• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar teori

Dalam dokumen Laporan Praktek Motor Diesel (Halaman 42-59)

PRAKTEK 6: TUNE UP MOTOR DIESEL POMPA INJEKSI TIPE ROTARY

4. Dasar teori

1. Prinsip Kerja Motor Diesel

Motor diesel yang ada dewasa ini merupakan bentuk perkembangan teknologi dibidang otomotif, penemu motor diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama Rudolf Diesel (1858 – 1913). Ia mendapat hak paten untuk mesin diesel pada tahun 1892, tetapi mesin diesel tersebut baru dapat dioperasikan dengan baik pada tahun 1897.

Gas pembakaran yang terjadi akibat udara yang dikompresi dan bahan bakar yang diinjeksi di dalam ruang bakar, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala torak dan kepala silinder mampu menggerakkan torak yang selanjutnya memutar poros engkol. Torak bergerak translasi bolak-balik di dalam silinder dihubungkan dengan pena engkol pada poros engkol yang berputar pada bantalannya, dengan perantaraan batang penggerak.

Siklus yang terdapat dalam motor diesel empat langkah, yaitu : a. Langkah hisap.

Pada langkah hisap, udara dimasukkan kedalam silinder. Piston membentuk kevakuman di dalam silinder seperti pada mesin bensin, piston bergerak kebawah dari titik mati atas ke titik mati bawah. Terjadinya kevakuman ini menyebabkan udara segar masuk ke dalam silinder. Katup buang tertutup selama langkah hisap.

b. Langkah kompresi.

Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas. Pada saat ini kedua katup tertutup, udara yang dihisap selama langkah hisap ditekan sampai tekanannya naik sekitar 30 kg/cm2 ( 427 psi, atau 2,942 kpa ) dengan temperatur sekitar 500-8000C (932-1472OF).

c. Langkah pembakaran.

Udara yang terdapat dalam silinder didorong keruang bakar pendahuluan (precombustion chamber) yang terdapat pada bagian atas masing-masing ruang bakar (jenis indirect).

Pada akhir langkah pembakaran, ignition nozzel terbuka dan menyemprotkan kabut bahan bakar ke dalam ruang bakar pendahuluan dan campuran udara bahan bakar selanjutnya terbakar oleh panas yang dibangkitkan oleh tekanan.

Panas dan tekanan keduanya naik secara mendadak dan bahan bakar yang tersisa pada ruang bakar pendahuluan ditekan keruang bakar utama di atas piston. Kejadian ini menyebabkan bahan bakar terurai menjadi partikel-partikel kecil dan bercampur dengan udara pada ruang bakar utama (main combustion) dan terbakar dengan cepat. Energi pembakaran mengekspansikan gas dengan sangat cepat dan piston terdorong ke bawah. Gaya yang mendorong piston ke bawah diteruskan ke batang piston dan poros engkol dan dirubah menjadi gerak putar untuk memberi tenaga pada mesin.

d. Langkah buang.

Pada saat piston menuju titik mati bawah, katup buang terbuka dan gas pembakaran dikeluarkan melalui katup buang pada saat piston bergerak kebawah lagi. Gas akan terbuang habis pada saat piston mencapai titik mati atas, dan setelah itu proses dimulai lagi dengan langkah hisap. Selama mesin menyelesaikan empat langkah (hisap, kompresi, pembakaran, buang), poros engkol berputar dua kali dan menghasilkan satu tenaga.

2. Proses Pembakaran Bahan Bakar Pada Motor Diesel.

Seperti telah diterangkan terdahulu motor diesel tidak memerlukan busi. Disamping itu, berlainan dengan pada motor bensin, pada motor diesel penyalaan bahan bakar itu tidak dimulai pada satu titik, tetapi terjadi di beberapa tempat, dimana terdapat campuran bahan bakar udara yang ideal untuk pembakaran.

