MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA
PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI
KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
(Penelitian Tindakan Kelas di Kober Azkiya Usia 3 – 4 Tahun Pada Tahun Ajaran 2013/2014 Di Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Oleh :
Lia Meilani
NIM : 1008490
JURUSAN PEDAGOGIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA
PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI
KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Oleh :
Lia Meilani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
©Lia Meilani 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Lia Meilani 1008490
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
(PenelitianTindakanKelas di KoberAzkiyaUsia 3 – 4 TahunPadaTahunAjaran 2013/2014 Di KecamatanDayeuhKolotKabupaten Bandung)
DisetujuidanDisahkanOlehPembimbing : Pembimbing I
CucuEliyawati, M.Pd NIP 19701022 199802 2 001
Pembimbing II
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP 19770828 2003121 002
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
(PenelitianTindakanKelas di KoberAzkiyaUsia 3 – 4 TahunPadaTahunAjaran 2013/2014 Di KecamatanDayeuhKolotKabupaten Bandung).
ABSTRAK
Kerjasama adalah sebuah kondisi dimana satu orang dengan orang lainnya saling mendekat untuk mengurus sebuah kepentingan dan tujuan bersama-sama. Mengingat sangat pentingnya kerjasama anak dalam kehidupan sehari-hari, maka peneliti melakukan penelitian pada anak Kelompok A Kober Azkiya sebanyak 10 orang anak. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) mengetahui kondisi objektif kerjasama anak. (2) mengetahui penerapan pemberian kegiatan cooking class pada anak Kelompok A Kober Azkiya. (3) mengetahui bagaimana tingkat kerjasama anak setelah diterapkannya kegiatan cooking class. Metode penelitian yang diterapkan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), dalam pelaksanaannya terdiri dari dua siklus, pada siklus I terdiri dari dua tindakan, sedangkan pada siklus II hanya satu tindakan. Setiap siklus menunjukkan hasil peningkatan kerjasama anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi. Kondisi akhir kerjasama anak Kelompok A Kober Azkiya setelah diberikan tindakan melalui pemberian kegiatan cooking class terbukti meningkat, pada pra siklus masih kurangnya kerjasama pada siklus I tindakan pertama 0% yang baik, pada siklus I tindakan kedua meningkat menjadi 50 % dan pada siklus kedua meningkat menjadi 67%. Perkembangan tersebut dirasa cukup jika dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan melalui penerapan cooking class. Rekomendasi bagi guru diharapkan Guru harus memaksimalkan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama anak. Bagi anak dapat memfasilitasi kemampuan bekerjasama melalui kegiatan cooking class. Bagi peneliti diharapkan selalu berusaha mencari alternative dengan pendekatan, metode, teknik, sehingga dapat menambah masukan khususnya bagi Pendidikan Anak Usia Dini..
IMPROVING THE ABILITY TO OPERATE THROUGH PLAY GROUP TO COOK (COOKING CLASS)
(Classroom Action Research in KoberAzkiya Age 3-4 Years In School Year 2013/2014 In the District of Bandung Regency Dayeuhkolot).
ABSTRACT
Cooperation is a condition in which a person with another person to take care of a close mutual interests and goals together. Given the importance of cooperation in the child's daily life, the researchers conducted a study on a group of children AzkiyaKober as many as 10 children. The purpose of this study is as follows: (1) determine the objective conditions of cooperation child. (2) determine the application of the provision on children's cooking class events A KoberAzkiya Group. (3) determine how the level of cooperation after the implementation of the activities kids cooking class. The research method applied is a class action research (PTK), the implementation consists of two cycles, the first cycle consists of two actions, while in the second cycle only one action. Each cycle shows the results of increased cooperation child. Collecting data in this study is the observation. The final condition of cooperation child AzkiyaKober Group A after given action through the provision of activities proven to increase the cooking class, the pre-cycle is still a lack of cooperation on the first act of the first cycle of 0% is good, the second act of the first cycle increased to 50% and in the second cycle increased to 67%. The development is considered sufficient when compared to the prior given cooking class action through the application. Recommendations for teachers Teachers should maximize the expected learning methods that can increase the child's ability to cooperate. For children can facilitate collaboration capabilities through cooking class. For researchers expected always trying to find an alternative to the approaches, methods, techniques, thus increasing input especially for Early Childhood Education ..
