• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan a. Sejarah Singkat

PT. Bank Sumut mulai membuka cabang syariahnya di Medan pada tanggal 4 November 2004, yang diresmikan oleh Direktur Utama PT. Bank Sumut, Gus Irawan, dengan nama PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan yang beralamat di Jalan Letjen S. Parman No. 50-A. Pada saat yang sama PT Bank Sumut juga membuka kantor cabang syariahnya di Padang Sidempuan. Selain itu, PT. Bank Sumut juga memiliki kantor cabang syariah di Tebing Tinggi dan kantor cabang pembantu (capem) syariah di Stabat.

Keputusan PT. Bank Sumut untuk membuka unit layanan syariah didasarkan atas berbagai pertimbangan dan alasan. Antara lain karena:

a. Tingginya minat masyarakat Sumatera Utara untuk mendapatkan layananan berbasis syariah. Hasil survei yang dilakukan di delapan kota di Sumatera Utara menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pelayanan bank syariah cukup tinggi. Yakni diatas 70 persen untuk tingkat ketertarikan dan lebih dari 50 persen untuk keinginan mendapatkan pelayanan bank syariah.

b. Landasan opersional perbankan syariah sudah kuat. Gagasan PT. Bank Sumut untuk mendirikan unit usaha syariah ini sebenarnya telah berkembang cukup

lama, terutama sejak dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 yang memberi peluang bagi bank konvensional untuk mendirikan unit usaha syariah.

c. Melihat pada kultur masyarakat Sumatera Utara yang religius, khususnya umat islam yang semakin sadar akan pentingnya menjalankan ajaran agama dalam semua aspek kehidupan termasuk di bidang ekonomi.

Dalam melaksanakan kegiatannya, PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan berpedoman kepada:

a. Fatwa Majelis Ulama Indonesia

b. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59 c. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

d. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia

e. Ketentuan lain yang juga berkaitan dengan perbankan konvensional, seperti Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia

b. Visi dan Misi Bisnis Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut

Meskipun basis pelayanannya berbeda, namun visi dan misi unit usaha syariah PT. Bank Sumut harus tetap mendukung visi dan misi PT. Bank Sumut secara umum.

Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

Visi:

Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

c. Sasaran Strategis Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut

Sasaran strategis PT. Bank Sumut dalam pengembangan unit usaha syariahnya adalah sebagai berikut:

a. Menjadi pemain utama bank syariah di Sumut dengan pangsa pasar terbesar. b. Beroperasi secara sehat dan menjadi sumber andalan profitabilitas bagi PT.

Bank Sumut.

d. Kebijakan Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut

Kebijakan PT. Bank Sumut dalam rangka pengembangan unit usaha syariahnya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pemahaman manajemen resiko, good corporate governance,

risk culture dan service culture di setiap lini.

b. Meningkatkan kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga melalui perluasan jaringan kantor dan diversifikasi produk dana.

c. Melakukan ekspansi pembiayaan dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pembiayaan.

d. Peningkatan promosi dengan cara-cara yang terfokus, efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan visi, misi, corporate culture serta citra Bank Sumut.

e. Strategi Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut Syariah

Strategi yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut dalam rangka pengembangan Unit Usaha Syariah adalah :

a. Menetapkan Target Pasar

1). Dari sisi pendanaan, pasar yang akan dijadikan sasaran dalam pengembangan Unit Usaha Syariah adalah golongan masyarakat dalam arti yang luas, terutama golongan masyarakat yang mempunyai kesadaran untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk golongan agama lain sepanjang mengikuti aturan syariah. Selain dari masyarakat individual seperti karyawan, pedagang, pengusaha dan lain-lain, pendanaan akan digalang dari kelompok masyarakat seperti organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan.

