HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Data Nontes
Pada data nontes diperoleh dari hasil kegiatan observasi, meliputi aktivitas siswa dan guru yang dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di ruang kelas. Pada siklus II ini kolaborator melakukan pengamatan terhadap tindakan guru dan siswa. Observasi dilakukan untuk membandingkan hasil antara siklus II dengan siklus sebelumnya.
Seperti pada siklus sebelumnya, observasi difokuskan pada situasi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam pelajaran menulis. Pada saat melakukan kegiatan observasi, kolaborator bertindak sebagai partisipan pasif dan duduk di kursi paling belakang, sesekali kolaborator berada di samping kelas untuk mengambil gambar.
Kolaborator mengamati tindakan siswa ketika menulis. Dari pantauan kolaborator (lampiran 23), keaktifan siswa dalam memberikan respon terhadap apersepsi yang diberikan guru, antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis, dan keaktifan dalam membuat kerangka karangan mencapai rentang skor 66%-77% dengan tingkat keaktifan baik. Sedangkan keaktifan siswa dalam membacakan karangan deskripsi di depan kelas mencapai rentang skor >78% dengan tingkat keaktifan sangat baik. Seluruh siswa memperhatikan pembelajaran. Tidak ditemui siswa yang mengantuk, bosan, menopang dagu atau asyik beraktivitas sendiri. Suasana kelas kondusif, mereka merasa nyaman dan pembelajaran pun tampak menyenangkan. Tidak ada lagi siswa yang berjalan-jalan untuk melihat dan mencontoh hasil tulisan temannya, mereka terlihat mandiri dalam mengerjakan
tugas dari guru. Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dan guru saling mendukung dan bekerjasama dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk mengetahui hasil belajar menulis karangan deskripsi setelah diberikan tindakan dengan menggunakan media gambar seri dapat dilihat dari hasil rekapitulasi hasil analisis data pada siklus II. Hasil analisis data siklus II tersebut sebagai berikut.
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Analisis Data Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes tertulis 70,12 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 25 3 Jumlah siswa yang tidak tuntas 3 4 Persentase ketuntasan belajar 89,29%
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa yakni 70,12 dan ketuntasan belajar mencapai 89,29% atau ada 25 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar dan masih ada 3 siswa yang masih belum tuntas. Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 meningkat mencapai 89,29% (termasuk kategori tuntas). Pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II.
4.1.3.4Analisis dan Refleksi (Reflecting)
Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan pada siklus I dapat teratasi dengan baik. Hal ini membuat kualitas pembelajaran menulis pada siklus II mengalami peningkatan yaitu keaktifan siswa dalam
memberikan respon terhadap apersepsi yang diberikan guru, antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis, dan keaktifan dalam membuat kerangka karangan mencapai rentang skor 66%-77% dengan tingkat keaktifan baik. Sedangkan keaktifan siswa dalam membacakan karangan deskripsi di depan kelas mencapai rentang skor > 78% dengan tingkat keaktifan sangat baik (lampiran 23). Peningkatan kualitas pembelajaran terlihat dari tercapainya sejumlah indikator yang telah ditetapkan seperti peningkatan keaktifan, perhatian serta konsentrasi siswa dalam pembelajaran, guru telah berhasil membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan baik dan tertib.
Hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa. Dilihat dari segi isinya, tulisan siswa pada siklus II ini jauh lebih baik dibandig siklus sebelumnya. Kosakata yang digunakan sebagian siswa lebih bervariasi. Siswa telah mampu mengorganisasikan gagasan dengan baik. Sudah ada kesesuaian antara isi tulisan dengan objek yang diamati. Nilai tertinggi siswa pada siklus ini adalah 76 dan nilai terendah siswa adalah 56.
Ketuntasan hasil belajar menulis deskripsi siswa mencapai 89,29%. Hal ini terlihat dari hasil kerja tulisan siswa berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 60 ke atas yaitu 25 siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II dikatakan berhasil. Peningkatan terjadi pada beberapa indikator bila dibandingkan siklus
sebelumnya. Dengan demikian pembelajaran menulis yang dilaksanakan telah menunjukkan adanya peningkatan.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini diperoleh dari data tes dan nontes, baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil pada kedua siklus tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi berdasarkan media gambar seri.
Keberhasilan pemanfaatan media gambar seri ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi dapat dilihat dari indikator- indikator sebagai berikut.
4.2.1 Kualitas Pembelajaran Keterampilan Menulis Deskripsi Meningkat
Tindakan-tindakan berupa penerapan media gambar seri yang dilaksanakan tiap siklus mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas V SD Negeri 3 Kedaloman. Peningkatan dari segi proses pembelajaran dapat dilihat pada beberapa indikator berikut.
a) Meningkatnya Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meliputi keaktifan siswa dalam bertanya merespon apersepsi, aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis, aktif membuat kerangka karangan dan mengembangkannya, aktif dalam membacakan karangan deskripsi di depan kelas. Pada siklus I, keaktifan siswa dalam bertanya merespon apersepsi, keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis, keaktifan siswa dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya mencapai rentang persentase 54%–65% dengan kategori sedang dan keaktifan siswa dalam membacakan karangan deskripsi di depan kelas mencapai persentase 66%–77% dengan kategori baik. Pada siklus II, keaktifan siswa meningkat. Keaktifan siswa dalam bertanya merespon apersepsi, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis, keaktifan siswa dalam membuat kerangka karangan dan mengembangkannya mencapai rentang persentase 66%–77% dengan kategori baik dan keaktifan siswa dalam membacakan karangan deskripsi di depan kelas mencapai persentase > 78% dengan kategori sangat baik.