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS
C. Hubungan Cooking Class DenganKerjasama………19
BAB III METODE PENELITIAN
A. LokasidanSubjekPenelitian……….20
B. MetodePenelitian………..21
C. DesainPenelitian………21-27
D. DefinisiOperasional………...28
E. Instrument Penelitian………..29-32
F. Judgment Ekspert………..32
G. Analisis Data……….33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasilPenelitian
1. KondisiAwalKemampuanBekerjasamaAnak
SebelumKegiatan Cooking Class………34-38
2. PelaksanaanKegiatan Cooking ClassDalamMeningkatkan
KemampuanBekerjasamaAnakPadaKelompok A
KelompokBermainAzkiya……….37-79
3. KondisiAkhirKemampuanBekerjasamaAnak
SetelahDilakukanKegiatan Cooking Clas
Di KelompokBermainAzkiya……….79-86
B. PembahasanPenelitian
1. KondisiAwalKemampuanBekerjasamaAnak
SebelumDilaksanakannyaKegiatan Cooking Class………88-89
2. PenerapanKegiatan Cooking Class UntukMeningkatkan
KemampuanBekerjasamaAnakKelompok A
Di KoberAzkiya……….89-91
3. PeningkatanKemampuanBekerjasamaAnakUsiaDini Di
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI………..……93-95
DAFTAR PUSTAKA……….x-xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat
manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra sekolah merupakan
masa keemasan sekaligus dengan masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan
menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan masa yang tepat untuk
meletakan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai
agama, kognitif dan seni.Perkembangan sosial-emosional pada anak usia dini akan menjadi
pondasi bagi anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli kepada
orang lain, dan produktif.
Sosial emosional merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada
anak usia prasekolah. Dan kerjasama yang merupakan salah satu aspek dari sosial emosional
adalah salah satu aspek yang harus dikembangkan. Kemampuan kerjasama sangat penting
dikembangkan pada anak sejak periode prasekolah, karena dalam usia ini hubungan
kerjasama anak antar sesama kelompoknya belum terjalin dengan baik. Hal-hal tersebut
terjadi di saat anak sedang bermain dengan teman-temannya, atau sedang belajar kelompok.
Mengembangkan kemampuan kerjasama anak yang sejatinya memiliki sifat
“egosentris “ yaitu memandang sesuatu dari satu sisi yaitu dari dirinya sendiri
tidaklahmudah. Piaget (1975) menunjukkan bahwa adanya sifat egosentrisme yang tinggi
pada anak di mana anak belum dapat memahami perbedaan perspektif pikiran orang lain,
orang lain berpikir sebagaimana ia berpikir. Menurut Parten (dalam Slamet Suyanto 2005:70)
menunjukkan hal itu dari pola bermain pada anak yaitu pada anak usia 3 tahun anak lebih
banyak bermain sendiri (soliter play), kemudian mereka mulai bermain sejenis (paralel play)
lalu mulai bermain melihat temannya bermain (on-looking play) dan kemudian bermain
bersama (cooperative play). Pada anak TK usia5-6 tahun yang sudah berada pada tahap
bermain bersama (cooperative play) tentu yang diharapkan adalah optimalnya
2
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengembangan kerjasama yang baik bagi anak memudahkan baginya mengatur
suasana hati, menghilangkan kecemasan, rasa bersalah, menekan amarah yang tidak
mengikuti dapat diatur dengan menggunakan kecerdasan berfikir. Pengembangan kerjasama
yang baik bagi anak memungkinkan terciptanya hubungan yang berlangsung efektif antara
guru dengan anak didik, dan dapat mengantar dirinya untuk memiliki aktivitas belajar dan
komunikasi antara seseorang dengan orang lain.
Bagi anak yang memiliki kemampuanbekerjasama yang memadai di yakini akan
mampu mendinamisir lingkungan belajar dan membangun iklim yang kondusif, sehingga
menimbulkan semangat dan motivasi belajar. Untuk itu kerjasama merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh setiap anak guna menjalin hubungan kerjasama yang baik dan
harmonis dengan guru dan sesama anak di kelas sehingga tujuan pembelajaran dikelas dapat
tercapai.
