• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data hasil wawancara Jawaban siswa

Karakteristik Akhlak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data 1. Data hasil observasi

2. Data hasil wawancara Jawaban siswa

1. Ya, dengan selalu berzikir kepadaNYA.

2. Apa yang telah diberikannya semuanya harus kita syukuri 3. Ya, sifat wujud artinya ada

4. Ya, selalu mengerjakannya

5. Dengan menjalani perintahnya dan menjauhinya

6. Ya, kalau bukan kita yang menjaganya, lalu siapa lagi yang mau menjaganya

7. Menghindarinya dari perbuatan tersebut

8. Ya, dengan menjadi pemaaf maka hidup kita akan sehat. 9. Akan mengingatkannya

10.Ya, dengan menjaga kesucian maka kita akan selalu berhati-hati dalam bertidak.

11.Ya, kami semua sayang kepada kedua orang tua 12.Kedua orang tua

13.Ya, benar

14.Menghormatinya dan mennjamunya dengan baik.

15.Allah telah mengajarkan kepada umatnya lewat firmannya didalam

Al-qur’an.

16.Dengan merawat dan memeliharanya dengan baik.

17.Karena dengan kita menjaga lingkungan maka kita termasuk orang yang bersyukur kepada Allah.

18.Ya, kami salah satunya orang yang peduli dengan lingkungan dengan memelihara tanaman.

19.Sifat manusia sangat beragam, tentunya masih ada yang peduli dengan lingkungannya.

20.Kami akan memberitahukannya dan mengingtkannya.

Jawaban guru

1. Dengan melakukan pendekatan-pendekatan seperti menanyakan kepada mereka tentang pergaulan dirumah banyak negatifnya atau tidak, misalnya sering bermain diwarnet tidak? Bergaul dengan yang lebih dewasa atau tidak dan lain-lain. Juga dengan mengadakan bimbingan konseling.

2. sangat baik

3. Alhamdulillah disekolah kami kejujuran sudah ditanamkan sejak dini, jadi sejauh ini kami belum pernah mendapatkan siswa yang saling mencontek ketika ujian.

4. bentuk akhlak terhadap lingkungan sudah diajarkan oleh Al-qur’an, dan

menebang pohon dan membuang sampah sembarangan, dan sayang kepada alam disekitar kita.

5. faktor pendukung adanya team work yang kuat antar sesama guru disekolah maupun antar guru dan orang tua siswa. Dan faktor penghambat kurangnya komunikasi orang tua dan guru, pengaruh pergaulan yang tidak baik diluar lingkungan sekolah (rumah), orang tua yang belum bisa diajak kerjasama dengan guru dalam menangani permasalahan anaknya.

6. kesadaran akan keteladanan adalah sikap atau perilaku yang meliputi perkataan dan perbuatan terpuji yang bisa diikuti atau dicontoh oleh orang lain (siswa). Dan guru yang bisa dijadikan tauladan oleh siswa adalah guru yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga memberikan pendidikan seperti Tut Wuri Handayani, guru juga bisa sebagai orang tua bahkan bisa menjadi teman dalam batas-batas kewajaran.

7. akhlak terhadap manusia adalah manusia sebagai mahluk sosial secara pungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, dan islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, tetangga, caranya dengan memuliakannya memberi bantuan dan pertolongan.

8. secara khusus belum, tapi secara umum sudah hampir seluruhnya, siswa sudah mampu menyadari tentang belajar itu apa, waktu masuk sekolah jam berapa dan sudah bisa mengikuti peraturan sekolah.

Jawaban kepala sekolah

1. Pihak sekolah dan para guru selalu memberikan motivasi dan dorongan supaya mereka rajin dan bersungguh-sungguh dalam belajar, bukan hanya belajar untuk duniawinya saja tetapi untuk akhirat juga, karena apabila mereka bersungguh-sungguh dalam belajar maka hasilnya pun akan baik dan kedepannya mereka akan menikmati hasilnya sendiri.

2. Usaha yang dilakukan dari pihak sekolah guna membentuk sikap keberagaman siswa diantaranya adalah dengan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa. Kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah wawasan tentang pengetahuan

agama. Kegiatan lain yang diadakan adalah memperingati hari-hari besar islam seperti maulid, isra mi’raj, dan penyantunan kepada pakir miskin.

