• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inventarisasi Tan Hias Unggulan Komersil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inventarisasi Tan Hias Unggulan Komersil"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN

ISBN 979-3844-2979-3844-20-50-5

INVENTARISASI TANAMAN HIAS

INVENTARISASI TANAMAN HIAS

UNGGULAN KOMERSIL

UNGGULAN KOMERSIL

Direktorat Jenderal Hortikultura

Direktorat Jenderal Hortikultura

Direktorat Budidaya Tanaman Hias

Direktorat Budidaya Tanaman Hias

(2)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Industri tanaman hias telah berkembang menjadi pusat Industri tanaman hias telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan ba

pertumbuhan baru yang ru yang dapat diandaldapat diandalkan. kan. Sejauh ini pSejauh ini para petaniara petani dan pengusaha tanaman hias memanfaatkan jenis-jenis yang dan pengusaha tanaman hias memanfaatkan jenis-jenis yang mengadopsi preferensi pasar internasional yang kebanyakan mengadopsi preferensi pasar internasional yang kebanyakan tanaman subtropis, seperti krisan, mawar, gladiol, anyelir dan tanaman subtropis, seperti krisan, mawar, gladiol, anyelir dan lainnya.

lainnya. Sementara Sementara spesies spesies tropis tropis belum babelum banyak dikemnyak dikembangkan,bangkan, padahal spesies tersebut memiliki karakter eksotis yang banyak  padahal spesies tersebut memiliki karakter eksotis yang banyak  diminati oleh

diminati oleh masyarakat masyarakat internasional. internasional. Ditinjau darDitinjau dari kepentingani kepentingan bisnis, pengembangan tanaman tropis memiliki keunggulan bisnis, pengembangan tanaman tropis memiliki keunggulan komparatif, mengingat potensi genetik tanaman tropis di komparatif, mengingat potensi genetik tanaman tropis di Indonesia sangat luas. Beberapa spesies tanaman hias tropis Indonesia sangat luas. Beberapa spesies tanaman hias tropis diketahui sebagai spesies asli Indonesia, sehingga diketahui sebagai spesies asli Indonesia, sehingga pengembangannya

pengembangannya pada pada skala skala komersial komersial dapat dapat menghela menghela pasarpasar internasional. Dengan meningkatnya persaingan antar negara internasional. Dengan meningkatnya persaingan antar negara produsen yang semakin ketat, pemilihan spesies tanaman produsen yang semakin ketat, pemilihan spesies tanaman berbasis sumber daya genetik nasional menjadi alternatif terbaik  berbasis sumber daya genetik nasional menjadi alternatif terbaik  agar produsen nasional tetap mampu berperan dalam agar produsen nasional tetap mampu berperan dalam perdagangan internasional.

perdagangan internasional.

Banyak spesies tanaman tropis belum banyak

Banyak spesies tanaman tropis belum banyak dikenal olehdikenal oleh masyarakat luas, misalnya

masyarakat luas, misalnya Lantana, Bambusa, Zinnia Lantana, Bambusa, Zinnia  dandan rerumputan.

(3)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Industri tanaman hias telah berkembang menjadi pusat Industri tanaman hias telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan ba

pertumbuhan baru yang ru yang dapat diandaldapat diandalkan. kan. Sejauh ini pSejauh ini para petaniara petani dan pengusaha tanaman hias memanfaatkan jenis-jenis yang dan pengusaha tanaman hias memanfaatkan jenis-jenis yang mengadopsi preferensi pasar internasional yang kebanyakan mengadopsi preferensi pasar internasional yang kebanyakan tanaman subtropis, seperti krisan, mawar, gladiol, anyelir dan tanaman subtropis, seperti krisan, mawar, gladiol, anyelir dan lainnya.

lainnya. Sementara Sementara spesies spesies tropis tropis belum babelum banyak dikemnyak dikembangkan,bangkan, padahal spesies tersebut memiliki karakter eksotis yang banyak  padahal spesies tersebut memiliki karakter eksotis yang banyak  diminati oleh

diminati oleh masyarakat masyarakat internasional. internasional. Ditinjau darDitinjau dari kepentingani kepentingan bisnis, pengembangan tanaman tropis memiliki keunggulan bisnis, pengembangan tanaman tropis memiliki keunggulan komparatif, mengingat potensi genetik tanaman tropis di komparatif, mengingat potensi genetik tanaman tropis di Indonesia sangat luas. Beberapa spesies tanaman hias tropis Indonesia sangat luas. Beberapa spesies tanaman hias tropis diketahui sebagai spesies asli Indonesia, sehingga diketahui sebagai spesies asli Indonesia, sehingga pengembangannya

pengembangannya pada pada skala skala komersial komersial dapat dapat menghela menghela pasarpasar internasional. Dengan meningkatnya persaingan antar negara internasional. Dengan meningkatnya persaingan antar negara produsen yang semakin ketat, pemilihan spesies tanaman produsen yang semakin ketat, pemilihan spesies tanaman berbasis sumber daya genetik nasional menjadi alternatif terbaik  berbasis sumber daya genetik nasional menjadi alternatif terbaik  agar produsen nasional tetap mampu berperan dalam agar produsen nasional tetap mampu berperan dalam perdagangan internasional.

perdagangan internasional.

Banyak spesies tanaman tropis belum banyak

Banyak spesies tanaman tropis belum banyak dikenal olehdikenal oleh masyarakat luas, misalnya

masyarakat luas, misalnya Lantana, Bambusa, Zinnia Lantana, Bambusa, Zinnia  dandan rerumputan.

(4)

keunikan morfologi yang mempunyai nilai komersial cukup tinggi. keunikan morfologi yang mempunyai nilai komersial cukup tinggi. Sosialisasi spesies-spesies tropis yang belum berkembang Sosialisasi spesies-spesies tropis yang belum berkembang menjadi komoditas komersial perlu dilakukan secara intensif  menjadi komoditas komersial perlu dilakukan secara intensif  dalam rangka mengangkat citra sebagai komoditas yang dalam rangka mengangkat citra sebagai komoditas yang prospektif.

prospektif. Dengan Dengan demikian demikian para para investor investor akan akan mulai tmulai tertarik ertarik  untuk mengembangkannya sebagai komponen usaha tani yang untuk mengembangkannya sebagai komponen usaha tani yang memberi

memberi keuntungan keuntungan finansial. finansial. Salah Salah satu satu metode metode sosialisasisosialisasi yang dapat dilakukan yaitu melalui penerbitan buku komoditas yang dapat dilakukan yaitu melalui penerbitan buku komoditas yang dapat diakses oleh khalayak luas.

yang dapat diakses oleh khalayak luas.