Menurut Hurlock (2003) Kerja sama mulai usia tahun ke tiga akhir, anak mulai
bermain secara bersama dan kooperatif, serta kegiatan kelompok mulai berkembang dan
meningkat baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan
meningkatkan kesempatan untuk bermain dengan anak lain.
Kerjasama menurut Saputra (2005:39) adalah gejala saling mendekati untuk
mengurus kepentingan bersama dan tujuan yang sama. Perkembangan sosial emosional anak
dan kerjasama sangat dipengaruhi oleh kondisi anak dan lingkungan sosialnya, baik orang
tua, teman sebaya, dan masyarakat sekitar.Apabila kondisi anak dan lingkungan sosial dapat
memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif maka
anak akan dapat mencapai perkembangan sosial emosional dan kerjasama yang baik, akan
tetapi apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif cenderung anak akan menampilkan
perilaku yang kurang baik. Kebanyakan anak merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan
teman, guru maupun orang yang baru dikenalnya.
Perkembangan kerjasama anak harus didukung karena ketika anak memiliki perasaan
yang baik tentang dirinya, memiliki hubungan sosial yang positif dengan orang lain dan
mengetahui bagaimana mengatur emosinya maka mereka akan lebih menampilkan perilaku
yang positif. Menurut Lois (2000), beberapa perilaku positif sebagai manifestasi dari
perkembangan sosial emosional yang baik, yaitu anak akan lebih berhasil dalam situasi
3
belajar, lebih efektif dalam mengkomunikasikan perasaan – perasaan mereka,
mengembangkan rasa percaya diri dan penghargaan diri dan mengembangkan kelekatan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis melalui observasi pada
Kelompok Bermain Azkiya pada kelompok A dengan rentang usia 3 sampai 4 tahun pada
tahun ajaran 2013/2014 yang terletak di Komplek Kotabaru Jalan Wijayakusumah 71B Desa
Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung, diperoleh data
kurangnya kerjasama anak dalam kegiatan serta ketika anak sedang bermain. Ada anak yang
sering mengganggu dan membuat temannya marah, anak tidak sabar menunggu giliran ketika
melakukan kegiatan, anak yang masih bermain dan bicara sendiri, anak kurang kerjasama
ketika bermain dan melakukan kegiatan secara berkelompok.
Selain itu salah satu penyebab masih kurangnya pengembangan kerjasama anak
adalah metode pengajaran kurang memiliki variasi dalam bermain, serta pembagian tugas
kepada anak seringkali bersifat individual atau tidak berkelompok. Proses pembelajaran
tanpa adanya kegiatan bermain akanmengakibatkan anak cepat bosan dan jenuh di kelas
sehingga diperlukan upaya yang baru untuk meningkatkan pengembangan kerjasama anak
agar lebih optimal yaitu dengan melakukan kegiatan cooking class.
Kegiatan cooking class adalah merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan
di Kober Azkiya dimana kegiatan yang berlangsung di dalamnya di setting sedemikian rupa
sehingga dapat mengembangkan seluruh aspek pengembangan yang diharapkan dicapai oleh
anak didik. Coughlin,et.all (2012:200-210) mengemukakan bahwa kegiatan memasak yang
diberikan kepada anak memberikan pengaruh pada daerah perkembangan.Dan salah satu
jenis kegiatan yang diajarkan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
kerjasama, karena kegiatan ini merupakan jenis kegiatan yang membutuhkan kerjasama
dalam kelompok.Sehingga anak harus berinteraksi dengan teman untuk menyelesaikan
kegiatannya. Jika anak saling berinteraksi dengan teman, dan bekerjasama maka akan terlihat
perkembangan sosial anak. Selain itu kegiatan cooking class merupakan suatu kegiatan yang
menyenangkan terutama bagi anak-anak karena memberikan pembelajaran yang
menyenangnkan sangat berarti bagi anak berupa pengalaman langsung.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
4
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan melakukan penelitian melalui kegiatan cooking class dan menuliskannya dalam
sebuah karya tulis ilmiah akhir.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Pengembangan kerjasama bagi anak adalah solusi yang diharapkan mampu
mengubah perilaku negatif ke perilaku positif, karena memiliki hubungan sosial yang positif
dengan orang lain dan mengetahui bagaimana mengatur emosinya maka mereka akan lebih
menampilkan perilaku yang positif. Oleh karena itu dari uraian diatas dapat di identifikasi
beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan, yaitu menerapkan pengembangan kerjasama
anak usia dini di Kober Azkiya.Pendidik menerapkan kerjasama bagi anak usia dini melalui
kegiatan cooking class di Kober Azkiya.Melalui kegiatan cooking class anak-anak mulai
mengenal kerjasama sesama teman.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dari berbagai identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka dapat diambil
rumusan masalah, yaitu Bagaimanakah meningkatkan kerjasama anak usia dini melalui
kegiatan cooking class.
