• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

3. Data Hasil Belajar IPS Siswa

a. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Make A-Match

1) Hasil Pretest Kelompok Make A-Match

Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan terhadap kelompok Make A-Match dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 6

Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Make A-Match N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan Baku

45 2336 40 67 51,91 50 50 63,17 7,94

2) Hasil Posttest Kelompok Make A-Match

Nilai yang diperoleh siswa dari Posttest yang dilakukan terhadap kelompok Make A-Match dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 7

Data hasil Posttest Siswa Kelompok Make A-Match N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan Baku

45 3158 54 87 70,17 70 73 67,74 8,23

b. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Team Quiz

1) Hasil Pretest Kelompok Team Quiz

Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan terhadap kelompok Team Quiz dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 8

Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Team Quiz N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan Baku

40 1800 24 76 45 54 47 112,30 10,59

2) Hasil Posttest Kelompok Team Quiz

Nilai yang diperoleh siswa dari Posttest yang dilakukan terhadap kelompok Team Quiz dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 9

Data hasil Posttest Siswa Kelompok Team Quiz N Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Mean Median Modus Varians Simpangan Baku

40 2805 50 84 70,12 70 77 39,85 6,31

B.Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data

a) Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Make A-Match

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas (Liliefors). Kriteria uji normalitas adalah Ho diterima jika, � � �� . Dengan diterimanya Ho berarti data dalam penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal, jika Ho ditolak berarti data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh � pretes kelompok Make A-Match sebesar 0,17. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 45 diperoleh � �� 0,13. Dengan demikian Ho ditolak karena � >� �� (0,17 > 0,13 ). Dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok Make A-Match berdistribusi tidak normal.

b)Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Make A-Match

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh � posttest kelompok Make A-Match sebesar 0,11. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf

signifikansi = 0.05 dan N = 45 diperoleh � �� 0,13. Dengan demikian Ho

diterima karena � <� �� (0,11< 0,13). Dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok Make A-Match berdistribusi normal.

c) Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Team Quiz

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh � pretest kelompok Team Quiz sebesar 0,12. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 40 diperoleh � �� 0,14. Dengan demikian Ho diterima karena

� < � �� (0,12< 0,14). Dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok Team Quiz berdistribusi normal.

d)Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Team Quiz

Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh � posttest kelompok Team Quiz sebesar 0,13. Jika dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 40 diperoleh � �� 0,14. Dengan demikian Ho diterima karena

� < � �� (0,13< 0,14). Dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok Team Quiz berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data

a) Uji Homogenitas Data Pretest

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas dengan Uji Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah Ho diterima jika �ℎ� ���� , atau Ho ditolak jika

ℎ� ����. Dengan diterimanya Ho berarti data dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen, jika Ho ditolak berarti data berasal dari populasi yang tidak homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest diperoleh ℎ� �� sebesar 1,78. Jika dikonsultasikan dengan � �� pada taraf signifikansi 0,05 dengan db penyebut 39 dan db pembilang 44 diperoleh � �� sebesar 1,66. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data pretest tidak berasal dari populasi yang homogen, karena �ℎ� �� >� �� (1,78 > 1,66).

b)Uji Homogenitas Data Posttest

Hasil perhitungan uji homogenitas data posttest diperoleh �ℎ� �� sebesar 1,69. Jika dikonsultasikan dengan � �� pada taraf signifikansi 0,05 dengan db penyebut 44 dan db pembilang 39 diperoleh � �� sebesar 2,08. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data posttest berasal dari populasi yang homogen, karena

ℎ� �� < � �� (1,69 < 2,08). C.Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar IPS siswa antara yang diajarkan dengan metode Make A-match dengan metode Team Quiz maka dilakukan uji t (uji beda). Kriteria uji hipotesis data adalah � diterima jika ℎ� �� < ��, atau � ditolak jika ℎ� �� > ��. Dengan ditolaknya Ho berarti data dalam penelitian terbukti bahwa hasil belajar IPS antara siswa yang diajar dengan metode Make A-match dan metode Team Quiz adalah berbeda secara signifikan. Dengan diterimanya Ho berarti data dalam penelitian terbukti bahwa hasil belajar IPS antara siswa yang diajar dengan metode Make A-match dan metode Team Quiz adalah tidak berbeda secara signifikan.

