• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Prinsip Kerja Dasar Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah peralatan yang berfungsi untuk memindahkan

kalor dari dalam ruangan keluar ruangan atau menyerap kalor dari lingkungan

yang bersuhu rendah dipindahkan ke lingkungan yang bersuhu tinggi. Gambar 2.1

menyajikan prinsip kerja mesin pendingin. Mesin pendingin yang digunakan

untuk menyejukkan udara biasa dikenal dengan sebutan (Air Conditioner) AC.

Mesin pendingin air untuk pengkondisian udara dengan beban pendinginan besar

disebut Water Chiller. Water Chiller terdiri dari dua siklus yang saling berkaitan;

siklus primer dan siklus sekunder. Pada siklus primer refrigeran menggunakan

R-22 dan pada siklus sekunder refrigeran menggunakan air. Pada siklus primer,

refrigeran (R 22) tersirkulasi melalui empat komponen utama yaitu kompresor,

kondensor, pipa kapiler, dan evaporator. Prinsip kerja pada siklus primer ini

merupakan prinsip kerja kompresi uap. Refrigeran primer mengalami evaporasi

dengan menyerap panas refrigeran sekunder untuk mendinginkan water chiller.

Sedangakan pada siklus sekunder refrigeran kedua (air) tersikulasi melalui

evaporator, Fan Cool Unit (FCU) atau Air handling Unit (AHU), dan pompa

melalui sistem hidronik.

Mesin pendingin telah banyak digunakan diantaranya sebagai pengawet

kulkas), pengkondisian udara (AC, Water Chiller, dll). Mesin pendingin banyak

memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Q out

Win

Q in

Gambar 2.1 Prinsip Dasar Kerja Mesin Pendingin

2.1.2 Siklus Kompresi Uap

2.1.2.1 Rangkaian Komponen Siklus Kompresi Uap

Aliran refrigeran pada siklus kompresi uap berlangsung dari kompresor

menuju kondensor, dari kondensor menuju katup ekspansi / pipa kapiler dari

katup ekspansi menuju evaporator dan dari evaporator kembali menuju

kompresor. Qin adalah besarnya kalor yang diserap evaporator persatuan massa

refrigeran. Qout adalah besarnya kalor yang dilepas kondensor persatuan massa

refrigeran dan Win adalah kerja kompresor persatuan massa refrigeran. Rangkaian

komponen utama dari siklus kompresi uap dapat dilihat pada Gambar 2.2

Lingkungan bersuhu tinggi

Lingkungan bersuhu rendah Mesin Pendingin

Gambar 2.2 Rangkaian Komponen Utama Siklus Kompresi Uap

2.1.2.2 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h dan T-s

Siklus kompresi uap digambarkan dalam diagram P-h dan diagram T-s

seperti tersaji pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4. Proses–proses yang terjadi pada

siklus kompresi uap adalah (a) proses kompresi (proses 1-2), (b) proses

desuperheating (proses 2-2a), (c) proses kondensasi (proses 2a-3a), (d) proses

pendinginan lanjut (proses 3a-3), (e) proses penurunan tekanan (proses 3-4), (f)

proses evaporasi atau pendidihan refrigeran (proses 4-1a), dan (g) proses

Gambar 2.3 Siklus kompresi uap pada diagram P-h

Gambar 2.4 Siklus kompresi uap pada diagram T-s

a. Proses Kompresi (proses 1-2)

Proses kompresi terjadi di kompresor yaitu pada langkah 1-2 berlangsung

secara isentropik adiabatik (isentropic atau entropi konstan). Kondisi awal

bertekanan rendah, setelah mengalami kompresi refrigeran akan menjadi gas

panas lanjut bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara isentropic,

maka temperatur ke luar kompresor pun meningkat.

b. Proses Desuperheating (proses 2-2a)

Proses desuperheating atau proses penurunan suhu gas panas lanjut menjadi

gas jenuh. Refrigeran mengalami penurunan suhu pada tekanan tetap. Hal ini

disebabkan adanya kalor yang mengalir dari refrigeran ke lingkungan karena suhu

refrigeran lebih tinggi dari suhu lingkungan.

c. Proses Kondensasi (proses 2a-3a)

Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-3a berlangsung di dalam kondensor.

Pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh. Proses

berlangsung pada suhu dan tekanan tetap. Pada proses ini terjadi aliran kalor dari

kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari pada suhu udara

luar. Proses yang berlangsung pada suhu tetap dinamakan dengan isotermal dan

proses yang berlangsung pada tekanan tetap dinamakan dengan isobarik.

d. Proses Pendinginan Lanjut (proses 3a-3)

Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 3a-3. Proses pendinginan lanjut

merupakan proses penurunan suhu refrigeran dari keadaan refrigeran cair. Proses

ini berlangsung pada tekanan konstan. Proses ini diperlukan agar kondisi

memudahkan mengalirnya refrigeran di dalam pipa kapiler. Selain itu juga untuk

menaikkan COP mesin.

e. Proses Penurunan Tekanan (proses 3-4)

Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3-4 berlangsung di pipa kapiler

atau pada katup ekspansi secara isoentalpi (entalpi sama). Dalam fase cair

refrigeran mengalir menuju ke pipa kapiler dan mengalami penurunan tekanan

dan suhu. Sehingga temperatur dari refrigeran lebih rendah dari temperatur

lingkungan. Pada tahap ini fase dari cair menjadi fase campuran cair dan gas.

Karena berlangsung secara isoentalpi maka h3 = h4 (entalpi di titik 3 sama dengan

entalpi di titik 4)

f. Proses Penguapan/Evaporasi (proses 4-1a)

Proses evaporasi terjadi pada tahap 4-1a. Proses ini berlangsung di

evaporator secara isobar (tekanan sama) dan isotermal (suhu sama). Dalam fase

campuran cair dan gas, refrigeran yang mengalir ke evaporator menerima kalor

dari lingkungan, sehingga akan mengubah seluruh fase fluida dari campuran cair

dan gas berubah menjadi gas jenuh.

g. Proses Pemanasan Lanjut (proses 1a-1)

Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 1a-1. Proses ini merupakan

proses dimana uap refrigeran yang meninggalkan evaporator akan mengalami

pemanasan lanjut sebelum memasuki kompresor. Hal ini dimaksudkan agar

berjalan dengan baik dan kerja kompresor menjadi ringan. Proses pemanasan

lanjut juga berfungsi untuk meningkatkan COP mesin.

2.1.2.3 Perhitungan pada Siklus Kompresi Uap

Diagram tekanan entalpi siklus kompresi uap dapat digunakan untuk

menganalisa unjuk kerja mesin pendingin kompresi uap yang meliputi kerja

kompresor (Win), energi yang dilepaskan kondensor (Qout), energy yang diserap

evaporator (Qin), (COPaktual), (COPideal), Efisiensi (ƞ), dan laju aliran massa

refrigeran (ṁ)

a. Kerja Kompresor (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran merupakan perubahan entalpi

yang terjadi dalam sistem kompresi uap dan digambarkan pada diagram P-h,

perubahan ini terjadi pada titik 1 ke 2. Besarnya kenaikan entalpi refrigeran ini

menunjukkan besarnya kerja kompresi yang dilakukan pada uap refrigeran. Kerja

kompresor persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan mempergunakan

Persamaan (2.1) :

Win = h2 – h1 ……… (2.1)

Pada Persamaan (2.1) :

Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg).

h1 : Nilai entalpi refrigeran pada saat masuk kompresor (kJ/kg).

b. Energi Kalor yang dilepas oleh Kondensor

Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor

merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada titik 2 – 3. Perubahan energi kalor

yang dilepas kondensor tersebut dapat dihitung dengan mempergunakan

Persamaan (2.2) :

Qout = h2 – h3……… (2.2)