Untuk memperjelas rumusan tersebut maka di susun beberapa pertanyaan sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah kondisi awal kemampuan bekerjasama anak usia dini di Kober Azkiya
?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan cooking class dalam meningkatan kerjasama
anak usia dini di Kober Azkiya?
3. Bagaimanakah peningkatankemampuan bekerjasamasetelah penerapan kegiatan
cooking class anak usia dini di Kober Azkiya ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan kerjasama dalam bidang
pengembangan sosial emosional pada anak kelompok A rentang usia 3-4 tahun tahun ajaran
5
Wijayakusumah 71B Desa Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten
Bandung.
E. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan kecerdasan anak dalam aspek sosial
emosionalnya khususnya dalam kerjasama sesama teman.
2. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran kepada
para tutor di lembaga PAUD Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot
Kabupaten Bandung untuk memperkaya metode pengajaran atau pola pembelajaran
guna meningkatkan potensi, perkembangan dan kecerdasan anak melalui peningkatan
sosial emosional bagi anak usia dini.
3. Manfaat bagi penulis
Hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur sampai sejauh mana penulis mengerti dan
memahami tentang perkembangan sosial emosional anak usia dini.
F. Struktur Organisasi
Dalam penulisan karya ilmiah ini struktur organisasi penulisan yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, memuat uraian mengenai latar belakang masalah penelitian, identifikasi
masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, memuat teori-teori yang akan digunakan guna membahas masalah
6
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan
cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian serta cara-cara
menganalisa data.
Bab IV Pembahasan menguraikan tentang temuan data yang ditemukan di lapangan serta
deskripsi dari rumusan permasalahan yang diambil.
Bab V yang merupakan Bab Penutup menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian kelas di Kober Azkiya yang berada di Komplek Kota Baru Jl
Wijayakusumah 71B Desa Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung Jawa Barat. Subjek peneliti ini adalah seluruh anak
kelompok A Kober Azkiya yang berjumlah 10 orang anak dengan usia berkisar 3
sampai 4 tahun dan didampingi oleh 3 guru.
Tabel 3.1
Subjek Penelitian Kelompok A Kober Azkiya
No Nama Anak Jenis Kelamin
1 ALK Perempuan
2 ARK Laki-laki
3 ALF Perempuan
4 ALV Laki-laki
5 CLS Perempuan
6 EZR Laki-laki
7 FZ Laki-laki
8 GRNT Perempuan
9 LV Perempuan
18
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian kelas adalah suatu penelitian dengan
menggunakan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran kearah yang lebih baik sehingga anak dapat memperoleh
hasil belajar yang lebih baik pula (Asrori,2007:6). Melalui penelitian kelas
diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran serta
mengatasi permasalahan yang terjadi, khususnya dalam meningkatkan kerjasama
dalam perkembangan sosial emosional melalui kegiatan cooking class yang
terjadi di kelompok bermain azkiya.
C.Desain Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan menggunakan beberapa siklus
secara bertahap. Tahapan dalam setiap siklus akan dievaluasi dan dianalisis utnuk
mengetahui sejauh mana damapak dana pemberiana metode yang diberikan agar
menjadi pembanding untuk siklus selanjutnya.
Tahapan penelitian yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hal ini sesuai dengan model
yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Tanggar (Asrori 2007 : 68) yang
menyebutkan empat komponen penelitian tindakan kelas dengan model siklus,
yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasion) dan
refleksi (refleksion). Berikut ini adalah siklus penelitian yang akan dilakukan oleh
19
Gambar 3.1
Gambar Rancangan Penelitian Tindakan model Kemmis & Tanggar (Asrori, 2007, hlm. 68)
Rencana Awal Refleksi
Tindakan/ observasi
Refleksi
Refleksi
Tindakan/ observasi
Rencana yang direvisi
Tindakan/ observasi
20
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan melalui beberapa tahap.
