• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KETENTUAN PERJANJIAN PENGADAAN JASA

B. Dasar Hukum Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi

Perjanjian pengadaan jasa konsultansi secara eksplisit diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Salah satu ruang lingkup dari jasa konsultansi ini berdasarkan penjelasan Pasal 4 huruf c Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 adalah jasa perencanaan untuk pekerjaan konstruksi sehingga bidang jasa konsultansi ini juga termasuk pada bidang pekerjaan konstruksi, yaitu perencanaan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

Dengan demikian, ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 berlaku bagi semua variant kontrak kerja konstruksi64

64

Sogar Simamora, Op.Cit, hal. 215.

termasuk Perjanjian jasa konsultansi dalam penulisan ini. Kontrak dalam rangka pengadaan

pekerjaan konstruksi oleh pemerintah harus pula mentaati aturan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 beserta pelaksananya disamping ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.65

65 Y. Sogar Simamora,

Op.Cit, hal. 215.

Perjanjian jasa konsultansi ini dapat dilaksanakan oleh instansi pemerintahan (publik) maupun pihak swasta (privat). Perjanjian jasa konsultansi yang diadakan oleh instansi pemerintahan diatur lebih spesifik dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan tetap berpedoman dan mengikuti pada Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi sebagai induk dari pengaturan hukum mengenai bidang konstruksi. Sementara perjanjian jasa konsultansi yang diselenggarakan oleh pihak swasta diatur berdasarkan kesepakatan para pihak dengan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang terkait dengan bidang jasa konsultansi.

Sebagai contoh, perjanjian yang dilakukan antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering adalah bersifat privat dan bukan bersifat publik karena para pihak mengadakan perjanjian ini bukan unsur dari instansi pemerintahan melainkan merupakan perusahaan swasta nasional dimana sumber dana yang digunakan dalam perjanjian ini bersumber dari anggaran PT Prima Layanan Nasional Enjiniring sehingga dapat dinyatakan dengan tegas bahwa perjanjian pengadaan jasa konsultansi ini bersifat privat dan oleh karena itu dasar hukum pengaturan perjanjian ini berdasarkan kesepakatan para pihak dengan tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dasar hukum pengaturan perjanjian pengadaan jasa konsultansi antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering ini berdasarkan kesepakatan para pihak yang tetap berpedoman pada Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi ini seperti Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi serta peraturan pelaksananya.

Namun, pengaturan yang dibuat oleh para pihak tersebut harus dituntut berada dalam posisi yang benar dimana isi perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan sehingga perjanjian tersebut memenuhi syarat sahnya perjanjian. Dan berdasarkan hal tersebut para pembuat pengaturan perjanjian ini tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan sehingga tidak bertentangan dengan peraturan perundang-perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan jasa konsultansi seperti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan pengaturan lebih lanjut dari undang-undang ini tertuang dalam tiga peraturan pemerintah yaitu : Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksi, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010, dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Jasa Konsultansi

Adapun yang menjadi hak dan kewajiban para pihak dalam Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi dapat disadur dari Pasal 23 ayat (1) huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, yaitu:

1. Hak dan kewajiban pengguna jasa antara lain meliputi : a. Hak pengguna jasa :

1) mengubah sebagian isi kontrak kerja konstruksi tanpa mengubah lingkup kerja yang telah diperjanjikan atas kesepakatan dengan penyedia jasa;

2) menghentikan pekerjaan sementara apabila penyedia jasa bekerja tidak sesuai ketentuan kontrak kerja konstruksi;

3) menghentikan pekerjaan secara permanen dengan cara pemutusan kontrak kerja konstruksi apabila penyedia jasa tidak mampu memenuhi ketentuan kontrak kerja konstruksi;

4) menolak usulan perubahan isi sebagian kontrak kerja konstruksi yang diusulkan penyedia jasa;

5) menolak bahan dan atau hasil pekerjaan penyedia jasa yang tidak memenuhi persyaratan teknis;

6) menetapkan dan atau mengubah besaran serta persyaratan pertanggungan atas kesepakatan dengan penyedia jasa;

7) mengganti tenaga penyedia jasa karena dinilai tidak mampu melaksanakan pekerjaan;

8) menghentikan pekerjaan sementara apabila penyedia jasa tidak memenuhi kewajibannya;

