• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

B. Data Deskriptif

1. Job Description

Dilihat dari struktur organisasi yang melibatkan pengurus, dewan pengawas syariah, General Manager dan pengelola dapat dideskripsikan pekerjaan dari masing-masing bagian di BMT Taruna Sejahtera sebagai berikut:

a. Chief Executive Officer (CEO)

1) Identitas Jabatan

Posisi dalam organisasi adalah membawahi langsung General Manager, Manager Cabang, Kepala Kas, Supervisor dan Internal Audit.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera yang telah dibuat pengurus dan disetujui Rapat Anggota.

c) Melaksanakan dan mensosialisasikan keputusan kepada semua karyawan dan pihak berkepentingan.

d) Mengevaluasi hasil realisasi keputusan dan bila diperlukan melaporkan kepada pengurus.

e) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran BMT Taruna Sejahtera dan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi kepada pengurus.

f) Memproyeksi jumlah anggota yang dapat diraih untuk jangka panjang dan jangka pendek.

g) Menentukan sasaran investasi jangka panjang dan jangka pendek.

h) Merencanakan dan menyusun rencana kerja jangka panjang (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun).

i) Mempresentasikan rencana kerja jangka panjang dan jangka pendek kepada badan pengurus dan anggota.

j) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas wewenang manajemen.

41

k) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan.

l) Mengamankan harta kekayaan BMT Taruna Sejahtera agar terlindung dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan dengan cara: meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi operasional kantor wilayah masing-masing.

3) Wewenang

a) Memimpin rapat komite untuk memberikan keputusan terhadap pengajuan pembiayaan.

b) Menyetujui/menolak secara tertulis pengajuan rapat komite secara mesyawarah dengan alasn-alasan yang jelas.

c) Menyetujui/menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan batasan wewenang.

d) Menyetujui pengeluaran uang untuk pembelian aktiva tetap sesuai dengan batas wewenang.

e) Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya operasional lain sesuai dengan batas wewenang.

f) Menyetujui atau menolak penggunaan keuangan yang diajukan yang tidak melalui prosedur.

g) Memberikan teguran dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan bawahan.

h) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

i) Mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan lembaga dalam upaya mencapai target proyeksi dan tidak merugikan lembaga.

j) Memutuskan menolak atau menerima kerjasama dengan pihak lain dalam sesuai dengan kegiatan utama BMT Taruna Sejahtera dengan alasan-alasan yang dapat diterima.

b General Menejer (GM)

1) Identitas Jabatan

Posisi dalam organisasi adalah dibawah Chief Executive Officer dan membawahi Manager Cabang, Kepala Kas,

Account Officer, Teller dan Petugas Penagihan.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera yang telah dibuat Chief Executive Officer.

b) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas wewenang manajemen.

43

c) Mengusulkan kepada CEO penambahan, pengangkatan dan mempromosikan serta pemberhentian karyawan pada kantor cabang/kantor kas.

d) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biaya-biaya harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan.

e) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat laporan secara periodik.

f) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan batas wewenang yang ada diwilayah kantor cabang/kantor kas.

g) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi operasional kantor cabang utama.

3) Wewenang

a) Memimpin rapat komite untuk memberikan keputusan terhadap pengajuan pembiayaan.

b) Menyetujui/menolak secara tertulis pengajuan rapat komite secara musyawarah dengan alasan-alasan yang jelas.

c) Menyetujui/menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan batasan wewenang.

d) Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya operasional lain sesuai dengan batas wewenang.

e) Melakukan penilaian prestasi karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f) Mengusulkan promosi, rotasi dan PHK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Manager Cabang (MC) dan Kepala Kas (KK)

1) Identitas Jabatan

Posisi dalam organisasi adalah dibawah General Manager dan membawahi Account Officer dan Teller.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Menjabarkan kebijakan umum BMT Taruna Sejahtera yang telah dibuat General Manager.

b) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas wewenang manajemen.

c) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat laporan secara periodik.

d) Tercapainya target pemasaran baik funding maupun

financing.

e) Terselenggaranya rapat bagian pemasaran dan terselasaikan permasalahan di tingkat pemasaran.

