• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Pertimbangan Perubahan

Dalam dokumen Penetapan Perubahan RKPD 2015 Fix (Halaman 32-36)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.3 Dasar Pertimbangan Perubahan

Dasar pertimbangan dilakukannya Perubahan Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 disusun dengan

memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD DIY Tahun Anggaran 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Hasil capaian kinerja tersebut menunjukkan terjadinya perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi-asumsi dalam Kebijakan Umum APBD DIY Tahun Anggaran 2015, diantaranya :

1. Perubahan asumsi makro ekonomi yang telah disepakati terhadap

kemampuan fiskal daerah;

2. Penyesuaian sasaran dan hasil yang harus dicapai;

3. Perubahan kebijakan pusat;

4. Proyeksi belanja yang menjadi prioritas sesuai aspirasi masyarakat

dan permasalahan aktual yang berkembang.

1.3.1 Dasar Pertimbangan Evaluasi RKPD Tahun 2014 dan Tahun 2015

sampai dengan Triwulan II

Berdasarkan hasil evaluasi RKPD Tahun 2015 (tahun lalu) yang dapat menjadi representasi sementara terhadap implementasi pelaksanaan RKPD Tahun 2015, bahwa :

1. Kinerja Pemerintah Daerah yang tercermin didalam Sasaran

Strategis dengan Indikator Kinerja Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Triwulan IV Tahun 2014 menunjukkan capaian yang cukup baik, meskipun pada beberapa sasaran strategis masih belum tercapai, yaitu :

~ 4 ~

a. Peran serta dan apresiasi masyarakat dalam pengembangan

dan pelestarian budaya meningkat;

b. Aksesibilitas pendidikan meningkat;

c. Harapan hidup masyarakat meningkat;

d. Pendapatanmasyarakat meningkat. (ADHK);

e. Kesenjangan pendapatan masyarakat menurun;

f. Lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan

mancanegara meningkat.

Kisaran ketercapaian pada beberapa indikator tersebut diatas adalah pada angka antara 52,54%sampai dengan 99,10%.

2. Untuk beberapa program dan kegiatan yang capaiannya belum

mencapai 100% hingga triwulan IV hal tersebut dikarenakan terbentur masalah waktu, kendala administrasi dan ada beberapa program yang tidak dilaksanakan karena perubahan regulasi.

3. Tingkat kinerja program yang dapat dikategorikan tinggi tersebut

mencerminkan bahwa kinerja SKPD secara umum baik. Tercapainya target atau kinerja yang tinggi tersebut juga mengindikasikan bahwa tidak ada program yang stagnasi. Artinya program-program dapat berjalan seperti yang direncanakan.

4. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program pendukung

pencapaian sasaran dan tujuan maka terdapat beberapa indikator yang didukung oleh lebih dari satu urusan. Dalam pelaksanaannya, urusan tersebut dilakukan oleh beberapa SKPD sehingga seringkali menimbulkan permasalahan dalam koordinasi. Kesulitan untuk melakukan koordinasi yang menjadi permasalahan dalam dalam pelaksanaan program. Hal ini menyebabkan capaian kinerja pada indikator urusan tersebut menjadi rendah.

Dapat dikatakan sebagai representasi Tahun 2015, mengingat

program/kegiatan tersebut bersifat reguler dan didalam skema penganggaran yang terjadi, kasus tersebut dapat terjadi kembali pada Tahun 2016. Berdasarkan hasil evaluasi RKPD Tahun 2015 sampai dengan Triwulan ke II terdapat beberapa program yang belum terlihat angka capaiannya. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa indikator program dan kegiatan yang pengukurannya tidak dapat diterjemahkan dengan mekanisme triwulanan, melainkan hanya dapat diterjemahkan angka capainnya berdasarkan perhitungan angka capaian tahunan.

