• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS): Penelitian Tindakan Kelas di Kober Azkiya Usia 3 – 4 Tahun Pada Tahun Ajaran 2013/2014 Di Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS): Penelitian Tindakan Kelas di Kober Azkiya Usia 3 – 4 Tahun Pada Tahun Ajaran 2013/2014 Di Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA

PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI

KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kober Azkiya Usia 3 – 4 Tahun Pada Tahun Ajaran 2013/2014 Di Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Oleh :

Lia Meilani

NIM : 1008490

JURUSAN PEDAGOGIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA

PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI

KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Oleh :

Lia Meilani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

©Lia Meilani 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Lia Meilani 1008490

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

(PenelitianTindakanKelas di KoberAzkiyaUsia 3 – 4 TahunPadaTahunAjaran 2013/2014 Di KecamatanDayeuhKolotKabupaten Bandung)

DisetujuidanDisahkanOlehPembimbing : Pembimbing I

CucuEliyawati, M.Pd NIP 19701022 199802 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP 19770828 2003121 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

(PenelitianTindakanKelas di KoberAzkiyaUsia 3 – 4 TahunPadaTahunAjaran 2013/2014 Di KecamatanDayeuhKolotKabupaten Bandung).

ABSTRAK

Kerjasama adalah sebuah kondisi dimana satu orang dengan orang lainnya saling mendekat untuk mengurus sebuah kepentingan dan tujuan bersama-sama. Mengingat sangat pentingnya kerjasama anak dalam kehidupan sehari-hari, maka peneliti melakukan penelitian pada anak Kelompok A Kober Azkiya sebanyak 10 orang anak. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) mengetahui kondisi objektif kerjasama anak. (2) mengetahui penerapan pemberian kegiatan cooking class pada anak Kelompok A Kober Azkiya. (3) mengetahui bagaimana tingkat kerjasama anak setelah diterapkannya kegiatan cooking class. Metode penelitian yang diterapkan adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), dalam pelaksanaannya terdiri dari dua siklus, pada siklus I terdiri dari dua tindakan, sedangkan pada siklus II hanya satu tindakan. Setiap siklus menunjukkan hasil peningkatan kerjasama anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi. Kondisi akhir kerjasama anak Kelompok A Kober Azkiya setelah diberikan tindakan melalui pemberian kegiatan cooking class terbukti meningkat, pada pra siklus masih kurangnya kerjasama pada siklus I tindakan pertama 0% yang baik, pada siklus I tindakan kedua meningkat menjadi 50 % dan pada siklus kedua meningkat menjadi 67%. Perkembangan tersebut dirasa cukup jika dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan melalui penerapan cooking class. Rekomendasi bagi guru diharapkan Guru harus memaksimalkan metode-metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama anak. Bagi anak dapat memfasilitasi kemampuan bekerjasama melalui kegiatan cooking class. Bagi peneliti diharapkan selalu berusaha mencari alternative dengan pendekatan, metode, teknik, sehingga dapat menambah masukan khususnya bagi Pendidikan Anak Usia Dini..

(5)

IMPROVING THE ABILITY TO OPERATE THROUGH PLAY GROUP TO COOK (COOKING CLASS)

(Classroom Action Research in KoberAzkiya Age 3-4 Years In School Year 2013/2014 In the District of Bandung Regency Dayeuhkolot).

ABSTRACT

Cooperation is a condition in which a person with another person to take care of a close mutual interests and goals together. Given the importance of cooperation in the child's daily life, the researchers conducted a study on a group of children AzkiyaKober as many as 10 children. The purpose of this study is as follows: (1) determine the objective conditions of cooperation child. (2) determine the application of the provision on children's cooking class events A KoberAzkiya Group. (3) determine how the level of cooperation after the implementation of the activities kids cooking class. The research method applied is a class action research (PTK), the implementation consists of two cycles, the first cycle consists of two actions, while in the second cycle only one action. Each cycle shows the results of increased cooperation child. Collecting data in this study is the observation. The final condition of cooperation child AzkiyaKober Group A after given action through the provision of activities proven to increase the cooking class, the pre-cycle is still a lack of cooperation on the first act of the first cycle of 0% is good, the second act of the first cycle increased to 50% and in the second cycle increased to 67%. The development is considered sufficient when compared to the prior given cooking class action through the application. Recommendations for teachers Teachers should maximize the expected learning methods that can increase the child's ability to cooperate. For children can facilitate collaboration capabilities through cooking class. For researchers expected always trying to find an alternative to the approaches, methods, techniques, thus increasing input especially for Early Childhood Education ..