45

f) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran

3) Wewenang

a) Menyetujui atau menolak secara tertulis pengajuan pembiayaan dengan alasan-alasan yang jelas.

b) Menyetujui atau menolak pencairan dropping pembiayaan sesuai dengan batasan wewenang.

c) Menyetujui pengeluaran uang untuk pengeluaran kas kecil dan biaya operasional lain sesuai dengan batas wewenang. d) Memberikan teguran dan sanksi atas pelanggaran yang

dilakukan bawahan.

e) Mengadakan kerjasama dengan pihak lain untuk kepentingan lembaga dalam upaya mencapai target proyeksi dan tidak merugikan lembaga.

f) Member usulan untuk pengembangan pasar, potensi bisnis dan strategi-strategi lainnya yang berhubungan dengan bisnis existing, peluang bisnis dan penyelesaian pembiayaan bermasalah kepada manager BMT.

g) Memimpin dan menentukan agenda rapat pemasaran. h) Melakukan penilaian terhadap Account Officer dan

c Account Officer (AO)

1) Identitas Jabatan

Unit kerja Account Officer adalah bagian pemasaran dan posisi dalam organisasi adalah di bawah Chief Executive Officer, General Maanager, Manager Cabang/Kepala Kas.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai dengan proses yang sebenarnya.

b) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat komite.

c) Membuat analisis pembiayaan secara tertulis dari hasil wawancara dan kunjungan lapangan.

d) Memberikan penjelasan secara jelas dan lengkap atas pertanyaan saran peserta komite.

e) Membantu terselesainya pembiayaan bermasalah.

f) Memberikan masukan untuk pengembangan pasar dengan memberikan gambaran mengenai potensi pasar yang ada. g) Menghimpun data-data yang diperlukan yang relevan

47

h) Melakukan langkah-langkah secara terencana dan terkoordinasi dengan manager dalam kaitannya dengan pengembangan pasar.

i) Melakukan monitoring pasca dropping, untuk melihat ketepatan alokasi dana.

j) Melakukan monitoring terhadap angsuran anggota.

k) Melakukan peringatan baik secara lisan maupun tertulis anggota pembiayaan atas keterlambatan angsuran pembiayaan.

l) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan dan melakukan proses dropping.

3) Wewenang

a) Memberi usulan untuk pengembangan pasar kepada manajemen BMT.

b) Menentukan target funding dan financing bersama dengan

manager BMT.

c) Ikut menentukan dan mengatur agenda rapat di bagian pemasaran.

d) Melakukan koordinasi dengan bagian penagihan untuk target penyelesaian pembiayaan bermasalah.

e) Melakukan pengamanan atas data-data pembiayaan serta arsip-arsip pendukung.

f) Tidak memberikan berkas/arsip kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

g) Ikut memberikan kontribusi/usulan dalam rapat komite.

d Petugas Penagihan

1) Identitas Jabatan

Unit kerja Petugas Penagihan adalah bagian pemasaran dan posisi dalam organisasi adalah di bawah Chief Executive Officer, General Manager, Manager Cabang/Kepala Kas.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Petugas penagihan harus membuat rencana penagihan harian atau mingguan.

b) Tugas utama petugas penagihan adalah melakukan penagihan terhadap angsuran atau pembayaran pembiayaan bermasalah.

c) Petugas penagihan harus menyiapkan peralatan administrasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan penagihan pembiayaan bermasalah.

d) Petugas penagihan harus membuat Laporan Kunjungan Nasabah Pembiayaan Bermasalah setiap hari kerja kepada

49

e) General Manager harus menyampaikan Laporan Kunjungan Nasabah Pembiayaan Bermasalah setiap akhir bulan kepada Chief Executive Officer.

f) Memastikan angsuran yang harus dijemput telah ditagih sesuai dengan waktunya.

g) Memastikan tidak ada selisih antara dana yang dijemput dengan dana yang disetorkan ke BMT.

