• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Pertimbangan

Dalam dokumen Inventarisasi Tan Hias Unggulan Komersil (Halaman 14-51)

Permintaan pasar dunia terhadap tanaman hias cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Nilai perdagangan internasional saat ini mencapai lebih dari US$ 80 milyar. Sebagian besar produk tanaman hias hias dipasok oleh Belanda, Colombia, Italia, Kenya, Zimbabwe, Tanzania, China, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Jepang. Meskipun nilai ekspor tanaman hias dari Indonesia terus meningkat, tetapi perannya di pasar dunia masih sangat rendah, yaitu baru mencapai US$ 10 juta (0,01%) atau berada pada peringkat 51 dunia. Memperhatikan informasi tersebut, Indonesia masih berpeluang besar untuk  mengisi pasar dunia mengingat potensi sumberdaya genetik, sumberdaya manusia dan ketersediaan teknologi yang cukup menggembirakan.

Letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis menghasilkan sumberdaya alam seperti iklim dan keanekaragaman hayati yang besar, sehingga memungkinkan berbagai tanaman dapat tumbuh secara optimal. Berbagai tanaman tropis tersebut dapat dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar dunia yang cenderung meningkat. Namun demikian potensi yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal.

Hal ini terlihat dari minimnya pengelolaan atau pemanfaatan  jenis-jenis tanaman dalam negeri yang berasal dari habitat

alamnya. Dengan spesifikasi tanaman tropis yang cenderung semakin digemari di pasar dunia maka potensi keanekaragaman hayati diharapkan dapat terus digali dan dikembangkan.

Pengusahaan tanaman hias melibatkan banyak kegiatan dan banyak pihak sehingga dapat menggerakkan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari nilai Produk Domestik Bruto, penyerapan tenaga keja, lapangan usaha, dan dampaknya terhadap perkembangan sektor terkait seperti pariwisata, perdagangan, dan transportasi.

Permintaan pasar tanaman hias sangat dinamis mengikuti selera konsumen di dalam dan luar negeri. Dengan tersedianya tenaga pemulia yang tersebar di berbagai instansi pemerintah dan swasta, pengembangan jenis-jenis baru dapat diciptakan untuk memenuhi peluang pasar yang tersedia. Oleh karena itu diperlukan kerjasama secara sinergi semua pihak untuk  mewujudkan inovasi baru berupa hasil silangan tanaman hias yang dapat diterima oleh pasar.

Inovasi IPTEK sangat dibutuhkan sebagai faktor eksternal yang mendukung terciptanya industri tanaman hias Indonesia

yang tangguh, sehingga dapat menjadi tumpuan perekonomian nasional. Teknologi inovasi yang dihasilkan lembaga riset diharapkan memberi nilai tambah komersial dan ilmiah sesuai kebutuhan para pelaku usaha di dalam negeri, sehingga untuk itu instansi pemerintah dituntut mampu membentuk daya inovasi dan mempercepat adopsi teknologi agar segera dapat dimanfaatkan oleh petani dan pengusaha. Balai Penelitian komoditas menghasilkan teknologi inovatif yang perlu dikaji kesesuaiannya di lokasi spesifik oleh BPTP. Setelah melewati proses pengkajian, teknologi tersebut dikembangkan oleh Ditjen Hortikultura untuk mendukung program pengembangan kawasan agribisnis berbasis komoditas.

Pengembangan industri florikultura di Indonesia dapat memberikan kesejahteraan secara langsung bagi pelaku usahanya (petani dan pengusaha). Industri ini semakin lama semakin berkembang seiring dengan perubahan pola perilaku masyarakat Indonesia yang selalu mengikuti perubahan zaman. Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat menyebabkan munculnya suatu kebutuhan baru khususnya hal-hal yang terkait dengan keindahan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan semakin maraknya penjualan tanaman hias untuk taman, parsel,

kegiatan keagamaan dan sebagainya di kota-kota besar. Usaha florikultura pun menjamur di kota besar seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dalam bentuk pembangunan taman kota yang asri dan menyehatkan.

II. SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN HIAS

Daerah tropis memungkinkan berbagai jenis tanaman hias dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagai salah satu daerah tropis, Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman hayati berupa ekosistem, jenis, dan genetik dan tumbuan liar. Menurut World Conservation Monitoring Committee (1994) di dalam Saparjadi, (2004), kekayaan bumi Indonesia mencakup 27.500 jenis tumbuhan berbunga atau 10 % dari seluruh jenis tumbuhan di dunia. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam memanfaatkan tumbuhan untuk kepentingan manusia.

