• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR KESIMPULAN

Dalam dokumen draft ed sak emkm kompilasi (Halaman 61-64)

Dasar Kesimpulan berikut melengkapi, namun bukan merupakan bagian dari, ED SAK EMKM.

Latar Belakang

DK01. Dasar Kesimpulan ini memberikan ringkasan pertimbangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dalam menyusun ED SAK EMKM. DK02. ED SAK EMKM disusun untuk mendorong dan memfasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah dalam menyusun laporan keuangan. Rerangka pelaporan keuangan ED SAK EMKM membantu entitas dalam melakukan transisi dari pelaporan keuangan yang berdasar kas ke pelaporan keuangan dengan dasar akrual. ED SAK EMKM juga membantu entitas untuk dapat menerapkan SAK lain yang lebih komprehensif, seiring dengan perkembangan ukuran dan kompleksitas transaksi bisnis yang dilakukan entitas tersebut.

DK03. Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro mensyaratkan agar lembaga keuangan mikro melakukan dan memelihara pencatatan dan/atau pembukuan keuangan yang sesuai dengan SAK yang berlaku. Untuk memenuhi amanah di atas, DSAK IAI menyusun SAK yang:

(a) Konsisten dengan pilar standar akuntansi keuangan yang ada;

(b) Mencerminkan perkembangan terkini mengenai operasi bisnis dan transaksi yang

dilakukan oleh entitas secara umum;

(c) Menyeimbangkan prinsip akuntansi yang sesuai dengan ukuran, kompleksitas, kebutuhan

informasi pengguna laporan keuangan; dan (d) Berdasarkan prinsip efektivitas biaya.

Ruang Lingkup

DK04. ED SAK EMKM diterapkan oleh entitas yang memenuhi kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik yang signifikan di sektor jasa keuangan dapat menerapkan ED SAK EMKM jika diizinkan oleh otoritas di bidang jasa keuangan.

DK05. Entitas yang masuk dalam ruang lingkup ED SAK EMKM adalah entitas yang memenuhi seluruh kriteria maupun karakteristik sebagai berikut:

(a) Definisi ETAP sebagaimana diatur dalam Bab 1 Ruang Lingkup dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

(b) Bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar (bukan merupakan entitas anak dan entitas asosiasi) sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 UU No 20 Tahun 2008.

(c) Rentang kuantitatif sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 6 dalam UU No 20 Tahun 2008, bahwa kriteria UMKM adalah sebagai berikut:

i. Usaha Mikro: memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) paling banyak Rp50.000.000 atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000;

53

ii. Usaha Kecil: memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) antara Rp50.000.000 dan Rp500.000.000 atau memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp300.000.000 dan Rp2.500.000.000;

iii. Usaha Menengah: memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) antara

Rp500.000.000 dan Rp10.000.000.000 atau memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp2.500.000.000 dan Rp50.000.000.000.

(d) Tidak memiliki dan/atau menguasai UMKM mitra usahanya sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 35 UU No 20 Tahun 2008.

DK06. Entitas harus memenuhi seluruh kriteria sebagaimana dalam DK04, kecuali untuk entitas yang baru pertama kali didirikan, setidaknya selama 2 tahun berturut-turut, dengan pertimbangan bahwa pemenuhan kriteria tersebut tidak bersifat temporer, dan bahwa entitas tersebut memang memiliki kriteria yang sesuai dengan intensi awal DSAK IAI dalam menyusun ED SAK EMKM ini.

DK07. Selain kriteria yang wajib dipenuhi, entitas yang masuk dalam ruang lingkup ED SAK EMKM dapat:

(a) menerima hibah dan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 21 UU No 20 Tahun 2008; (b) menyelenggarakan usaha dengan modal patungan (joint venture) dengan pihak asing

sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 32 UU No 20 Tahun 2008; dan

(c) memiliki saham milik Usaha Besar yang terdaftar di Bursa Efek sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 33 UU No 20 Tahun 2008.

Asumsi Dasar

DK08. Asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Laporan keuangan tidak disusun dengan dasar kas karena informasi keuangan yang dihasilkan akan menjadi tidak relevan dengan tujuan laporan keuangan sebagaimana dijelaskan dalam Bab 2 paragraf 2.1.

DK09. Komponen laporan keuangan ED SAK EMKM tidak meliputi laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas karena:

(a) Pengguna laporan keuangan yang terbatas;

(b) Relevansi informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan;

(c) Pertimbangan kemudahan dalam penerapan pengaturan ED SAK EMKM.

Penentuan Kebijakan Akuntansi

DK10. Entitas yang memiliki transaksi yang tidak secara spesifik diatur dalam ED SAK

EMKM ini disyaratkan untuk hanya mengacu kepada Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif dalam

ED SAK EMKM ini untuk menentukan kebijakan akuntansinya. Oleh karena itu, entitas tidak disyaratkan untuk mengacu kepada SAK lain karena persyaratan yang diatur dalam SAK lain tersebut mungkin tidak konsisten dengan persyaratan dan pengaturan yang ada dalam ED SAK EMKM ini.

54

Konsep Retranslasi

DK11. Untuk tujuan kemudahan, ED SAK EMKM tidak mensyaratkan entitas untuk melakukan retranslasi atas aset dan liabilitas moneter yang didenominasi dalam mata uang asing pada akhir periode pelaporan. Dengan demikian, pada akhir periode pelaporan entitas mengukur transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing tersebut pada biaya perolehan historis dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi.

Ketentuan Transisi – Nilai Wajar atau Revaluasi sebagai Biaya Perolehan (deemed cost)

DK12. ED SAK EMKM mensyaratkan agar entitas menerapkan dasar pengukuran dengan menggunakan metode biaya historis. Biaya historis berarti seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas tidak diukur pada nilai wajar atau jumlah revaluasian. Oleh karena itu, ED SAK EMKM ini memberikan pengecualian transisi.

DK13. Meski ED SAK EMKM dapat dianggap sebagai standar yang paling tidak kompleks, seluruh entitas yang dapat memenuhi persyaratan menggunakan ED SAK EMKM ini tetap mempertimbangkan apakah persyaratan yang diatur dalam ED SAK EMKM ini telah memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas. Entitas dapat menerapkan SAK lain meski entitas memenuhi persyaratan ruang lingkup ED SAK EMKM ini.

Dalam dokumen draft ed sak emkm kompilasi (Halaman 61-64)

Dokumen terkait