Menurut Asrori (2007;88) prosedur atau langkah-langkah dalam proses penelitian
tindakan kelas yaitu tahap perumusan masalah, analisis masalah, persiapan
penelitian tindakan kelas dan proses pelaksanaan penelitian yang dijelaskan
sebagai berikut :
1. Perumusan Masalah
Kegiatan diawali dengan mengidentifikasi masalah melalui observasi
secara langsung ditempat penelitian, yaitu : Kelompok Bermain Azkiya.
Melalui pengamatan tersebut ditemukan beberapa permasalahan terkait
dengan social emosional anak khususnya dalam kerjasama. Permasalahan
tersebut kemudian dirumuskan , kemudian dikembangkan menjadi tujuan
penelitian sesuai dengan permasalahan di Kober.
2. Analisis Masalah
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis masalah yang didapat
melalui observasi di lapangan yang terkait denan perkembangan social
emosional anak khususnya dalam bekerjasama.Menurut Muslihudin (2009:57)
analisis penyebab masalah merupakan hal yang sangat penting dilakukan
setelah mengetahui permasalahan yang terjadi dan dengan memahami
berbagai kemungkinan penyeban masalah tersebut tindakan dapat
dikembangkan.
3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas
Tahap awal peneliti menentukan subjek peneliti, yaitu Kober Azkiya,
yang kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah yang ada
dilapangan setelah dilakukan observasi.Setelah itu peneliti dan guru
merumuskan masalah dan menetapkan tekhnik yang digunakan untuk
meningkatkan hubungan kerjasama dala perkembangan social emosional anak
21
4. Proses Penelitian Tindakan Kelas
Pada proses penelitian tindakan kelas, peneliti berkolaborasi dengan
guru yang lain dengan melakukan tindakan yang sudah direncanakan sebelum
penelitian berlangsung.
a. Tahap Perencanaan
Peneliti dan guru lain berkolaborasi membuat skenario yang
mengacu kepada perencanaan tertulis dalam bentuk RKH (Rencana
Kegiatan Harian).
Adapun tahap-tahap perencanaan yang dimaksud di atas adalah
sebagai berikut :
Tema : Makanan
Sub Tema : Buah Kesukaan
Tujuan : Meningkatkan kerjasama melalui kegiatan cooking class.
Indikator :
a) Anak dapat bergabung dengan teman
b) Anak dapat berteman dengan banyak anak c) Anak dapat berempati kepada teman
d) Anak bahagia bila bersama teman
e) Anak dapat mengambil peran yang ditugaskan f) Anak dapat menyelesaikan tugas yang dilakukan g) Anak mampu bekerja sesuai dengan aturan
h) Anak dapat membereskan alat permainan secara bersama-sama
i) Anak dapat berbagi dengan teman
j) Anak dapat saling membantu
k) Anak dapat menolong teman
Materi :
a) Mengenalkan makanan kesukaan
22
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Kegiatan memasak
d) Mengenalkan bahan dan alat memasak
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Kegiatan awal
a) Berbaris
b) Bernyanyi
c) Berdoa
d) Menyiapkan alat dan bahan yang dalam kegiatan cooking
e) Bercakap-cakap mengenai tema dan kegitan yang akan
dilakukan
f) Menetapkan kelompok
b. Kegiatan inti
a) Menyebutkan alat dan bahan yang akan dipergunakan
b) Membimbing anak dalam melakukan kegiatan cooking
c) Mengamati anak dalam kegiatan cooking
d) Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
e) Membersihkan tempat dan merapikan tempat
c. Kegiatan akhir
a) Tanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan
b) Memberi kesempatan kepada anak untuk mengemukakan
pendapatnya selama mengikuti kegiatan
c) Menyajikan hasil kerjanya
Alat dan bahan yang digunakan :
Pisau plastik, piring plastik, tusuk sate, microwave, telur
puyuh, sosis, tahu, wortel.