3) Wewenang

a) Menerima setoran dana atas nama BMT Taruna Sejahtera terhadap anggota pembiayaan maupun anggota penabung. b) Melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan

aspek hukum terhadap anggota yang bermasalah.

e Internal Audit (IA)

1) Identitas Jabatan

Posisi internal audit dalam organisasi adalah dibawah Chief Executive Officer dan membawahi asisten auditor.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Memberikan hasil penilaian mengenai kelayakan dan kecukupan pengendalian di bidang operasional, keuangan, bidang pembiayaan dan kegiatan koperasi lainnya serta peningkatan efisiensi dan efektifitas pengendalian dengan biaya yang layak.

b) Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua kebijakan, ketentuan, rencana dan prosedur (yang tertuang dalam SE, SK, Memorandum dan SOP) BMT Taruna Sejahtera telah benar-benar dijalankan dan dipatuhi.

c) Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua harta milik BMT Taruna Sejahtera telah dipertanggung jawabkan dan dijaga dari semua kerugian.

d) Melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa data informasi yang disajikan kepada manajemen BMT Taruna Sejahtera dapat dipercaya.

e) Melakukan penilaian mengenai kualitas pelaksanaan tugas tiap unit kerja dalam melakukan tanggung jawabnya. f) Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan-perbaikan

di bidang operasional, pembiayaan dan bidang lainnya. g) Melakukan koordinasi dengan bagian akuntansi atau

pembukuan dalam hal pengarsipan bukti pembukuan, bilyet dan lain-lain yang berhubungan dengan transaksi harian. h) Membuat laporan yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan

kegiatan di atas dan menyampaikannya kepada manager.

3) Wewenang

a) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol mekanisme operasional, pembiayaan dan bidang

51

lainnya.

b) Memeriksa semua catatan BMT, harta milik dan hutang, memeriksa semua tingkat manajemen (kecuali top

management ) dan dapat memasuki semua bagian dan unit kerja serta melakukan berbagai teknik pemeriksaan.

c) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada manajemen.

d) Meminta fasilitas ke bagian umum untuk kebutuhan audit (ATK, dan lain-lain).

f Teller

1) Identitas Jabatan

Unit kerja teller adalah bagian operasional dan posisi dalam organisasi adalah dibawah supervisor kas dan general manager.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas.

b) Melakukan penghitungan kas pada pagi dan sore hari saat akan dimulainya hari kerja dan akhirnya hari kerja yang harus disaksikan oleh petugas yang berwenang.

c) Meneliti setiap keaslian uang masuk agar terhindar dari uang palsu.

d) Mengarsipkan laporan mutasi harian pada tempat yang aman

e) Melakukan cross check antara mutasi harian dengan rekapitulasi manual.

f) Terselesainya laporan kas harian.

g) Menerima dan mengeluarkan transaksi tunai sesuai dengan batas wewenang.

h) Melakukan pengesahan pada bukti transaksi baik paraf maupun validasi.

i) Menyusun bukti-bukti transaksi keluar dan masuk.

j) Menerima setoran dan penarikan tabungan dan menyerahkan slip kepada nasabah sebagai bukti.

3) Wewenang

a) Menerima transaksi tunai dari transaksi-transaksi yang terjadi di BMT.

b) Memegang kas tunai sesuai dengan kebijakan yang ada. c) Mengeluarkan transaksi tunai pada batas nominal yang

diberikan atau atas persetujuan wewenang

d) Menolak pengeluaran kas apabila tidak ada bukti-bukti pendukung yang kuat.

