• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.3. Total Sampling

3.4.4. Data Antropometr

Penerapan data Antropometri akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi). Sedangkan persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.

Dalam pokok bahasan Antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi, maka 2,5 dan 97,5 persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai, Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.

x σ 96 , 1 x ) , (X x N σ 95% 2,5 % 97,5 th% ile 2,5 th% ile 2,5 % x σ 96 , 1 X

Gambar 3.1 Probabilitas Distribusi Normal Tabel 3.1. Perhitungan Persentil

Persentil Kalkulasi 1st x

x−2,325σ

2,5 th x

x−1,96σ

5 th x

x−1,645σ

10 th x

x−1,280σ

50 th

x

90 th x

x+1,280σ

95 th x

x+1,645σ

97,5 th x

x+1,96σ

99 th x

x+2,325σ

Sumber:Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Wijaya,

Surabaya, 1996.

Istilah “The Fallacy of the Average Man or Average Woman” merupakan

suatu kesalahan dalam perancangan suatu tempat kerja ataupun produk jika berdasar pada dimensi yang hipotesis yaitu menganggap bahwa semua dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti jangkauan ke depan, maka penggunaan rata-rata (50 persentil) dalam penyesuaian pemasangan alat kontrol akan menghasilkan bahwa 50% populasi akan tidak mampu menjangkaunya. Jika seseorang mempunyai dimensi pada rata- rata populasi, katakanlah tinggi badan, maka belum tentu dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi lainnya.

Adapun pendekatan dalam penggunaan data Antropometri adalah sebagai berikut:

a. Pilihlah standar deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud b. Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud

untuk populasi yang sesuai

d. Pilihlah jenis kelamin yang sesuai

Secara garis besar pedoman pengukuran pada data Antropometri antara lain, yaitu :

1. Posisi Duduk Samping

- Tinggi Duduk Tegak (TDT), cara pengukuran yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan mata memandang lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.

- Tinggi Bahu Duduk (TBD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.

- Tinggi Mata Duduk (TMD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung mata bagian dalam. Subjek duduk tagak dan memandang lurus ke depan.

- Tinggi Siku Duduk (TSD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk samping ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah.

- Tebal Paha (TP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas duduk samping ke permukaan atas paha. - Tinggi Popliteal(TPO), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari

lantai sampai bagian bawah paha.

- Pantat Popliteal (PP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut

sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.

- Pantat Ke Lutut (PKL), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk dan ukur horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.

2. Posisi Berdiri.

- Tinggi Siku Berdiri (TSB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.

- Panjang Lengan Bawah (PLB), cara pengukuran yaitu mengukur subjek berdiri tegak dan tangan di samping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.

- Tinggi Mata Berdiri (TMB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan.

- Tinggi Badan Tegak (TBT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas, sementara subjek berdiri tegak dengan mata memandang lurus ke depan.

- Tinggi Bahu Berdiri (TBB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.

- Tebal Badan (TB), cara pengukuran yaitu mengukur berdiri tegak dan ukur jarak dari dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara horisontal.

3. Posisi Berdiri Dengan Tangan Kedepan.

- Jangkauan Tangan (JT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari punggung samping ujung jari tengah dan subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horisontal ke depan.

4. Posisi Duduk Menghadap Kedepan.

- Lebar Pinggul (LP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan ukur jarak horisontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri samping bagian terluar pinggul sisi kanan.

- Lebar Bahu (LB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal antara kedua lengan atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.

5. Posisi Berdiri Dengan Kedua Lengan Direntangkan.

- Rentangan Tangan (RT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri samping ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal ke samping sejauh mungkin.

6. Pengukuran Jari Tangan

- Panjang Jari 1,2,3,4,5 (PJ-1,2,3,4,5), cara pengukuran yaitu mengukur masing-masing pangkal ruas jari sampai ujung jari. Jari-jari subjek merentang lurus dan sejajar.

- Pangkal Ke Lengan (PPT), cara pengukuran yaitu mengukur pangkal pergelangan tangan sampai pangkal ruas jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subjek lurus.

- Lebar Jari 2,3,4,5 (LJ-2,3,4,5), cara pengukuran yaitu mengukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari kelingking dan jari-jari subjek lurus merapat satu sama lain.

- Lebar Tangan (LT), cara pengukuran yaitu mengukur sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari kelingking.

Dokumen terkait