Dengan terbitnya buku “Inventarisasi Tanaman Hias Dengan terbitnya buku “Inventarisasi Tanaman Hias Unggulan Komer

Unggulan Komersil”, ssil”, saya menyampaikan terima kasih danaya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun yang telah penghargaan setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran hingga periode pencetakan. menyumbangkan tenaga dan pikiran hingga periode pencetakan. Saya menyad

Saya menyadari bahwa ari bahwa buku ini masih buku ini masih jauh dari jauh dari sempurna. sempurna. OlehOleh karenanya kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan karenanya kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi k

demi kesempurnaan esempurnaan buku ini. buku ini. Kendati Kendati demikian, demikian, saya saya berharapberharap kiranya materi yang tersaji dalam buku ini bermanfaat bagi kiranya materi yang tersaji dalam buku ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.

mereka yang membutuhkan.

Direktur Budidaya Tanaman Hias Direktur Budidaya Tanaman Hias

(5)

DAFTAR

DAFTAR ISI ISI BUKUBUKU

KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR ISI ... iii

I. I. PENDAHULUAN ... 1PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 7 1.2. Tujuan ... 7 1.3. Dasar Pertimbangan ... 8 1.3. Dasar Pertimbangan ... 8 II. II. SUMBERDAYA GENETIK TANAMASUMBERDAYA GENETIK TANAMAN HIAS ... N HIAS ... 1212 III. III. JENIS-JENIS KOMODTIAJENIS-JENIS KOMODTIAS POTENSIAL ... S POTENSIAL ... 1717 3.1. 3.1.Lantana ... 17Lantana ... 17

3.1.1 3.1.1 Lantana camara Lantana camara ... 17... 17

3.1.2 3.1.2 Lantana montevendensis Lantana montevendensis ... 19... 19

3.2. 3.2.Zinnia ... 22Zinnia ... 22

3.3. 3.3.Bambusa ... 24Bambusa ... 24

3.3.1 3.3.1 Bambusa vulgaris Bambusa vulgaris ... 24... 24

3.3.2 3.3.2 Bambusa multiplex Bambusa multiplex ... 26... 26

3.4. 3.4.Rumput ... 28Rumput ... 28

3.4.1 3.4.1 RumputRumput Cynodon dactylon Cynodon dactylon ... 28... 28

3.4.2 3.4.2 RumputRumput Axonopus compressus  Axonopus compressus  ... 30... 30

3.4.3 3.4.3 RumputRumput Zoysia matrella Zoysia matrella ... 31... 31

(6)

IV.

IV. UPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN HIASUPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN HIAS

UNGGULAN KOMERSIL ... 33 UNGGULAN KOMERSIL ... 33 4.1

4.1 Percontohan ... 34Percontohan ... 34 4.2

4.2 Penyediaan teknologi produksi dan pasca panen... 35Penyediaan teknologi produksi dan pasca panen... 35 4.3

4.3 Penerapan standarisasi Mutu produk ... 36Penerapan standarisasi Mutu produk ... 36 4.4

4.4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi ... 36Pengembangan Kawasan Sentra Produksi ... 36 4.5

4.5 Promosi ... 37Promosi ... 37 4.6

4.6 Kelembagaan Keuangan ... 36Kelembagaan Keuangan ... 36 4.7

4.7 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi ... 37Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi ... 37 4.8 4.8 Pemasaran ... 38Pemasaran ... 38 4.9 4.9 Kebijakan ... 43Kebijakan ... 43  V.  V. PENUTUP ... 44PENUTUP ... 44

(7)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman hias adalah jenis tanaman yang memiliki nilai artistik yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tanaman hias banyak dibutuhkan sebagai pelengkap yang menyeimbangkan kebutuhan lahir dan batin. Perhatian masyarakat Indonesia terhadap tanaman hias tropis semakin meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan perkembangan preferensi pasar. Minat masyarakat untuk menanam tanaman hias secara komersial juga semakin besar, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan pasar yang semakin meluas sebagai dampak perubahan trend internasional.

Seperti dimaklumi tingkat sosial masyarakat yang didasarkan atas tatanan kehidupan ekonomi, religius maupun nilai-nilai budayanya menentukan perubahan kebutuhan dasarnya dari hanya pangan jasmani ke pangan rohani, di antaranya memanfaatkan keindahan tanaman hias. Seiring dengan pengembangan tanaman hias di tingkat daerah dan nasional berdampak positif terhadap penyediaan jasa tanaman hias.

(8)

Demikian pula tanaman hias dan beberapa komponen produk  suplemennya, makin berkembang menjadi suatu komoditas ekonomis (economics good s).

Perkembangan tanaman hias pada berbagai belahan dunia tersebut merupakan suatu peluang dan sekaligus tantangan bagi pengembangan industri tanaman hias di Indonesia. Industri tanaman hias nasional akan mampu memenangkan persaingan melalui pemanfaatan keunggulan komparatif. Trend selera pasar dan perkembangan dari lapangan usaha jasa ikutan akan berimplikasi pada perubahan fasion  dan selanjutnya berakibat terjadinya variasi permintaan produk tanaman hias, mulai dari pilihan warna, bentuk dan ukuran. Hal penting lainnya adalah adanya pergeseran trend permintaan dari jenis tanaman hias subtropis bergeser secara seimbang ke jenis tanaman hias tropis.

Tanah di Indonesia umumnya kaya akan bahan organik  dengan lapisan olah yang cukup dalam. Keadaan tersebut memungkinkan tanaman dapat dengan mudah membentuk akar pendek maupun dalam. Jenis tanah yang paling banyak dijumpai adalah latosol, podsolik, organosol, aluvial dan lain-lain. Untuk  keperluan media tanam, jenis media yang banyak dipakai untuk 

(9)

pengangkutan jarak jauh antara lain cocopit, sekam, pakis (tanaman langka), arang dan lain-lain.

Kondisi iklim yang kondusif di daerah tropis dapat menjadi modal dasar dalam pengembangan tanaman hias di dalam negeri. Kondisi iklim yang kondusif tersebut perlu dijadikan sebagai faktor penentu keunggulan komparatif dalam menghasilkan produk tanaman hias bermutu. Dengan ketersediaan tenaga kerja yang memadai, pembangunan industri tanaman hias dapat diarahkan pada industri kerakyatan yang berdaya saing. Hal ini membantu pemecahan persoalan pengangguran yang terjadi akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan. Di sisi lain prospek pasar dalam dan luar negari sangat cerah seiring dengan meningkatnya kesejahteraan, tumbuhnya industri pariwisata dan berkembangnya tuntutan keindahan lingkungan sekitar.

Tanaman tropis, khususnya tanaman taman merupakan  jenis tanaman yang kaya dengan berbagai varietas tanaman.

Beberapa tanaman taman yang varietasnya cukup kaya, antara lain adalah Lantana dengan varietasnya seperti New Gold,

(10)

Weeping Lavender, Weeping White, Pinkie, Texas Flame dan Samangtha. Berbagai varietas Lantana tersebut memiliki warna yang beranekaragam dan indah.