(6)

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS

(7)

C. Hubungan Cooking Class DenganKerjasama………19

BAB III METODE PENELITIAN

A. LokasidanSubjekPenelitian……….20

B. MetodePenelitian………..21

C. DesainPenelitian………21-27

D. DefinisiOperasional………...28

E. Instrument Penelitian………..29-32

F. Judgment Ekspert………..32

G. Analisis Data……….33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian

1. KondisiAwalKemampuanBekerjasamaAnak

SebelumKegiatan Cooking Class………34-38

2. PelaksanaanKegiatan Cooking ClassDalamMeningkatkan

KemampuanBekerjasamaAnakPadaKelompok A

KelompokBermainAzkiya……….37-79

3. KondisiAkhirKemampuanBekerjasamaAnak

SetelahDilakukanKegiatan Cooking Clas

Di KelompokBermainAzkiya……….79-86

B. PembahasanPenelitian

1. KondisiAwalKemampuanBekerjasamaAnak

SebelumDilaksanakannyaKegiatan Cooking Class………88-89

2. PenerapanKegiatan Cooking Class UntukMeningkatkan

KemampuanBekerjasamaAnakKelompok A

Di KoberAzkiya……….89-91

3. PeningkatanKemampuanBekerjasamaAnakUsiaDini Di

(8)

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI………..……93-95

DAFTAR PUSTAKA……….x-xi

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Perkembangan merupakan perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat

manusia yang bermartabat atau berkualitas. Usia lahir sampai dengan pra sekolah merupakan

masa keemasan sekaligus dengan masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan

menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan masa yang tepat untuk

meletakan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai

agama, kognitif dan seni.Perkembangan sosial-emosional pada anak usia dini akan menjadi

pondasi bagi anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli kepada

orang lain, dan produktif.

Sosial emosional merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada

anak usia prasekolah. Dan kerjasama yang merupakan salah satu aspek dari sosial emosional

adalah salah satu aspek yang harus dikembangkan. Kemampuan kerjasama sangat penting

dikembangkan pada anak sejak periode prasekolah, karena dalam usia ini hubungan

kerjasama anak antar sesama kelompoknya belum terjalin dengan baik. Hal-hal tersebut

terjadi di saat anak sedang bermain dengan teman-temannya, atau sedang belajar kelompok.

Mengembangkan kemampuan kerjasama anak yang sejatinya memiliki sifat

“egosentris “ yaitu memandang sesuatu dari satu sisi yaitu dari dirinya sendiri

tidaklahmudah. Piaget (1975) menunjukkan bahwa adanya sifat egosentrisme yang tinggi

pada anak di mana anak belum dapat memahami perbedaan perspektif pikiran orang lain,

orang lain berpikir sebagaimana ia berpikir. Menurut Parten (dalam Slamet Suyanto 2005:70)

menunjukkan hal itu dari pola bermain pada anak yaitu pada anak usia 3 tahun anak lebih

banyak bermain sendiri (soliter play), kemudian mereka mulai bermain sejenis (paralel play)

lalu mulai bermain melihat temannya bermain (on-looking play) dan kemudian bermain

bersama (cooperative play). Pada anak TK usia5-6 tahun yang sudah berada pada tahap

bermain bersama (cooperative play) tentu yang diharapkan adalah optimalnya

(10)

2

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan kerjasama yang baik bagi anak memudahkan baginya mengatur

suasana hati, menghilangkan kecemasan, rasa bersalah, menekan amarah yang tidak

mengikuti dapat diatur dengan menggunakan kecerdasan berfikir. Pengembangan kerjasama

yang baik bagi anak memungkinkan terciptanya hubungan yang berlangsung efektif antara

guru dengan anak didik, dan dapat mengantar dirinya untuk memiliki aktivitas belajar dan

komunikasi antara seseorang dengan orang lain.

Bagi anak yang memiliki kemampuanbekerjasama yang memadai di yakini akan

mampu mendinamisir lingkungan belajar dan membangun iklim yang kondusif, sehingga

menimbulkan semangat dan motivasi belajar. Untuk itu kerjasama merupakan hal penting

yang harus dimiliki oleh setiap anak guna menjalin hubungan kerjasama yang baik dan

harmonis dengan guru dan sesama anak di kelas sehingga tujuan pembelajaran dikelas dapat

tercapai.

Menurut Hurlock (2003) Kerja sama mulai usia tahun ke tiga akhir, anak mulai

bermain secara bersama dan kooperatif, serta kegiatan kelompok mulai berkembang dan

meningkat baik dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan

meningkatkan kesempatan untuk bermain dengan anak lain.