b)Meningkatnya Perhatian dan Minat Siswa
Perhatian dan minat siswa dalam proses pembelajaran sangat penting. Untuk menumbuhkan dan memelihara hal tersebut, guru perlu merangsang siswa dengan menerapkan cara-cara baru, unik, ataupun cara-cara yang sudah biasa digunakan. Salah satu cara yang dapat digunakan guru adalah melalui pemanfaatan media pembelajaran. Dalam penelitian ini, guru memanfaatkan media gambar seri. Setelah adanya tindakan memanfaatkan media tersebut, perhatian siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi meningkat.
c) Meningkatnya Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas
Kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru antara lain berupa tindakan memberikan perhatian pada seluruh siswa,
memberikan reward dan punishment pada siswa, menyajikan materi dengan mengombinasikan beberapa metode yang menjadikan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Pada saat peneliti melaksanakan kegiatan survai awal, diketahui bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan guru kelas kurang baik. Hal ini dapat tercermin dari indikator sebagai berikut.
a) Guru kurang bisa membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran;
b) Posisi guru lebih sering berdiri di depan kelas;
c) Guru kurang memberikan reward dan punishment kepada siswa;
d) Guru kurang bisa menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Setelah tindakan dilaksanakan, sedikit demi sedikit kelemahan guru mulai berkurang. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin meningkat. Guru tidak lagi terpancang pada kegiatan belajar yang harus dilaksanakan di ruangan kelas. Guru tidak lagi bertindak sebagai guru yang menguasai kelas sepenuhnya tetapi lebih berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan cara memberikan reward bagi siswa yang memperoleh nilai baik. Selain itu, guru juga memberikan punishment bagi siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini terlihat dari data observasi yang diperoleh (lampiran 14 dan 24) pada siklus I dan II. Untuk
aktivitas guru pada siklus I sebesar 67,14 dengan tingkat kemampuan baik dan siklus II mengalami peningkatan 81,43 dengan tingkat kemampuan sangat baik.
4.2.2 Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Deskripsi Meningkat
a) Meningkatnya Keterampilan Menulis Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh sebelum dilakukannya PTK ini, secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan menulis siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis tersebut ditandai oleh indikator sebagai berikut, 1) adanya minat dan motivasi siswa yang masih rendah, 2) sebagian siswa masih belum terbiasa untuk memanfaatkan media tulis dalam bentuk tulisan apa pun, 3) sebagian besar siswa membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat menuangkan ide dan gagasannya apalagi untuk dapat menggambarkan dalam bentuk kata-kata tentang gambaran suatu objek, 4) siswa belum mampu dalam mengungkapkan ide atau gagasan dengan baik, 5) siswa kurang bisa mengembangkan bahasa, 6) pemanfaatan potensi kata kurang.
Setelah dilakukan tindakan dengan memanfaatkan media gambar seri, keterampilan menulis siswa menjadi meningkat, hal tersebut dapat terlihat dari: (1) meningkatnya minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran, (2) hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan menulis siswa. Dilihat dari isinya tulisan siswa pada siklus II jauh lebih baik dibanding siklus sebelumnya, (3) munculnya kreativitas dan imajinasi siswa dalam menyusun kalimat-kalimat menjadi sebuah tulisan yang baik, (4) ada kesesuaian antara tulisan dan objek yang digambarkan.
b) Perolehan Nilai Menulis Karangan Deskripsi Siswa Meningkat
Berdasarkan hasil ulangan harian pada materi menulis karangan, diketahui bahwa keterampilan menulis karangan siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari capaian nilai menulis siswa. Nilai perolehan terendah pada siklus I diperoleh oleh 1 orang siswa dengan nilai 48 dan nilai tertinggi diperoleh oleh 9 orang siswa dengan nilai 70. Pada siklus II nilai terendah diperoleh 1 orang siswa dengan nilai 56 dan nilai tertinggi diperoleh 6 siswa dengan nilai 76.
c) Ketuntasan Hasil Belajar Meningkat
Pada kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan perbaikan berdasarkan data ulangan harian siswa, untuk pelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis karangan deskripsi, siswa kelas V SD Negeri 3 Kedaloman didefinisikan masih banyak siswa belum tuntas, ini terlihat dari 28 siswa hanya 11 siswa yang mencapai ketuntasan minimal atau 39,28%. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 20 siswa atau 71,43% , kemudian peningkatan yang paling besar terlihat pada siklus II yaitu 25 siswa atau 82,29% telah mencapai ketuntasan hasil belajar. Berikut disajikan tabel 4.7 dan diagram 15, tentang rekapitulasi ketuntasan siswa dalam menulis karangan deskripsi siklus I dan siklus II.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Siklus I dan Siklus II
Keterangan Siklus I Siklus II Peningkatan (%)
Siswa Tuntas 20 25 5
Siswa Tidak Tuntas 8 3 5
Persentase Ketuntasan 71,43 82,29 10,86 Nilai Rata-rata Tes Tertulis 62,14 70,12 7,98
Diagram 15. Ketuntasan Siswa Menulis Karangan Deskripsi Kelas V SDN 3 Kedaloman pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan data siswa kelas V dalam menulis karangan deskripsi di atas, mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh 62,14 tetapi secara klasikal siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan yaitu 75%, karena siswa yang tuntas hanya 20 orang atau 71,43%.
Pada siklus II, siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 70,12 dengan persentase ketuntasan mencapai 82,29% (ketuntasan klasikal tercapai) atau 25 orang siswa. Dengan demikian, pada siklus II ini mengalami peningkatan sebesar 10,86% dari siklus I, sedangkan siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan menjadi 3 orang.
20 25 8 3 71,43 82,29 62,14 70,12 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Siklus 1 Siklus 2 Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas
BAB V