Pada Persamaan (2.2) :

Qout : Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (kJ/kg).

h2 : Nilai entalpi refrigeran pada saat masuk kondensor (kJ/kg).

h3 : Nilai entalpi refrigeran pada saat keluar kondensor atau pada saat masuk

pipa kapiler atau katup ekspansi (kJ/kg)

c. Energi Kalor yang diserap oleh Evaporator

Energi kalor yang diserap evaporator merupakan perubahan entalpi yang

terjadi pada titik 4 – 1. Perubahan entalpi tersebut dapat dihitung dengan

mempergunakan Persamaan (2.3) :

Q in = h1 – h4 ……… (2.3)

Pada Persamaan (2.3) :

Qin : Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (kJ/kg).

h1 : Nilai entalpi refrigeran pada saat keluar evaporator atau sama dengan nilai

entalpi refrigeran pada saat masuk kompresor (kJ/kg).

nilai entalpi pada saat keluar dari pipa kapiler. Nilai h4 = h3 (kJ/kg)

d. Koefisien Prestasi Aktual / Actual Coefficient of Performance (COP aktual)

Koefisien prestasi siklus kompresi uap standar adalah perbandingan antara

kalor yang diserap evaporator (Qin) dengan kerja yang yang diberikan kompresor

(Win). Dapat dihitung dengan mempergunakan Persamaan (2.4) :

COPaktual = = ………... (2.4)

Pada Persamaan (2.4) :

Qin : Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (kJ/kg).

Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg).

h1 : Nilai entalpi refrigeran pada saat keluar evaporator atau sama dengan

nilai entail pada saat masuk kompresor (kJ/kg).

h2 : Nilai entalpi refrigeran pada saat masuk kondensor (kJ/kg)

h4 : Nilai entalpi refrigeran pada saat masuk evaporator atau sama

dengan nilai entalpi pada saat keluar dari pipa kapiler. Nilai h4 = h3

(kJ/kg).

e. Koefisien Prestasi Ideal / Ideal Coefficient of Performance (COPideal)

Koefisien prestasi ideal pada siklus kompresi uap standar dapat dihitung

dengan mempergunakan Persamaan (2.5) :

Pada Persamaan (2.5) :

COPideal : Koefisien prestasi ideal.

Tkond : Temperatur kerja mutlak kondensor (K).

Tevap : Temperatur kerja mutlak evaporator (K).

f. Efisiensi Mesin Kompresi Uap (ƞ)

Efisiensi dari mesin kompresi uap dapat dihitung dengan mempergunakan

Persamaan (2.6) :

η = x 100% ……… (2.6)

Pada Persamaan (2.6) :

COPaktual : Koefisien prestasi kerja aktual mesin kompresi uap.

COPideal : Koefisien prestasi kerja ideal mesin kompresi uap .

g. Laju Aliran Massa (ṁ)

Laju aliran massa refirgeran dapat dihitung dengan mempergunakan

Persamaan (2.7) :

ṁ = ………... (2.7)

Pada Persamaan (2.7) :

ṁ : Laju aliran massa refrigeran (kg/s). I : Arus listrik (A).

V : Tegangan listrik (Volt).

h. Daya Kompresor (P)

Daya kompresor dapat dihitung dengan mempergunakan Persamaan (2.8) :

P = V x I …….………... (2.8) Pada Persamaan (2.8) :

P : Daya kompresor (J/det).

V : Tegangan listrik (Volt).

I : Arus listrik pada kompresor (A)

2.1.2.4 Komponen-komponen Siklus Kompresi Uap

Komponen utama dari mesin pendingin dengan sistem kompresi uap terdiri

dari kompresor, kondensor, pipa kapiler/katup ekspansi, dan evaporator.