Kerjasama menurut Saputra (2005:39) adalah gejala saling mendekati untuk

mengurus kepentingan bersama dan tujuan yang sama. Perkembangan sosial emosional anak

dan kerjasama sangat dipengaruhi oleh kondisi anak dan lingkungan sosialnya, baik orang

tua, teman sebaya, dan masyarakat sekitar.Apabila kondisi anak dan lingkungan sosial dapat

memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif maka

anak akan dapat mencapai perkembangan sosial emosional dan kerjasama yang baik, akan

tetapi apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif cenderung anak akan menampilkan

perilaku yang kurang baik. Kebanyakan anak merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan

teman, guru maupun orang yang baru dikenalnya.

Perkembangan kerjasama anak harus didukung karena ketika anak memiliki perasaan

yang baik tentang dirinya, memiliki hubungan sosial yang positif dengan orang lain dan

mengetahui bagaimana mengatur emosinya maka mereka akan lebih menampilkan perilaku

yang positif. Menurut Lois (2000), beberapa perilaku positif sebagai manifestasi dari

perkembangan sosial emosional yang baik, yaitu anak akan lebih berhasil dalam situasi

(11)

3

belajar, lebih efektif dalam mengkomunikasikan perasaan – perasaan mereka,

mengembangkan rasa percaya diri dan penghargaan diri dan mengembangkan kelekatan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis melalui observasi pada

Kelompok Bermain Azkiya pada kelompok A dengan rentang usia 3 sampai 4 tahun pada

tahun ajaran 2013/2014 yang terletak di Komplek Kotabaru Jalan Wijayakusumah 71B Desa

Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung, diperoleh data

kurangnya kerjasama anak dalam kegiatan serta ketika anak sedang bermain. Ada anak yang

sering mengganggu dan membuat temannya marah, anak tidak sabar menunggu giliran ketika

melakukan kegiatan, anak yang masih bermain dan bicara sendiri, anak kurang kerjasama

ketika bermain dan melakukan kegiatan secara berkelompok.

Selain itu salah satu penyebab masih kurangnya pengembangan kerjasama anak

adalah metode pengajaran kurang memiliki variasi dalam bermain, serta pembagian tugas

kepada anak seringkali bersifat individual atau tidak berkelompok. Proses pembelajaran

tanpa adanya kegiatan bermain akanmengakibatkan anak cepat bosan dan jenuh di kelas

sehingga diperlukan upaya yang baru untuk meningkatkan pengembangan kerjasama anak

agar lebih optimal yaitu dengan melakukan kegiatan cooking class.

Kegiatan cooking class adalah merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan

di Kober Azkiya dimana kegiatan yang berlangsung di dalamnya di setting sedemikian rupa

sehingga dapat mengembangkan seluruh aspek pengembangan yang diharapkan dicapai oleh

anak didik. Coughlin,et.all (2012:200-210) mengemukakan bahwa kegiatan memasak yang

diberikan kepada anak memberikan pengaruh pada daerah perkembangan.Dan salah satu

jenis kegiatan yang diajarkan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

kerjasama, karena kegiatan ini merupakan jenis kegiatan yang membutuhkan kerjasama

dalam kelompok.Sehingga anak harus berinteraksi dengan teman untuk menyelesaikan

kegiatannya. Jika anak saling berinteraksi dengan teman, dan bekerjasama maka akan terlihat

perkembangan sosial anak. Selain itu kegiatan cooking class merupakan suatu kegiatan yang

menyenangkan terutama bagi anak-anak karena memberikan pembelajaran yang

menyenangnkan sangat berarti bagi anak berupa pengalaman langsung.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

(12)

4

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan melakukan penelitian melalui kegiatan cooking class dan menuliskannya dalam

sebuah karya tulis ilmiah akhir.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Pengembangan kerjasama bagi anak adalah solusi yang diharapkan mampu

mengubah perilaku negatif ke perilaku positif, karena memiliki hubungan sosial yang positif

dengan orang lain dan mengetahui bagaimana mengatur emosinya maka mereka akan lebih

menampilkan perilaku yang positif. Oleh karena itu dari uraian diatas dapat di identifikasi

beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan, yaitu menerapkan pengembangan kerjasama

anak usia dini di Kober Azkiya.Pendidik menerapkan kerjasama bagi anak usia dini melalui

kegiatan cooking class di Kober Azkiya.Melalui kegiatan cooking class anak-anak mulai

mengenal kerjasama sesama teman.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari berbagai identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka dapat diambil

rumusan masalah, yaitu Bagaimanakah meningkatkan kerjasama anak usia dini melalui

kegiatan cooking class.