53

g Supervisor Kas

1) Identitas Jabatan

Unit kerja supervisor kas adalah bagian operasional dan posisi dalam organisasi adalah dibawah Chief Executive Officer dan membawahi bagian pembukuan atau akuntansi, layanan anggota dan teller.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Tersedianya daftar gaji dan slip gaji karyawan atau karyawati.

b) Melakukan pengawasan terhadap anggota.

c) Mengagendakan dan membahas rencana kerja operasional, target kerja dan evaluasi secara keseluruhan serta permasalahan yang terjadi pada bagian operasional.

d) Meminta pihak tertentu yang memegang tanggung jawab dana untuk cepat menyelesaikannya, sesuai batas waktu.

3) Wewenang

a) Memegang kas kecil sesuai dengan kebijakan yang ada untuk kebutuhan rumah tangga.

b) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal umum. c) Membuat usulan tentang kebutuhan inventaris (pengadaan

d) Melakukan pencairan dana untuk kebutuhan pengadaan inventaris kantor

e) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan

f) Membuat evaluasi terhadap asbsensi, job description dan

goal, kompetensi, motivasi, profesional dan aktivitas karyawan lainnya yang berhubungan dengan pencapaian prestasi kerja

g) Memberikan rekomendasi atas prestasi kerja karyawan sehubungan dengan kegiatan mutasi, promosi, diklat dan

trainee serta reward dan punishment.

h Supervisor SDM & Umum

1) Identitas Jabatan

Unit kerja supervisor SDM dan umum adalah bagian operasional dan posisi dalam organisasi berada di bawah Chief Executive Officer dan membawahi administrasi SDM & umum.

2) Tugas-Tugas Pokok

a) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal umum, pengelolaan inventaris dan pembelian inventaris kantor. b) Melakukan aktivitas yang berkaitan dengan hubungan

55

c) Melakukan evaluasi terhadap jenjang karir, pengaturan mutasi, penetapan Job Description serta tindakan reward

dan punishment kepada karyawan.

3) Wewenang

a) Memegang kas kecil sesuai dengan kebijakan yang ada untuk kebutuhan rumah tangga.

b) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal umum. c) Membuat usulan tentang kebutuhan inventaris (pengadaan

dan administasi inventaris.

d) Melakukan pencairan dana untuk kebutuhan pengadaan inventaris kantor.

e) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan ketengakerjaan. f) Membuat evaluasi terhadap absensi, job description dan goal, kompetensi, motivasi profesional dan aktivitas karyawan lainnya yang berhubungan dengan pencapaian prestasi kerja.

g) Memberikan rekomendasi atas prestasi kerja karyawan sehubungan dengan kegiatan mutasi, promosi, diklat dan trainee serta reward dan punishment.

2. Perkembangan SDM

Jumlah pengurus, dewan pengawas syariah, general manager dan pengelola sampai dengan bulan April 2017 ini sebanyak 128 orang yang tersebar di seluruh kantor cabang BMT Taruna Sejahtera.

Dewan Pengurus : 3 Orang

Dewan Pengawas : 3 Orang

General Manager : 2 Orang

57 BAB IV ANALISIS DATA

A. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT

Taruna Sejahtera KC Tuntang

Pembiayaan bermasalah dalam perbankan merupakan hal yang sering terjadi yang dapat berakibat pada kesehatan bank. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis terhadap Bapak Achmad Muher Wibowo selaku manajer di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang (25/07/2017) menghasilkan bahwa penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor-faktor tersebut dapat dijabaran sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal itu sendiri yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah bisa terjadi, yang disebabkan oleh berbagai hal yaitu:

a. Analisis yang kurang akurat

Pihak bank dalam menganalisis pengajuan pembiayaan kurang teliti yang mengakibatkan kesalahan dalam penilaian nasabah sehingga menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah.