3. Dalam menggunakan metode pengajaran, banyak sekali metode yang saya gunakan yaitu sesuai keadaan serta materi yang sedang diajarkan diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, peraktek, pemberian tugas dan lain-lain. Tetapi pada umumnya metode yang sering saya gunakan adalah ceramah, praktek, tanya jawab serta pemberian tugas. 4. Pendidikan agama islam sangat berperan dalam membentuk sikap

keberagaman siswa siswinya akan tetapi itu semua tidak terlepas dari peran orang tua siswa dirumah. Oleh karena itu pihak sekolah dan orang tua harus bekerjasama dalam membentuk sikap keberagaman siswa.

5. Kegiatan keagamaan seperti perayaan maulid, santunan kepada pakir miskin, anak-anak yatim, kaum dhuafa, dan peringatan 10 muharram dan kegiatan sanlat.

6. Ya, benar, hal ini dapat terlihat dengan adanya pelaksanaan shalat sunnah dhuha, shalat zuhur dan asar berjamaah, serta wirid dan doa setelah salat, sikap hormat dan santun kepada guru dengan mengucapkan salam atau bersalaman ketika bertemu, dan nilai-nilai kejujuran seperti apabila menemukan uang seberapapun besarnya langsung diberitahukan kepada guru.

7. faktor pendukung adanya team work yang kuat antar sesama guru disekolah maupun antar guru dan orang tua siswa. Dan faktor penghambat kurangnya komunikasi orang tua dan guru, pengaruh pergaulan yang tidak baik diluar lingkungan sekolah (rumah), orang tua yang belum bisa diajak kerjasama dengan guru dalam menangani permasalahan anaknya.

8. Seperti biasa yang dilakukan oleh guru dan siswanya sebelum masuk kelas mereka akan melakukan berdoa bersama atau fisualisasi untuk kegiatan dihari ini, agar lebih mudah dalam mendidik dan penyampaian pelajaran kepada siswa-siswinya.

B. Pembahasan

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka, ditempat inilah anak-anak mendapat bimbingan dan kasih sayang yang pertama kalinya. Penanaman akhlak menjadi faktor yang harus diutamakan oleh orang tua sehingga anak-anak mampu memahami dan tertolong untuk melaksanakan perintah agamanya. Semakin besar pemahaman seorang anak terhadap keberagamannya.

Setelah kami mengobservasi tempat terutama ruang kelas, ternyata ruang kelas tersebut cukup nyaman dan sejuk, karena dirung tersebut ada pendingin ruangan (AC), dan tempat duduknya pun cukup santai, mereka bisa belajar di mana saja dimeja dengan kursi atau dilantai yang beralaskan karpet yang cukup tebal, dan sebelum memulai pelajaran, setiap hari dan diawal pembukaan mereka selalu membiasakan bertadarus juz amma, setelah itu barulah mereka memulai pelajaran yang telah dijadwalkan, setelah itu mereka istirahat untuk jam pertama, dan saat istirahat mereka akan melaksanakan shalat dhuha. Setelah itu mereka masuk kembali, dan melakukan kegiatan selanjutnya, yaitu pelajaran yang akan dipelajarinya sampai menjelang waktu shalat juhur.

Begitu pula dengan halamannya cukup luas, mereka bisa bermain apa saja, seperti bermain bola dan berlari-lari, dan dihalaman tersebut ada tanaman dan pohon untuk berlindung dari sinar matahari, dan ada saung-saung, tempat tersebut untuk bersantai saat datang nya waktu istirahat. Dan bisa juga untuk kegiatan lain seperti praktek diluar kelas dan belajar.

Dan kantinnya pun sangat bersih, karena selalu dibersihkan setiap hari, dan membuang sampahnya pun tidak sembarangan diberbagai tempat, begitu pula dengan makanannya cukup baik, disana tidak ada jajanan yang tidak baik, seperti chiki-chiki yang mengandung pengawet, memang dijaman sekarang susah mencari makanan yang tidak mengandung pengawet, kalau bukan kita sendiri yang menjaganya lalu siapa lagi yang akan menjaga kesehatan kita, seperti pepatah mengatakan jagalah sehatmu sebelum datang sakitmu.

