• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data dan Analisis Data

Dalam dokumen BADAN KARANTINA PERTANIAN (Halaman 119-125)

KEGIATAN OPERASIONAL

2. Prioritas Regional

4.2.6. Kegiatan Pemantauan OPTK

4.2.6.1. Data dan Analisis Data

Dari hasil pengamatan di lapang dan pemeriksaan di laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Manokwari, terhadap sampel di keempat kabupaten daerah pemantauan diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel : OPT/OPTK Temuan Lapang Hasil Pemantauan

2 Kelapa Raoiella indica

Sexava nubila

Manokwari Sexava coriaceae

Sexava nubila Thosea monolancha

LAPORAN TAHUNAN SKP KELAS II MANOKWARI 2019 115

5 Kakao Planococcus lilianus Dysmicoccus

neobrevipes

Pada pemantauan lalat buah, menggunakan perangkap lalat buah dengan tiga feromon yaitu Methyl Eugenol (ME), Cuelure (CU), Trimedlure (TR). Perangkap dipasang disekitar perkebunan kakao.

Tabel . OPT/OPTK Hasil Temuan Pemantauan Lalat Buah di Kabupaten Manokwari Selatan

No. Feromon OPTK Sasaran Hasil Temuan OPT/OPTK 2. Cuelure (CU) -Bactrocera bryoniae -Bactrocera aemula

LAPORAN TAHUNAN SKP KELAS II MANOKWARI 2019 116 4.2.6.2. OPT/OPTK Inang Padi, Jagung, Kelapa

Pemantauan yang kami lakukan tahun ini dilaksanakan di 4 Kabupaten di Wilayah Papua Barat. Target Pemantauan pada tahun 2019 ini berdasarkan surat Arahan Kepala Badan Pertanian nomor : S-1270/KR.020/K/1/2019 maka sasaran pemantauan daerah sebar OPT/OPTK 2019 yang secara umum difokuskan pada komoditas strategis nasional (padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah) serta tanaman lain yang merupakan komoditas eks impor maupun tanaman unggulan di daerah masing-masing UPT.

Pengamatan dan Pengambilan sampel tanaman padi di Kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan ditemukan OPTK seperti pada tabel 3, Nematoda Meloidogyne graminicola ditemukan di dua kabupaten yaitu kabupaten Manokwari dan Manokwari Selatan. Di Kabupaten Manokwari ditemukan di Distrik Prafi Kampung Prafi Mulya (S: -0.91769 ;E: 133.825138888889) dan Udapi Hilir (S : -0.92128; E : 133.866777777778) sedangkan di Kabupaten Manokwari Selatan ditemukan di Distrik Oransbari Kp. Margo Mulyo dan Sido Mulyo (S : -1.33308; E : 134.227916666667). Kedua Kabupten ini merupakan daerah sentra penanaman padi di Manokwari sehingga kami setiap tahunnya melakukan pemantauan di kedua kabupaten tersebut.

Nematoda Meloidogyne graminicola ditemukan pada pertanaman padi masa vegetatif dan generatif . Nematoda ini merupakan OPTK A2 yang baru kami temukan selama pemantauan. Gejala tanaman padi yang terserang nematoda M. graminicola yaitu tanaman agak kerdil dan akar berpuru. Puru pada akar akan menganggu transport air dan hara dari tanah menuju seluruh bagian tanaman. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan terhambat, layu, hasil produksi berkurang, dan menyebabkan kematian apabila infeksi terjadi pada intensitas tinggi. Gejala yang terlihat di lapangan tidak terlalu banyak. Populasi tanaman yang bergejala sangat kecil yaitu rata-rata 1-2 rumpun/ha

LAPORAN TAHUNAN SKP KELAS II MANOKWARI 2019 117 Gambar 4.11. Gejala akar tanaman padi yang ditemukan dalam kegiatan Pemantauan

Selain Nematoda Puru Akar, kami juga menemukan nematoda jenis lain yaitu Nematoda Aphelenchoides besseyi . Nematoda A. besseyi merupakan OPT yang sudah 3 tahun berturut-turut kami temukan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Manokwari ( S : -0.91677 ; E : 133.88125) dan Manokwari Selatan ( S : -1.32019; E : 134.222472222). OPT ini dulunya merupakan OPTK gol. A2 tetapi sudah banyak ditemukan di wilayah papua sehingga tidak masuk lagi dalam Permentan 31 tahun 2018 mengingat populasinya sudah sangat banyak. Namun, kami terus memantau OPT Nematoda A. besseyi karena nematoda ini merupakan ruang lingkup pengujian kami di Laboratorium SKP Kelas II Manokwari. Gejala di lapangan sangat terlihat baik fase vegetative maupun generatif. Gejala yang kami amati di lapangan yaitu ujung daun terpuntir dan tanaman kerdil. Pada fase generatif, menginfeksi bulir padi sehingga akan terjadi bercak coklat pada bulir dan sun spot pada beras.