Dalam kaitannya dengan keanekaragaman, sumberdaya genetik yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan tumbuhan digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti bahan pangan, pakaian, bangunan dan kebutuhan hidup lainnya. Dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut para pelaku diharapkan membantu pelestariannya di habitat alamnya dengan cara tidak memanen langsung dan menjualnya ke konsumen, tetapi terlebih dahulu membudidayakannya.

Keanekaragaman hayati mempunyai banyak peran dan fungsi di antaranya untuk membentuk populasi baru yang lebih eksotik melalui program pemuliaan. Pengetahuan masyarakat terhadap keanekaragaman masih terbatas terutama jenis-jenis yang belum dieksplorasi. Jenis-jenis tanaman yang mempunyai nilai estetika belum banyak dikenali oleh masyarakat luas.

Iklim hujan tropik memberikan kondisi yang menguntungkan bagi berbagai jenis tanaman yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Habitat alami beragam jenis tumbuhan belum tereksplorasi di antaranya spesies dari Orchidaceae, Palmae, Euphorbiaceae, Araceae, Compositae, Caladium, Codeaum dan Ficus. Kekayaan flora tersebut banyak  menarik minat pihak asing untuk mengakses dan memanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Akses tumbuhan tersebut berjalan secara ilegal yang diikuti dengan pengembangan massal di negara lain. Kini beberapa jenis tumbuhan asal Indonesia banyak yang telah dikomersialkan sebagai produk unggulan di berbagai negara. Sementara para konsumen tanaman hias di dalam negeri memperolehnya dengan cara mengimpor dari negara lain.

Sejauh ini jumlah spesies asli Indonesia yang telah dimanfaatkan secara komersil masih sangat terbatas. Spesies kekayaan flora yang telah dimanfaatkan seperti famili Orchidaceae, Palmae, Pandanaceae, Ficus, Caladium, Codeaum, Musaceae, dan Euphorbiaceae. Sebagian besar dari spesies tersebut dipanen dari alam dan ditangkarkan sebelum dikomersilkan. Proses penangkaran dilakukan secara konvensional sehingga menghasilkan produk yang tidak seragam dan kalah bersaing dengan produk luar negeri.

Kekayaan flora merupakan komponen utama dalam meraih keunggulan komparatif dan dapat dimanfaatkan secara langsung untuk keperluan komersial dan merakit varietas unggul.  Agar pemanfaatannya dapat berlangsung secara berkesinambungan, maka perlu dilakukan tindakan konservasi untuk mencegah kepunahan. Hal ini selayaknya menjadi agenda nasional yang pelaksanaannya melibatkan berbagai instansi pemerintah termasuk Departemen Kehutanan, LIPI, Perguruan Tinggi, Departemen Pertanian dan Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

Pengembangan industri tanaman hias harus didukung pula oleh kegiatan pemuliaan secara mandiri. Kegiatan

pemuliaan merupakan langkah strategis untuk menciptakan varietas unggul baru sesuai keinginan konsumen. Selama ini kegiatan pemuliaan dilakukan oleh lembaga penelitian milik  pemerintah dan universitas. Di negara maju, kegiatan pemuliaan telah beralih dari pemerintah ke swasta. Pengalihan tersebut membutuhkan waktu, karena pihak swasta memiliki kendala dalam pengadaan tenaga terampil, infrastruktur, laboratorium, dan modal investasi. Sehingga dibutuhkan peran serta dari pemerintah untuk memperkuat peranan swasta dengan memberikan alih teknologi dan dukungan investasi. Dengan mengalihkan kegiatan pemuliaan kepada pihak swasta diharapkan akan terbangun cabang industri baru seperti perbenihan, alat dan mesin pertanian serta sarana penunjang lainnya. Sehingga dapat menggerakkan perekonomian nasional melalui pembentukan pusat pertumbuhan baru.

Teknologi kultur jaringan dapat dimanfaatkan untuk  penyediaan benih bermutu. Teknologi fertigasi, zat pengatur tumbuh, modifikasi lingkungan dan pasca panen yang dihasilkan lembaga penelitian dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder untuk meningkatkan daya saing produk tanaman hias. Pemerintah juga selayaknya dapat mengkonsentrasikan dirinya

pada kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik dan plasma nutfah. Banyak kalangan mengharapkan agar RUU Pengelolaan Sumberdaya Genetik tersebut segera dapat disahkan menjadi Undang-Undang sebagai sumber hukum pengelolaan kekayaan flora di Indonesia.