Evaluasi :
a. Evaluasi proses kegiatan cooking
23
D. Pelaksanaan
Penelitian berkolaborasi dengan guru yang lain selama kegiatan
berlangsung, guru lain membantu peneliti dalam mengarahkan dan
memberi semangat dalam meningkatkan kerjasama dalam social
emosional, selain sebagai observer peneliti juga berperan sebagai
pelaksana tindakan yang berkolaborasi dengan guru lain.
E. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pengamatan (observasi) dilakukan oleh peneliti selama
kegiatan tindakan berlangsung dan setelah proses tindakan berlangsung
dengan melihat hasil dari pembelajaran yang diberikan.observasi
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak tindakan yang diberikan
telah mencapai sasaran. (muslihudin,2009:60) apabila dalam pemberian
tindakan ditemukan kekurangan-kekurangan maka hal tersebut menjadi
perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus penelitian akan berulang jika
tindakan yang diberikan belum menunjukkan perubahan, khususnya pada
hubungan kerjasama dengan social emosional.
F. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat pengumpulan data mengenai
peristiwa atau kenyataan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Lembar catatan lapangan didisi oleh observer dan hasilnya
merupakan salah satu data yang harus diperoleh dalam penelitian tindakan
kelas ini.
G. Refleksi
Tahapan refleksi merupakan tahapan yang sangat penting
dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas.Refleksi merupakan
kegiatan analisis yang dilakukan untuk merenungkan kembali secara
intensif kejadian-kejadian yang meyebabkan munculnya sesuatu yanhg
24
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat tersebut, pada tahap ini peneliti juga
melakukan analisis data terhadap hasil pelaksanaan yang terjadi selama
proses dan mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang terjadi
selama proses dan setelah proses tindakan berlangsung. Refleksi
dilakukan setelah tindakan diberikan dan melalui ini diharapkan dapat
memperbaiki kekurangan pada penelitian selanjutnya.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah pengamatan
(observasi), wawancara, catatan lapanan dan dokumentasi.
a. Pengamatan (observasi)
Pengamatan (observasi) untuk melihat sejauh mana proses
pembelajaran berlangsung dan melihat dampak pembelajaran
menggunakan kegiatan cooking class dapat meningkatkan
kerjasama dalam perkembangan sosial emosional anak.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk memperoleh informasi secara jelas mengenai
kerjasama anak dalam kegiatan coocking class yang sedang
berlangsung. Menurut Asrosi (2007 : 110) wawancara adalah salah
satu cara pemantauan penelitian dan penggalian data yang
diperoleh melalui ungkapan secara lisan oleh sumber yang terkait.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh data atau informasi selama proses pembelajaran
berlangsung secara lebih jelas dan objektif serta dapat melengkapi
data yang diperlukan. Dokumentasi yang diperlukan oleh peneliti
dalam penelitian ini berupa foto serta data-data yang terkait.
25
Definisi operasional merupakan variable dari penelitian yang dapat
dioperasionalkan atau dapat menjadi arahan untuk pelaksanaan dalam penelitian.
Definisi perasional variable dalam penelitian ini diantaranya :
1. Kemampuan kerjasama
Kerjasama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai makhluk
sosial.Semakin modern seseorang maka ia akan semakin banyak bekerja sama
dengan orang lain, bahkan seakan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu
tentunya dengan perangkat yang modern pula. Adapun aspek-aspek dalam
kerjasama adalah:
a. Membiasakan anak bergaul/berteman dengan teman sebaya dalam
melakukan tugas.
b. Membiasakan anak untuk menghargai pendapat atau kemampuan
orang lain.
c. Menyadari bahwa kerjasama atau tolong menolong itu sangat penting
dan menyenangkan.
d. Mengembangkan rasa empati pada diri anak.
2. Kegiatan cooking class
Cooking class atau kelas memasak merupakan salah satu sentra
kegiatan yang diselenggarakan di Kober Azkiya dimana kegiatan yang
berlangsung di dalamnya di setting sedemikian rupa sehingga dapat
mengembangkan seluruh aspek pengembangan yang diharapkan dicapai oleh
anak didik.Salah satu aspek yang dapat dikembangkan dalam kegiatan
cooking class adalah kerjasama.
