• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Tarif Parkir

Penetapan tarif parkir adalah salah satu cara pengendalian lalu-lintas, perhitungan tarif parkir tidak didasarkan atas perhitungan pengembalian biaya investasi danoperasional juga tidak semata - mata untuk memperoleh keuntungan material dan/atau finansial. Penetapan tarif parkir dilakukan untuk mengendalikan lalu-lintas melalui pengurangan pemakaian kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan di jalan. Melalui penetapan tarif sedemikian rupa, untuk besaran tarif tertentu diharapkan dapat mengurangi niat orang untuk menggunakan kendaraan pribadi. Berdasarkan jenis fasilitas, pemberlakuan tarif parkir dapat digolongkan seperti berikut (Kementerian Perhubungan, 1996):

1. Golongan A

a. Badan jalan tanpa untuk maksud pengendalian parkir

b. Daerah dengan frekuensi parkir relatif rendah (1,5 kendaraan/SRP/hari) c. Parkir dengan waktu yang lama

d. Daerah perumahan, parkir dapat tanpa membayaran atau dengan tarif yang rendah

e. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas rendah 2. Golongan B

a. Badan jalan tanpa untuk maksud pengendalian parkir

commit to user

c. Daerah komersial atau pertokoan, tarif parkir dapat diberlakukan relatif tinggi, untuk mengendalikan lalu-lintas

d. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggi. 3. Golongan C

a. Kawasan parkir pada fasilitas parkir umum dengan maksud pengendalian parkir

b. Keluar masuk kendaraan yang dikendalikan melalui karcis dengan waktu tercatat, dapat diberlakukan tarif parkir secara progresif, yang dapat meningkat sesuai dengan lamanya parkir

c. Daerah dengan derajat pengendalian lalu lintas tinggi

2.2.2. Penilaian Kinerja Parkir

Kinerja parkir dapat diukur dan dinilai melalui beberapa cara diantaranya (F.D Hoobs, 1995):

a. Kedatangan-keluar Parkir

Kedatangan-keluar parkir adalah banyaknya kendaraan yang datang dan keluar dalam rentang waktu tertentu, yang biasanya diukur selama satu jam yang menunjukkan jumlah kendaraan yang melakukan parkir dalam rentang waktu satu jam. Hal ini dapat memperlihatkan pola waktu jumlah kedatangan-keluar kendaraan terbanyak dan jumlah kedatangan-keluar serta jumlah kendaraan yang melakukan parkir selama satu hari.

b. Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir merupakan banyaknya kendaraan yang masih melakuan parkir selama rentang waktu tertentu. Yang biasanya diukur selama satu jam, didapat dari hasil pengukuran jumlah kendaraan parkir dengan jumlah keluar parkir dalam rentang waktu sama. Akumulasi ini dapat memberikan informasi mengenai basar dan pola permintaan parkir tersebut, yaitu kapan saat permintaan parkir paling rendah bila dibandingkan dengan kapasitas parkir yang ada.

c. Angka Indeks Parkir

Angka indeks parkir adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah kendaraan yang diparkir pada rentang waktu tertentu dengan kapasitas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

parkir yang ada, yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Angka indeks parkir digunakan untuk mengatur penggunaan ruang parkir. Hasil ini kemudian akan digunakan untuk melihat waktu puncak parkir.

d. Angka Turn-Over

Angka turn-over adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata kendaraan yang menggunakan satu petak parkir pada periode tertentu. Angka ini dapat diartikan sebagai penggunaan petak parkir.

e. Lama Parkir

Lama parkir adalah jumlah waktu yang digunakan oleh pemarkir untuk memarkir kendaraannya, dihitung dari mulai kendaraan masuk petak parkir sampai keluar.

2.2.3. Ability To Pay (ATP)

Ability To Pay (ATP) adalah kemampuan sesorang untuk membayar jasa pelayanan yang diterimanya, berdasarkan pendapatan yang dianggap ideal. (O.Z.Tamin,dkk, 1999). Pendekatan yang dilakukan dalam analisis ATP didasarkan pada alokasi biaya untuk transportasi, frekuensi kedatangan ke pasar, dan lama waktu parkir.