III. JENIS-JENIS KOMODITAS POTENSIAL Lantana 3.1.1. Family : Verbenaceae Genus : Lantana  Spesies: camara  Morfologi

Lantana termasuk jenis tanaman tropis yang berasal dari  Amerika dan sebagian yang terkenal berasal dari Afrika selatan.

Tanaman ini tanaman perennial, yaitu tanaman yang hidup sepanjang tahun. Lantana saat belum berbunga terlihat kurang menarik, namun saat berbunga berubah menjadi tanaman yang sangat menarik, karena memiliki beraneka macam warna.

Lantana tergolong tanaman semak yang hijau dan tumbuh tidak datar. Tanaman ini memiliki tinggi 90-120 cm, mampu tumbuh sampai ketinggian tertentu dengan bantuan alat pendukung. Daunnya memiliki panjang 5-12.7 cm dan lebar 2.5-5 cm dengan tepi bergerigi dan permukaan yang bertekstur.

Batang dan daun terlindungi oleh rambut kasar dan memancarkan aroma yang tidak sedap pada saat dilumatkan. Bunga-bunga yang kecil terikat dalam rangkaian yang disebut

”umbels”.

Di daerah tropis lantana tidak pernah berhenti berbunga. Saat-saat tanaman ini berbunga yaitu pada akhir musim dingin atau awal musim semi, pertengahan musim semi, musim panas dan awal musim dingin. Lantana menyukai kondisi lembab dan panas, tanaman tropis ini akan layu pada suhu -2.2oC. Lantana memiliki bunga banyak warna antara lain pink, magenta, merah, oranye, kuning terang dan ungu.

Budidaya

Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan berbagai jenis tanah. Pemberian air dan pemupukan yang terlalu banyak akan mengurangi pembungaan. Penggantian tanaman

dilakukan setelah berumur 2-3 tahun. Lantana juga digunakan sebagai tanaman bedengan.

Cahaya

- Sinar matahari langsung

- Cahaya matahari tidak langsung Perkembangbiakan

- Perbanyakan dengan stek batang

- Pemotongan kayu lunak 

3.1.2. Family : Verbenaceae Genus : Lantana 

Morfologi

Lantana montevendensis  termasuk jenis tanaman tropis yang berasal dari Amerika Selatan. Termasuk tanaman perennial yaitu tanaman yang hidup sepanjang tahun. Tanaman ini merupakan tanaman semak yang berkayu rendah, tumbuh hanya dengan tinggi 45-61 cm. Tajuk tanaman dapat melintang sampai 1.5 m, bahkan lebih panjang lagi untuk membentuk rumpun yang luas. Tanaman yang selalu hijau ini memiliki daun yang berwarna gelap dengan permukaan yang berambut kasar. Panjang 2.5 cm (1 inch) dan memiliki aroma yang tidak enak  ketika dihancurkan. Lantana berbunga terus menerus di area bebas dingin dan menghasilkan bunga kecil dalam jumlah sedikit yang tersusun membentuk ikatan sepanjang 2.5 cm (1 in)

Budidaya

Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan berbagai tipe tanah. Terlalu banyak pemberian air dan pemupukan akan mengurangi pembungaan. Jenis lantana ini sangat sempurna digunakan untuk tanaman penutup tanah yang berwarna-warni. Di area yang hangat atau panas tanaman ini dapat berbunga terus menerus. Lantana berkembang di pertengahan sampai musim panas berakhir. Dan memasuki

musim dingin yang membekukan, tanaman segera mati. Tanaman ini toleran dengan suhu rendah pada periode singkat. Pada pucuk atasnya akan mati pada suhu sampai (-6.7oC) atau 20oF, tetapi akan tumbuh kembali pada musim semi.

Cahaya

- Sinar matahari langsung

- Cahaya matahari tidak langsung Perkembangbiakan

- Perbanyakan dengan stek batang

3.2 Zinnia

Family : Asteraceae Genus : Zinnia  Spesies: ellegans 

Morfologi

Tanaman ini termasuk tanaman semusim yang diketahui berasal dari Meksiko sebagai tumbuhan liar. Zinnia elegans  merupakan famili  Asteraceae , memiliki sekitar 20 jenis yang terkenal. Zinnia liar memiliki postur tubuh tegak lurus dan semak  belukar, tumbuh dengan tinggi 76 cm.