Biasanya sekolah selalu mempunyai tempat untuk beribadah, karena dengan adanya tempat ibadah mereka akan nyaman dan santai saat beribadah,

tempat ibadahnya pun sangat nyaman dan bersih, begitu pula dengan kamar mandinya sangat terjaga kebersihannya, karena setiap harinya selalu dibersihkan dan didalamya terdapat pendingin ruangan. Dan setiap hari mereka dididik/diberikan tugas untuk memimpin shalat berjamaah. Karena dengan begitu mereka akan belajar menjadi pemimpin, dan terbiasa untuk shalat berjamaah.

Untuk mendapat hasil penelitian yang maksimal, peneliti juga mewawancarai beberapa siswa. Mengenai penerapan yang dilakukan oleh guru agama saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, dari bulan januari sampai bulan maret 2014 peneliti juga siap untuk mencatat setiap tingkah laku siswa saat berada di sekolah. Termasuk sikap keberagaman siswa khususnya kelas V yang menjadi objek penelitian. Disini peneliti melihat sikap teraturnya siswa saat istirahat ke 2, melaksanakan ibadah dan saat antri menunggu giliran untuk makan siang.

Perilaku siswa-siswinya sangat baik kepada siapa saja dan sangat sopan dan hormat kepada yang lebih tua, sayang kepada yang lebih muda, begitu pula bila ada teman yang sakit mereka akan menjenguk dan memberikan semangat untuk cepat baik, dengan begitu mereka akan terbiasa dan mengerti akan rasa sosial yang tinggi diantara sesama, dan mereka telah dididik dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah itu, peneliti tak lupa untuk mengobservasi guru yang ada disekolah tersebut. Ternyata gurunya sangat baik dan ramah kepada siapa saja, terutama kepada anak didik dan orang tua murid, dan tak lupa pula kepada tamu yang kebetulan sedang berkunjung untuk melihat-lihat suasana sekolah, yang orang tuanya ingin memasukkan anaknya kesekolah tersebut. Dan guru-guru disana sangat peduli, apabila ada teman yang sakit atau orang tua murid, maka mereka akan menjenguknya dan mendoakan agar cepat sembuh, dan mereka sangat rajin dan kreatif, itu terbukti dengan banyaknya hiasan dinding yang dibuat dari hasil karya tangannya sendiri, dan mereka sangat sayang kepada semua siswa dan siswi, mereka tidak membeda-bedakan mana yang kaya dan papa.

Selain itu, peneliti memperhatikan guru dapat menganalisa kelemahan yang terjadi sehingga pengajaran yang lebih efektif dapat segera dilakukan.

Biasanya dalam mempelajari pendidikan agama disekolah siswa merasa mengantuk dan membosankan. Tetapi guru agama cepat tanggap untuk mengetahui kelemahan metode yang digunakan dalam mengajar. Sehabis sholat berjamaah dan makan siang mereka melakukan kegiatan mewarnai, kaligrafi, dan tahfiz, yang bertujuan untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar, karena tujuannya untuk menilai hasil belajar peserta didik disekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat. Dan untuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan secara umum. Selain itu juga mempunyai tujuan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar, memberikan umpan balik atau perbaikan proses pembelajaran, penentuan kenaikan kelas dan memotivasi belajar peserta didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Dalam melaksanakan evaluasi, guru pendidikan agama Islam memberikan materi yang berhubungan dengan praktek seperti halnya: mengajarkan kepada siswa bagaimana caranya untuk patuh dan hormat kepada guru, orang tua, serta kepada lingkungan sekitar. Dan guru akan menegur bila ada siswanya yang kurang baik dalam pengucapan bahasa yang tidak pantas untuk diucapkan, Dan mengajarkan kepada siswa untuk dapat menghafal secara lisan surat-surat yang berkaitan dengan materi sehingga ketika menghadapi ujian siswa dapat dengan mudah mengerjakan soal tersebut.