Untuk memperjelas rumusan tersebut maka di susun beberapa pertanyaan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah kondisi awal kemampuan bekerjasama anak usia dini di Kober Azkiya

?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan cooking class dalam meningkatan kerjasama

anak usia dini di Kober Azkiya?

3. Bagaimanakah peningkatankemampuan bekerjasamasetelah penerapan kegiatan

cooking class anak usia dini di Kober Azkiya ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan kerjasama dalam bidang

pengembangan sosial emosional pada anak kelompok A rentang usia 3-4 tahun tahun ajaran

(13)

5

Wijayakusumah 71B Desa Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten

Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan kecerdasan anak dalam aspek sosial

emosionalnya khususnya dalam kerjasama sesama teman.

2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran kepada

para tutor di lembaga PAUD Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot

Kabupaten Bandung untuk memperkaya metode pengajaran atau pola pembelajaran

guna meningkatkan potensi, perkembangan dan kecerdasan anak melalui peningkatan

sosial emosional bagi anak usia dini.

3. Manfaat bagi penulis

Hasil penelitian dapat menjadi tolak ukur sampai sejauh mana penulis mengerti dan

memahami tentang perkembangan sosial emosional anak usia dini.

F. Struktur Organisasi

Dalam penulisan karya ilmiah ini struktur organisasi penulisan yang akan digunakan

adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, memuat uraian mengenai latar belakang masalah penelitian, identifikasi

masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, memuat teori-teori yang akan digunakan guna membahas masalah

(14)

6

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan

cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian serta cara-cara

menganalisa data.

Bab IV Pembahasan menguraikan tentang temuan data yang ditemukan di lapangan serta

deskripsi dari rumusan permasalahan yang diambil.

Bab V yang merupakan Bab Penutup menguraikan kesimpulan hasil penelitian dan

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian kelas di Kober Azkiya yang berada di Komplek Kota Baru Jl

Wijayakusumah 71B Desa Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuhkolot

Kabupaten Bandung Jawa Barat. Subjek peneliti ini adalah seluruh anak

kelompok A Kober Azkiya yang berjumlah 10 orang anak dengan usia berkisar 3

sampai 4 tahun dan didampingi oleh 3 guru.

Tabel 3.1

Subjek Penelitian Kelompok A Kober Azkiya

No Nama Anak Jenis Kelamin

1 ALK Perempuan

2 ARK Laki-laki

3 ALF Perempuan

4 ALV Laki-laki

5 CLS Perempuan

6 EZR Laki-laki

7 FZ Laki-laki

8 GRNT Perempuan

9 LV Perempuan

(16)

18

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian kelas adalah suatu penelitian dengan

menggunakan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan

proses pembelajaran kearah yang lebih baik sehingga anak dapat memperoleh

hasil belajar yang lebih baik pula (Asrori,2007:6). Melalui penelitian kelas

diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran serta

mengatasi permasalahan yang terjadi, khususnya dalam meningkatkan kerjasama

dalam perkembangan sosial emosional melalui kegiatan cooking class yang

terjadi di kelompok bermain azkiya.

C.Desain Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan menggunakan beberapa siklus

secara bertahap. Tahapan dalam setiap siklus akan dievaluasi dan dianalisis utnuk

mengetahui sejauh mana damapak dana pemberiana metode yang diberikan agar

menjadi pembanding untuk siklus selanjutnya.

Tahapan penelitian yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hal ini sesuai dengan model

yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Tanggar (Asrori 2007 : 68) yang

menyebutkan empat komponen penelitian tindakan kelas dengan model siklus,

yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasion) dan

refleksi (refleksion). Berikut ini adalah siklus penelitian yang akan dilakukan oleh

(17)

19

Gambar 3.1

Gambar Rancangan Penelitian Tindakan model Kemmis & Tanggar (Asrori, 2007, hlm. 68)

Rencana Awal Refleksi

Tindakan/ observasi

Refleksi

Refleksi

Tindakan/ observasi

Rencana yang direvisi

Tindakan/ observasi

(18)

20

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan melalui beberapa tahap.

Menurut Asrori (2007;88) prosedur atau langkah-langkah dalam proses penelitian

tindakan kelas yaitu tahap perumusan masalah, analisis masalah, persiapan

penelitian tindakan kelas dan proses pelaksanaan penelitian yang dijelaskan

sebagai berikut :

1. Perumusan Masalah

Kegiatan diawali dengan mengidentifikasi masalah melalui observasi

secara langsung ditempat penelitian, yaitu : Kelompok Bermain Azkiya.