Zinnia menghasilkan bunga berwarna dominan ungu dengan berwarna cakram kuning dan hitam. Diameter bunga sekitar 5 cm. Orang-orang menyukai zinnia karena variasi warna dan tipe bunganya. Warna bunga zinnia diantaranya putih, krem, hijau, kuning, apricot, oranye, merah, perunggu, ungu dan

bunga bungur, belang, berbintik dan dua warna. Tipe bunga zinnia juga beragam, antara lain ganda, semi ganda, dan berumbai. Zinnia kerdil memiliki tinggi tidak lebih dari 15 cm. Bunga potong zinnia umumnya berasal dari kultivar tertentu dengan panjang tangkai sekitar 0,9 m.

 Varietas baru umumnya resisten terhadap hama dan penyakit.

Budidaya

Zinnia mudah ditanam di daerah terbuka dengan sinar matahari penuh. Zinnia dapat tumbuh optimal jika ditanam di tanah yang berdrainase baik dengan pengairan yang terbatas. Musim tanam yang tepat untuk budidaya zinnia adalah musim kering. Zinnia dapat terinfeksi dengan jamur pada iklim lembab, khususnya di daerah yang memiliki sirkulasi buruk.

Perbanyakan tanaman dilakukan di ruangan tertutup pada suhu 21-24oC. Setelah berumur 6-8 minggu tanaman dipindahkan ke luar ruangan. Zinnia sangat sensitif terhadap gangguan fisik terutama pada saat pencangkokan.

Cahaya

Perkembangbiakan

Perbanyakan dengan stek batang

3.3 Bambusa

3.3.1 Family : Poaceae (Grass) Genus : Bambusa 

Spesies: vulgaris 

Morfologi

Bambu termasuk tanaman perennial atau tanaman yang tumbuh sepanjang tahun. Bambu banyak ditemui di Indonesia, karena tersebar di kawasan tropis. Jenis bambu yang paling banyak digunakan sebagai bambu hias adalah Bambusa vulgaris  atau dikenal sebagai Bambu kuning.

Bambu Indonesia kebanyakan tumbuh merumpun (Sympodial), sehingga batang sering melengkung dan ruasnya tidak sama. Bambu Indonesia juga ada yang tumbuh meruncing. Bambu Indonesia berbeda dengan bambu cina, karena dibudidayakan secara intensif. Bambu Cina lebih lurus karena tumbuh secara monopodial, penanaman bambu cina disarankan berjarak tanam agak jarang.

Bambu memiliki tinggi lebih dari 12 m, jarak tanam anjuran adalah lebih dari 12 m. Pada umumnya bambu cina lebih menyukai ruangan tertutup dan tidak dapat tumbuh di lingkungan bersuhu rendah. Untuk mendapatkan kualitas tanaman yang optimal, petani menanamnya di lingkungan terkendali.

Cahaya

Sinar matahari langsung Perkembangbiakan

3.3.2 Family : Poaceae (Grass) Genus : Bambusa 

Spesies: multiplex 

Morfologi

Bambusa multiplex (Chinese Goddes Bamboo) merupakan tanaman yang tetap hijau dan dapat tumbuh sepanjang waktu. Batang bambu jenis ini berwarna keemasan dengan strip berwarna hijau yang lebarnya bervariasi. Warna keemasan yang muncul dari batang berubah menjadi magenta pada saat terkena sinar matahari.

Bambu ini merupakan jenis bambu yang baik untuk  tanaman indoor. Tanaman ini diletakkan di area yang disinari cahaya matahari cukup tinggi.

Bambu memiliki tinggi maksimum 12 m, dengan diameter 3,8 cm. Pada umumnya bambu hanya dapat tumbuh di ruangan tertutup dan tidak dapat tumbuh pada suhu di bawah -6.7 oC. Cahaya

Sinar matahari langsung Perkembangbiakan

Perbanyakan dengan anakan batang

Budidaya Bambu

Budidaya bambu dilakukan pada elevasi 700 m di atas permukaan laut. Keasaman tanah idealnya pH 6-65 tapi toleran pada pH 4.5. Penanaman di lakukan di lubang tanam berukuran 60x60x60 cm yang diisi 15 kg pupuk kandang dicampur 10 gram carbofuran. Jarak tanam antar rumpun 5 m. Pada tanah bergelombang jarak tanam dapat dirapatkan dan dibuat terasering untuk mencegah erosi. Tanaman ini perlu diairi dengan frekuensi yang cukup, dan pencahayaan yang sesuai. Bambu menyukai banyak uap air. Pengairan sangat diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman.