Sejauh ini petani dan pengusaha tanaman hias banyak  memanfaatkan tanaman hias subtropis. Sementara tanaman hias tropis yang seharusnya menjadi komoditas unggulan belum dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan tanaman subtropis membutuhkan modifikasi lingkungan yang menyerupai daerah asalnya. Hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi sangat tinggi dan produk yang dihasilkan kurang kompetitif. Tanaman hias subtropis yang banyak dikembangkan produsen tanaman hias, antara lain krisan, mawar, anyelir, lily, zanthedezia, anthurium, coleus, cyclamen, poinsettia, kalanchoe dan saintpaulia. Modifikasi lingkungan yang dilakukan oleh sebagian besar petani dan pengusaha, adalah melalui pembangunan rumah plastik, penambahan cahaya buatan (fotoperiode ), penaungan (shading ), aplikasi zat pengatur tumbuh, pengaturan suhu dan kelembaban.

Walaupun ditanam dalam skala yang masih terbatas, beberapa jenis tanaman tropis sudah mulai dikembangkan. Jenis-jenis tanaman hias tropis yang banyak dibudidayakan

(11)

antara lain  Aglaonema ,  Aloe vera ,  Ananas , Bambu, Palem, Bougainvillea , Calathea , Caladium , Ficus , Codiaeum , Cordyline , Dracaena , Maranta , Monstera , Nephrolepsis , Philodendron , dan Sansevieria . Tanaman hias tersebut ditanam secara intensif oleh petani yang sebagian telah dikembangkan untuk ekspor. Oleh karena itu budidaya tanaman tropis perlu dikembangkan secara luas sebagai produk unggulan yang memiliki prospek cerah pada masa mendatang.

Masih banyak jenis tanaman hias tropis yang belum dimanfaatkan untuk budidaya komersial. Tanaman tersebut tumbuh di hutan belantara Indonesia yang perlu dieksplorasi pemanfaatannya melalui penangkaran dan pembudidayaan secara intensif. Agar tidak cepat punah dari habitatnya, maka pemanfaatan tanaman hias tropis perlu diikuti dengan tindakan konservasi secara berkelanjutan.

Selama ini telah dikenal banyak terdapat jenis tumbuhan liar yang dikemudian hari mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kemajuan teknologi budidaya dan informasi maka semakin banyak  tumbuhan liar untuk dikenali dan mempunyai nilai tinggi. Beberapa jenis tanaman yang mempunyai estetika dan

(12)

berpotensi untuk dikembangkan menjadi tanaman hias komersil adalah Lantana , Bambusa sp., rumput-rumputan, dan Zinnia sp.

Bila ditinjau dari ketersediaan bibit, tanaman taman tropis  juga cukup potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas

unggulan komersial. Ketersediaan benih bermutu tanaman hias di dalam negeri baru mencukupi sebagian dari keseluruhan kebutuhan. Sedangkan sisanya disediakan melalui iimpor dengan harga yang mahal.

Hingga saat ini, varietas tanaman hias yang digunakan pengusaha umumnya varietas baru yang diimpor dari luar negeri. Para pengusaha atau petani tanaman hias sebaiknya

mempertimbangkan penggunaan varietas lokal untuk 

meningkatkan daya saing produk tanaman hias nasional di pasar internasional.

Ketersediaan benih bermutu di dalam negeri, hingga saat ini masih mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan oleh belum tumbuhnya industri perbenihan dan pemuliaan.

Tidak seperti pada tanaman anggrek dan krisan, kesiapan tenaga breeder tanaman taman masih kurang, seperti tanaman lantana. Meskipun tanaman tersebut memiliki varietas yang

(13)

beragam, varietas tersebut masih diperoleh dari pengembangan varietas lokal.

Perbenihan atau nursery  merupakan usaha pengadaan dan perbanyakan tanaman untuk memenuhi kebutuhan bahan tanaman. Kegiatan perbenihan dapat bersifat komersial atau non komersial. Kegiatan perbenihan yang bersifat komersial biasanya menerapkan teknologi inovatif untuk meningkatkan mutu.

Untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi jenis-jenis tanaman tropis diperlukan upaya pengembangan yang mempertimbangkan potensi pasar. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pengenalan, percontohan, penyediaan teknologi, promosi, pemasaran dan kegiatan lain yang terkait dengan pengembangan tanaman. Selanjutnya, dalam tulisan ini akan dipresentasikan beberapa jenis tanaman yang berpotensi sebagai komoditas unggulan.

1.2 Tujuan

- Memperkenalkan jenis-jenis komoditas unggulan - Mendeskripsikan karakter morfologi

- Mendorong upaya pengembangan komoditi tanaman hias yang mempunyai potensi komersial

(14)

1.3 Dasar Pertimbangan

Permintaan pasar dunia terhadap tanaman hias cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Nilai perdagangan internasional saat ini mencapai lebih dari US$ 80 milyar. Sebagian besar produk tanaman hias hias dipasok oleh Belanda, Colombia, Italia, Kenya, Zimbabwe, Tanzania, China, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Jepang. Meskipun nilai ekspor tanaman hias dari Indonesia terus meningkat, tetapi perannya di pasar dunia masih sangat rendah, yaitu baru mencapai US$ 10 juta (0,01%) atau berada pada peringkat 51 dunia. Memperhatikan informasi tersebut, Indonesia masih berpeluang besar untuk  mengisi pasar dunia mengingat potensi sumberdaya genetik, sumberdaya manusia dan ketersediaan teknologi yang cukup menggembirakan.

Letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis menghasilkan sumberdaya alam seperti iklim dan keanekaragaman hayati yang besar, sehingga memungkinkan berbagai tanaman dapat tumbuh secara optimal. Berbagai tanaman tropis tersebut dapat dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar dunia yang cenderung meningkat. Namun demikian potensi yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal.

(15)

Hal ini terlihat dari minimnya pengelolaan atau pemanfaatan  jenis-jenis tanaman dalam negeri yang berasal dari habitat

alamnya. Dengan spesifikasi tanaman tropis yang cenderung semakin digemari di pasar dunia maka potensi keanekaragaman hayati diharapkan dapat terus digali dan dikembangkan.

Pengusahaan tanaman hias melibatkan banyak kegiatan dan banyak pihak sehingga dapat menggerakkan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari nilai Produk Domestik Bruto, penyerapan tenaga keja, lapangan usaha, dan dampaknya terhadap perkembangan sektor terkait seperti pariwisata, perdagangan, dan transportasi.

Permintaan pasar tanaman hias sangat dinamis mengikuti selera konsumen di dalam dan luar negeri. Dengan tersedianya tenaga pemulia yang tersebar di berbagai instansi pemerintah dan swasta, pengembangan jenis-jenis baru dapat diciptakan untuk memenuhi peluang pasar yang tersedia. Oleh karena itu diperlukan kerjasama secara sinergi semua pihak untuk  mewujudkan inovasi baru berupa hasil silangan tanaman hias yang dapat diterima oleh pasar.