Melalui pengamatan tersebut ditemukan beberapa permasalahan terkait

dengan social emosional anak khususnya dalam kerjasama. Permasalahan

tersebut kemudian dirumuskan , kemudian dikembangkan menjadi tujuan

penelitian sesuai dengan permasalahan di Kober.

2. Analisis Masalah

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis masalah yang didapat

melalui observasi di lapangan yang terkait denan perkembangan social

emosional anak khususnya dalam bekerjasama.Menurut Muslihudin (2009:57)

analisis penyebab masalah merupakan hal yang sangat penting dilakukan

setelah mengetahui permasalahan yang terjadi dan dengan memahami

berbagai kemungkinan penyeban masalah tersebut tindakan dapat

dikembangkan.

3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas

Tahap awal peneliti menentukan subjek peneliti, yaitu Kober Azkiya,

yang kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah yang ada

dilapangan setelah dilakukan observasi.Setelah itu peneliti dan guru

merumuskan masalah dan menetapkan tekhnik yang digunakan untuk

meningkatkan hubungan kerjasama dala perkembangan social emosional anak

(19)

21

4. Proses Penelitian Tindakan Kelas

Pada proses penelitian tindakan kelas, peneliti berkolaborasi dengan

guru yang lain dengan melakukan tindakan yang sudah direncanakan sebelum

penelitian berlangsung.

a. Tahap Perencanaan

Peneliti dan guru lain berkolaborasi membuat skenario yang

mengacu kepada perencanaan tertulis dalam bentuk RKH (Rencana

Kegiatan Harian).

Adapun tahap-tahap perencanaan yang dimaksud di atas adalah

sebagai berikut :

Tema : Makanan

Sub Tema : Buah Kesukaan

Tujuan : Meningkatkan kerjasama melalui kegiatan cooking class.

Indikator :

a) Anak dapat bergabung dengan teman

b) Anak dapat berteman dengan banyak anak c) Anak dapat berempati kepada teman

d) Anak bahagia bila bersama teman

e) Anak dapat mengambil peran yang ditugaskan f) Anak dapat menyelesaikan tugas yang dilakukan g) Anak mampu bekerja sesuai dengan aturan

h) Anak dapat membereskan alat permainan secara bersama-sama

i) Anak dapat berbagi dengan teman

j) Anak dapat saling membantu

k) Anak dapat menolong teman

Materi :

a) Mengenalkan makanan kesukaan

(20)

22

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Kegiatan memasak

d) Mengenalkan bahan dan alat memasak

Langkah-langkah pelaksanaan :

a. Kegiatan awal

a) Berbaris

b) Bernyanyi

c) Berdoa

d) Menyiapkan alat dan bahan yang dalam kegiatan cooking

e) Bercakap-cakap mengenai tema dan kegitan yang akan

dilakukan

f) Menetapkan kelompok

b. Kegiatan inti

a) Menyebutkan alat dan bahan yang akan dipergunakan

b) Membimbing anak dalam melakukan kegiatan cooking

c) Mengamati anak dalam kegiatan cooking

d) Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan

e) Membersihkan tempat dan merapikan tempat

c. Kegiatan akhir

a) Tanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan

b) Memberi kesempatan kepada anak untuk mengemukakan

pendapatnya selama mengikuti kegiatan

c) Menyajikan hasil kerjanya

Alat dan bahan yang digunakan :

Pisau plastik, piring plastik, tusuk sate, microwave, telur

puyuh, sosis, tahu, wortel.

Evaluasi :

a. Evaluasi proses kegiatan cooking

(21)

23

D. Pelaksanaan

Penelitian berkolaborasi dengan guru yang lain selama kegiatan

berlangsung, guru lain membantu peneliti dalam mengarahkan dan

memberi semangat dalam meningkatkan kerjasama dalam social

emosional, selain sebagai observer peneliti juga berperan sebagai

pelaksana tindakan yang berkolaborasi dengan guru lain.

E. Pengamatan (Observasi)

Kegiatan pengamatan (observasi) dilakukan oleh peneliti selama

kegiatan tindakan berlangsung dan setelah proses tindakan berlangsung

dengan melihat hasil dari pembelajaran yang diberikan.observasi

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak tindakan yang diberikan

telah mencapai sasaran. (muslihudin,2009:60) apabila dalam pemberian

tindakan ditemukan kekurangan-kekurangan maka hal tersebut menjadi

perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus penelitian akan berulang jika

tindakan yang diberikan belum menunjukkan perubahan, khususnya pada

hubungan kerjasama dengan social emosional.

F. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat pengumpulan data mengenai

peristiwa atau kenyataan yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Lembar catatan lapangan didisi oleh observer dan hasilnya

merupakan salah satu data yang harus diperoleh dalam penelitian tindakan

kelas ini.

G. Refleksi

Tahapan refleksi merupakan tahapan yang sangat penting

dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas.Refleksi merupakan

kegiatan analisis yang dilakukan untuk merenungkan kembali secara

intensif kejadian-kejadian yang meyebabkan munculnya sesuatu yanhg

(22)

24

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat tersebut, pada tahap ini peneliti juga

melakukan analisis data terhadap hasil pelaksanaan yang terjadi selama

proses dan mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang terjadi

selama proses dan setelah proses tindakan berlangsung. Refleksi

dilakukan setelah tindakan diberikan dan melalui ini diharapkan dapat

memperbaiki kekurangan pada penelitian selanjutnya.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah pengamatan

(observasi), wawancara, catatan lapanan dan dokumentasi.

a. Pengamatan (observasi)

Pengamatan (observasi) untuk melihat sejauh mana proses

pembelajaran berlangsung dan melihat dampak pembelajaran

menggunakan kegiatan cooking class dapat meningkatkan

kerjasama dalam perkembangan sosial emosional anak.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh

peneliti untuk memperoleh informasi secara jelas mengenai

kerjasama anak dalam kegiatan coocking class yang sedang

berlangsung. Menurut Asrosi (2007 : 110) wawancara adalah salah

satu cara pemantauan penelitian dan penggalian data yang

diperoleh melalui ungkapan secara lisan oleh sumber yang terkait.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi selama proses pembelajaran

berlangsung secara lebih jelas dan objektif serta dapat melengkapi

data yang diperlukan. Dokumentasi yang diperlukan oleh peneliti

dalam penelitian ini berupa foto serta data-data yang terkait.

(23)

25

Definisi operasional merupakan variable dari penelitian yang dapat

dioperasionalkan atau dapat menjadi arahan untuk pelaksanaan dalam penelitian.

Definisi perasional variable dalam penelitian ini diantaranya :

1. Kemampuan kerjasama

Kerjasama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai makhluk

sosial.Semakin modern seseorang maka ia akan semakin banyak bekerja sama

dengan orang lain, bahkan seakan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu

tentunya dengan perangkat yang modern pula. Adapun aspek-aspek dalam

kerjasama adalah:

a. Membiasakan anak bergaul/berteman dengan teman sebaya dalam

melakukan tugas.

b. Membiasakan anak untuk menghargai pendapat atau kemampuan

orang lain.

c. Menyadari bahwa kerjasama atau tolong menolong itu sangat penting

dan menyenangkan.

d. Mengembangkan rasa empati pada diri anak.

2. Kegiatan cooking class

Cooking class atau kelas memasak merupakan salah satu sentra

kegiatan yang diselenggarakan di Kober Azkiya dimana kegiatan yang

berlangsung di dalamnya di setting sedemikian rupa sehingga dapat

mengembangkan seluruh aspek pengembangan yang diharapkan dicapai oleh

anak didik.Salah satu aspek yang dapat dikembangkan dalam kegiatan

cooking class adalah kerjasama.

J. Instrumen Penelitian

Definisi instrument penelitian Arikunto (2012;2-3) yaitu “suatu

alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

(24)

26

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan sistematis sehinggalebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman observasi yang terdiri dari beberapa aspek social

emosional anak yang harus diamati.Hasil instrument penelitian diambil dari

kisi-kisi yang terdiri dari variabel, deskripsi dan indikator yang kemudian dijabarkan

dalam pernyataan sebagai aspek penilaian, sebagaimana tergambar dalam tabel di

bawah ini.

Tabel 3.2

KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA

KELOMPOK BERMAIN AZKIYA MELALUI KEGIATAN COOKING CLASS

Variabel Indikator Pernyataan Tekhnik

(25)

27

Sumber berasal dari kurikulum TK 2004 dan Permen 58 Tahun 2009.