9) menolak usul subpenyedia jasa dan atau pemasok yang diusulkan penyedia jasa.

b. Kewajiban pengguna jasa :

1) menyerahkan sarana kerja kepada penyedia jasa untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai kesepakatan kontrak kerja konstruksi;

2) memberikan bukti kemampuan membayar biaya pelaksanaan pekerjaan;

3) menerima bahan dan atau hasil pekerjaan yang telah memenuhi persyaratan teknis dan administrasi;

4) memberikan imbalan atas prestasi lebih;

5) membayar tepat waktu dan tepat jumlah sesuai tahapan proses pembayaran yang disepakati;

6) memenuhi pembayaran kompensasi atas kelalaian atau kesalahan pengguna jasa;

7) menjaga kerahasiaan dokumen/proses kerja yang diminta penyedia jasa;

8) melaksanakan pengawasan dan koreksi-koreksi terhadap pelaksanaan pekerjaan.

2. Hak dan kewajiban penyedia jasa antara lain meliputi : a. Hak penyedia jasa :

2) mendapatkan imbalan atas prestasi lebih yang dilakukannya;

3) mendapatkan kompensasi atas kerugian yang timbul akibat perubahan isi kontrak kerja konstruksi yang diperintahkan pengguna jasa;

4) menghentikan pekerjaan sementara apabila pengguna jasa tidak memenuhi kewajibannya;

5) menghentikan pekerjaan secara permanen dengan cara pemutusan kontrak kerja konstruksi, apabila pengguna jasa tidak mampu melanjutkan pekerjaan atau tidak mampu memenuhi kewajibannya dan penyedia jasa berhak mendapat kompensasi atas kerugian yang timbul akibat pemutusan kontrak kerja konstruksi;

6) menolak usul perubahan sebagian isi kontrak kerja konstruksi dari pengguna jasa;

7) menunjuk sub penyedia jasa dan atau pemasok atas persetujuan pengguna jasa.

b. Kewajiban penyedia jasa :

1) memberikan pendapat kepada pengguna jasa atas penugasannya, dokumen yang menjadi acuan pelaksanaan pekerjaan, data pendukung, kualitas sarana pekerjaan atau hal-hal lainnya yang dipersyaratkan pada kontrak kerja konstruksi;

2) memperhitungkan risiko pelaksanaan dan hasil pekerjaan;

3) memenuhi ketentuan pertanggungan, membayar denda dan atau ganti rugi sesuai yang dipersyaratkan pada kontrak kerja konstruksi.

D. Berakhirnya Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi

Menurut R. Setiawan suatu perjanjian dapat berakhir atau hapus karena: 1. Para pihak menentukan berlakunya perjanjian untuk jangka waktu

tertentu;

2. Undang-undang menentukan batas waktu berlakunya suatu perjanjian (vide Pasal 1066 ayat (3) KUH Perdata);

3. Salah satu pihak meninggal dunia, misalnya dalam perjanjian pemberian kuasa (vide Pasal 1813 KUH Perdata), Kontrak perburuhan, dan kontrak perseroan

4. Satu pihak atau kedua belah pihak menyatakan menghentikan kontrak misalnya dalam kontrak kerja atau kontrak sewa menyewa; 5. Karena putusan hakim;

6. Tujuan kontrak telah tercapai, misalnya kontrak pemborongan 7. Dengan persetujuan para pihak.

Disamping ketujuh cara tersebut, dalam praktik dikenal pula cara berakhirnya kontrak, yaitu:66

a. Jangka waktunya berakhir b. Dilaksanakan objek perjanjian c. Kesepakatan kedua belah pihak

d. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak, dan e. Adanya putusan pengadilan

66

Berdasarkan uraian berakhirnya perjanjian diatas, maka dapat diambil poin yang berhubungan dengan berakhirnya perjanjian pengadaan jasa konsultansi ini, yaitu:

1. Tujuan kontrak (perjanjian) telah tercapai/dilaksanakan objek perjanjian Pada umumnya berakhirnya perjanjian dilakukan karena pekerjaan yang diperintahkan telah selesai dilaksanakan atau objek hukum (berupa prestasi yang merupakan kepentingan para pihak) dalam perjanjian telah dilaksanakan yang berarti maksud dan tujuan para pihak membuat perjanjian telah tercapai. Sebagai contoh, Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering akan selesai apabila pelaksanaan pekerjaan survey dan penyelidikan tanah telah selesai sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama yaitu 120 hari kalender ditambah perpanjangan masa waktu 60 (enam puluh) hari kalender.

