• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Pembanding Angka Rasio

Dalam dokumen Analisis Kinerja keuangan dengan rasio e (Halaman 32-41)

BAB II LANDASAN TEOR

2.7. Rasio Keuangan

2.7.1. Dasar Pembanding Angka Rasio

Telah diuraikan sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan hasil kombinasi daripada fakta yang tercatat, anggapan atau kebiasaan dalam akuntansi serta pendapat pribadi, sehingga penentuan standar rasio sebagai pembanding

Perbedaan-perbedaan dalam data keuangan dan hasil operasi dari berbagai perusahaan sejenis mungkin disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Perbedaan letak perusahaan dengan tingkat harga dan biaya operasi yang berbeda. Demikian juga antara perusahaan yang besar dengan yang kecil, walaupun terletak dalam suatu daerah karena tingkat operasinya berbeda maka rasio tertentu dari dua perusahaan itu akan berbeda.

Jumlah aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan yang digunakan dalam operasi mungkin berbeda dengan perusahaan yang lain, ada yang aktivanya atau alat-alat yang digunakan untuk operasi hanya menyewa sehingga operating assetnya kecil.

Adanya perbedaan umur kekayaan yang dimiliki di antara perusahaan- perusahaan tersebut.

Perbedaan kebijaksanaan yang dilakukan untuk masing-masing perusahaan baik dalam menaksir umur kegunaan suatu aktiva tetap, metode depresiasi dan metode penilaiannya.

Perbedaan struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan, ada perusahaan yang modalnya sebagian besar merupakan modal sendiri dan ada perusahaan yang modalnya sebagian besar dari modal asing sehingga beban bunga yang ditanggung cukup besar.

Perbedaan sistem dan prosedur akuntansi yang digunakan termasuk perbedaan dalam klasifikasi biaya, klasifikasi rekening dalam penyajian laporan keuangan serta periode akuntansi.

Karena adanya perbedaan angka rasio yang dihitung dengan angka rasio yang digunakan sebagai standar yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut,

maka penganalisa harus terlebih dahulu mereview atau menyusun kembali standar rasio yang sesuai dengan kehendak penganalisa yang bersangkutan. Jika standar rasio tidak ada dalam bentuk yang tetap, maka penganalisa dapat membuat standar rasio tersebut, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Pengumpulan laporan keuangan dari perusahaan yang dapat diperbandingkan dalam industri

Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri

Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yag terendah dan menghapuskan rasio yang ekstrim

Menghitung rata-rata hitungnya atau menentukan mediannya.

Penjelasan dari masing-masing rasio adalah sebagai berikut: 1) Likuiditas

Tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar hutang-hutang jangka pendeknya sering disebut sebagai likuiditas. Terdapat tiga rasio yang sering dipergunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, yaitu:

a. Current Ratio

Adalah perbandingan antara total current asset perusahaan dengan total current liabilities. Current ratio banyak dipergunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam jangka pendek karena rasio ini menunjukkan sampai dimana tuntutan-tuntutan kreditur jangka pendek ditutup oleh aktiva yang dapat dikonversikan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu yang hampir bersamaan.

b. Quick Ratio

Quick ratio hampir sama dengan current ratio, hanya saja jumlah persediaan sebagai salah satu komponen aktiva lancar harus dikeluarkan karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid. Jadi rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa mengandalkan penjualan persediaan.

Quick Ratio= s Liabilitie Current Inventory Asset Current − c. Cash Ratio

Adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban- kewajiban perusahaan yang harus segera dibayar dengan kas yang tersedia dalam perusahaan, dan efek yang dapat segera diuangkan.

Cash Ratio = s Liabilitie Current efek Cash+ 2) Aktivitas

Rasio aktivitas adalah tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas adalah:

a. Working Capital Turnover(WCTO)

Merupakan kemampuan modal kerja netto untuk berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan sekaligus menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (dalam rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.

WCTO = s Liabilitie Current Asset Current Sales Net

b. Inventory Turnover(ITO)

Inventory Turnover digunakan untuk membantu analisis keuangan dalam mengukur apakah cukup tersedia barang untuk dijual dibandingkan dengan penjualan. ITO= Inventory Average sold good of Cost

c. Total Asset Turnover(TATO)

Merupakan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan tingkat penjualan tertentu, dengan kata lain mengukur tingkat kemampuan seluruh asset yang dimiliki perusahaan dalam suatu periode tertentu untuk menghasilkan pendapatan.

TATO =

Assets Total

Sales

d. Account Receivable Turnover(ARTO)

Adalah perbandingan antara penjualan netto dengan rata-rata piutang. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut.

g piu rata Rata netto Penjualan ARTO tan − = 3) Profitabilitas

Profitabilitas adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan dari keseluruhan harta yang dimiliki perusahaan.

a. Profitabilitas terhadap Penjualan - Gross Profit Margin

Merupakan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila rasio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka akan menunjukkan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih.

netto Penjualan HPP netto Penjualan GPM= −

- Operating Profit Margin

Adalah jumlah murni keuntungan yang diterima perusahaan atas setiap rupiah penjualan yang dilakukan perusahaan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansialnya seperti bunga dan pajak.