Besarnya Ability To Pay (ATP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Ø Besarnya pendapatan pengguna fasilitas parkir dan jumlah anggota keluarga

Ø Persentase biaya untuk transportasi per bulan dari pendapatan

Ø Persentase alokasi biaya untuk retribusi parkir dari alokasi biaya untuk transportasi

Ø Frekuensi kedatangan ke stasiun

Ø Lama waktu parkir

Untuk analisis kemampuan membayar dari masyarakat pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan travel budget, dengan asumsi bahwa setiap keluarga akan selalu mengalokasikan sebagian dari penghasilannya untuk kebutuhan akan aktivitas pergerakan, baik yang dipergunakan untuk membayar parkir.

commit to user

Dengan menggunakan metode household budget dapat dicari besaran ATP Ada dua besaran ATP yaitu:

a. Untuk tarif parkir satu jam pertama

ATP

P

=

Ph x Ppt x Pttǂ. ... (2.1) b. Untuk tarif parkir jam selanjutnya

ATP

m

=

Ph x Ppt x PttĶǴ ... (2.2) dengan:

ATPp = ATP tarif parkir satu hari pertama berdasarkan jenis pekerjaan (Rp.) ATPm = ATP tarif parkir hari selanjutnya berdasarkan jenis pekerjaan (Rp/hari)

Ph = Total pendapatan keluarga per bulan (Rp/Bulan)

Ppt = Persentase biaya transportasi perbulan dari total penghasilan (%) Ptt = Persentase biaya untuk retribusi parkir per bulan (%)

Ft = frekuensi menggunakan fasilitas parkir di pasar per bulan Tp = lamanya menggunakan fasilitas parkir per bulan (jam/bulan)

2.2.4. Willingness To Pay (WTP)

Willingness To Pay (WTP) adalah kesediaan pengguna mengeluarkan imbalan atas fasilitas yang telah dinikmatinya (O.Z.Tamin,dkk, 1999). Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi penumpang terhadap fasilitas parkir yang tersedia.

Kesediaan membayar didasarkan pada konsep surplus konsumen (consumer surplus) yaitu selisih antara kesediaan membayar yang merupakan nilai utilitas yang diperoleh dari barang/jasa yang dibeli dengan harga yang sebenarnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

dibayarkan. Sehingga sering ditemukan segolongan pemakai yang bersedia untuk membayar lebih dari unit biaya.

Pengertian surplus konsumen misalnya dengan P2 masih akan terjual q2. Maka terjadilah surplus karena kesediaan membayar lebih besar (P2-P1), jumlah yang diperoleh dapat digunakan untuk tujuan lain. Total keuntungan diwakili oleh luas diantara kuva D dan garis harga P1 (jumlah keuntungan dari yang besedia membayar lebih ditambah jumlah keuntungan dari yang bersedia membayar pada tarif yang berlaku)

Gambar 2.1. Grafik Antara price dan quantity

Penentuan besarnya Willingness To Pay (WTP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Ø Fasilitas parkir yang disediakan operator

Ø Pendapatan pengguna

Ø Jenis pekerjaan pengguna

Ø Kualitas dan kuantitas pelayanan yang diberikan

Untuk menghitung WTP untuk tarif parkir berdasarkan jenis pekerjaan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

t =

(*Ķ )... (2.3) dengan: P (price) P2 P1 ATP 0 q2 q2 q (quantity) WTP D

commit to user

WTP = Besarnya WTP berdasarkan jenis pekerjaan pengguna fasilitas parkir A = Besarnya tarif berdasarkan pilihan pengguna fasilitas parkir

J = Jumlah pengguna parkir yang memilih tarif A T = Jumlah pengguna parkir berdasarkan jenis pekerjaan

2.2.5. Metode ATP / WTP

Berikut adalah metode-metode perhitungan ATP/WTP : 1. Economic Valuation Method

Pendekatan economic valuation method mengasumsikan setiap individu memilki Ability to Pay (ATP) value atau Willingness to Pay (WTP) value untuk barang atau jasa yang dikonsumsinya. Untuk memperoleh nilai ATP dan WTP perlu dilakukan suatu survey terhadap pengguna barang dan jasa tersebut.

2. Travel Cost and contigent Valuation Method

Travel Cost and contigent Valuation Method adalah alokasi dari penghasilan individu untuk biaya transportasi. Model ini mengacu pada beberapa penelitian dan pendapat oleh ahli dibidangnya, diantaranya: a) Menurut O.Z.Tamin,dkk (1999) untuk dapat mengetahui ATP maka

variabel sosial ekonomi yang harus diketahui adalah ongkos perjalanan, penghasilan, intensitas perjalanan, dan persentase penghasilan untuk biaya perjalanan.

b) Menurut Santoso (2001) salah satu cara untuk mengetahui besarnya kemampuan masyarakat membayar barang dan jasa adalah dengan menghitung rata-rata pengeluaran khususnya konsumsi untuk barang dan jasa tersebut. Pengeluaran ini dianggap suatu indikator kemampuan membayar masyarakat.