2. Pemutusan Perjanjian

Pemutusan kontrak lazimnya dikaitkan dengan kegagalan penyedia barang/jasa dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya Pada dasarnya perjanjian harus dilaksanakan oleh para pihak berdasarkan itikad baik, namun dalam kenyataannya sering kali salah satu pihak tidak melaksanakan substansi perjanjian, walaupun mereka telah diberikan somasi sebanyak tiga kali berturut-turut. Karena salah satu pihak lalai melaksanakan prestasinya maka pihak yang lainnya terpaksa memutuskan perjanjian itu secara sepihak.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, pemutusan kontrak juga dapat dilakukan jika penyedia barang/jasa terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan baik dalam proses pemilihan maupun dalam pelaksanaan pekerjaan.67

1. Apabila PIHAK KEDUA belum dapat menyelesaikan pekerjaan dimaksud dalam perjanjian ini dalam waktu yang telah ditetapkan, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis pertama mengenai adanya keterlambatan penyelesaian pekerjaan dan kewajiban untuk membayar denda karena keterlambatan.

Pemutusan kontrak dapat pula disertai sanksi berupa: a. Jaminan pelaksanaan dicairkan; b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa atau jaminan uang muka dicairkan; c. Penyedia barang/jasa membayar denda keterlambatan; dan/atau d. Penyedia barang/jasa dimasukkan dalam daftar hitam.

Sebagai contoh substansi perjanjian yang mencantumkan berakhirnya perjanjian berdasarkan pemutusan perjanjian adalah Pemutusan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi berdasarkan Surat Perjanjian antara PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring) dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering yang diatur dalam Pasal 15 yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

2. Apabila denda keterlambatan sudah terlampaui batas denda maksimum, tetapi PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK

67

PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis kedua kepada PIHAK KEDUA

3. Apabila setelah 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima peringatan tertulis kedua, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis ketiga (terakir) kepada PIHAK KEDUA.

4. Apabila setelah 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak PIHAK KEDUA menerima peringatan tertulis ketiga (terakhir) , PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA berhak memutus perjanjian ini secara sepihak.

5. Pelaksanaan pemutusan perjanjian ini akan dilakukan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

6. Dalam hal terjadi pemutusan perjanjian, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

7. Semua kerugian yang diderita oleh PIHAK KEDUA sebagai akibat dari pemutusan perjanjian ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa berakhirnya perjanjian pengadaan jasa konsultansi antara PT. Primal Layanan Nasional Enjiniring dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering ini adalah dengan penghentian perjanjian karena pekerjaan yang menjadi objek perjanjian ini telah selesai dilaksanakan.

BAB IV

ANALISIS HUKUM TENTANG PERJANJIAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI UNTUK PEKERJAAN SURVEY DAN PENYELIDIKAN

TANAH SUTET 275 KV SIGLI-LHOKSUMAWE DAN SUTT 150 KV TAKENGON-BLANG KJEREN

A. Profil PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring dan PT Pemetar Argeo Consultant Engineering

1. PT. Prima layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring)

PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT. PLN Enjiniring ) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. PLN (Persero) yang didirikan berdasarkan akta Nomor 9 tanggal 03 Oktober 2002 yang dibuat dihadapan Notaris Haryanto, SH. dan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 04 tanggal 11 November 2008, Notaris Herlina Pakpahan, SH.

PT. PLN Enjiniring merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa enjiniring khususnya di bidang ketenagalistrikan yang berkedudukan di Jl. Aipda K.S Tubun I No.2 Jakarta11420 dan beroperasi secara komersial mulai tahun 2003.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. : 13.001/010/DIR/II/2012, maka visi, misi, dan tata nilai budaya PT. PLN Enjiniring adalah

Visi PT PLN Enjiniring adalah :

“Menjadi perusahaan enjiniring ketenagalistrikan terkemuka di Asia yang tumbuh berkembang dan memenuhi harapan stakeholders.”