b. Marketing dikejar target

Marketing yang dikejar target menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah, karena jika tidak terpenuhi

penyaluran pembiayaan yang telah di tentukan oleh petinggi BMT dan manajer maka upah/gaji yang diberikan bisa saja tidak sebagaimana semestinya, bahkan lebih parahnya bisa diberhentikan dari BMT dengan alasan kinerja yang tidak maksimal. Hal tersebut menjadikan marketing mau tidak mau harus dapat memenuhi target yang telah ditentukan, sehingga hal utama yang dilakukan marketing menggunakan berbagai cara agar pembiayaan yang diajukan oleh nasabah dapat tercairkan sehingga hanya sedikit pertimbangan kualitas dan analisis.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan penyebab pembiayaan bermasalah yang berasal dari luar lembaga itu sendiri.

a. Karakter nasabah

Setiap pengajuan yang dilakukan oleh nasabah akan melalui proses survey yang cukup mengenai karakter nasabah. Tetapi keakuratan survey ini pun tidak bisa 100%. Ada beberapa karakter atau perilaku nasabah yang dapat menyebabkan pembiayaan bermasalah di antara lain yaitu:

1) Nasabah yang perilakunya tidak amanah, sebenarnya nasabah mampu melunasi pembayaran akan tetapi nasabah mengabaikan kewajibannya untuk melunai pembayaran dan lebih mementingkan atau mendahulukan kepentingan yang lain.

59

2) Menunda-nunda pembayaran dengan berbagai macam alasan. 3) Penghasilan kurang dari rata-rata pengajuan

Penghasilan nasabah yang kurang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dan bisa jadi karena gaya hidup yang berlebihan sehingga nasabah tidak dapat melakukan pembayaran.

b. Gagalnya usaha nasabah

Dalam hal ini sebenarnya nasabah mau melunasi pembiayaan namun karena terjadinya usaha yang gagal nasabah tidak mampu melunasi pembiayaan tersebut. Kegagalan tersebut bisa saja terjadi karena banyaknya persaingan antar pengusaha, jadi bukan hanya karena nasabah tidak dapat mengelola usahanya tersebut. Gagalnya usaha nasabah inilah yang membuat mereka tidak mempunyai pendapatan sehingga nasabah tidak dapat mengangsur pembiayaan, hal tersebut menjadikan penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah.

Hal ini sudah sesuai dengan teori di atas yang menyebutkan bahwa faktor-faktor pembiayaan bermasalah disebabkan oleh dua faktor-faktor yaitu eksternal dan internal.

B. Strategi Mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang

Strategi yang dilakukan oleh pihak BMT untuk mengatasi pembiayaan

murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang, menurut Bapak Achmad Muher Wibowo selaku manajer, yaitu:

a. Surat Tagihan

Tahap pertama yang dilakukan oleh pihak BMT dalam mengatasi pembiayaan bermasalah kepada nasabah yaitu dengan pemberian surat, pemberian surat ini dilakukan apabila nasabah dalam waktu jatuh tempo melunasi belum juga dapat membayar angsuran yang telah di tetapkan dan di berikan beberapa kali yaitu sebagai berikut:

1) Surat tagihan pertama

Surat tagihan pertama diberikan oleh pihak BMT kepada nasabah sebagai peringatan teguran agar nasabah dapat segera melunasi pembiayaannya. Berdasarkan tingkat kemacetannya surat tersebut diberikan 2 minggu setelah jatuh tempo pembiayaan.

2) Surat tagihan kedua

Surat tagihan kedua diberikan oleh pihak BMT kepada nasabah apabila nasabah tersebut belum mampu juga untuk melunasi pembiayaan dengan jangka waktu 2 minggu setelah surat pertama diberikan.