Inovasi IPTEK sangat dibutuhkan sebagai faktor eksternal yang mendukung terciptanya industri tanaman hias Indonesia

(16)

yang tangguh, sehingga dapat menjadi tumpuan perekonomian nasional. Teknologi inovasi yang dihasilkan lembaga riset diharapkan memberi nilai tambah komersial dan ilmiah sesuai kebutuhan para pelaku usaha di dalam negeri, sehingga untuk itu instansi pemerintah dituntut mampu membentuk daya inovasi dan mempercepat adopsi teknologi agar segera dapat dimanfaatkan oleh petani dan pengusaha. Balai Penelitian komoditas menghasilkan teknologi inovatif yang perlu dikaji kesesuaiannya di lokasi spesifik oleh BPTP. Setelah melewati proses pengkajian, teknologi tersebut dikembangkan oleh Ditjen Hortikultura untuk mendukung program pengembangan kawasan agribisnis berbasis komoditas.

Pengembangan industri florikultura di Indonesia dapat memberikan kesejahteraan secara langsung bagi pelaku usahanya (petani dan pengusaha). Industri ini semakin lama semakin berkembang seiring dengan perubahan pola perilaku masyarakat Indonesia yang selalu mengikuti perubahan zaman. Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat menyebabkan munculnya suatu kebutuhan baru khususnya hal-hal yang terkait dengan keindahan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan semakin maraknya penjualan tanaman hias untuk taman, parsel,

(17)

kegiatan keagamaan dan sebagainya di kota-kota besar. Usaha florikultura pun menjamur di kota besar seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dalam bentuk pembangunan taman kota yang asri dan menyehatkan.

(18)

II. SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN HIAS

Daerah tropis memungkinkan berbagai jenis tanaman hias dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagai salah satu daerah tropis, Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman hayati berupa ekosistem, jenis, dan genetik dan tumbuan liar. Menurut World Conservation Monitoring Committee (1994) di dalam Saparjadi, (2004), kekayaan bumi Indonesia mencakup 27.500 jenis tumbuhan berbunga atau 10 % dari seluruh jenis tumbuhan di dunia. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam memanfaatkan tumbuhan untuk kepentingan manusia.

Dalam kaitannya dengan keanekaragaman, sumberdaya genetik yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan tumbuhan digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti bahan pangan, pakaian, bangunan dan kebutuhan hidup lainnya. Dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut para pelaku diharapkan membantu pelestariannya di habitat alamnya dengan cara tidak memanen langsung dan menjualnya ke konsumen, tetapi terlebih dahulu membudidayakannya.

(19)

Keanekaragaman hayati mempunyai banyak peran dan fungsi di antaranya untuk membentuk populasi baru yang lebih eksotik melalui program pemuliaan. Pengetahuan masyarakat terhadap keanekaragaman masih terbatas terutama jenis-jenis yang belum dieksplorasi. Jenis-jenis tanaman yang mempunyai nilai estetika belum banyak dikenali oleh masyarakat luas.

Iklim hujan tropik memberikan kondisi yang menguntungkan bagi berbagai jenis tanaman yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Habitat alami beragam jenis tumbuhan belum tereksplorasi di antaranya spesies dari Orchidaceae, Palmae, Euphorbiaceae, Araceae, Compositae, Caladium, Codeaum dan Ficus. Kekayaan flora tersebut banyak  menarik minat pihak asing untuk mengakses dan memanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Akses tumbuhan tersebut berjalan secara ilegal yang diikuti dengan pengembangan massal di negara lain. Kini beberapa jenis tumbuhan asal Indonesia banyak yang telah dikomersialkan sebagai produk unggulan di berbagai negara. Sementara para konsumen tanaman hias di dalam negeri memperolehnya dengan cara mengimpor dari negara lain.

(20)

Sejauh ini jumlah spesies asli Indonesia yang telah dimanfaatkan secara komersil masih sangat terbatas. Spesies kekayaan flora yang telah dimanfaatkan seperti famili Orchidaceae, Palmae, Pandanaceae, Ficus, Caladium, Codeaum, Musaceae, dan Euphorbiaceae. Sebagian besar dari spesies tersebut dipanen dari alam dan ditangkarkan sebelum dikomersilkan. Proses penangkaran dilakukan secara konvensional sehingga menghasilkan produk yang tidak seragam dan kalah bersaing dengan produk luar negeri.

Kekayaan flora merupakan komponen utama dalam meraih keunggulan komparatif dan dapat dimanfaatkan secara langsung untuk keperluan komersial dan merakit varietas unggul.  Agar pemanfaatannya dapat berlangsung secara berkesinambungan, maka perlu dilakukan tindakan konservasi untuk mencegah kepunahan. Hal ini selayaknya menjadi agenda nasional yang pelaksanaannya melibatkan berbagai instansi pemerintah termasuk Departemen Kehutanan, LIPI, Perguruan Tinggi, Departemen Pertanian dan Kementrian Negara Lingkungan Hidup.

Pengembangan industri tanaman hias harus didukung pula oleh kegiatan pemuliaan secara mandiri. Kegiatan

(21)

pemuliaan merupakan langkah strategis untuk menciptakan varietas unggul baru sesuai keinginan konsumen. Selama ini kegiatan pemuliaan dilakukan oleh lembaga penelitian milik  pemerintah dan universitas. Di negara maju, kegiatan pemuliaan telah beralih dari pemerintah ke swasta. Pengalihan tersebut membutuhkan waktu, karena pihak swasta memiliki kendala dalam pengadaan tenaga terampil, infrastruktur, laboratorium, dan modal investasi. Sehingga dibutuhkan peran serta dari pemerintah untuk memperkuat peranan swasta dengan memberikan alih teknologi dan dukungan investasi. Dengan mengalihkan kegiatan pemuliaan kepada pihak swasta diharapkan akan terbangun cabang industri baru seperti perbenihan, alat dan mesin pertanian serta sarana penunjang lainnya. Sehingga dapat menggerakkan perekonomian nasional melalui pembentukan pusat pertumbuhan baru.

Teknologi kultur jaringan dapat dimanfaatkan untuk  penyediaan benih bermutu. Teknologi fertigasi, zat pengatur tumbuh, modifikasi lingkungan dan pasca panen yang dihasilkan lembaga penelitian dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder untuk meningkatkan daya saing produk tanaman hias. Pemerintah juga selayaknya dapat mengkonsentrasikan dirinya

(22)

pada kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik dan plasma nutfah. Banyak kalangan mengharapkan agar RUU Pengelolaan Sumberdaya Genetik tersebut segera dapat disahkan menjadi Undang-Undang sebagai sumber hukum pengelolaan kekayaan flora di Indonesia.