Misi PT PLN Enjiniring adalah :

1. menyediakan solusi enjiniring terpadu di bidang ketenagalistrikan 2. mengembangkan bisnis EPC, IPP dan O&M di bidang ketenagalistrikan 3. meningkatkan kompetensi enjiniring ketenagalistrikan

4. meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan

Adapun yang menjadi Tata Nilai Budaya PT PLN Enjirining adalah: Integrity (Integritas), Professionalism (Profesionalisme), Trust (Dapat dipercaya), Excellent (Unggul), dan Customer Focus (Fokus pada pelanggan).

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring No. 29.001.K/010/DIR/PLNE/II/2012 tanggal 29 Februari 2012, maka struktur organisasi PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring adalah

2. PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering

PT. Pemetar Argeo Consultant. Engineering. adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang Jasa Konsultan Teknik (Engineering Consultant), didirikan dengan Akte Notaris Raskami Sembiring, SH, No. 27 tanggal 21 Oktober 1986.

Adapun lingkup aktivitas / kegiatan dan jasa pelayanan dari PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering antara lain meliputi :

a. Survei.

b. Studi Penelitian. c. Studi Kelayakan. d. Penyelidikan Tanah.

e. Sistem Informasi Manajemen f. Perencanaan Teknik

g. Manajemen Teknik h. Pengawasan Teknik i. Evaluasi Teknik

j. Evaluasi Perencanaan dan Manajemen

Secara rinci bidang pekerjaan yang ditangani meliputi sebagai berikut : a. Bidang Teknik Sipil, Arsitektur dan Pengairan :

1) Studi kelayakan, desain dan supervisi untuk bangunan jalan, jembatan, bangunan gedung, bangunan air, dermaga, lapangan terbang, dan pengendalian banjir.

2) Desain dan manajemen pembangunan perumahan, gedung serta fasilitas umum lainnya.

3) Pembangunan daerah pantai, rawa, dan danau. 4) Penelitian geologi, soil dan hidrologi.

5) Pengukuran dan pemetaan. b. Bidang Sistem Informasi Manajemen.

1) Penyusunan arsip dan data infrastruktur digital dengan aplikasi system informasi geografis;

2) Penyusunan bank data spatial dengan aplilkasi sistem informasi geografis;

3) Pengembangan basus data dan system informasi geografi;

4) Pengembangan basus data dan sistem inforamasi geografis pengendalian pembangunan dan tata guna tanah serta pemanfaatan lahan;

5) Pengembangan jaringan informasi yang berupa jaringan online yang dapat diakses langsung oleh publik.

c. Bidang Pembangunan Kota dan Pembangunan Daerah. 1) Sistem lalu lintas dan terminal pengangkutan

2) Perancangan serta perencanaan tata ruang kota, permukiman transmigrasi, lingkungan serta tata guna lahan

3) Pembangunan kota – kota baru dan peremajaan kota 4) Perencanaan fasilitas umum dan rekreasi

d. Pembangunan Lingkungan.

1) Sistem distribusi dan penyediaan air bersih 2) Sistem pembuangan

3) Analisa mengenai dampak lingkungan e. Pembangunan Fasilitas dan Manajemen Industri :

1) Pemilihan serta perencanaan lokasi kawasan industri.

2) Perencanaan teknis serta operasional proses industri berat maupun ringan.

f. Bidang Studi Ekonomi dan Manajemen : 1) Studi ekonomi regional dan perkotaan. 2) Riset pemasaran.

3) Konsultansi manajemen proyek, terutama dalam segi analisa proyek benefit cost ratio dan pengendalian biaya.

g. Bidang Tanah serta pengembangan tanaman pertanian h. Bidang analisa programmer computer.

i. Bidang pendidikan, sistem dan evaluasi pendidikan, organisasi/administrasi sekolah, pengembangan kurikulum dan peralatan pendidikan.

j. Bidang perindustrian dan pertambangan, ekonomi pemasaran dan eksplorasi mineral.

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

PT. PEMETAR ARGEO CONSULTANT ENGINEERING

k. l. \ KOMISARIS D I R E K T U R SEKRETARIS Kabag. Teknik Tenaga Ahli Surveyor Draftman Kabag. Adm Opr. Komputer

Di dalam menjalankan manajemen perusahaan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering dijalankan oleh profesional–profesional yang ahli dalam bidangnya masing–masing.