Proses pembakaran adalah suatu reaksi kimia cepat antara bahan bakar (hidrokarbon) dengan oksigen dari udara. Proses pembakaran ini tidak terjadi

sekaligus tetapi memerlukan waktu dan terjadi dalam beberapa tahap. Disamping itu penyemprotan bahan bakar juga tidak dapat dilaksanakan sekaligus tetapi berlangsung antara 30 - 40 derajat sudut engkol. Supaya lebih jelas baiklah kita perhatikan garafik tekanan versus besarnya sudut engkol seperti tertulis pada Gambar. Pada gambar ini dapat dilihat tekanan udara akan naik selama langkah kompresi berlangsung

Beberapa derajat sebelum torak mencsapai TMA bahan bakar mulai disemprotkan. Bahan bakar akan segera menguap dan bercampur dengan udara yang sudah bertemperatur tinggi. Oleh karena temperaturnya sudah melebihi temperatur penyalaan bahan bakar, bahan bakar akan terbakar sendiri dengan cepat. Waktu yang diperlukan antara saat bahan bakar mulai disemprotkan dengan saat mulai terjadinya pembakaran dinamai periode persiapan pembakaran (1) Waktu persiapan pembakaran bergantung pada beberapa faktor, antara lain pada tekanan dan temperatur udara pada saat bahan bakar mulai disemprotkan, gerakan udara dan bahan bakar, jenis dan derajat pengabutan bahan bakar, serta perbandingan bahan bakar-udara lokal. Jumlah bahan bakar yang disemprotkan selama periode persiapan pembakaran tidaklah merupakan faktor yang terlalu menentukan waktu persiapan pembakaran. Sesudah melampoi periode persiapan pembakaran, bahan bakar akan terbakar dengan cepat. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar. sebagai garis lurus yang menanjak, karena proses pembakaran tersebut terjadi dalam suatu proses pengecilan volume (selama itu torak masih bergerak menuju TMA). Sampai torak bergerak kembali beberapa derajat sudut engkol sesudah TMA, tekananya masih bertambah besar tetapi laju kenaikan tekanannya berkurang. Hal ini disebabkan karena kenaikan tekanan yang seharusnya terjadi dikompensasi oleh bertambah besarnya volume ruang bakar sebagai akibat bergeraknya torak dari TMA ke TMB.

Periode pembakaran, ketika terjadi kenaikan tekanan yang berlangsung dengan cepat (garis tekan yang curam dan luas, garis BC pada Gambar. 3) dinamai periode pembakaran cepat (2). Periode pembakaran ketika masih terjadi kenaikan tekanan sampai melewati tekanan yang maksimum dalam tahap berikutnya (garis CD, Gambar. 3), dinamai periode

pembakaran terkendali (3). Dalam hal terakhir ini jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam silinder sudah mulai berkurang, bahkan mungkin yang sudah dihentikan. Selanjutnya dalam periode pembakaran lanjutan (4) terjadi proses penyemprotan pembakaran dan pembakaran dari bahan bakar yang belum sempat terbakar.

Laju kenaikan tekanan yang terlalu tinggi tidaklah dikehendaki karena dapat menyebabkan beberapa kerusakan. Maka haruslah diusahakan agar periode persiapan pembakaran terjadi sesingkat-singkatnya sehingga belum terlalu banyak bahan bakar yang siap untuk terbakar selama waktu persiapan pembakaran. Dipandang dari segi persiapan kekuatan mesin, disamping laju kenaikan tekanan pembakaran itu, perlu pula diperhatikan tekanan gas maksimum yang diperoleh. Supaya diperoleh efesiensi yang setinggi-tingginya, pada umumnya diusahakan agar tekanan gas maksimum terjadi pada saat torak berada diantara 15 – 20 derajat sudut engkol sesudah TMA

Profil Tekanan Pembakaran Pada Berbagai Sudut Penyemprotan

Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:

a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A -B)

Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar.

b) Periode 2: Perambatan api (B-C)

Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat. Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut periode ini sering disebut pembakaran letup.

c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D)

Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar. Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.

d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E)

Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.

3. Bentuk ruang bakar mesin diesel

Ruang bakar pada motor diesel lebih rumit dibanding ruang bakar motor bensin. Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat menentukan kemampuan mesin, sebab ruang bakar tersebut direncanakan dengan tujuan agar campuran bahan udara dan bahan bakar menjadi homogen dan mudah terbakar sekaligus. Ruang bakar motor diesel digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu:

a) Tipe ruang bakar langsung (direct combustion chamber) b) Tipe ruang bakar tambahan (auxiliary combustion chamber) Tipe ruang bakar tambahan terdapat dalm 3 macam, yaitu: 1). Ruang bakar kamar muka (precombustion chamber) 2). Ruang bakar pusar (swirl chamber)

4. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel

Berdasarkan uraian tentang prinsip kerja mesin diesel yang membakar bahan bakar berdasarkan suhu kompresi secara bertahap, maka penyaluran bahan bakar pada mesin diesel harus memenuhi syarat:

 Mesin diesel harus mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi agar mempunyai suhu dan tekanan kompresi yang tinggi sehingga mampu membakar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Bahan bakar mesin diesel mempunyai sifat titik nyalanya tinggi sehingga harus dibuat menjadi partikel atau butiran yang lebih kecil.