Sedangkan komponen tambahannya adalah filter.

a. Kompresor

Kompresor adalah komponen mesin pendingin siklus kompresi uap yang

berfungsi untuk menaikkan tekanan dan mensirkulasikan refrigeran yang mengalir

dalam unit mesin pendingin. Dari cara kerja mensirkulasikan refrigeran,

kompresor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Kompresor Open Unit (open type compressor)

Pada jenis kompresor ini letak kompresor terpisah dari tenaga penggeraknya.

Masing-masing bergerak sendiri dalam keadaan terpisah. Tenaga penggerak

kompresor umumnya motor listrik. Salah satu ujung poros engkol dari kompresor

Melalui belt puli dihubungkan dengan tenaga penggeraknya. Gambar 2.5

menyajikan contoh Kompresor Open Unit.

Gambar 2.5 Kompresor open unit

(Sumber : https://www.indotrading.com/product/kompresor-ac-bitzer-p346221.aspx)

2. Kompresor Sentrifugal

Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan gaya

sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller untuk mempercepat aliran fluida udara

(gaya kinetik), yang kemudian diubah menjadi peningkatan potensi tekanan

(menjadi gaya tekan) dengan memperlabat aliran melalui diffuser. Gambar 2.6

manyajikan contoh gambar kompresor sentrifugal.

Gambar 2.6 Kompresor Sentrifugal

(Sumber : http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-macam-macam-kompresor/)

3. Kompresor Scroll

Prinsip kerja dari kompresor scroll adalah menggunakan dua buah scroll

(pusaran). Satu scroll dipasang tetap dan salah satu scroll lainnya berputar pada

orbit. Refrigeran dengan tekanan rendah

Gambar 2.7 Kompresor Scroll

(Sumber:https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search?p=kompresor+scroll&fr= yhs-tr)

4. Kompresor Sekrup

Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan

(engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk

cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua

rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika

roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat digunakan sebagai

pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup

harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul

dapat menghisap dan menekan fluida. Gambar 2.8 menyajikan salah satu contoh

Gambar 2.8 Kompresor Sekrup

(Sumber : https://www.snowkey.id/id/product/sw5l-020-screw-compressor/)

5. Kompresor Semi Hermetik

Pada konstruksi hermetik bagian kompresor dan elektro motor

masing-masing berdiri sendiri dalam keadaan terpisah. Untuk menggerakkan kompresor

poros motor listrik dihubungkan dengan poros kompresornya langsung. Gambar

2.9 menyajikan salah satu contoh gambar kompresor semi hermetik.

Gambar 2.9 Kompresor semi hermetik

(Sumber : https://www.indotrading.com/product/compressor-semi-hermetic-p179399.aspx)

6. Kompresor Hermetik

Pada dasarnya, kompresor hermetik hampir sama dengan semi-hermetik,

perbedaannya hanya terletak pada cara penyambungan rumah (baja) kompresor

sambungan las sehingga rapat udara. Pada kompresor semi-hermetik dengan

rumah terbuat dari besi tuang, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih

dapat dibuka. Sebaliknya dengan kompresor hermetik, rumah kompresor dibuat

dari baja dengan pengerjaan las, sehingga baik kompresor maupun motor

listriknya tak dapat diperiksa tanpa memotong rumah kompresor. Gambar 2.10

menyajikan contoh gambar Kompresor Hermetik

Gambar 2.10 Kompresor Hermetik.

(Sumberh:ttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search?+kompresor+hermetik)

b. Kondensor

Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas refrigeran

pada suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair. Jenis kondensor yang banyak

digunakan pada teknologi saat ini adalah kondensor dengan pendingin udara.

Kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak memerlukan

perawatan khusus. Saat mesin pendingin bekerja, kondensor akan terasa hangat

bila dipegang. Agar proses perubahan wujud yang diinginkan ini dapat terjadi,

maka kalor atau panas yang ada dalam gas refrigeran yang bertekanan tinggi harus

dibuang keluar dari sistem. Kondensor mempunyai fungsi melepaskan panas yang

Dilihat dari sisi media yang digunakan kondensor dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu :

1. Kondensor Berpendingin Udara (Air Cooled Condenser)

Kondensor berpendingin udara adalah kondensor yang menggunakan udara

sebagai media pendingin. Kondensor berpendingin udara mempunyai dua tipe

yaitu:

a) Natural Draught Condenser

Pada tipe ini proses perpindahan kalornya berlangsung secara konveksi bebas

atau konveksi alami. Aliran udara berlangsung karena adanya beda massa jenis.