2). Dari sisi penyaluran dana, strategi awal yang digunakan adalah dengan menggunakan akad Murabahah (jual beli). Pembiayaan yang paling relevan untuk akad ini adalah pembiayaan barang-barang investasi dan konsumsi baik untuk kepentingan bisnis maupun non bisnis seperti sepeda motor, rumah tempat tinggal, alat-alat industri, alat-alat rumah tangga. b. Melakukan Sosialisasi dan Promosi

Oleh karena jasa perbankan syariah merupakan produk yang relatif baru, upaya sosialisasi dan edukasi terhadap nasabah dan masyarakat harus senantiasa diupayakan. Untuk mewujudkan upya ini, Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut menjalin kerja sama dengan Lembaga / Instansi Pemerintah,

Perguruan Tinggi, organisasi-organisasi keagamaan, organisasi profesi maupun asosasi. Selain melalui kegiatan keagamaan, sosialisasi tentang produk-produk perbankan syariah ini juga menggunakan media komersial seperti media cetak, televisi, radio, dan lain-lain.

c. Pengembangan Jaringan Kantor

Untuk lebih mengenalkan Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut ke masyarakat, salah satu cara adalah dengan membuka jaringan kantor, Jumlah jaringan kantor yang direncanakan akan dibuka dalam kurun waktu 3 - 5 tahun sejak berdirinya Unit Usaha Syariah adalah 8 kantor cabang syariah.

d. Pengembangan Infrastruktur Teknologi Sistem Operasi

Di era sistem komput erisasi saat ini, Teknologi Sistem Informasi dan Operasi merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan. Oleh karena itu, PT. Bank Sumut bekerja sama dengan pihak PT. Collega Inti Pratama sebagai konsultan yang menggunakan Sistem Olib’s untuk mengembangkan Teknologi Informasi yang dapat mendokumentasikan seluruh proses internal layanan produk dan jasa syariah dengan tingkat keamanan dan akurasi yang tinggi.

e. Pengembangan Produk

Pengembangan produk lebih difokuskan kepada Produk Pendanaan, Produk Penyaluran Dana dan Produk Jasa. Pengembangan dari masing-masing produk akan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan pasar seperti Rahn (Gadai), Ijarah dan Fasilitas ATM.

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu perusahaan. Suatu struktur organisasi yang baik diharapkan mampu untuk mengarahkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian, sehingga setiap individu di dalam organisasi nantinya dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan yang telah ditetapkan. Karena itulah PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan membuat suatu struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing bagian.

Kantor cabang Bank Sumut Syariah berada di bawah divisi unit syariah yang berkedudukan di kantor pusat PT. Bank Sumut, divisi unit syariah tersebut bertanggung jawab untuk mengatur segala kebijakan yang berkaitan dengan usaha syariah PT. Bank Sumut. Sedangkan untuk kegiatan operasional dan pembukuan dari usaha syariah itu sendiri dilakukan oleh masing-masing kantor cabang.

Fungsi kantor cabang adalah:

a. Menyelenggarakan kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana, penyaluran dana dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Membantu direksi dalam melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Kantor cabang PT. Bank Sumut terdiri dari 4 seksi dan 1 unit setingkat seksi yaitu sebagai berikut:

a. Pemasaran

c. Pelayanan Nasabah d. Operasional e. Kontrol Intern

Kantor di bawah kantor cabang dan kegiatan kas di luar kantor cabang terdiri dari:

a. Cabang Pembantu (Capem) b. ATM

Berikut ini adalah uraian pekerjaan berupa tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat di dalam struktur organisasi PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan. Bagan struktur organisasinya sendiri dapat dilihat pada Lampiran-1.

a. Pemimpin Cabang

1). Memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi serta melakukan penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan di lingkungan kantor cabang.

2). Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah, penggunaan teknologi informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut. 3). Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka

menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada direksi dan selanjutnya menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan rencana kerja yang telah disetujui direksi.

4). Bertanggung jawab atas seluruh operasional kantor cabang kepada direksi. 5). Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu laporan-laporan

yang berhubungan dengan kantor cabang. b. Wakil Pemimpin Cabang

1). Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada pemimpin cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di bagian tugasnya.

2). Membantu pemimpin cabang dalam membimbing dan mengawasi seluruh pekerjaan staf dan karyawan di lingkungan kantor cabang.

3). Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang dibawahinya.

4). Bertanggung jawab atas seluruh tugasnya kepada pemimpin cabang

5). Bertanggung jawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasional unit kerja yang disupervisinya.

c. Seksi Pemasaran

1). Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional di seksinya.

2). Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program sesuai bidang tugasnya.

3). Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada pemimpin cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

4). Bertanggung jawab kepada pemimpin cabang.

5). Bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan inventaris dan dokumen yang berada di seksi pemasaran.

d. Seksi Adminstrasi dan Penyelamatan Kredit

1). Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional di seksi penyelamatan kredit.

2). Melakukan wawancara investigasi dan negoisasi sehubungan dengan restrukturisasi kredit.

3). Membuat rencana kerja, anggaran tahunan dan action program dari seksi penyelamatan kredit.

4). Bertanggung jawab pelaksanaan tugasnya kepada pemimpin cabang. 5). Bertanggung jawab semua operasional kantor cabang yang berhubungan

dengan seksi penyelamatan kredit. e. Seksi Pelayanan Nasabah

1). Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional di seksi pelayanan nasabah.

2). Memeriksa kebenaran pembukuan penerimaan / penarikan setoran tabungan / deposito / sertifikat deposito / giro, dan memeriksa kecocokannya dengan yang tertulis pada slip / kas bon kredit / debet sesuai ketentuan yang berlaku.

3). Melakukan supervisi atas kebenaran data yang diinput ke komputer sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4). Bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepaentingan seksinya dengan mengacu pada standar rasio yang sehat.

5). Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas/pemindah bukuan.

1). Mengatur, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pegawai-pegawai di seksinya dalam melaksanakan tugasnya.

2). Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang di input ke komputer sesuai ketentuan berlaku.

3). Memeriksa kebenaran bukti-bukti penerimaan dan pembayaran berkenaan dengan rekening-rekening nasabah yang berhubungan dengan seksinya. 4). Bertanggung jawab atas biaya yang terjadi untuk kepentingan seksi

operasional yang mengacu kepada standar rasio yang sehat.

5). Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu transfer uang, inkaso dan laporan-laporan yang berhubungan dengan tugasnya.

g. Kontrol Intern

1). Memberitahukan segera kesalahan transaksi/kekurangan persyaratan administrasi kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki dan dilengkapi. 2). Melaporkan segera kepada pemimpin cabang atas penyimpangan transaksi

yang ditemukan untuk segera diambil tindakan.

3). Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional kantor cabang kepada pemimpin cabang dengan tembusan kepada direksi cq. Divisi pengawasan dan kepada seksi terkait.

4). Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan kontrol intern.

5). Bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan unit kontrol intern dengan mengacu kepada standar rasio yang sehat.

2. Prosedur Pemberian Kredit atau Pembiayaan a. Pengajuan Permohonan Kredit

Hal perlu di sediakan bagi usaha, Produktif, Badan Usaha, maupun Perorangan yaitu

1. Identitas diri dan pasangan 2. Kartu Keluarga+surat nikah 3. Slip gaji 2 bulan tarakhir 4. SK pengangkatan terakhir

5. Copy rekening bank 3 bulan terakhir 6. Akta pendirian usaha

7. Identitas pengurus 8. Legalitas Usaha

9. Laporan keuangan 2 tahun terakhir 10.Past performance 2 tahun terakhir

11.Rencana usaha 12 bulan yang akan datang. 12.Data obyek Pembiayaan

Sumber: Bank Sumut Syariah Medan 2010

Dari data tersebut di atas dapat dijabarkan sebagai berikut, pembiayaan atau kredit itu digunakan untuk produktif yang dibedakan dalam badan usaha dan perorangan. 1) Syarat-syarat pembiayaan bagi badan usaha adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan untuk badan usaha, syarat-syaratnya sebagai berikut: a) Akta pendirian usaha

b) Identitas pengurus c) Legalitas Usaha

d) Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir e) Past performance 2 (dua) tahun terakhir