~ 5 ~

1.3.2 Dasar Pertimbangan Asumsi Ekonomi Makro di DIY

Asumsi ekonomi makro DIY berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Tahun 2015 menunjukkan perubahan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang direpresentasikan dari hasil analisis pertumbuhan PDRB, inflasi, serta ICOR. Kondisi demikian tentunya akan mempengaruhi kapasitas fiskal DIY dalam penganggaran dan belanja daerah ke depan. Kait dengan asumsi ekonomi makro tersebut adalah, sebagai berikut :

1. Pertumbuhan Ekonomi pada Tahun 2015 di Daerah Istimewa

Yogyakarta secara prinsip berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 adalah sebesar 5,83 persen dan pada penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk menyusun Perubahan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 dilakukan perhitungan kembali proyeksi angka pertumbuhan ekonomi dengan hasil bahwa tidak terdapat perubahan terhadap angka pertumbuhan ekonomi tersebut.

2. Kondisi inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami perubahan,

dimana berdasarkan perhitungan angka inflasi pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 angka inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 adalah sebesar 7,45 persen, sedangkan pada penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk menyusun Perubahan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 adalah sebesar 5.16 persen.

3. Angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) berdasarkan hasil

perhitungan pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 adalah sebesar 4,15 persen, sedangkan pada penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 untuk penyusunan Perubahan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 adalah sebesar 5.37 persen.

4. Kondisi ketenagakerjaan Tahun 2015 berdasarkan hasil proyeksi

pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 diprediksikan penduduk bekerja akan mencapai 1.881.271 orang, sedangkan pengangguran terbuka adalah sejumlah 80.147 orang, serta jumlah angkatan kerja diproyeksikan sejumlah 1.961.418 orang. Lebih lanjut berdasarkan hasil perhitungan pada penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 untuk penyusunan Perubahan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 menunjukkan

kondisi ketenagakerjaan di Daerah Istimewa Yogyakarta

~ 6 ~

orang, sedangkan pengangguran terbuka diproyeksikan akan mencapai 48.664 orang, serta jumlah angkatan kerja diproyeksikan sejumlah 1.995.949 orang.

5. Angka Kemiskinan Tahun 2015 berdasarkan hasil perhitungan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 angka kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 mencapai 15,91 persen, sedangkan pada penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 untuk penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 angka kemiskinan pada Tahun 2015 mengalami perubahan yang diprediksikan mencapai 14.52 persen.

6. Ketimpangan Regional Tahun 2015 berdasarkan hasil perhitungan

pada Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 diproyeksikan sebesar 0,534 yang merupakan angka indeks williamson, sedangkan pada penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 mengalami perubahan perhitungan angka indeks williamson menjadi sebesar 0,452.

7. Ketimpangan Pendapatan Tahun 2015 pada penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015 adalah sebesar 0,353 yang merupakan angka hasil perhitungan indeks gini di Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan pada penyusunan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 indeks gini di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami perubahan menjadi sebesar 0,485.

1.3.3 Dasar Pertimbangan Perubahan Kebijakan Pusat

Dasar pertimbangan perubahan kebijakan pusat menjadi landasan didalam perubahan APBD Tahun Anggaran 2015. Perubahan kebijakan pusat dalam hal ini akan terkait dengan :

1. Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan (Lembaran Negara Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

2. Berlakunya Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015- 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

~ 7 ~

3. Berlakunya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

4. Sisa alokasi dana earmarking yang harus dibelanjakan oleh daerah,

seperti Dana Alokasi Khusus (DAK), dana yang bersumber dari cukai tembakau, serta dana yang bersumber dari pajak rokok.

1.3.4 Dasar Pertimbangan Kebijakan di Daerah

Dasar pertimbangan kebijakan perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 di Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan dalam kerangka untuk memenuhi kebutuhan :

1. Penyesuaian Belanja wajib dan mengikat pada Satuan Kerja

Pemerintah Daerah (SKPD) di Daerah Istimewa Yogyakarta;

2. Penyesuaian dengan kebijakan Perubahan Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017;

3. Pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan kegiatan,

penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan;

4. Memenuhi kebutuhan penambahan penyertaan modal Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD) di Daerah Istimewa Yogyakarta;

5. Mempersiapkan pemberlakuan Struktur Organisasi Tata Kelola

(SOTK) baru di Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan mulai Tahun 2016.

Dalam dokumen Penetapan Perubahan RKPD 2015 Fix (Halaman 32-36)

Dokumen terkait