 Agar bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder mesin diesel dapat mudah terbakar maka diperlukan ruang bakar yang dapat memungkinkan bahan bakar dan udara dapat bercampur secara homogen dalam bentuk partikel yang lebih kecil-kecil dari sebelumnya.

 Di samping mesin diesel harus memiliki ruang bakar yang memungkinkan atomisasi bahan bakar, maka bahan bakar yang disalurkan ke dalam ruang bakar harus dengan injeksi. Dengan injeksi maka bahan bakar akan berbentuk partikel-partikel atau butiran-butiran yang kecil. Oleh karena itu dalam mesin diesel diperlukan peralatan untuk injeksi yaitu pompa injeksi dan injector (pengabut). Pompa injeksi berfungsi menekan bahan bakar dari tangki ke injector, sedangkan injector berfungsi menyemprotkan bahan bakar tepat waktu ketika diperlukan pada akhir langkah kompresi.

 Berdasarkan 3 hal di atas maka pada mesin diesel diperlukan suatu sistem bahan bakar yang dapat memenuhi syarat agar terjadi pembakaran yang baik. Sistem bahan bakar yang baik harus terdiri dari komponen-komponen yang baik pula.

Pada Sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang tedapat pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel sedimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar.

5. Pompa Injeksi

Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan sistem paling penting di antara sistem-ssitem yang lain. Dengan sistem injeksi bahan bakar yang baik dan tepat akan menghasilkan tenaga mesin yang optimal. Sebaliknya sistem injeksi bahan bakar yang kurang baik dan kurang tepat dapat menyebabkan tenaga mesin diesel kurang optimal, bahkan mungkin saja mesin diesel tidak dapat dijalankan sama sekali. Banyak orang yang menyatakan bahwa sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan jantung hidup matinya mesin. Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel mencakup rangkaian komponen-komponen yang berhubungan dengan bahan bakar, yang berfungsi mengisap bahan bakar dari tangki bahan bakar, memompakan bahan bakar, sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke dalam ruang bakar silinder mesin dalam rangka memperoleh tenaga.

 Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar

Berdasarkan pengertian sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel di atas, maka fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin diesel yaitu:

 Menyimpan bahan bakar

 Menyaring bahan bakar

 Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin

 Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin

 Memajukan saat penginjeksian bahan bakar

 Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan penyaluran bahan bakar

Syarat sistem injeksi bahan bakar mesin diesel

Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar.

Sistem injeksi bahan bakar harus setiap saat tertentu memberikan sejumlah tertentu bahan bakar ke tiap-tiap silinder mesin diesel. b. Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar

Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder tepat pada saat kemungkinan mesin diesel mampu menghasilkan tenaga yang maksimum. Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat selama langkah usaha menyebabkan terjadinya kerugian tenaga.

c. Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar.

Kerja mesin diesel yang halus pada tiap-tiap silinder tergantung pada lama waktu yang diperlukan untuk menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan mesin yang lebih tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan bakar yang lebih cepat pula.

d. Mengabutkan bahan bakar.

Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur dengan udara untuk pembakaran sempurna. Dalam hal ini bahan bakar harus dikabutkan menjadi partikel-pertikeal yang halus. Dengan demikian penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin diesel harus pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan digerakan oleh crankshaft melalui timing gear atau sebuah timing belt. Ada dua tipe pompa injeksi : Tipe distributor dan tipe in line

Untuk pompa injeksi tipe distributor atau rotary dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemakai yang menginginkan mesin menghasilkan kecepatan putaran lebih tinggi lagi, khususnya untuk digunakan pada mesin diesel yang kecil, dan dibuat lebih ringan serta lebih ringkas bila dibandingkan dengan konvensional pompa injeksi tipe in-line dalam kapasitas yang sama.

Bahan bakar diesel dibersihkan oleh water sedimenter dan fuel filter kemudian ditekan ke rumah pompa injeksi oleh vane type feed pump yang mempunyai empat buah vane, bahan bakar melumasi komponen pompa pada saat mengalir ke pump plunger, sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui overflow screw sambil mendinginkan bagianbagian pompa yang dilewatinya. Pump plunger bergerak lurus bolak-balik samil berputar karena bergeraknya drive shaft, camplate, tappet rolers, plunger spring dan bagian-bagian lainnya.

a. Cara kerja pompa Injeksi Tipe Distributor

1. Feed pump tipe rotari vane mengalirkan bahan bakar dari fuel tank melalui water sedimenter dan fuel filter, kemudian bahan bakar dikirm ke dalam rumah pompa injeksi.