Ketika masuk kelas dan kegiatan belajar mengajar berlangsung murid bergegas untuk belajar setelah itu ketua kelas menyiapkan, murid-murid dengan penuh perhatian mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran pendidikan agama islam

Dalam upaya pencapaian kompetensi siswa mengenai hafalan, setiap diawal waktu masuk kelas dibiasakan untuk bertadarus bersama-sama, dari mulai surat Alfatihah sampai surat Annaba’, kemudian melanjutkan pelajaran

yang sudah terjadwal, setelah selesai tiba saatnya istirahat pertama yaitu berlangsung pada pukul 09.15-09.40. mereka melaksanakan kegiatan rutin yaitu shalat dhuha, agar mereka terbiasa dengan ibadah sunah. Setelah

istirahat selesi mereka mulai melakukan kegiatan inti yaitu pembelajaran yang sudah dijadwalkan.

Peneliti diperbolehkan untuk mengikuti dan membantu guru agama dalam kegiatan pembelajaran. Selama menjadi asisten guru pendidikan agama islam disekolah tersebut hubungan yang harmonis antar guru dan murid sangat dirasakan peneliti, siswa senantiasa mendengarkan himbauan dan penjelasan dari guru agama ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sikap mereka sangat sopan ketika peneliti sedang melakukan wawancara kepada guru dan siswa, mereka mengucapkan salam kepada guru agama dan guru yang lain mereka sangat akrab dan tidak malu, tidak takut. Suasana belajar terasa santai dan siswa mengikuti pelajaran sampai selesai.

Mereka juga aktif untuk selalu bertanya ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selain itu mereka selalu meminta games yang bertujuan untuk melatih daya ingat mereka terhadap materi yang telah disampaikan.

Pada jam istirahat ke 2 siswa diperbolehkan bermain dan jajan dikantin, setelah itu siswa mempersiapkan diri untuk melaksanakan shalat juhur berjamaah, setiap hari mereka bergiliran untuk melakukan tugas yang sudah dibentuk oleh siswa dan guru, dan mereka sudah tau hari ini dan esok siapa yang menjadi muadzin, iqomah serta siapa yang menjadi imam, dan itu sudah menjadi rutinitas setiap hari.

Setelah melaksanakan itu semua mereka akan bersiap-siap untuk makan siang yang sudah disiapkan pihak sekolah, setelah makan siang selesai mereka akan melanjutkan tugasnya yaitu ada yang tahfiz, kalighrafi, karate, mewarnai dan sesuai dengan apa yang mereka sukai, dan itu dilakukan hanya hari rabu

dan jum’at, selain hari itu mereka akan belajar seperti biasa dengan guru

agama. Mereka sangat menjalankan kedisiplinan, yaitu patuh dan hormat kepada guru dan teman, mereka sangat menjunjung tinggi akhlak budi pekerti dan sopan santun, mereka sayang kepada yang lebih muda dan hormat kepada yang lebih tua.

Kisi-kisi Quesioner No Pertanyaan pokok penelitian Sub pokok pertanyaan Aspek yang diungkapkan No item Jumlah item 1. 2. 3. 4. Pendidikan akhlak 1.1Religius 1.2Jujur 1.3 disiplin 1.4 tanggung jawab -Sikap dan prilaku yang patuh dan taat dalam melaksanakan ajaran agama -Dapat dipercaya dalam perkataan dan perbuatan -Patuh dan tertib kepada ketentuan -Melaksanakan tugas dan kewajiban, baik terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan kepada Tuhan YME. 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12,13,14,15 16,17,18,19,20 5 5 5 5

Nabi Muhammad memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh karena itu hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Nabi khususnya Shiddiq, bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun perbuatannya berbeda dengan ucapannya.

Meneladani sikap Nabi dalam kehidupan sehari-hari, Al-qur’an dan

sunnah sebagai sumber utama ajaran islam, berakhlak merupakan salah satu pilar keyakinan dalam islam. Mengajarkan kejujuran adalah modal dasar untuk memperoleh kepercayaan orang lain. Orang yang jujur hidupnya tentram dan bahagia, perilaku anak sehari-hari merupakan hasil dari fotokofi tingkah laku orang tuanya. Sebab anak akan merekam dan menyerap semua pembicaraan, perbuatan dan keadaan yang terjadi dilingkungan sekitarnya tanpa bisa menyaringnya.

Apabila anak dilatih dan diberi contoh akhlak yang baik dengan sendirinya akan tertanam kuat dalam hatinya, dan merupaka kewajiban agama yang harus dilakukan oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Dengan demikian keinginan orang tua menciptakan generasi yang berakhlak mulia akan tercapai.