(23)

III. JENIS-JENIS KOMODITAS POTENSIAL Lantana 3.1.1. Family : Verbenaceae Genus : Lantana  Spesies: camara  Morfologi

Lantana termasuk jenis tanaman tropis yang berasal dari  Amerika dan sebagian yang terkenal berasal dari Afrika selatan.

Tanaman ini tanaman perennial, yaitu tanaman yang hidup sepanjang tahun. Lantana saat belum berbunga terlihat kurang menarik, namun saat berbunga berubah menjadi tanaman yang sangat menarik, karena memiliki beraneka macam warna.

(24)

Lantana tergolong tanaman semak yang hijau dan tumbuh tidak datar. Tanaman ini memiliki tinggi 90-120 cm, mampu tumbuh sampai ketinggian tertentu dengan bantuan alat pendukung. Daunnya memiliki panjang 5-12.7 cm dan lebar 2.5-5 cm dengan tepi bergerigi dan permukaan yang bertekstur.

Batang dan daun terlindungi oleh rambut kasar dan memancarkan aroma yang tidak sedap pada saat dilumatkan. Bunga-bunga yang kecil terikat dalam rangkaian yang disebut ”umbels”.

Di daerah tropis lantana tidak pernah berhenti berbunga. Saat-saat tanaman ini berbunga yaitu pada akhir musim dingin atau awal musim semi, pertengahan musim semi, musim panas dan awal musim dingin. Lantana menyukai kondisi lembab dan panas, tanaman tropis ini akan layu pada suhu -2.2oC. Lantana memiliki bunga banyak warna antara lain pink, magenta, merah, oranye, kuning terang dan ungu.

Budidaya

Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan berbagai jenis tanah. Pemberian air dan pemupukan yang terlalu banyak akan mengurangi pembungaan. Penggantian tanaman

(25)

dilakukan setelah berumur 2-3 tahun. Lantana juga digunakan sebagai tanaman bedengan.

Cahaya

- Sinar matahari langsung

- Cahaya matahari tidak langsung

Perkembangbiakan

- Perbanyakan dengan stek batang - Pemotongan kayu lunak 

3.1.2. Family : Verbenaceae Genus : Lantana 

(26)

Morfologi

Lantana montevendensis  termasuk jenis tanaman tropis yang berasal dari Amerika Selatan. Termasuk tanaman perennial yaitu tanaman yang hidup sepanjang tahun. Tanaman ini merupakan tanaman semak yang berkayu rendah, tumbuh hanya dengan tinggi 45-61 cm. Tajuk tanaman dapat melintang sampai 1.5 m, bahkan lebih panjang lagi untuk membentuk rumpun yang luas. Tanaman yang selalu hijau ini memiliki daun yang berwarna gelap dengan permukaan yang berambut kasar. Panjang 2.5 cm (1 inch) dan memiliki aroma yang tidak enak  ketika dihancurkan. Lantana berbunga terus menerus di area bebas dingin dan menghasilkan bunga kecil dalam jumlah sedikit yang tersusun membentuk ikatan sepanjang 2.5 cm (1 in)

Budidaya

Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan berbagai tipe tanah. Terlalu banyak pemberian air dan pemupukan akan mengurangi pembungaan. Jenis lantana ini sangat sempurna digunakan untuk tanaman penutup tanah yang berwarna-warni. Di area yang hangat atau panas tanaman ini dapat berbunga terus menerus. Lantana berkembang di pertengahan sampai musim panas berakhir. Dan memasuki

(27)

musim dingin yang membekukan, tanaman segera mati. Tanaman ini toleran dengan suhu rendah pada periode singkat. Pada pucuk atasnya akan mati pada suhu sampai (-6.7oC) atau

20oF, tetapi akan tumbuh kembali pada musim semi.

Cahaya

- Sinar matahari langsung

- Cahaya matahari tidak langsung

Perkembangbiakan

- Perbanyakan dengan stek batang

(28)

3.2 Zinnia

Family : Asteraceae Genus : Zinnia 

Spesies: ellegans 

Morfologi

Tanaman ini termasuk tanaman semusim yang diketahui berasal dari Meksiko sebagai tumbuhan liar. Zinnia elegans 

merupakan famili  Asteraceae , memiliki sekitar 20 jenis yang terkenal. Zinnia liar memiliki postur tubuh tegak lurus dan semak  belukar, tumbuh dengan tinggi 76 cm.

Zinnia menghasilkan bunga berwarna dominan ungu dengan berwarna cakram kuning dan hitam. Diameter bunga sekitar 5 cm. Orang-orang menyukai zinnia karena variasi warna dan tipe bunganya. Warna bunga zinnia diantaranya putih, krem, hijau, kuning, apricot, oranye, merah, perunggu, ungu dan

(29)

bunga bungur, belang, berbintik dan dua warna. Tipe bunga zinnia juga beragam, antara lain ganda, semi ganda, dan berumbai. Zinnia kerdil memiliki tinggi tidak lebih dari 15 cm. Bunga potong zinnia umumnya berasal dari kultivar tertentu dengan panjang tangkai sekitar 0,9 m.

 Varietas baru umumnya resisten terhadap hama dan penyakit.

Budidaya

Zinnia mudah ditanam di daerah terbuka dengan sinar matahari penuh. Zinnia dapat tumbuh optimal jika ditanam di tanah yang berdrainase baik dengan pengairan yang terbatas. Musim tanam yang tepat untuk budidaya zinnia adalah musim kering. Zinnia dapat terinfeksi dengan jamur pada iklim lembab, khususnya di daerah yang memiliki sirkulasi buruk.

Perbanyakan tanaman dilakukan di ruangan tertutup pada

suhu 21-24oC. Setelah berumur 6-8 minggu tanaman

dipindahkan ke luar ruangan. Zinnia sangat sensitif terhadap gangguan fisik terutama pada saat pencangkokan.

Cahaya

(30)

Perkembangbiakan

Perbanyakan dengan stek batang

3.3 Bambusa

3.3.1 Family : Poaceae (Grass)

Genus : Bambusa 

Spesies: vulgaris 

Morfologi

Bambu termasuk tanaman perennial atau tanaman yang tumbuh sepanjang tahun. Bambu banyak ditemui di Indonesia,

karena tersebar di kawasan tropis. Jenis bambu yang paling

banyak digunakan sebagai bambu hias adalah Bambusa vulgaris 

(31)

Bambu Indonesia kebanyakan tumbuh merumpun (Sympodial), sehingga batang sering melengkung dan ruasnya tidak sama. Bambu Indonesia juga ada yang tumbuh meruncing. Bambu Indonesia berbeda dengan bambu cina, karena dibudidayakan secara intensif. Bambu Cina lebih lurus karena tumbuh secara monopodial, penanaman bambu cina disarankan berjarak tanam agak jarang.

Bambu memiliki tinggi lebih dari 12 m, jarak tanam anjuran adalah lebih dari 12 m. Pada umumnya bambu cina lebih menyukai ruangan tertutup dan tidak dapat tumbuh di lingkungan bersuhu rendah. Untuk mendapatkan kualitas tanaman yang optimal, petani menanamnya di lingkungan terkendali.