2. Pressure regulating valve mengatur tekana bahan bakar di dalam feed pump.

3. kelebihan bahan bakar kemabli ke fuel tank melalui katup over flow. Sebagian kelebihan bahan bakar digunakan untuk mendinginkan alat-alat yang bekerja.

4. cam plate digerakkan oleh drive shaft, pompa plunger bersatu didalam cam plate dan bahan bakar dialirkan dengan gerakan bolak-balik dari plunger.

5. jumlah bahan bakar yang di injeksikan diatur oleh mechanical governor.

6. injection timing diatur oleh timer, yang bekerja berdasarkan tekanan bahan bakar. 7. fuel cut solenoid digunakan untuk menutup aliran bahan bakar ke dalam pompa

plunger.

8. delivery valve mempunyai du fungsi, untuk mencegah bahan bakar dari dalam pipa injeksi ke plunger dan menghisap sisa bahan bakar dari nozzle pada akhir injeksi.

b. Aliran bahan bakar pompa injeksi tipe distributor

Bahan bakar dari tangki bahan bakar(fuel tank) melalui water sedimenter dan fuel filter oleh feed pump yang terdapat di dalam pompa injeksi. Feed pump selain berfungsi menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar danmenekan ke dalam body pompa injeksi, juga mensirkulasikan bahan bakar untuk melumasi bagian-bagian pompa injeksi yang bergerak.

Pump plunger mengatur banyaknya bahan bakar dan membagi bahan bakar dengan tekanan tertentu secara tepat sesuai dengan firing order kesemua injection, dimanan bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber). Kelebihan bahan bakar dari pompa injeksi dan injection nozzle akn kembali ke tangki bahan

bakar (fuel tank) melalui over flow screw dan fuel return line. Sirkulasi bahan bakar seperti ini mendinginkan dan melumasi bagian pompa injeksi yang bergerak, juga menghangatkan bahan bakar di dalam tangki bahan bakar untuk mencegah terjadinya pengentalan bahan bakar di waktu bahan bakar dingin.

Gerakan bolak-balik plunger menaikan tekanan bahan bakar dan menekan bahan bakar melalui delivery valve ke injection nozzle. Mechanical governor mengatur banyaknya bahan bakar yang diseprotkan dari nozzle dengan menggerakan spiil ring sehingga merubah saat akhir langkah efektif plunger. Fuel injection timing diatur oleh pressure timer, timer sendiri diatur oleh tekanan pengirim dari feed pump. Posisi tapped roller diubah-ubah oleh timer untuk mengatur Injection timing. Mesin mati bila injeksi bahan bakar berakhir : pada saat starter switch off, arus yang mengalir ke fuel cut off solenoid terputus dan saluran bahan bakar tertutup oleh solenoid plunger, akibatnya penginjeksian bahan bakar akan berhenti dan mesin akan mati.

5. Langkah Kerja

Langkah Pembongkaran

1. Setel Klep

 Besar celah katup isap (0.25) dan katup buang (0.30).

( Besarnya celah katup pada mesin panas/dingin biasanya tidak sama )

 Lepaskan tutup kepala silinder

 Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA Tanda TMA terletak pada puli motor ( gambar ) atau pada roda gaya.

Tanda TMA pada puli motor

 Tentukan apakah silinder pertama atau terakhir, yang berada pada posisi saat akhir langkah kompresi. Pada saat akhir langkah kompresi, kedua katup mempunyai celah.

 Stel katup. Setengah jumlah katup dapat distel. Penyetelan pertama : silinder yang berada pada posisi saat akhir kompresi kedua katup dapat distel. Pada silinder berikut, katup masuk dapat distel. Pada silinder berikutnya lagi, katup buang dapat distel dan seterusnya. Katup-katup pada silinder terakhir tidak dapat distel. Lihat gambar berikut : Contoh :

Motor 4 silinder, silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi.

M1 M2 M3 M4 M Katup masuk B Katup buang

X Katup yang dapat distel B1 B2 B3 B4

Motor 6 silinder, silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi M1 M2 M3 M4 M5 M6

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penyetelan katup :

 Fuler harus dapat didorong / tarik

 Fuler yang berombak harus diganti baru.

 Jangan mengencangkan mur-mur terlalu keras Gunakan kunci ring rata dan obeng yang cocok.