J. Instrumen Penelitian
Definisi instrument penelitian Arikunto (2012;2-3) yaitu “suatu
alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
26
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan sistematis sehinggalebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman observasi yang terdiri dari beberapa aspek social
emosional anak yang harus diamati.Hasil instrument penelitian diambil dari
kisi-kisi yang terdiri dari variabel, deskripsi dan indikator yang kemudian dijabarkan
dalam pernyataan sebagai aspek penilaian, sebagaimana tergambar dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 3.2
KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA
KELOMPOK BERMAIN AZKIYA MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS
Variabel Indikator Pernyataan Tekhnik
27
Sumber berasal dari kurikulum TK 2004 dan Permen 58 Tahun 2009.
Table 3.3
ALAT OBSERVASI KEGIATAN ANAK
28
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hari /kegiatan :
No Indikator B C K
1 Anak dapat bergabung dengan teman
2 Anak dapat berteman dengan banyak anak
3 Anak bahagia bila bersama teman
4 Anak dapat berempati pada teman
5 Anak dapat berbagi dengan teman
6 Anak dapat saling membantu
7 Anak dapat menolong teman
8 Anak mampu bekerja sesuai dengan aturan
9 Anak dapat mengambil peran yang ditugaskan
10 Anak dapat menyelesaiakan tugas yang dilakukan
11 Anak dapat membereskan alat
permainan secara bersama-sama
Instrument Penilaian Aktivitas Guru Melalui Kegiatan Cooking Class
29
1 Guru menyiapkan alat dan bahan
2 Guru membagai anak dalam kelompok
3 Guru menjelaskan alat dan bahan ayang
akan digunakan dalam kegiatan cooking
4 Guru menjelaskan tugas masing-masing
kelompok
5 Anak-anak memilih alat dan bahan
memasak masing-masing
6 Guru dan anak-anak memulai kegiatan
cooking
7 Guru mengakhiri kegiatan cooking dan
melakukan Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan
K.Judgment Ekspert
Penelitian yang baik harus menggunakan instrumen yang baik valid.Dalam
penyusunan instrumen yang baik perlu diperhatikan validitas instrumen yang
dihasilkan.validasi instrumen adalah suatu langkah kegiatan yang mesti
diperhatikan peneliti sebelum menggunakan instrumen tersebut.Maka diharapkan
pada saat melakukan kegiatan penelitian bidang pendidikan, instrumen yang
dipakai untuk menggali data benar-benar valid sehingga akan dapat pula diperoleh
data yang ilmiah.
L.Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses memilih, memilah, membuang dan
menggolongkan data. Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tekhnik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya adalaah reduksi
30
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara
rinci.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Peneliti menetapkan tujuan yang akan dicapai
setiap akan mereduksi data.
2. Display data
Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data.Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori yang terbentuk teks bersifat naratif. Dengan display
data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
3. Verifikasi
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi,
ksesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, pada umumnya kemampuan
bekerjasama anak pada umumnya belum berkembang secara optimal.Hal ini
terlihat dari hasil pengamataan terhadap anak.Dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti masih anak yang bermain secara sendiri – sendiri, atau ada
anak yang bermain bersama tapi tidak mau berbagi dengan teman.Kondisi
kemampuan yang telah diobservasi diatas tidak sesuai dengan kemampuan
bekerjasama anak yang seharusnya dimiliki anak.
Pelaksanaan kegiatan cooking class dalam meningkatkan kemampuan
bekerjasama di Kober Azkiya, dilakukan dengan dua siklus.Pada siklus I
dilaksanakan dua tindakan, sedangkan pada siklus II dilaksanakan dengan satu
tindakan.Dalam setiap siklusnya guru sudah merencanakan pembelajaran yang
dituangkan dalam RKH, dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rancangan
yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kegiatan cooking class dapat
dilaksanakan untuk meningkatkan kerjasama anak.Kegiatan cooking membuat
anak-anak menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran.Dalam penelitian ini
juga memiliki kelemahan, yaitu dengan tidak hadirnya anak dalam penelitian dari
siklus satu hingga siklus dua membuat hasil dari siklus tidak menggambarkan
semua hasil.Sehingga hasil akhir dari penelitian hanya mengambil dari anak yang
konsisten hadir setiap penelitian.Dari keseluruhan jumlah anak yang 10 orang
maka hanya 6 orang yang konsisten hadir dalam penelitian yang hasilnya
dijadikan hasil akhir. Sehingga data dari hasil observasi kegiatan memasak pada
setiap siklus yang hanya berjumlah 6 orang setelah diberi tindakan diperoleh
88
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persentase pada criteria cukup (C) sebanyak 50 % dan 33%. Adapun persentase
pada criteria kurang (K) sebanyak 0 %.Kegiatan cooking untuk meningkatkan
kemampuan bekerjasama meningkat dari siklus I sampai siklus II.
