)

38

َمَلَسَو ِهْيَلَع هَلاا ىّلَص َِِّنلا َلاَقَ ف

:

اَهَعَجَرَ ف َلاَق َتْؤِش ْنِإ اَهْعِ

Referensi

Dokumen terkait

Serta batu gamping miosen awal-tengah yaitu batu gamping hablur, kalkarenit bagian bawah, sisipan batu lempung berkarbonat atau tufan dan sedikit gampingan.Sebagian

Litbang adalah lembaga atau instansi berbadan hukum yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan di bawah kementerian/lembaga pemerintah, pemerintah daerah,

Pada tahun 2009, Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Maluku Utara memenuhi kondisi yang diharapkan dalam pembangunan (better off) dengan

Hasil nilai pengujian pada masyarakat dengan skor 64% yang masuk dalam kriteria baik, maka dapat disimpulkan website mudah dimengerti oleh pengguna. Hasil nilai

Pada lahan pertanaman lada di Lampung, terlihat bahwa pada tanaman dengan persentase tanaman sakit tinggi memiliki populasi nematoda yang lebih rendah, tetapi

Mereka lebih memilih pergi ke kota untuk bekerja di bidang lain (nonpertanian). Kondisi ini adalah refleksi bahwa ada persoalan pelik tentang pangan dan

Dalam hal ini, para pendidik dituntut kemampuan dan profesionalnya sesuai dengan tingkat dan jenjangnya masing-masing (Sumaatmadja, 2002: 124). SDN Jawilan Kab.

Analisis data dilakukan dengan menyusun data yang diperoleh dengan sistematis, kemudian dianalisa dan di berikan makna dan dari makna itulah ditari kesimpulan, Hasil