Table 3.3

ALAT OBSERVASI KEGIATAN ANAK

(26)

28

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hari /kegiatan :

No Indikator B C K

1 Anak dapat bergabung dengan teman

2 Anak dapat berteman dengan banyak anak

3 Anak bahagia bila bersama teman

4 Anak dapat berempati pada teman

5 Anak dapat berbagi dengan teman

6 Anak dapat saling membantu

7 Anak dapat menolong teman

8 Anak mampu bekerja sesuai dengan aturan

9 Anak dapat mengambil peran yang ditugaskan

10 Anak dapat menyelesaiakan tugas yang dilakukan

11 Anak dapat membereskan alat

permainan secara bersama-sama

Instrument Penilaian Aktivitas Guru Melalui Kegiatan Cooking Class

(27)

29

1 Guru menyiapkan alat dan bahan

2 Guru membagai anak dalam kelompok

3 Guru menjelaskan alat dan bahan ayang

akan digunakan dalam kegiatan cooking

4 Guru menjelaskan tugas masing-masing

kelompok

5 Anak-anak memilih alat dan bahan

memasak masing-masing

6 Guru dan anak-anak memulai kegiatan

cooking

7 Guru mengakhiri kegiatan cooking dan

melakukan Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan

K.Judgment Ekspert

Penelitian yang baik harus menggunakan instrumen yang baik valid.Dalam

penyusunan instrumen yang baik perlu diperhatikan validitas instrumen yang

dihasilkan.validasi instrumen adalah suatu langkah kegiatan yang mesti

diperhatikan peneliti sebelum menggunakan instrumen tersebut.Maka diharapkan

pada saat melakukan kegiatan penelitian bidang pendidikan, instrumen yang

dipakai untuk menggali data benar-benar valid sehingga akan dapat pula diperoleh

data yang ilmiah.

L.Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses memilih, memilah, membuang dan

menggolongkan data. Tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tekhnik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya adalaah reduksi

(28)

30

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara

rinci.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Peneliti menetapkan tujuan yang akan dicapai

setiap akan mereduksi data.

2. Display data

Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data.Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori yang terbentuk teks bersifat naratif. Dengan display

data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Verifikasi

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi,

ksesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian

(29)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, pada umumnya kemampuan

bekerjasama anak pada umumnya belum berkembang secara optimal.Hal ini

terlihat dari hasil pengamataan terhadap anak.Dari hasil pengamatan yang

dilakukan peneliti masih anak yang bermain secara sendiri – sendiri, atau ada

anak yang bermain bersama tapi tidak mau berbagi dengan teman.Kondisi

kemampuan yang telah diobservasi diatas tidak sesuai dengan kemampuan

bekerjasama anak yang seharusnya dimiliki anak.

Pelaksanaan kegiatan cooking class dalam meningkatkan kemampuan

bekerjasama di Kober Azkiya, dilakukan dengan dua siklus.Pada siklus I

dilaksanakan dua tindakan, sedangkan pada siklus II dilaksanakan dengan satu

tindakan.Dalam setiap siklusnya guru sudah merencanakan pembelajaran yang

dituangkan dalam RKH, dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rancangan

yang telah dibuat.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kegiatan cooking class dapat

dilaksanakan untuk meningkatkan kerjasama anak.Kegiatan cooking membuat

anak-anak menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran.Dalam penelitian ini

juga memiliki kelemahan, yaitu dengan tidak hadirnya anak dalam penelitian dari

siklus satu hingga siklus dua membuat hasil dari siklus tidak menggambarkan

semua hasil.Sehingga hasil akhir dari penelitian hanya mengambil dari anak yang

konsisten hadir setiap penelitian.Dari keseluruhan jumlah anak yang 10 orang

maka hanya 6 orang yang konsisten hadir dalam penelitian yang hasilnya

dijadikan hasil akhir. Sehingga data dari hasil observasi kegiatan memasak pada

setiap siklus yang hanya berjumlah 6 orang setelah diberi tindakan diperoleh

(30)

88

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persentase pada criteria cukup (C) sebanyak 50 % dan 33%. Adapun persentase

pada criteria kurang (K) sebanyak 0 %.Kegiatan cooking untuk meningkatkan

kemampuan bekerjasama meningkat dari siklus I sampai siklus II.

Kemampuan bekerjasama setelah mengikuti kegiatan cooking mengalami

perubahan yang baik.Perubahan tersebut terlihat sekali ketika anak berinteraksi

dengan teman baik dalam permainan kelompok ataupun pada saat mereka sedang

bermain sendiri. Anak dapat aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, serta anak

menjadi tertarik dan antusias mengikuti kegiatan permainan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas, maka saran yang

dapat disampaikan adalah :

a. Guru

a) Guru harus memaksimalkan metode-metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan bekerjasama anak.

b) Guru harus sedini mungkin membiasakan anak untuk saling berbagi,

dan bekerjasama dalam setiap pembelajaran.

c) Guru harus sering melatih anak untuk dapat bekerjasama dengan cara

melakukan kegiatan proyek, sehingga anak -anak akan lebih sering

berinteraksi, sehingga muncul sikap-sikap menghargai teman, lebih

berempati terhadap teman, dan muncul sikap membantu dan menolong

teman.