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambang dan mudah, tanpa memerlukan dan

pertimbangan. Menurut KH. Abdullah Salim, “ akhlak adalah seperangkat tata

nilai bersifat samawi dan azali yang mempunyai cara berfikir, bersikap dan bertindak seorang muslim terhadap dirinya dan lingkungannya.

Sedangkan menurut Al-Ghazali menuturkan bahwa akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. Dalam bahasa populer saat ini akhlak disebut juga dengan kecerdasan emosi (EQ). Lalu dimensi spiritual yang melatarinya bahwa akhlak adalah bagian dari iman yang melahirkan apa yang disebut kecerdasan spiritual (SQ). Sampailah para ahli pun meyakinkan bahwa faktor pencapaian sukses seseorang bukanlah disebabkan oleh kecerdasan intelektual (IQ), melainkan oleh kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan (SQ).

Seorang ulama mendefinisikan akhlak sebagai berikut: sesungguhnya akhalak itu ialah kemauan (Azimah) yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang membudaya, yang mengarah pada kebaikan atau keb urukan. Terkadang adat itu terjadi secara kebetulan tanpa disengaja atau dikehendaki. Mengenai yang baik atau yang buruk, hal itu tidak dinamakan akhlak.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari observasi dan pengamatan dan wawancara pada SDIT Nurul Amal dapat disimpulkan sebagai berikut.

Upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka penanaman nilai-nilai ahklak, Sekolah menjadi wadah dalam penanaman dan pembinaan nilai-nilai akhlak tersebut. Sebagai suatu lembaga tempat berjalannya kegiatan pendidikan, sekolah pun berkewajiban dalam melakukan pengembangan kurikulum yang akan diterapkan.

Maka selanjutnya adalah menanamkan akhlak sebagai salah satu bentuk realisasi dari akidah. Setiap manusia akan berprilaku sesuai dengan apa yang diyakininya sehingga dapat disimpulkan bentuk pendidikan ahklak mencakup dasar-dasar moral serta keutamaan perangai dan ini pun sangat dianjurkan penanamannya pada anak sejak dini.

Penanaman nilai-nilai keagamaan bagi anak adalah meletakkan dasar-dasar keimanan, kepribadian/budi pekerti yang terpuji dan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan anak. Pengembangan nilai-nilai agama untuk anak berkisar pada kegiatan kehidupan sehari-hari. Secara khusus penanaman nilai-nilai keagamaan bagi anak adalah terutama akhlak yang terpuji. Dan hasil pengamatan yang saya lakukan pada sekolah tersebut sangat baik situasi, tempat, perilaku siswa dan guru cukup kondusif. Dan hasil wawancara pun sangat lancar. Bahwa yang diupayakan sekolah berjalan dengan baik.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas upaya yang dilakukan sekolah harus ditingkatkan sehingga perilaku atau ahklak siswa baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada di sekolah tersebut, terutama akhlak perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya menanamkan nilai-nilai akhlak yang baik kepada anak didik, seharusnya dari pihak orang tua dirumah ataupun guru disekolah, hendaknya semua pihak dapat memberikan contoh terlebih dahulu untuk menunjukkan sikap dan perbuatan yang menyimpang dari norma agama ataupun norma sosial.

Kita harus banyak memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada anak mengenai pergaulan yang baik, agar ia tidak terlalu terbawa oleh arus zaman yang semakin hari semakin berkembang, baik dalam perkembangan ilmu dan teknologi ataupun perkembangan informasi.

C.Saran

1. Bagi keluarga, Tanamkan akhlak sejak dini pada anak, karena dengan akhlak mereka akan mempunyai sikap yang baik dan jujur.

2. Bagi pendidik, Untuk mendapatkan kebaikan didunia dan akhirat, tidaklah sekedar keinginan saja tetapi memerlukan perjuangan yang sungguh-sungguh dalam aktivitas sehari-hari

3. Karena anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan irama dan ritme perkembangan kejiwaan anak, masing-masing memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi anak secara baik tanpa ada hambatan. Sebenarnya orang tua mempunnyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap pendikan anaknya. Dan keluarga yang merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, wajib memberikan pendidikan agama islam dan menjaga anaknya dari api neraka.

Dokumen terkait