f) Rencana usaha 12 (dua belas) bulan yang akan datang g) Data obyek pembiayaan

2) Pembiaayaan untuk perorangan syarat-syaratnya sebagai berikut: a) Identitas dan pasangan

b) Kartu keluarga dan surat nikah c) Legalitas usaha

d) Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir e) Past performance 2 (dua) tahun terakhir

f) Rencana usaha 12 (dua belas) bulan yang akan datang g) Data obyek pembiayaan

b. Prosedur Permohonan Pembiayaan

Prosedur pemberian kredit di Bank Sumut Syariah secara singkatnya adalah dimulai dari pengajuan permohonan oleh pihak pemohon dengan secara tertulis kemudian Permohonan tersebut diperiksa oleh pihak bank, apabila memenuhi kriteria atau syarat permohonan maka persetujuan yang ditindak lanjuti dengan perjanjian bersama yang tertuang dalam kontrak perjanjian

Proses pembiayaan atau pemberian kredit pada PT Bank Sumut Syariah Medan sebagai berikut:

Bagan 2 Proses Pembiayaan MO

MO+MP AO+MP

Komite pemutus pembiayaan

AO, MO, MP dan Kepala Unit Keuangan AP dan MO

AP, MO dan kepala unit

Sumber: Bank Sumut Syariah Medan

AO = Analis Officer MP= Menejer Pemasaran MO= Marketing Officer AP= Administrasi Pembiayaan Terdiri atas beberapa tahap yaitu

a. Tahap Solisitas dan

b. Tahap Permohonan Pembiayaan c. Tahap Investigasi

d. Tahap Analisa e. Tahap Persetujuan f. Tahap pembayaran

g. Angsuran/pelunasan h. Tahap Monitoring i. Tahap Pencairan

Prosedur permohonan pembiayaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Tahap Solisitas

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pihak bank melakukan survey tentang kondisi atau potensi ataupun usaha daerah yang mampu dijangkau oleh cabang yang dilakukan oleh Menejer Operasi, kemudian hasil survey tersebut dituangkan dalam bentuk laporan hasil survey. Berdasarkan laporan hasil survey dan rencana solisitasi itu kemudian dilakukan penilaian oleh Menejer Pemasaran yang kemudian diserahkan kepada pimpinan cabang untuk mendapat persetujuan, apabila pimpinan cabang telah menyetujuinya dan memberikan disposisi maka hasil survey dikembalikan kepada pihak Menejer Operasi untuk ditindak lanjuti. Berdasarkan persetujuan Pimpinan Cabang, Manajer Operasi kemudian mensolisitasi calon nasabah sesuai disposisi manajer Pemasaran dan Pemimpin Cabang yang kemudian Manajer Operasi membuat laporan hasil solisitasi para calon nasabah untuk diketahui dan diberikan disposisi oleh Manajer Pemasaran. Pimpinan cabang kemudian menerima laporan realisasi dari hasil solisitasi dan memberikan disposisi serta memaraf serta menyerahkannya kembali kepada Manajer Pemasaran untuk ditindak lanjuti.

Pada tahap ini calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan kepada Marketing Officer dengan dilampiri:

(1) Apabila pemohon adalah Badan Usaha (BU)

(a) Foto copy akta pendirian notaris.

(b) Foto copy legalitas usaha sesuai dengan jenis bidang usahanya. (c) Foto copy identitas diri pengurus.

(d) Laporan keuangan.

(e) Perencanaan usaha kedepan.

(f) Foto copy bukti pemilikan jaminan.

2) Apabila pemohon adalah perorangan

(1) Foto copy legalitas usaha sesuai dengan jenis bidang usahanya. (2) Foto copy identitas diri dan istri/suami, kartu keluarga, buku nikah.

Setelah permohonan sampai pada Marketing officer kemudian surat permohonan tersebut diperiksa dan diteliti kelengkapannya dan apabiala telah lengkap maka surat permohonan tersebut dimintakan persetujuan dari pimpinan cabang untuk memperoleh keputusan awal baik disetujui untuk diproses ataukah ditolak, setelah mendapat persetujuan awal dari pimpinan cabang surat permohonan pembiayaan kemudian diserahkan kepada Manajer Operasi melalui Menejer Pemasaran untuk dilakukan proses investigasi.