d) Guru harus meningkatkan kreatifitasnya dalam mengenalkan berbagai

permainan baru yang bisa diterapkan dalam pembelajaran agar anak

tidak bosan dan semakin bersemangat dalam bersekolah.

b. Sekolah

Sekolah harus memberi kesempatan kepada guru-gurunya untuk

(31)

89

dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama.Sekolah juga harus

membuat konsep dan melaksanakan pembelajaran yang bervariatif untuk

seluruh aspek perkembangan anak.

c. Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya agar dapat lebih memaksimalkan penelitian

yang lebih optimal dalam meningkatkan kemampuan bekerjasama karena

masih ada hal lain yang belum terungkap dan tergali dalam penelitian ini

(32)

Lia Meilani, 2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BEKERJASAMA PADA KELOMPOK BERMAIN MELALUI KEGIATAN MEMASAK (COOKING CLASS)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2012). ManajemenPenelitian, Jakarta : RinekaCipta.

Depdiknas.(2004). Kurikulum KBK 2004 TK & RA.Jakarta :Depdiknas.

Desmita.(2009). PsikologiPerkembanganPesertaDidik.Bandung : PT

RemajaRosdakarya.

Han Han (2013).

MeningkatkanKemampuanMengenalKonsepBilanganAnakMelaluiKegiatanPr oyekMemasak DI TK Al-IstiqoomahCimahi. Bandung, UPI Press,

Hurlock, Elisabeth. (2003). PerkembanganAnak II, Jakarta : PT Erlangga.

ModulDiklatTenagaPendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar.(2008). Direktorat

PTK PNF Ditjen PMPTK

DepartemenPendidikanNasionaldenganUniversitasPendidikan Indonesia.

Muslihuddin.(2009). KiatSuksesMelakukanPenelitianTindakanKelas.Bandung :Falah

Production.

Nurfitriah.(2012). PengembanganKeterampilanSosialAnak TK

MelaluiPenerapanMetodePembelajaranKooperatif. Bandung, UPI Press,

Saputra, Yudha M &Rudyanto

(2005).PembelajarankooperatifUntukMeningkatkanKeterampilanAnak TK.

(33)

Solehuddin, M (1997). KonsepDasarPendidikanPraSekolah.

DepartemenPendidikandanKebudayaan, FakultasIlmuPendidikan,

InstitutKeguruandanIlmuPendidikan Bandung.

Sujiono, Yuliani, N. 2009. KonsepDasarPendidikanAnakUsiaDini. Jakarta : PT Indeks

Tedjasaputra, Mayke S (2001). Bermain, Mainan, danPermainan. Jakarta: PT

GramediaWidiasarana Indonesia.

Upton,P (2012). PsikologiPerkembangan (Terjemahan). Jakarta :Erlangga.

WJS, Purwadarminta. 1976. KamusUmumBahasa Indonesia.Jakarta :BalaiPustaka

Gambar

Tabel 3.1 Subjek Penelitian Kelompok A Kober Azkiya
Gambar 3.1 Gambar Rancangan Penelitian Tindakan model Kemmis & Tanggar
Tabel 3.2
Table 3.3 ALAT OBSERVASI KEGIATAN ANAK
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis maka cahaya akan dibiaskan seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4, sedangkan untuk sudut kritis sama dengan sudut datang maka cahaya

Hampir semua aspek kehidupan menngunakan jaringan internet.dari yang awalnya menggunakan jaringan kabel sekarang berkembang menjadi dengan adanya teknologi tanpa kabel

Plat pengekang ini terbuat dari baja, fungsinya untuk pengekang baja ringan profil C yang digunakan sebagai tumpuan benda uji reng baja ringan agar tidak geser saat

Sistem antrian pembuatan SIM C di Polrestabes kota Bandung merupakan sistem antrian yang menerapkan model single channel multiple phase yakni satu jalur

Konidia akrogen, dihasilkan pada bagian tengah ujung fialid yang sedikit membengkak dalam rangkaian basipetal, berantai atau bergumpal satu sama lain; bulat atau bulat yang

Dalam Penelitian ini, aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani dengan pendekatan kompetitif adalah aktivitas bersaing (berlomba dan bertanding) untuk menentukan pemenang

Pengaruh Keterampilan Mengajar guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akuntsi Kelas VII Ips1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Modal kerja Perusahaan Dengan Rasio Keuangan Pada PT.. Gudang Garam,Tbk Tahun 2005 -2009.Jurnal Ekonomi Bisnis dan