 Stel celah katup-katup yang lain (setengah jumlah katup )

 Pasang tutup kepala silinder,

 Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder serta sambungan-sambungan ventilasi karter.

2. Pembersihan / Penggantian Saringan Udara

 Lepas saringan udara

 Cuci saringan udara dengan bensin ( masuk dan keluarkan saringan bensin 3 – 4 kali ke dalam bak berisi bensin )

 Keluarkan oli dari rumah saringan udara, bersihkan rumah saringan udara dengan bensin kemudian keringkan dengan pistol udara atau kain lap.

 Isi oli pada rumah saringan udara sampai tanda batas permukaan. Pakai oli mesin yang bersih

 Beri sedikit oli kedalam elemen saringan

 Pasang kembali rumah saringan. Perhatikan kedudukan paking-pakingnya

Petunjuk

Saringan udara jenis tandon oli perlu dibersihkan setiap 10.000 km. Pembersihan / penggantian saringan udara jenis kering

 Lepas saringan udara

 Periksa kondisi saringan udara. Jika kotor sekali harus diganti baru

 Pembersihan saringan udara :

a) Ketok beberapa kali

b) Semprot udara dari dalam dengan pistol udara

Kadang-kadang saringan udara basah oleh oli. Oli itu berasal dari sistem ventilasi karter. Bersihkan sistem tersebut dan kontrol :

1. Permukaan batas oli motor ( mungkin terlalu tinggi )

2. Kerapatan cincin-cincin torak. Untuk ini buka tutup pengisi oli pada saat motor hidup. Jika banyak gas yang keluar, cincin torak bocor, akibatnya gas tersebut dapat membawa oli mesin sampai saringan udara.

3. Pasang kembali rumah saringan udara. Pada waktu pemasangan, perhatikan kedudukan paking-pakingnya

Petunjuk

Saringan udara jenis kering harus diganti baru setiap 20’000 – 40’000 km 3. Penggantian Oli Motor dan Saringan Oli

 Langkah kerja

 Letakkan bak dibawah motor

 Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter

 Lepas saringan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, apakah paking karetnya tak tertinggal pada motor !

 Pemilihan saringan oli

 Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir saringan dan diameter paking dahulu

 Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “ by-pass “ atau tidak. Lihat gambar.

Katup “ by-pass

Aliran oli normal melalui saringan

Aliran oli jika saringan tersumbat atau oli masih dingin ( kental )

 Kontrol perlu tidaknya katup anti-balik didalam saringan oli dengan melihat posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan horisontal atau sambungan saringan dibawah, maka saringan oli harus dilengkapi dengan katup anti- balik

 Katup anti-balik ( karet )

Pasang baut pembuang oli kembali , gunakan paking baru.

 Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada paking saringan oli baru.

Pasang saringan oli baru dan keraskan sedikit dengan tangan.

 Isi oli pada motor.

 Bersihkan bagian-bagian mobil yang kotor kena oli

 Hidupkan motor dan kontrol kebocoran pada baut pembuang dan saringan oli yang telah dipasang.

Pengisian oli

Pada motor ini, jangan mengisi oli pada saat busi terlepas. Waktu busi telepas, tabungnya kendor, maka oli yang akan diisi mengalir melalui lubang busi ke dalam ruang bakar.

4. Cek v belt, setel / ganti bila sudah rusak Langkah kerja

 Periksa seluruh bagian sabuk penggerak. Sabuk yang rusak ( pada gambar ) harus diganti. Jika tidak dapat diperiksa saat terpasang, sabuk harus dikeluarkan untuk diperiksa.

 Periksa kedudukan sabuk penggerak. Bila kedudukannya pada puli terlalu dalam, sabuk harus diganti.

 Stel ketegangan sabuk penggerak. Letak penyetel biasanya pada pemegang generator. Gunakan pengungkit. Penyetelan yang baik : sabuk yang pendek dapat ditekan dengan tangan  10 mm, sabuk yang panjang  15 mm.

 Perhatikan ketegangan sabuk penggerak ! Kurang tegang  sabuk slip  cepat aus

Terlalu tegang  bantalan pompa air dan generator menjadi cepat rusak.

 Jika sabuk harus diganti, perhatikan ukurannya Ukuran sabuk mengikuti normalisasi.

Lebar : 9.5, 10.5, 11.5, 12.5 mm

Panjang : Pentahapannya adalah 25 mm misal : 800, 825, 850 mm dst

Dalam dokumen Laporan Praktek Motor Diesel (Halaman 42-59)

Dokumen terkait