Cahaya

Sinar matahari langsung

Perkembangbiakan

(32)

3.3.2 Family : Poaceae (Grass) Genus : Bambusa 

Spesies: multiplex 

Morfologi

Bambusa multiplex (Chinese Goddes Bamboo) merupakan tanaman yang tetap hijau dan dapat tumbuh sepanjang waktu. Batang bambu jenis ini berwarna keemasan dengan strip berwarna hijau yang lebarnya bervariasi. Warna keemasan yang muncul dari batang berubah menjadi magenta pada saat terkena sinar matahari.

Bambu ini merupakan jenis bambu yang baik untuk  tanaman indoor. Tanaman ini diletakkan di area yang disinari cahaya matahari cukup tinggi.

(33)

Bambu memiliki tinggi maksimum 12 m, dengan diameter 3,8 cm. Pada umumnya bambu hanya dapat tumbuh di ruangan tertutup dan tidak dapat tumbuh pada suhu di bawah -6.7 oC.

Cahaya

Sinar matahari langsung

Perkembangbiakan

Perbanyakan dengan anakan batang

Budidaya Bambu

Budidaya bambu dilakukan pada elevasi 700 m di atas permukaan laut. Keasaman tanah idealnya pH 6-65 tapi toleran pada pH 4.5. Penanaman di lakukan di lubang tanam berukuran 60x60x60 cm yang diisi 15 kg pupuk kandang dicampur 10 gram carbofuran. Jarak tanam antar rumpun 5 m. Pada tanah bergelombang jarak tanam dapat dirapatkan dan dibuat terasering untuk mencegah erosi. Tanaman ini perlu diairi dengan frekuensi yang cukup, dan pencahayaan yang sesuai. Bambu menyukai banyak uap air. Pengairan sangat diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman.

(34)

3.4 Rumput

3.4.1 Family : Graminae Genus : Cynodon 

Spesies: dactylon 

Morfologi

Rumput Cynodon dactylon biasa dikenal dengan Rumput Golf Bermuda. Tanaman memiliki rimpang dan stolon yang tumbuh ke segala arah. Buku-bukunya berwarna hijau keunguan. Batangnya kaku seperti kawat dan ramping. Ujung daunnya seringkali menggulung ke arah dalam. Bunganya terdiri dari 3-9 bulir yang terpusat di ujung.

Budidaya

Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang sesuai adalah

(35)

ini mempunyai daya pengikat tanah yang kuat dan tahan terhadap injakan.

Rumput ini diperbanyak dengan bibit dalam bentuk  suwiran/anakan tunggal. Setengah kilogram benih rumput dapat menghasilkan hamparan rumput seluas 50 m2. Rumput Golf Bermuda cocok ditanam di lapangan golf, lapangan sepak  bola, serta penutup tanah di halaman rumah.

Cahaya

- Sinar matahari langsung Perkembangbiakan

- Benih - Stolon

- Gulungan dan - Lempengan

(36)

3.4.2 Family : Graminae Genus : Axonopus  Spesies: compressus 

Morfologi

Rumput  Axonopus compressus  biasa disebut dengan rumput gajah, jukut pait, atau kipait. Tumbuh berumpun, memiliki tinggi sampai 50 cm. Bulir bunganya berbentuk lonjong atau bulat telur agak gepeng dengan letak yang berseling. Rumput ini berbunga sepanjang tahun (perennial). Rumput gajah tahan terhadap pangkasan dan injakan.

Budidaya

Rumput ini sangat menyukai tanah gembur yang berkompos dan dapat tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Rumput gajah cocok ditanam sebagai penutup tanah baik di

(37)

taman yang ternaungi maupun tidak ternaungi dan dapat juga sebagai tanaman penutup tanah, khususnya taman bermain.

Cahaya

- Tempat yang ternaungi Perkembangbiakan - Biji - Batang Panjat 3.4.3 Family : Graminae Genus : Zoysia  Spesies: Matrella  Morfologi

Zoysia matrella  dikenal dengan rumput manila atau rumput king. Jenis rumput ini merupakan penutup tanah yang baik. Rumput manila mempunyai rimpang yang kuat dan

(38)

bercabang ke segala arah. Biasanya ujung daun selalu menggulung ke dalam, helaian daun halus dan berwarna hijau tua atau hijau kebiruan. Bunganya tersusun dalam bulir.

Budidaya

Rumput manila tumbuh baik di tanah berpasir, tanah liat berpasir atau tanah yang banyak mengandung garam. Pertumbuhan rumput ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Rumput yang tumbuh di tempat yang agak  ternaungi menghasilkan daun yang lebih halus jika dibandingkan rumput yang ditanam di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Rumput ini banyak digunakan untuk lapangan olahraga, maupun sebagai hiasan pada taman parkir mobil.

Cahaya

Tempat yang ternaungi Perkembangbiakan

- Suwiran (anakan tunggal) - Benih

(39)

IV. UPAYA PENGEMBANGAN

TANAMAN HIAS UNGGULAN KOMERSIAL

Pengembangan tanaman taman tropis perlu digalakkan seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen. Pencanangan program ruang terbuka hijau oleh pemerintah memberi peluang bagi para petani untuk menyediakan produk  sesuai kebutuhan. Beragam jenis tanaman dapat digunakan sebagai komponen untuk pembuatan taman. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk taman harus memiliki karakteristik morfologi sebagai pelindung, penaungan, penutup tanah dan dekorasi tata ruang. Para arsitek lanskap telah mengenali karakteristik tersebut dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar pembuatan desain sesuai pesanan pelanggan.

Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki beragam  jenis flora yang potensial digunakan sebagai bahan pembuatan taman. Dari jenis flora yang ada, hanya sebagian kecil yang telah dimanfaatkan oleh desainer lanskap. Dalam rangka mendapatkan inovasi rancangan lanskap yang dapat menjadi

trend setter, maka dibutuhkan pemanfaatan jenis-jenis baru guna mendukung pengembangan jenis-jenis baru. Sebagai komoditas

(40)

unggulan komersial, maka perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: (1) sosialisasi melalui percontohan (demplot), (2) penerapan teknologi inovatif, (3) penyediaan standarisasi mutu produk, (4) pengembangan kawasan sentra, (5) pemberdayaan kelompk dan jejaring kerja, (6) promosi, (7) dukungan kebijakan, (8) pemasaran dan (9) perencanaan monitoring dan evaluasi. Pada bagian berikutnya akan diuraikan langkah-langkah tersebut secara seksama.

4.1 Percontohan

Percontohan budidaya komoditas unggulan komersial dilakukan dengan menggunakan SOP berbasis GAP. Seiring dengan kegiatan tersebut dilakukan pula percontohan pemanfaatan tanaman taman tropis di halaman perkantoran, hotel, tempat parkir, dan fasilitas umum lainnya.