3.4 Rumput

3.4.1 Family : Graminae Genus : Cynodon  Spesies: dactylon 

Morfologi

Rumput Cynodon dactylon  biasa dikenal dengan Rumput Golf Bermuda. Tanaman memiliki rimpang dan stolon yang tumbuh ke segala arah. Buku-bukunya berwarna hijau keunguan. Batangnya kaku seperti kawat dan ramping. Ujung daunnya seringkali menggulung ke arah dalam. Bunganya terdiri dari 3-9 bulir yang terpusat di ujung.

Budidaya

Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang sesuai adalah

ini mempunyai daya pengikat tanah yang kuat dan tahan terhadap injakan.

Rumput ini diperbanyak dengan bibit dalam bentuk  suwiran/anakan tunggal. Setengah kilogram benih rumput dapat menghasilkan hamparan rumput seluas 50 m2. Rumput Golf Bermuda cocok ditanam di lapangan golf, lapangan sepak  bola, serta penutup tanah di halaman rumah.

Cahaya

- Sinar matahari langsung Perkembangbiakan

- Benih

- Stolon

- Gulungan dan

3.4.2 Family : Graminae Genus : Axonopus  Spesies: compressus 

Morfologi

Rumput  Axonopus compressus  biasa disebut dengan rumput gajah, jukut pait, atau kipait. Tumbuh berumpun, memiliki tinggi sampai 50 cm. Bulir bunganya berbentuk lonjong atau bulat telur agak gepeng dengan letak yang berseling. Rumput ini berbunga sepanjang tahun (perennial). Rumput gajah tahan terhadap pangkasan dan injakan.

Budidaya

Rumput ini sangat menyukai tanah gembur yang berkompos dan dapat tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Rumput gajah cocok ditanam sebagai penutup tanah baik di

taman yang ternaungi maupun tidak ternaungi dan dapat juga sebagai tanaman penutup tanah, khususnya taman bermain.

Cahaya

- Tempat yang ternaungi Perkembangbiakan - Biji - Batang Panjat 3.4.3 Family : Graminae Genus : Zoysia  Spesies: Matrella  Morfologi

Zoysia matrella  dikenal dengan rumput manila atau rumput king. Jenis rumput ini merupakan penutup tanah yang baik. Rumput manila mempunyai rimpang yang kuat dan

bercabang ke segala arah. Biasanya ujung daun selalu menggulung ke dalam, helaian daun halus dan berwarna hijau tua atau hijau kebiruan. Bunganya tersusun dalam bulir.

Budidaya

Rumput manila tumbuh baik di tanah berpasir, tanah liat berpasir atau tanah yang banyak mengandung garam. Pertumbuhan rumput ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Rumput yang tumbuh di tempat yang agak  ternaungi menghasilkan daun yang lebih halus jika dibandingkan rumput yang ditanam di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Rumput ini banyak digunakan untuk lapangan olahraga, maupun sebagai hiasan pada taman parkir mobil.

Cahaya

Tempat yang ternaungi Perkembangbiakan

- Suwiran (anakan tunggal)

IV. UPAYA PENGEMBANGAN

TANAMAN HIAS UNGGULAN KOMERSIAL

Pengembangan tanaman taman tropis perlu digalakkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen. Pencanangan program ruang terbuka hijau oleh pemerintah memberi peluang bagi para petani untuk menyediakan produk  sesuai kebutuhan. Beragam jenis tanaman dapat digunakan sebagai komponen untuk pembuatan taman. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk taman harus memiliki karakteristik morfologi sebagai pelindung, penaungan, penutup tanah dan dekorasi tata ruang. Para arsitek lanskap telah mengenali karakteristik tersebut dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar pembuatan desain sesuai pesanan pelanggan.

Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki beragam  jenis flora yang potensial digunakan sebagai bahan pembuatan taman. Dari jenis flora yang ada, hanya sebagian kecil yang telah dimanfaatkan oleh desainer lanskap. Dalam rangka mendapatkan inovasi rancangan lanskap yang dapat menjadi trend setter, maka dibutuhkan pemanfaatan jenis-jenis baru guna mendukung pengembangan jenis-jenis baru. Sebagai komoditas

unggulan komersial, maka perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) sosialisasi melalui percontohan (demplot), (2) penerapan teknologi inovatif, (3) penyediaan standarisasi mutu produk, (4) pengembangan kawasan sentra, (5) pemberdayaan kelompk dan jejaring kerja, (6) promosi, (7) dukungan kebijakan, (8) pemasaran dan (9) perencanaan monitoring dan evaluasi. Pada bagian berikutnya akan diuraikan langkah-langkah tersebut secara seksama.