Dari hasil perhitungan diperoleh ℎ� �� sebesar 0,0042. Jika dikonsultasikan dengan �� pada taraf signifikansi 95% dan db = 83 (45+40-2) diperoleh �� sebesar 1,66. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil belajar yang diajarkan dengan metode pembelajaran Make A-Match dan metode pembelajaran Team Quiz.

D.Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VII-A yang diajarkan dengan menggunakan metode Make A-Match adalah 70,17 dan nilai rata-rata hasil belajar belajar IPS siswa kelas VII-B yang diberikan pembelajaran dengan metode Team Quiz adalah 70,12 dengan nilai ℎ� �� = 0,0042 dan nilai �� = 1,66, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa antara yang diberikan pembelajaran melalui metode Make A-Match dengan metode Team Quiz. Hal ini dimungkinkan karena pendekatan kedua metode tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung

jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa kedua metode pembelajaran kooperatif tersebut dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun, masih terdapat siswa yang masih enggan terlibat aktif dalam pembelajaran karena kedua metode ini masih baru bagi siswa.

Pada penerapan metode Make A-Match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode Make A-Match dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.

Pada penerapan metode Team Quiz, diperoleh beberapa temuan bahwa metode ini dapat meningkatkan tanggung jawab individu sebagai anggota kelompok dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok pemimpin quiz untuk mendapatkan skor yang lebih tinggi dari pada kelompok lain, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa terlihat ketika berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan quiz.

Melalui kedua metode pembelajaran tersebut, siswa yang biasanya belajar secara individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan belajar mereka, serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan bervariasi. Kedua pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa dilatih untuk berpendapat, menghargai perbedaan dan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya karena adanya persaingan dan penghargaan yang diberikan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) metode Make A-Match dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) metode Team Quiz dalam pelajaran IPS dengan diperoleh nilai ℎ� �� < �� yaitu 0,0042 < 1,66. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) metode Make A-Match dan metode Team Quiz merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa ingin tahu, keberanian dan sifat menghargai serta tanggung jawab siswa.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Di antara metode pembelajaran yang seharusnya dikuasai guru adalah metode Make

A-Match dan metode Team Quiz, sebab kedua metode tersebut tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa tapi juga dapat membentuk kompetensi sosial siswa, seperti saling menghargai dan tanggung jawab. Pembelajaran dengan menerapkan metode Make A-Match dan metode Team Quiz merupakan usaha yang dilakukan oleh guru untuk menarik perhatian siswa sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi. Penerapan metode Make A-Match dan metode Team Quiz dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan kerja sama di antara siswa. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetisi secara sehat, menciptakan kondisi yang menyenangkan, mengembangkan berbagai kemampuan dan pengalaman belajar serta karakteristik mata pelajaran.

2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif metode Make A-Match dan Team Quiz dapat diterapkan serta memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada materi maupun mata pelajaran yang lain dan meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik lagi bagi siswa.

Arifuddin. “Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi Di Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja”. Artikel

diakses pada Kamis 21 Oktober 2010 dari

http://lambitu.wordpress.com/2009/10/28/hubungan-antara-motivasi-dengan-prestasi-belajar-peserta didik-pada-mata-pelajaran-geografi-di-kelas-xi-ips-sma-negeri-2-singaraja/

Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,.

Al Jabaly, Sohibul Mutolib “ Model Pembelajaran Kontekstual”, artikel diakses pada 27 Pebruari 2011 dari

http://pendidikanberkarakter.blogspot.com/2008/10/model-pembelajaran-kontekstual.html.

Arini, Yusti. “Model Pembelajaran Kooperatif (Coopertive Learning) Dan

Aplikasinya Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran.” artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://yusti-arini.blogspot.com/2009/08/model-pembelajaran-ooperatif.html

Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni. (2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

.

Dalyono, M. (1997). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupuh Dan Sutikno, M.Sobry. (2007). Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman Konsep Umum&Konsep Islami. Bandung: Retika Aditama.

Herdian. “Model Pembelajaran Quantum.,” artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari http://herdy07.wordpress.com/

Inayah, Nurul.”Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ

(Cooperatife Integrated Reading And Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas Vii Smp Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi S1 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang, 2007.