61

Apabila surat kedua telah diberikan dan nasabah belum mampu juga untuk melunasi pembiayaan maka pihak BMT memberikan surat ketiga atau surat terakhir 2 minggu setelah surat kedua telah di terima nasabah. b. Menghampiri Nasabah

Tahap kedua yang dilakukan oleh pihak BMT untuk mengatasi pembiayaan bermasalah yaitu dengan cara menghampiri nasabah. Pada tahap ini pihak BMT berkunjung ke rumah nasabah untuk melakukan diskusi guna membahas hal-hal penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dan mencari solusi yang terbaik untuk meringankan nasabah. Contohnya, pihak BMT memberikan jangka waktu dan memastikan kesanggupan nasabah dalam menyelesaikan angsuran pembiayaannya.

c. Tim Musyawarah

Pada tahap ini pihak BMT melakukan musyawarah terhadap marketing yang menangani nasabah pembiayaan bermasalah tersebut guna mencari solusi bersama oleh pihak atasan atau manajer agar nasabah dapat melunasi pembiayaan atau tanggungannya dengan cara penataan kembali jangka waktu dan jumlah angsuran.

d. Agunan atau Jaminan

Pada tahap terakhir ini langkah penyelesaian pembiayaan yang dilakukan jika nasabah masih belum mampu melunasi pembiayaan maka pihak BMT akan menjual janinan yang diberikan nasabah pada awal transaksi, apabila jaminan tersebut sudah terjual dan dana yang belum terbayarkan masih

kurang maka pihak BMT akan meminta jaminan kembali pada nasabah yang dapat di jual untuk melunasi pembiayaan tersebut.

Hal ini sudah sesuai dengan teori di atas yang menyebutkan bahwa dalam mengatasi pembiayaan bermasalah ada beberapa cara yaitu dengan memberikan surat tagihan, menghampiri nasabah, tim musyawarah, dan penyitaan jaminan.

63 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor penyebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh berbagai hal yaitu: analisis yang kurang akurat dan marketing dikejar target. Sedangkan dari faktor eksternalnya yaitu: karakter nasabah dan gagalnya usaha nasabah.

2. Strategi mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah di BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang meliputi empat tahap yaitu: pihak bank mengirim surat tagihan, apabila melalui tahap pertama ini tidak berhasil maka pihak bank akan mendatangi nasabah, apabila cara ini belum berhasil juga maka tim manajer akan melakukan musyawarah. langkah terakhir yaitu menjual barang jaminan yang diberikan pada awal transaksi pembiayaan.

B. Saran

1. Dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah pihak BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang harus lebih cermat lagi mengenai sasaran pembiayaan yang dituju dan lebih memperhatikan kondisi-kondisi nasabah di lapangan untuk meminimalisir resiko terjadinya pembiayaan bermasalah dikemudian hari.

2. Pihak BMT Taruna Sejahtera KC Tuntang harus lebih tegas terhadap nasabah yang sekiranya memang susah untuk melunasi pembiayaan. Hal tersebut bertujuan agar jangan sampai kelonggaran waktu yang di berikan oleh pihak BMT disalahgunakan oleh debitur lain.

65

DAFTAR PUSTAKA

Asiyah, Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Teras.

Astuti, Asri fitri. 2016. “Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Sukowati Sragen cabang Boyolali”. Tugas Akhir. Salatiga: IAIN Salatiga.

Bariyah. 2016. “Analisis Prosedur dan Teknik Perhitungan Margin Pembiayaan Murabahah di BMT Taruna Sejahtera KC Tengaran Kab Semarang”. Tugas Akhir. Salatiga: IAIN Salatiga.

Handayani, Anita. 2015. “Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Mudharabah di KJKS Mitra Sejahtera Subah”. Tugas Akhir. Semarang: UIN Walisongo Semarang.

Karim, Adiwarman. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhamad. 2016. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Nadzirin, khoirun. 2014. “Mekanisme Dan Strategi Pembiayaan Murabahah di PT.BPRS ALIF Temanggung”. Tugas Akhir. Semarang: UIN Walisongo. Prasetya, Yagus Dwi. 2015. “Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada

Murabahah di BPRS Sukowati Cabang Boyolali”. Tugas Akhir. Salatiga: IAIN Salatiga.

Saputra, Heri. 2013. “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali. Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Shobirin. 2016. “Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BMT”.

Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Yogyakarta: ISES Publishing.

Taslimah, Heni. 2008. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Dokumen terkait