Penjualan Operasi Laba

OPM =

- Net Profit Margin

Adalah rasio antara laba bersih dibandingkan dengan penjualan. NPM juga menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan yang dinilai melalui laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan.

netto Penjualan pajak setelah netto Keuntungan NPM =

b. Profitabilitas terhadap Investasi

- ROI (Tingkat Laba terhadap Total Harta)

Merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan dari total aktiva yang tersedia dalam perusahaan.

Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Laba ROI=

- ROE (Tingkat Laba terhadap Modal Sendiri)

Adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri. Rasio ini mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan.

Sendiri Modal Pajak Setelah Bersih Laba ROE= 4) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas ini mengukur kapasitas penuh perusahaan untuk memenuhi kewajiban, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. (Agus, 1996:122).

a. Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva (debt to asset ratio)

Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang dari kreditur. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi karena dana yang dipakai untuk menghasilkan laba juga semakin besar.

Menurut Helfert (1991:73) rasio ini dapat dihitung sebagai berikut:

% 100 × = asset total debt total ratio asset to Debt

b. Rasio Total Hutang terhadap Total Ekuitas (debt to equity ratio)

Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin kecil rasio ini maka semakin baik karena risiko

Menurut Helfert (1991:74) rasio ini dapat dihitung sebagai berikut: % 100 × = equity total debt total ratio equity to Debt

c. Rasio Modal dengan Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan pentingnya dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund), dan margin of protection atau tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur.

% 100 × = Aktiva Total Modal Total Aktiva dengan Modal Rasio

d. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap

Rasio antara hak pemilik atau modal sendiri dengan aktiva tetap ini ditentukan atau dihitung dengan cara membagi total hak pemilik-pemilik perusahaan (owner’s equity) dengan nilai buku dari aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Tetap Aktiva Modal Total Tetap Aktiva dengan Modal Rasio =

e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang

Suatu rasio yang merupakan ukuran tentang tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditur jangka panjang, apalagi kalau hutang jangka panjang itu dinyatakan secara khusus untuk dijamin dengan aktiva tetap tertentu (fixed asset coverage).

panjang jangka Hutang tetap Aktiva panjang jangka hutang dengan tetap aktiva Rasio =

Dalam penghitungan analisa rasio keuangan, perlu dilakukan perbandingan agar dapt diketahui posisi keuangan perusahaan yang diteliti. Maka dalam penelitian kali ini digunakan tiga macam pembanding, yaitu:

1. Trend

Tehnik analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan perusahaan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga akan dapat diketahui kenaikan atau penurunan yang terjadi pada masing-masing pos yang diperbandingkan. Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase ini diperlukan dasar pengukurnya atau tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar. Pemilihan tahun yang paling awal sebagai tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusan, karena tahun yang paling awal tersebut belum tentu menunjukkan keadaan yang normal atau representitatif. Sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal di antara tahun- tahun yang dianalisa tersebut.

2. Common Size

Tehnik ini menganalisis per komponen yang terdapat di dalam laporan keuangan yang dinyatakan dalam bentuk prosen. Caranya adalah dengan menghitung rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan cara membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya dan masing-masing pos rugi laba dengan total penjualan nettonya, dikalikan 100%.

sehingga menunjukkan sumber-sumber dari mana dana yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut. Studi tentang ini akan menunjukkan sumber mana yang merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan.

3. Standar Industri

Perbandingan dengan standar industri diperlukan untuk mengetahui dimana posisi keuangan perusahaan yang diteliti diantara sejumlah perusahaan yang sejenis. Pengertian industri sejenis sendiri antara lain adalah perusahaan yang dapat diperbandingkan karena adanya satu atau beberapa elemen yang sama dalam perusahaan yang sedang diteliti. Kesamaan tersebut diantaranya:

§ Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier

Perusahaan bisa dikelompokkan berdasarkan bahan baku yang dipakai atau bisa juga berdasarkan proses produksi yang sama.

§ Kesamaan dari sisi permintaan.

Pendekatan ini menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai kriteria pengelompokan industri. Apabila produk-produk memenuhi kebutuhan yang sama serta memiliki sifat substitusi satu sama lain, maka produk tersebut dalam kelompok industri yang sama.

§ Kesamaan dalam atribut keuangan.

Dari sudut pandang investasi, saham mempunyai beberapa kesamaan atribut, dapat dimasukkan ke dalam satu kelompok industri.

2.8 Konsep Economic Value Added

Dalam dokumen Analisis Kinerja keuangan dengan rasio e (Halaman 32-41)

Dokumen terkait