Jenis tanaman yang digunakan untuk percontohan diperoleh dari hasil rekayasa pemuliaan, seleksi eksplorasi, koleksi dan introduksi. Kegiatan pemuliaan tanaman untuk  memperoleh varietas baru tanaman asli Indonesia perlu digalakkan dan diintensifkan. Kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, namun juga perlu melibatkan para pelaku usaha industri florikultura di Indonesia. Seleksi dilakukan

(41)

terhadap koleksi plasma nutfah yang diikuti dengan perbanyakan tanaman potensial, eksplorasi dan koleksi diarahkan untuk  menggali potensi spesies dari habitat alami, sedang introduksi dilakukan untuk memperkaya potensi sumberdaya genetik  nasional.

4.2 Penyediaan Teknologi Produksi dan Pasca Panen Teknologi inovatif merupakan komponen utama dalam peningkatan mutu dan nilai tambah produk, sebagai faktor strategis yang menentukan daya saing. Teknologi inovatif yang diperlukan untuk peningkatan daya saing tanaman tropis antara lain adalah pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, modifikasi lingkungan tropis, panen dan pasca panen.

Teknologi inovatif diperoleh melalui kegiatan penelitian secara intensif. Prioritas kegiatan penelitian yang mendukung peningkatan nilai tambah tanaman taman tropis perlu dilakukan melalui akomodasi dalam program penelitian jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Hasil penelitian di desiminasikan secara berkala dalam berbagai forum, diantaranya field day, temu lapang, dan pelatihan.

Melalui forum tersebut, petani dapat mengadopsinya secara cepat. Dengan demikian harapan untuk mendapatkan

(42)

produk bermutu tinggi dapat dipenuhi oleh petani. Hal ini memungkinkan petani mendapatkan insentif harga dari peningkatan mutu produk yang dihasilkannya.

4.3 Penerapan Standarisasi Mutu Produk 

Penerapan standarisasi mutu produk diperlukan agar dapat bersaing dengan pasar internasional dan domestik.  Adanya standar mutu produk dapat memacu para produsen tanaman hias agar senantiasa memperbaiki mutu produknya sesuai dengan standar yang diterapkan. Dengan demikian produk florikultura Indonesia mendapatkan nilai jual sesuai harga internasional. Pada tahap awal produsen perlu dilatih di bidang produksi untuk peningkatan keterampilan teknis yang terkait dengan upaya mencapai standar mutu yang telah diterapkan. Dengan pembekalan keterampilan teknis, petani akan terbiasa melakukan budidaya berbasis mutu. Kegiatan ini akan melahirkan pola kerja yang produktif mengacu pada kebutuhan pasar.

4.4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi

(43)

berkelanjutan ke pasar domestik maupun pasar global. Mebangun kawasan sentra harus dilandasi pada keunggulan komparatif dengan mengacu pada aspek sosial, ekonomi, dan kultural. Melalui sentuhan teknologi, keunggulan komparatif  tersebut dapat ditransformasikan menjadi keunggulan kompetitif. Pertimbangan banyak aspek sangat memerlukan keberhasilan pembangunan kawasan sentra. Oleh karena pembangunan sentra terkait dengan dimensi kehidupan yang sangat luas maka pembinaannya selayaknya dilakukan oleh banyak instansi yang dikoordinasi oleh pemerintah daerah.

4.5 Promosi

Promosi komoditas perlu diprogramkan secara periodik  melalui partisipasi dalam kegiatan pameran yang diharapkan dapat menghasilkan kontak bisnis dan kemitraan usaha. Pemerintah dapat memfasilitasi promosi di dalam dan luar negeri dalam rangka peningkatan citra komoditas. Menurut berbagai pakar manajemen, promosi merupakan kegiatan yang perlu mendapat prioritas sebagai sarana pengenalan produk kepada pengguna. Untuk mendukung promosi perlu disiapkan bahan cetakan, visualisasi dan publikasi untuk berbagai jenis media.

(44)

4.6 Kelembagaan Keuangan

Kelembagaan keuangan yang efektif dan efisien harus disiapkan. Kelembagaan penyedia modal sangat penting, mengingat kapital petani sangat terbatas. Guna mendukung kegiatan bisnis tanaman hias, pemerintah perlu memfasilitasi akses modal bagi petani dengan persyaratan bunga rendah dan tanpa agunan. Sumber-sumber modal yang dapat diakses antara lain berasal dari dana perbankan, reksa dana dan Community 

Development BUMN. Hingga kini kelembagaan usaha bersama,

kelembagaan penyedia sarana produksi dan pengumpul produk  hasil panen serta kelembagaan informasi belum bekerja secara memadai, sehingga para petani memiliki posisi tawar yang lemah dalam berinteraksi dengan pihak lain. Selain kelembagaan, aspek  lain yang perlu mendapat perhatian adalah jejaring kerja di dalam dan luar negeri, dalam hal:

 Fasilitasi forum kerjasama dalam rangka pengembangan

ekspor.

 Fasilitasi perbaikan iklim usaha agribisnis tanaman hias

melalui pengusulan koreksi regulasi dan kebijakan.

 Inisiasi kerjasama internasional dalam pengembangan usaha

(45)

 Identifikasi supply chain management tanaman hias.  Inisiasi pasar lelang tanaman hias di sentra produksi

4.7 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi

 Perencanaan pengembangan usaha tanaman hias

Manajemen produksi yang baik dapat mengantisipasi perkembangan dengan strategis di dalam dan luar negeri. Kemampuan untuk menyediakan produksi sesuai kontrak yang telah disepakati dengan kualitas yang baik perlu dijaga dan dipatuhi. Hal ini untuk mencegah adanya over supply dan banting harga.

 Monitoring dan evaluasi usaha agribisnis tanaman hias

Pengembangan industri sarana produksi dan perbenihan makin dibutuhkan seiring dengan makin maraknya industri florikultura di Indonesia. Tanaman hias memerlukan media, pupuk, obat-obatan dan pot yang khusus, sehingga perlu didukung oleh adanya industri sarana prasarana tanaman hias.

4.8 Pemasaran

Pemasaran tanaman hias dapat dilakukan melalui 4 model usaha, yakni :

(46)

1. Model usaha koperasi, yang dapat memberikan bantuan modal dan pembinaan keterampilan kepada anggotanya (Gambar 1.)

Gambar 1. Skema kerja model usaha koperasi

2. Model usaha korporasi yang umumnya diterapkan di daerah dengan kepemilikan lahan terbatas, baik yang dimotori oleh perusahaan sebagai penghela dan yang dibentuk oleh petani dalam suatu kelompok tani dan atau antar kelompok tani (Gambar 2.)