Pada proses ini ada peralatan tambahan yang dipergunakan untuk menggerakkan

aliran udara. Kondensor jenis ini banyak digunakan untuk kulkas satu pintu, show

case, chest freezer maupun freezer. Gambar 2.11 menyajikan contoh gambar natural draught condensor.

Gambar 2.11 Natural Draught Condensor (Sumber : www.macam-macam kondensor.com)

b) Force Draught Condenser

Pada tipe ini proses perpindahan kalornya berlangsung secara konveksi paksa.

Aliran udara berlangsung karena adanya kipas udara atau blower. Jenis ini banyak

digunakan pada mesin kulkas dua pintu maupun pada mesin AC. Gambar 2.12

menyajikan contoh gambar Force Draught Condenser.

Gambar 2.12 Force Draught Condenser

(Sumber : https://www.walmart.com/ip/AC-Condenser-Coil-Used-International-165130C91/709292337)

2. Kondensor Berpendingin Air (Water Cooled Condensor)

Water cooled condenser adalah kondensor yang menggunakan air sebagai

media pendinginnya. Menurut proses aliran yang ada pada kondensor ini terbagi

menjadi dua jenis yaitu : (a) wate water system condensor, (b) recirculating water

system condensor.

a) Wate Water System Condenser

Suatu sistem dimana air yang digunakan untuk mendinginkan kondensor. Air

diambil dari pusat-pusat air kemudian dialirkan melalui kondensor, setelah itu air

b) Recirculating Water System Condenser

Suatu sistem dimana air yang digunakan untuk mendinginkan kondensor dan

telah meninggalkan kondensor disalurkan ke dalam cooling tower, untuk

diturunkan temperaturnya sesuai pada temperatur yang dikehendaki. Selanjutnya

air digunakan lagi dan dialirkan lagi ke kondensor.

c. Pipa kapiler/katub ekspansi

Pipa kapiler memiliki fungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran pada

siklus kompresi uap yang ditempatkan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan

rendah. Penggunaan pipa kapiler pada mesin siklus kompresi uap mempermudah

kerja kompresor pada waktu start, karena tekanan kondensor dan evaporator sama.

Gambar 2.12 menyajikan salah satu contoh gambar Pipa Kapiler. Gambar 2.13

menyajikan salah satu contoh gambar pipa kapiler.

Gambar 2.13 Pipa kapiler

(Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search?p=gambar+pipa+kapiler)

d. Evaporator

Evaporator merupakan alat terjadinya proses penguapan dimana terjadi

perubahan fase dari cair menjadi gas. Perubahan fase memerlukan energi kalor.

temperatur refrigeran lebih rendah dari pada temperatur sekelilingnya, sehingga

kalor dapat mengalir ke refrigeran. Proses penguapan refrigeran di evaporator

berlangsung dalam tekanan tetap dan suhu tetap. Contoh evaporator yang sering

dipakai pada mesin kompresi uap diantaranya kompresor jenis pipa dengan sirip,

pipa dengan jari penguat, dan jenis plat. Gambar 2.14 menyajikan contoh gambar

evaporator jenis pipa bersirip.

Gambar 2.14 Evaporator Jenis Pipa Bersirip.

(Sumber : https://refrigerationpedia.com/reasons-behind-refrigerator-not-cooling-properly/ )

e. Kipas

Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara. Udara yang dihembuskan kipas

akan mempercepat proses perpindahan kalor. Gambar 2.15 menyajikan contoh

gambar kipas.