Dewan Komisaris

Komisaris : Ny. Rellyawati Ginting

Direksi

Direktur : Ir. Pendi Sebayang, MT

Alamat Kantor : Jl. Setia Budi Pasar II No. 378 Tanjung Sari Medan Telp. 061-8224713

Email :

Legalitas Perusahaan Akte Perusahaan :

Akte Pendirian

a. Nama Notaris : Raskami Sembiring, SH b. Nomor dan Tanggal : 27, tanggal 21 Oktober 1986 Akte Perubahan

a. Nama Notaris : Muhammad Indra, SH, SpN b. Nomor dan Tanggal : 30, tanggal 29 Januari 2007

Surat Ijin Usahan Jasa Konstruksi

Dikeluarkan oleh : Republik Indonesia Pemerintah Kota Medan Nomor dan Tanggal : 1.006021.1275.1.3.00049B tanggal 29 Maret 2010

B. Pembuatan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi untuk Pekerjaan Survey dan Penyelidikan Tanah SUTET 275 KV Sigli-Lhoksumawe dan SUTT 150 KV Takengon-Blang Kjeren

Perjanjian ini merupakan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi yang yang diadakan oleh Perusahaan swasta nasional yaitu selaku pengguna jasa dan penyedia jasa konsultansi. Pekerjaan yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah pekerjaan dalam bidang jasa perencanaan konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan berupa “Jasa Konsultansi untuk Pekerjaan Survei dan Penyelidikan Tanah SUTET 275 KV Sigli-Lhoksumawe dan SUTT 150 KV Takengon-Blang Kjeren. Perjanjian tersebut diatur dalam Surat Perjanjian Nomor : 19.001.PJ/041/PLNE/IV/2013 tanggal 19 April 2013.

Sebelum memasuki proses pembuatan Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi ini, pengguna jasa melakukan pemilihan penyedia jasa. Dalam perjanjian pengadaan jasa konsultansi ini, pemilihan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering sebagai pihak penyedia jasa konsultansi dilakukan dengan metode Seleksi langsung dimana penetapan calon pemenang seleksi langsung ini berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN Enjiniring No. 03.001.K/600/DIR/I/2013. Tata cara pemilihan dengan metode seleksi langsung ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu terdiri dari :

a. undangan pengambilan dokumen; b. penjelasan/annwijzing;

c. penyampaian surat penawaran harga; d. klarifikasi dan negosiasi;

e. surat penunjukan penyedia jasa;

Tata cara pemilihan sebagaimana dimaksud diatas sudah dilakukan dengan dilampirkannya dokumen-dokumen yang tidak terpisahkan dalam perjanjian tersebut, yaitu:

a. Dokumen Pengadaan No. 03.001/RKS/SL/P2BJ/PLNE/IV/2013 tanggal 03 April 2013

b. Surat Undangan No. 03.003.UND/SL/P2JB/PLNE/IV/2013 tanggal 03 April 2013

c. Berita Acara Penjelasan No. 05.001.BA.AN/SL/P2JB/PLNE/IV/2013 tanggal 05 April 2013

d. Surat Penawaran dari PT. PEMETAR ARGEO CONSULTANT ENGINEERING No. 32/PAC/IV/2013 tanggal 09 April 2013

e. Berita Acara Negosiasi No. 12.001.BA.Neg/SL/P2BJ/PLNE/IV/2013 tanggal 12 April 2013

f. Surat Penunjukan Penyedia Jasa No. 17.005/130/PLNE/IV/2013 tanggal 17 April 2013.

Setelah penyedia jasa terpilih, maka para pihak mengadakan negosiasi dalam rangka membuat kesepahaman dan kesepakatan mengenai ketentuan-ketentuan dan syarat yang berkenaan dengan perjanjian pengadaan jasa konsultansi tersebut, dimana sebelumnya draft perjanjian tersebut telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pihak pengguna jasa dalam hal ini PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring sehingga negosiasi yang dilakukan terhadap perjanjian ini tidak secara keseluruhan dimana negosiasi ini dilakukan

berdasarkan Berita Acara Negosiasi No. 12.001. BA.Neg/SL/P2BJ/PLNE/IV/2013. Kemudian keseluruhan hasil negosiasi itu dituangkan dalam Surat Perjanjian Pengadaan Jasa Konsultansi dan ditandatangani oleh para pihak yaitu:

1. PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT.PLNE), dalam hal ini diwakili oleh TONNY SARIEF, bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Enjiniring PT. Prima Layanan Nasional Enjiniring yang berkedudukan di Jl. Aipda K.S Tubun I No.2 Jakarta11420, berdasarkan Akte Notaris Lenny Janis Isha, SH Nomor 2 tanggal 05 Desember 2011 selanjutnya dalam kesepakatan kerjasama ini disebut sebagai Pihak Pertama (Pengguna Jasa)

2. PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering, dalam hal ini diwakili oleh Ir. PENDI SEBAYANG, MT, selaku Direktur Utama yang berkedudukan di Jl. Setia Budi Psr. II No. 378 Medan 20132, berdasarkan Akte Notaris Muhammad Indra, SH, SpN Nomor 22 tanggal 09 Desember 2008 selanjutnya dalam Kesepakatan Kerjasama ini disebut sebagai Pihak Kedua (Penyedia Jasa).

Adapun anatomi perjanjian yang diatur oleh para pihak sebagai hasil dari kesepakatan para pihak dituangkan dalam Surat Perjanjian antara PT. PLN Enjiniring dengan PT. Pemetar Argeo Consultant Engineering adalah

a. Identitas para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak;

b. Ruang lingkup pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja pengadaan jasa konsultansi.

c. Sarana pendukung, yang memuat ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan konsultansi.

d. Dokumen, yang memuat uraian dokumen yang isinya mengikat kedua belah pihak.

e. Jangka waktu pelaksanaan, yang memuat jumlah waktu pelaksanaan jasa konsultansi.

f. Harga jasa konsultansi, yang memuat harga jasa konsultansi termasuk pajak yang terkait dan sifat harga jasa konsultansi.

g. Syarat pembayaran dan sumber dana, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konsultansi dan sumber dana keperluan pengadaan jasa konsultansi;

h. Pajak-pajak, Retribusi Daerah dan Bea Materai, yang memuat tanggung jawab pihak kedua dalam pelunasan pajak, retribusi daerah dan biaya lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pekerjaan survei dan penyelidikan tanah.

i. Denda Keterlambatan, yang memuat ketentuan mengenai denda yang diberikan kepada pihak kedua apabila tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

j. Jaminan Teknis, yang memuat ketentuan mengenai kewajiban pihak kedua yang menjamin secara kualitas.

k. Syarat-syarat dan Penyimpangan Pekerjaan, yang memuat ketentuan mengenai penyimpangan yang terjadi akibat kendala teknis dilapangan atas dasar persetujuan pihak pertama.

l. Direksi Pekerjaan, pimpinan pelaksana, dan sistem pelaporan, yang memuat ketentuan mengenai penunjukan direksi lapangan oleh pihak pertama, penunjukan pimpinan pelaksana oleh pihak kedua, dan sistem pelaporan pekerjaan kepada pihak pertama.

m. Tenaga kerja, asuransi dan lingkungan, yang memuat ketentuan tentang keamanan kerja, keselamatan kerja, dan kebersihan lingkungan kerja untuk melaksanakan pekerjaan konsultansi; yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial; yang memuat kewajiban pihak pertama untuk menjaga keamanan dan ketentraman lingkungan di masyarakat dalam melaksanakan kegiatan baik penelitian maupun sosialisasi kemasyarakatan tentang dampak medan listrik dan medan magnet.

n. Perubahan-perubahan, yang memuat ketentuan mengenai apabila terjadi perubahan pada isi perjanjian

o. Pemindahtanganan, yang memuat ketentuan mengenai larangan pemindahtanganan pekerjaan kepada pihak lain

p. Pemutusan Perjanjian, yang memuat ketentuan tentang pemutusan perjanjian yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;

q. Penyerahan Pekerjaan, yang memuat ketentuan mengenai perbaikan yang harus dilakukan pihak kedua apabila hasil pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan hasil pekerjaan yang telah disepakati.

r. Masa Pelaksanaan Pekerjaan, yang memuat ketentuan mengenai perubahan yang harus dilaksanakan pihak kedua atas dasar permintaan pihak pertama

s. Force majeure/ sebab kahar, yang memuat ketentuan tentang kejadian

Dokumen terkait