KOPERASI USAHA STORAGE JASA  TRANSPORTASI SARANA  PRODUKSI  ADVOKASI TEKNIS/ HUKUM SISTEM MUTU INFORMASI PASAR  P A S A R  PASAR  DOMESTIK  PASAR  INTERNASIONAL KONSUMEN DOMESTIK  KONSUMEN INTERNASIONAL REGULASI PEMERINTAH INSTANSI RISET INSTANSI PENGEMBANGAN

(47)

KORPORASI MANAJEMEN STORAGE, SORTASI, GRADING PETANI DAUN PETANI BUNGA  PEMASARAN UNIT PRODUKSI PETANI  ANGGREK  TANAMAN PERDU PASAR BUNGA  KONSUMEN LEMBAGA  FLORIST, LANDSCAPE KONSUMEN REGULASI FASILITASI PENGEMBANGAN BIMBINGAN TEKNIS/MANAJEMEN JARINGAN KERJASAMA  PEMASARAN PEMBINAAN DIVISI MUTU

Gambar 2. Skema kerja model usaha korporasi

3. Model usaha konsorsium yang menghubungkan kerjasama saling menguntungkan antar segmen usaha dan menghindari persaingan antar anggota. Model usaha ini dapat diterapkan pada suatu kawasan dimana komponen pendukungnya telah tersedia, seperti kelompok petani, penyilang, produsen benih, kelompok  petani produsen, kelompok pedagang dan asosiasi (Gambar 3.).

(48)

KONSORSIUM

INDUSTRI TANAMAN HIAS

PRODUSEN BENIH KELOMPOK  PETANI PENYILANG KELOMPOK  PETANI PRODUSEN KELOMPOK  PEDAGANG  ASOSIASI LANDSCAPE  ASOSIASI FLORIST  ASOSIASI KONSUMEN MODAL/INVESTASI KEBIJAKAN MAKRO INSENTIF TEKNOLOGI INOVATIF INFRA  STRUKTUR  PROMOSI INVESTASI

Gambar 3. Skema model usaha konsorsium

4. Model usaha pemasaran bersama yang menyerupai koperasi yang berlandaskan pada asas kekeluargaan yang beranggotakan petani atau kelompok tani produsen. Memiliki sarana pemasaran dalam bentuk kios atau outlet dan atau sarana transportasi penunjang berupa one stop shopping, swalayan, pasar lelang dan komplek kios atau pertokoan (Gambar 4)

(49)

KELOMPOK USAHA PEMASARAN BERSAMA

MANAJEMEN TEKNIS REGULASI INTERNAL

Infrastruktur  Pupuk SDM Pestisida Bibit PROSES PRODUKSI KIOS ONE STOP SHOPING SUPERMARKET KONSUMEN LEMBAGA SARANA PEMASARAN KONSUMEN KONSUMEN RUMAH TANGGA

Gambar 4. Skema model pemasaran bersama

4.9 Kebijakan

Deregulasi dengan menyederhanakan peraturan-peraturan yang tidak kondusif seperti kebijakan perijinan, kredit dan kebijakan lain yang terkait pengembangan tanaman hias domestik.

(50)

 V. PENUTUP

Dibanding komoditas pertanian lainnya, tanaman hias memiliki keunggulan yang lebih besar untuk berkompetisi pada era globalisasi. Hal ini selain karena sifat permintaannya yang terus berkembang juga tersedianya sumberdaya dan penguasaan teknologi sebagai penentu keunggulan komparatif dibanding beberapa negara pesaing.

Beberapa jenis pembibitan yang berkembang di Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pembibitan skala besar : menjual bahan tanaman dalam  jumlah banyak (memasok tanaman ke pengusaha

pembibitan yang lebih kecil).

2. Pembibitan skala kecil : menjual tanaman secara eceran langsung ke masyarakat konsumen.

3. Pembibitan tanaman taman (landscape nursery ) : menjual atau mengusahakan bahan tanaman untuk keperluan lansekap, yaitu untuk pertamanan dan penghijauan (memasok tanaman pada proyek-proyek lansekap; menyewakan tanaman untuk dekorasi taman dalam ruang

(51)

bagi gedung perkantoran, bank, hotel dan dekorasi bersifat temporer di ruang-ruang pertemuan atau pesta) 4. Pembibitan untuk tujuan khusus : pembibitan untuk 

keperluan penelitian dan pendidikan.

Produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan produsen kurang memenuhi standar kualitas yang dikehendaki pasar. Mutu produk yang relatif rendah disebabkan oleh rendahnya potensi genetik varietas yang ditanam dan kualitas benih yang digunakan, kurang tepatnya praktek budidaya termasuk  penggunaan bahan agrokimia yang berlebihan atau tidak  tepatnya praktek pasca panen serta kurang tersedianya teknologi produksi.

Dalam rangka penerapan sistem agribisnis tanaman hias yang tangguh diperlukan kelembagaan yang efektif dan efisien. Kelembagaan penyedia modal sangat penting mengingat kapital petani sangat terbatas. Hingga kini kelembagaan usaha bersama, kelembagaan penyedia sarana produksi dan pengumpul produk  hasil panen serta kelembagaan informasi belum bekerja secara memadai, sehingga para petani memiliki posisi tawar yang lemah dalam berinteraksi dengan pihak lain.

Gambar

Gambar 1.  Skema kerja model usaha koperasi
Gambar 2.  Skema kerja model usaha korporasi
Gambar 3.  Skema model usaha konsorsium
Gambar 4.  Skema model pemasaran bersama

Referensi

Dokumen terkait

Pada jaringan komputer sering ditambahkan peralatan lain untuk meningkatkan kemampuan jaringan, misalnya memperpanjang jangkauan kabel penghubung. Beberapa alat

tempat : Ruang Pertemuan Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang lantai 2 Sehubungan dengan hal itu, maka kami memohon kepada Saudara untuk menjadi pembicara

tindak pidana kekerasan terhadap anak yang menyebabkan kematian (Studi Putusan Nomor 463/Pid/.SUS/2015/PN.Kla) belum pernah dilakukan sebelumnya di lingkungan Fakultas Hukum

Dapat memberikan masukan kepada KAP agar lebih memperhatikan dalam hal faktor individual dan situasional seperti sistem perekrutan karyawan dan pemberian reward agar auditor

Sebuah gagasan untuk merancang seperangkat aturan (organisasi musikal) yang bersumber dari konten ekstra-musikal sleep paralysis dan melalui konsep tersebut memungkinkan

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran serta perkembangan kemampuan berpikir sebagaimana dijelaskan diatas, proses pembelajaran dapat ditempuh melalui pendekatan saintifik

Olahraga belakangan ini mulai menjadi gaya hidup bagi masyarakat, khususnya pada masyarakat Indonesia. Tentunya tempat-tempat tersebut setiap harinya selalu

Dengan tujuan bahwa sumbangan itu dicatat untuk mengingat dan mengetahui apakah yang diundang datang atau tidak, dan perilaku tersebut sudah menjadi adat kebiasaan di Desa