Gambar 2.15 Kipas

2.1.3 Psychrometric Chart

Psychrometric chart merupakan grafik termodinamis udara yang

digunakan untuk menentukan properti-properti dari udara pada kondisi tertentu.

Dengan psychrometric chart dapat diketahui hubungan antara berbagai parameter

udara secara cepat dan cukup presisi. Untuk mengetahui nilai dari

properti-properti (Tdb, Twb, W, RH, H, SpV) bisa dilakukan apabila minimal dua buah

parameter tersebut sudah diketahui.

2.1.3.1 Parameter-Parameter Udara pada Psychrometric Chart

Parameter-parameter udara pada psychrometric chart meliputi : (a)

dry-bulb temperature (Tdb), (b) wet-bulb temperature (Twb), (c) dew-point temperature (Tdb), (d) specifik humidity (W), (e) relative humidity (%RH), (f) enthalphy (H),

dan (g) volume specific (SpV). Contoh Psychrometric chart disajikan pada

Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Psychrometric chart

a. Dry-bulb Temperature (Tdb)

Dry-bulb temperature adalah suhu udara pada keadaan kering yang diperoleh

melalui pengukuran menggunakan thermometer dengan kondisi bulb tidak basah

(tidak diselimuti kain basah). Tdb diposisikan sebagai garis vertikal yang berawal

dari garis sumbu mendatar yang terdapat di bagian bawah psychrometric chart.

b. Wet-bulb Temperature (Twb)

Wet-bulb temperature adalah suhu udara pada keadaan kering yang diperoleh

melalui pengukuran menggunakan thermometer dengan kondisi bulb dalam

kondisi basah (diselimuti kain basah). Twb diposisikan sebagai garis miring ke

bawah yang berawal dari garis saturasi yang terletak di bagian kanan

psychrometric chart.

c. Dew-Point Temperature (Tdp)

Dew-point temperature adalah suhu dimana udara mulai menunjukkan

terjadinya pengembunan ketika didinginkan/diturunkan suhunya dan

menyebabkan adanya perubahan kandungan uap air di udara. Tdp ditandai

sepanjang titik saturasi.

d. Specific Humidity (W)

Specific humidity adalah jumlah uap air yang terkandung di udara dalam

setiap kilogram udara kering (kgair/kgudara kering). Pada psychrometric chart W

diposisikan pada garis sumbu vertikal yang berada di samping kanan

e. Relative Humidity (%RH)

Relative humidity adalah perbandingan banyaknya massa air yang terkandung

dalam 1 kg udara kering dengan banyaknya massa air maksimum yang dapat

terkandung dalam 1 kg udara kering pada kondisi yang sama dalam bentuk

persentase.

f. Enthalpy (H)

Enthalpy adalah jumlah energi total yang terkandung dalam campuran udara

dan uap air persatuan massa.

g. Volume Spesific (SpV)

Volume spesific adalah volume dari udara campuran dengan satuan meter

kubik persatuan kilogram udara kering (m3/kg).

2.1.3.2 Proses-proses yang Terjadi pada Udara dalam Psychrometric Chart Proses – proses yang terjadi pada udara dalam sistem pengkondisian udara

dengan siklus kompresi uap dalam psychrometric chart disajikan dalam Gambar

2.17

Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychrometric chart adalah

sebagai berikut : (a) proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and

dehumidifying), (b) proses pemanasan sensibel (sensible heating), (c) proses

pendinginan dan penaikkan kelembapan (Evaporating Cooling), (d) proses

pendinginan sensibel (sensible cooling), (e) proses humidifying, (f) proses

dehumidifying, (g) proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying), (h) proses pemanasan dan penaikkan kelembapan (heating and humidifying)

a. Proses Pendinginan dan Penurunan Kelembapan (Cooling and

Dehumidifying)

Proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and dehumidifying)

merupakan proses penurunan kalor sensible dan penurunan kalor laten ke udara

(Gambar 2.18). Pada proses ini terjadi penurunan temperatur pada bola kering,

temperatur pada bola basah, entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan

kelembapan spesifik. Sedangkan kelembapan relative dapat mengalami

peningkatan dan dapat mengalami penurunan, tergantung proses yang terjadi.