Istiqomah.”Taksonomi Dan Tujuan Pembelajaran. ”artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http://materibidan.blogspot.com/2010/05/taksonomi-dan-tujuan-pembelajaran.html

Indrawati dan Setiawan, Wanwan. (2009). Pembelajaran Aktif , Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Untuk Guru SD. Bandung: PPPPTK IPA.

Ismail, Bustamam. “Pengembangan model Pembelajaran PAIKEM dengan Pendekatan SETS. Artikel diakses pada 3 Juni 2011 dari

http://hbis.wordpress.com/2010/07/04/pengembangan-model-pembelajaran-paikem-dengan-pendekatan-sets/

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

Kholil, Anwar. “Teori Vygotsky tentang Pentingnya Strategi Belajar.” artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/teori-vygotsky-tentang pentingnya.html

Makmun, Abin Syamsuddin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosyda Karya.

Munawar, Indra. “ Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi).” artikel diakses pada Senin 25 Oktober 2010 dari

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html,

Mulyana, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteistik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana, P.P.N. (1982). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing.

Nurhayati, Eva. “Pengaruh Penggunaan Metode Belajar Aktif Tipe Team Quiz Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK SMK Negeri 3 Jepara.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2007.

Parminingsih, Retno. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team

Quiz Dan Genuis Learning Strategy Dalam Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Sikap Belajar Siswa.” Skripsi S1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007

Ramadhan, Tarmizi. “Metode Pembelajaran Kooperatif Make A-match.” artikel

diakses pada 21 Oktober 2010 dari

http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/03/pembelajaran-kooperatif-make-a-match/.

Ramadhan, Tarmizi. “Pembelajaran Tematik.” artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari http://tarmizi.wordpress.com/2008/12/04/model-pembelajaran-tematik-kelebihan-dan-kelemahannya/.

Ramadhan, A.Tarmizi. “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan,”artikel diakses pada Jum’at 3 Juni 2011 dari

http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/

Riyanto,Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Kencana.

Sabri, Ahmad. (2010). Strategi Belajar Mengajar&Micro Teaching. Jakarta: PT Ciputat Press.

Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sapriya, dkk. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press.

Sarimaya, Farida. (2008). Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa, dan Bagaimana. Bandung: Yrama Widya.

Siberman, Melvin L. (2006). 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slameto. (1998). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

Sofyan. Metode Pembelajaran Kooperatif. artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http://forum.um.ac.id/index.php?topic=18078.0

Sofyan, Ahmad dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:UIN Press.

Sugiyanto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Presindo, 2009.

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA.

Suhani, Agus. Empat Pilar Belajar Menurut UNESCO. Artikel diakses pada 04 April 2011 dari http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/empat-pilar-belajar-menurut-unesco.html

Sukardi, Tanto. “Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang Kontruktivis.” Kajian Ilmu Sosial, Vol. 1 No. 2 (Oktober 2007).

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suryabrata, Sumadi. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Syah, Muhibin. (2009). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya.

Soemanto,Wasty. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Setia Telaumbanua. Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Quiz Team Kepada Siswa. Artikel diakses pada 17 Juni 2011 dari

http://www.psb-psma.org/content/blog/3479-penerapan-metode-belajar-aktif-tipe-quiz-team-kepada-siswa.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. (2007) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi.

Umar, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar. Artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari

http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/.

Model Pembelajaran Berbasis Kontekstual. Artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari http://wahyuti4tklarasati.blogspot.com/2010/10/model-pembelajaran-berbasis-kontekstual.html

Pembelajaran Kolaboratif. Artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari http://ruhcitra.wordpress.com/2008/08/09/pembelajaran-kolaboratif/

Widodo, Rachmad. Model Pembelajaran. Artikel diakses pada 21 Juni 2010 dari http://www.infogue.com/viewstory/2009/10/13/pengertian_dan_macam_mo del_pembelajaran/?url=http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/12/model-pembelajaran.

Wahidmurni. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Pada Satuan Pendidikan MI/SD Dan MTs./SMP. Artikel diakses pada 6 April 2011 dari http://tarbiyah.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=89:pembelajaranipsterpadu&catid=62:artikel&Itemid=128.

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Wikipedia. Pembelajaran Kooperatif. Artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif

Wikipedia. Pembelajaran Kooperatif. Artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/

Zaini, Hisyam dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Dokumen terkait