2.2.6. Hubungan Antara ATP / WTP

Dalam pelaksanaan untuk menentukan tarif sering terjadi benturan antara besarnya ATP dan WTP, kondisi tersebut selanjutnya disajikan secara ilustratif sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Ø ATP lebih besar dari WTP

Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan membayar lebih besar daripada keinginan membayar jasa tersebut. Hal ini terjadi apabila pengguna memiliki penghasilan yang relatif tinggi tetapi nilai utilitas atau ketergantungan terhadap jasa tersebut relatif rendah.

Ø ATP lebih kecil dari WTP

Kondisi ini menunjukan bahwa keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar daripada kemampuannya membayar. Kemungkinan ini terjadi bagi pengguna yang mempunyai penghasilan yang relatif rendah tetapi ketergantungan terhadap jasa tersebut sangat tinggi, sehingga pengguna tidak mempunyai pilihan lain. Keinginan pengguna untuk membayar jasa tersebut cenderung dipengaruhi oleh utilitas atau ketergantungan terhadap jasa tersebut relatif tinggi.

Ø ATP sama dengan WTP

Kondisi ini menunjukan bahwa antara kemampuan membayar dan keinginan membayar jasa tersebut sama. Pada kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang dikeluarkan utuk membayar jasa tersebut.

2.2.7. Nilai Tarif ATP / WTP

Bila parameter ATP dan WTP yang ditinjau, maka aspek pengguna dalam hal ini dijadikan subyek yang menentukan nilai tarif yang berlakukan dengan prinsip sebagai berikut:

1. Karena ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, maka besaran tarif yang diberlakukan tidak boleh melebihi nilai ATP kelompok sasaran.

2. Karena WTP merupakan fungsi dari tingkat pelayanan, maka bila nilai WTP masih di bawah ATP, masih dimungkinkan peningkatan tarif dengan perbaikan tingkat nilai tingkat pelayanan jasa tersebut.

commit to user

2.2.8. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi di Kota Surakarta didapat dari survey pendahuluan dan kutipan langsung dari laporan terdahulu. Berdasarkan pada survey Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) kepada 3500 keluarga Jakarta, Surabaya, Medan dan Semarang dapat diketahui bahwa persentase alokasi biaya untuk transportasi sebesar 16% dari total pendapatan keluarga. Dalam penelitian ini akan menggunakan persentase alokasi biaya untuk transportasi adalah sebesar 16% dengan asumsi bahwa alokasi biaya transportasi di Surakarta sama dengan di Semarang. Sedangkan persentase dari biaya parkir diasumsikan sebesar 5-10% dari pendapatan yang didistribusikan untuk transportasi.

2.2.9. Pembagian Sampel

Pembagian sampel bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai populasi dengan mengamati sebagian dari populasi tersebut. Metode yang biasa digunakan adalah metode kecukupan data, dengan pemilihan unit tiap penarikan bersifat bebas, dimana setiap unit mempunyai kemungkinan yang sama untuk setiap sampel. Riduwan, 2002, memberikan ukuran sampel yang digunakan populasi yang ada seperti pada persamaan 2.4.

2 =

...(2.4) dengan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi yang diketahui

d = presisi yang ditetapkan, diasumsikan sebesar 17% Sumber: (Riduwan, 2002)

2.2.10. Kuisioner

Kuisioner merupakan daftar tertulis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Responden dalam hal ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

adalah masyarakat umum yang menggunakan fasilitas parkir yang telah disediakan, baik pengguna kendaraan roda dua maupun roda empat. Kuisioner yang dibagikan bertujuan untuk mendapatkan data karakteristik pengguna fasilitas parkir. (Riduwan,2002)

2.2.11. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

Analisis ini pada dasarnya adalah penyajian data bentuk tabulasi, meliputi baris dan kolom. Data yang diolah pada analisis ini adalah data yang berasal dari dua data yang berbeda untuk mencari korelasi dari dua data yang terdapat dalam kuisioner. Data yang dimasukkan diolah untuk mendapatkan nilai persentase, jumlah total, dan jumlah rata-rata. (Riduwan, 2002)

commit to user

Dokumen terkait