Gambar 2. 18 Proses Cooling and Dehumidifying

b. Proses Pemanasan Sensibel (Sensible Heating)

Proses pemanasan (sensible heating) merupakan proses penambahan kalor

sensibel ke udara (Gambar 2.19). Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan

temperatur pada bola kering, temperatur pada bola basah, entalpi, dan volume

spesifik. Sedangkan temperatur titik embun dan kelembapan spesifik tetap

konstan. Namun kelembapan relative mengalami penurunan.

W1 = W2

Gambar 2.19 Proses Sensible Heating

c. Proses Pendinginan dan Penaikkan Kelembapan (Evaporating Cooling)

Proses pendinginan dan penaikkan kelembapan adalah proses menurunkan

temperatur udara dan menaiknya kandungan uap air udara. Proses ini

menyebabkan perubahan temperatur bola kering, temperatur bola basah dan

volume spesifik. Selain itu, terjadi peningkatan temperatur bola basah, titik

embun, kelembaban relatif dan kelembaban spesifik. Proses evaporating cooling

Gambar 2. 20 Proses Evaporating Cooling

d. Proses Pendinginan Sensibel (Sensible Cooling)

Proses pendinginan (sensible cooling) merupakan pengambilan kalor

sensibel dari udara sehingga terjadi penurunan temperatur udara (Gambar 2.21).

Dari proses ini mengakibatkan terjadinya penurunan pada temperatur bola kering,

pada bola basah dan volume spesifik, namun terjadi peningkatan kelembapan

relatif. Pada kelembapan spesifik dan temperatur titik embun tidak terjadi

perubahan.

W1 = W2

Gambar 2.21 Proses Sensible Cooling

e. Proses Humidifying

Proses humidifying merupakan proses dimana terjadi penambahan kandungan uap air ke udara tanpa merubah temperatur pada bola kering dan

mengakibatkan terjadinya kenaikkan entalpi, temperatur bola basah, titik embun dan kelembapan spesifik (Gambar 2.22).

Gambar 2. 22 Proses Humidifying

f. Proses Dehumidifying

Proses dehumidifying merupakan proses yang mengakibatkan terjadinya

pengurangan kandungan uap air pada udara tanpa merubah temperatur pada bola

kering sehingga terjadi penurunan entalpi, temperatur pada bola basah, titik

embun dan kelembapan spesifik. Gambar 2.23 menyajikan proses dehumidifying

pada psychrometric chart.

Gambar 2. 23 Proses Dehumidifying

g. Proses Pemanasan dan Penurunan Kelembapan (Heating and

Dehumidifying)

Proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying)

kandungan uap air yang terdapat pada udara. Pada proses ini terjadi penurunan

kelembapan spesifik, entalpi, temperatur pada bola basah, dan kelembapan relatif

tetapi terjadi peningkatn pada temperatur bola kering. Gambar 2.24 menyajikan

proses heating and dehumidifying pada psychrometric chart.

Gambar 2. 24 Proses Heating and Dehumidifying

h. Proses Pemanasan dan Penaikkan Kelembapan (Heating and Humidifying)

Proses pemanasan dan penaikkan kelembapan merupakan proses

pemanasan yang terjadi pada udara yang disertai dengan penambahan uap air.

Pada proses ini terjadi penambahan kelembapan spesifik, entalpi, temperatur pada

bola basah, dan temperatur pada bola kering. Gambar 2.25 menyajikan proses

heating and humidifying pada psychrometric chart.

2.1.3.3 Proses Pengkondisian Udara dengan Water Chiller

Proses pengkondisian udara dengan water chiller dapat dilihat pada

Gambar 2.26.

Gambar 2.26 Skema Water Chiller

Keterangan angka pada Gambar 2.26

Dokumen terkait