Kemampuan bekerjasama setelah mengikuti kegiatan cooking mengalami
perubahan yang baik.Perubahan tersebut terlihat sekali ketika anak berinteraksi
dengan teman baik dalam permainan kelompok ataupun pada saat mereka sedang
bermain sendiri. Anak dapat aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, serta anak
menjadi tertarik dan antusias mengikuti kegiatan permainan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas, maka saran yang
dapat disampaikan adalah :
a. Guru
a) Guru harus memaksimalkan metode-metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan bekerjasama anak.
b) Guru harus sedini mungkin membiasakan anak untuk saling berbagi,
dan bekerjasama dalam setiap pembelajaran.
c) Guru harus sering melatih anak untuk dapat bekerjasama dengan cara
melakukan kegiatan proyek, sehingga anak -anak akan lebih sering
berinteraksi, sehingga muncul sikap-sikap menghargai teman, lebih
berempati terhadap teman, dan muncul sikap membantu dan menolong
teman.
d) Guru harus meningkatkan kreatifitasnya dalam mengenalkan berbagai
permainan baru yang bisa diterapkan dalam pembelajaran agar anak
tidak bosan dan semakin bersemangat dalam bersekolah.
b. Sekolah
Sekolah harus memberi kesempatan kepada guru-gurunya untuk
89
dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama.Sekolah juga harus
membuat konsep dan melaksanakan pembelajaran yang bervariatif untuk
seluruh aspek perkembangan anak.
c. Peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya agar dapat lebih memaksimalkan penelitian
yang lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan bekerjasama karena
masih ada hal lain yang belum terungkap dan tergali dalam penelitian ini
Lia Meilani, 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2012). ManajemenPenelitian, Jakarta : RinekaCipta.
Depdiknas.(2004). Kurikulum KBK 2004 TK & RA.Jakarta :Depdiknas.
Desmita.(2009). PsikologiPerkembanganPesertaDidik.Bandung : PT
RemajaRosdakarya.
Han Han (2013).
MeningkatkanKemampuanMengenalKonsepBilanganAnakMelaluiKegiatanPr oyekMemasak DI TK Al-IstiqoomahCimahi. Bandung, UPI Press,
Hurlock, Elisabeth. (2003). PerkembanganAnak II, Jakarta : PT Erlangga.
ModulDiklatTenagaPendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar.(2008). Direktorat
PTK PNF Ditjen PMPTK
DepartemenPendidikanNasionaldenganUniversitasPendidikan Indonesia.
Muslihuddin.(2009). KiatSuksesMelakukanPenelitianTindakanKelas.Bandung :Falah
Production.
Nurfitriah.(2012). PengembanganKeterampilanSosialAnak TK
MelaluiPenerapanMetodePembelajaranKooperatif. Bandung, UPI Press,
Saputra, Yudha M &Rudyanto
(2005).PembelajarankooperatifUntukMeningkatkanKeterampilanAnak TK.
Solehuddin, M (1997). KonsepDasarPendidikanPraSekolah.
DepartemenPendidikandanKebudayaan, FakultasIlmuPendidikan,
InstitutKeguruandanIlmuPendidikan Bandung.
Sujiono, Yuliani, N. 2009. KonsepDasarPendidikanAnakUsiaDini. Jakarta : PT Indeks
Tedjasaputra, Mayke S (2001). Bermain, Mainan, danPermainan. Jakarta: PT
GramediaWidiasarana Indonesia.
Upton,P (2012). PsikologiPerkembangan (Terjemahan). Jakarta :Erlangga.
WJS, Purwadarminta. 1976. KamusUmumBahasa Indonesia.Jakarta :BalaiPustaka