4.1 Percontohan

Percontohan budidaya komoditas unggulan komersial dilakukan dengan menggunakan SOP berbasis GAP. Seiring dengan kegiatan tersebut dilakukan pula percontohan pemanfaatan tanaman taman tropis di halaman perkantoran, hotel, tempat parkir, dan fasilitas umum lainnya.

Jenis tanaman yang digunakan untuk percontohan diperoleh dari hasil rekayasa pemuliaan, seleksi eksplorasi, koleksi dan introduksi. Kegiatan pemuliaan tanaman untuk  memperoleh varietas baru tanaman asli Indonesia perlu digalakkan dan diintensifkan. Kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun juga perlu melibatkan para pelaku usaha industri florikultura di Indonesia. Seleksi dilakukan

terhadap koleksi plasma nutfah yang diikuti dengan perbanyakan tanaman potensial, eksplorasi dan koleksi diarahkan untuk  menggali potensi spesies dari habitat alami, sedang introduksi dilakukan untuk memperkaya potensi sumberdaya genetik  nasional.

4.2 Penyediaan Teknologi Produksi dan Pasca Panen Teknologi inovatif merupakan komponen utama dalam peningkatan mutu dan nilai tambah produk, sebagai faktor strategis yang menentukan daya saing. Teknologi inovatif yang diperlukan untuk peningkatan daya saing tanaman tropis antara lain adalah pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, modifikasi lingkungan tropis, panen dan pasca panen.

Teknologi inovatif diperoleh melalui kegiatan penelitian secara intensif. Prioritas kegiatan penelitian yang mendukung peningkatan nilai tambah tanaman taman tropis perlu dilakukan melalui akomodasi dalam program penelitian jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Hasil penelitian di desiminasikan secara berkala dalam berbagai forum, diantaranya field day, temu lapang, dan pelatihan.

Melalui forum tersebut, petani dapat mengadopsinya secara cepat. Dengan demikian harapan untuk mendapatkan

produk bermutu tinggi dapat dipenuhi oleh petani. Hal ini memungkinkan petani mendapatkan insentif harga dari peningkatan mutu produk yang dihasilkannya.

4.3 Penerapan Standarisasi Mutu Produk 

Penerapan standarisasi mutu produk diperlukan agar dapat bersaing dengan pasar internasional dan domestik.  Adanya standar mutu produk dapat memacu para produsen tanaman hias agar senantiasa memperbaiki mutu produknya sesuai dengan standar yang diterapkan. Dengan demikian produk florikultura Indonesia mendapatkan nilai jual sesuai harga internasional. Pada tahap awal produsen perlu dilatih di bidang produksi untuk peningkatan keterampilan teknis yang terkait dengan upaya mencapai standar mutu yang telah diterapkan. Dengan pembekalan keterampilan teknis, petani akan terbiasa melakukan budidaya berbasis mutu. Kegiatan ini akan melahirkan pola kerja yang produktif mengacu pada kebutuhan pasar.

4.4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi

berkelanjutan ke pasar domestik maupun pasar global. Mebangun kawasan sentra harus dilandasi pada keunggulan komparatif dengan mengacu pada aspek sosial, ekonomi, dan kultural. Melalui sentuhan teknologi, keunggulan komparatif  tersebut dapat ditransformasikan menjadi keunggulan kompetitif. Pertimbangan banyak aspek sangat memerlukan keberhasilan pembangunan kawasan sentra. Oleh karena pembangunan sentra terkait dengan dimensi kehidupan yang sangat luas maka pembinaannya selayaknya dilakukan oleh banyak instansi yang dikoordinasi oleh pemerintah daerah.

4.5 Promosi

Promosi komoditas perlu diprogramkan secara periodik  melalui partisipasi dalam kegiatan pameran yang diharapkan dapat menghasilkan kontak bisnis dan kemitraan usaha. Pemerintah dapat memfasilitasi promosi di dalam dan luar negeri dalam rangka peningkatan citra komoditas. Menurut berbagai pakar manajemen, promosi merupakan kegiatan yang perlu mendapat prioritas sebagai sarana pengenalan produk kepada

Dalam dokumen Inventarisasi Tan Hias Unggulan Komersil (Halaman 14-51)

Dokumen terkait