Gambar 4.12. Nematoda A. besseyi pada tanaman padi Puru akar

LAPORAN TAHUNAN SKP KELAS II MANOKWARI 2019 118 Pada pemantauan tanaman jagung dengan target cendawan Peronosclerospora sorghi. Namun, Jenis OPTK yang ditemukan yakni Bakteri Pantoea stewartii dan OPTK A2 ini merupakan temuan baru pada pemantauan kami. Bakteri ini kami temukan di Kabupaten Tambrauw, Distrik Kebar dengan titik koordinat, S: -0.84219 E:

133.19667 .Lokasi ini seharusnya merupakan daerah pemantauan dari UPT SKP Kelas I Sorong. Kami melakukan pemantauan di daerah ini karena pihak perusahaan mengirim komoditas hasil pertanian mereka melalui Manokwari dan mengingat lahan penanaman jagung mereka cukup luas sehingga perlu untuk kami pantau. Gejala yang kami temukan di lapangan mirip dengan gejala pada penyakit bulai jagung. Tetapi, setelah kami bawa kirim sampel ke Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, hasil pengujian menunjukkan positif Bakteri Pantoea stewartii .

Berbeda dengan hasil pemantauan kami di Kabupaten Manokwari, Distrik Macuan ( S : -0.85917; E : 133.778888888889) , gejala pada tanaman jagung mirip dengan gejala P. stewartii, tetapi setelah kami konfirmasi ke Laboratorium BBUSKP hasil pengujian menunjukkan negatif melalui metode PCR.

Gambar 4.13. Gejala penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Bakteri Pantoea stewartii Gejala penyakit jagung disebabkan Pantoea stewartii yang ditemukan di lapangan cukup beragam, mulai dari tanaman kerdil dengan adanya garis hijau pucat kekuningan yang memanjang pada permukaan daun, tanaman yang masih muda dan gejala hawar berupa bercak memanjang di sepanjang pertulangan daun dan pinggirnya mengalami nekrosis.

LAPORAN TAHUNAN SKP KELAS II MANOKWARI 2019 119 Gambar 4.14. Gejala pada tanaman jagung yang diduga disebakan oleh Pantoea stewartii

tetapi hasil negatif di Laboratorium

Pemantauan yang dilakukan pada tanaman Kakao, ditemukan gejala tampak tumpukan warna putih pada buah kakao. Pemantauan kami lakukan di Kabupaten Manokwari Selatan Distrik Ransiki, Kampung Abresso (S : -1.50603; E : 134.19269444) dimana lokasi yang kami pantau merupakan Lahan perkebunan Kakao di Manokwari.

Setelah kami temukan gejala yang kami duga adalah Kutu Putih, kami membawa ke Laboratorium SKP Manokwari kemudian sampel yang dalam bentuk slide kami kirim ke Laboratorium BBUSKP. Hasil pengujian sampel yang kami kirim positif OPTK A2 kutu putih Dysmicoccus neobrevipes. OPTK D. neobrevipes ini baru kami temukan pada pemantauan tahun ini dan di daerah sebar yang baru. Selain kutu putih jenis D.

neobrevipes, hasil uji Lab dari BBUS KP ditemukan jenis dari Famili Coccidae.

Gambar 4.15. Gejala serangan kutu putih Dysmicoccus neobrevipes di lapangan

LAPORAN TAHUNAN SKP KELAS II MANOKWARI 2019 120 Pemantauan pada tanaman kelapa dan kelapa sawit di Kabupaten Manokwari Distrik Prafi Kampung Aimasi (Titik Koordinat S : -0.90219 ; E : 133.8617778) dan Udapi Hilir (Titik Koordinat S : -0.87264 ; E : 133.825138889) ditemukan serangga Belalang Sexava nubila . OPTK golongan A2 ini sudah 3 tahun berturut-turut kami temukan di Manokwari. Populasi belalang ini sangat banyak, bisa kami temukan sekitar 3 ekor/pohon. Gejala di lapangan sangat jelas yaitu tanamn kelapa memiliki daun habis akibat dimakan oleh belalang hingga daunnya hampir habis sehingga yang tersisa hanya tulang daun dari pohon kelapa sawit tersebut. Sampel Belalang Sexava nubila kami kirim ke Laboratorium BKP Kelas II Ternate dan hasil pengujian menunjukkan positif Sexava nubila.

Gambar 4.16. Gejala serangan hama Sexava nubila di Lapangan

Dalam dokumen BADAN KARANTINA PERTANIAN (Halaman 119-125)

Dokumen terkait