Penyelidikan Dokumen - dokumen Jaminan Kredit Pada tahapan ini dilakukan investigasi oleh pihak Bank untuk meneliti kelayakan calon nasabah. Investigasi yang dilakukan antara lain:

(1) Melakukan pemeriksaan kebenaran/kewajaran validitas surat permohonan pembiayaan dan lampirannya dengan mencocokan dengan yang aslinya kemudian memarafnya.

(2) Melakukan pemeriksan informasi intern terkait dengan performance selama menjadi nasabah Bank Sumut Syariah Medan bila ada.

(3) Melakukan wawancara terhadap calon nasabah untuk meyakinkan kebenaran/kewajaran data lampiran surat permohonan pembiayaan dan mengumpulkan informasi lain yang terkait dengan calon nasabah. Hasil dari wawancara tersebut dituangkan dalam berita acara wawancara.

(4) Melakukan Bank Cheking dalam rangka memastikan kondisi nasabah.

(5) Pemeriksaan setempat termasuk pemeriksaan jaminan, khusus untuk pemeriksaan jaminan dilakukan oleh penilai independen, melakukan pemeriksaan setempat dengan menekankan pada:

(a) Keberadaan dan kewajaran calon nasabah.

(b) Keberadaan phisik jaminan dan kewajaran nilai taksasi. (c) Kewajaran volume usaha.

(d) Kondisi dan lingkungan nasabah.

(e) Melakukan trade cheking dan market cheking dan membuat kesimpulan dari hasil trade cheking dan market cheking.

(f) Melakukan pengecekan dokumen barang jaminan termasuk mengecek dengan instansi yang terkait dengan barang jaminan yang didukung dengan adanya bukti dari instansi yang terkait dengan barang jaminan tersebut. Setelah melakukan investigasi tersebut kemudian Manajer Operasi membuat rangkuman hasil investigasi serta memberikan kesimpulan layak atau tidaknya calon nasabah diproses lebih lanjut, apabila hasil investigasi memberikan gambaran yang layak maka laporan hasil investigasi berikut berita acara investigasi diserahkan kepada Manajer Pemasaran untuk direview dan disahkan untuk kemudian ditindaklanjuti.

d.Tahap Analisa

Penilaian Kelayakan Kredit aatu Pembiayaan. Pada tahap analisa Analis Officer melakukan analisa terhadap permohonan pembiayaan dan analisa secara detail terhadap hasil investigasi yang telah diputuskan untuk diproses. Analisa secara detail terhadap kelayakan calon nasabah dan kelayakan usaha nasabah antara lain meliputi:

(1) Analisa aspek 5C(charaket,capacity,capital,condition,dan collateral) dan analisa 7A (Aspek yuridis, manajemen, produksi, pemasaran, keuangan, social ekonomi, agunan).

(2) Menghitung kewajaran besarnya pembiayaan dikaitkan dengan volume usaha nasabah.

(3) Menghitung nisbah bagi hasil/ menetapkan margin. (4) Analisa risiko dan mitigasi.

(5) Membuat kesimpulan dan rekomendasi termasuk menetapkan persyaratan pembiayaan.

(6) Membuat usulan pembiayaan.

(7) Mengisi formulir “keputusan komite pembiayaan”.

Hasil analisa tersebut disampaikan kepada Manajer Pemasaran untuk dilakukan review secara menyeluruh dengan menitik beratkan pada:

(a) Tujuan penggunaan pembiayaan apaah sesuai dengan syariah dan tidak menyimpang dari kebijakan Bank Sumut Syariah.

(b) Kewajaran besarnya pembiayaan yang diberikan termasuk kebenaran perhitungan nisbah/margin.

(c) Kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran kembali atas pembiayaan yang telah diberikan sesuai jangka waktu yang disepakati.

(d) Aspek resiko dan kecukupan mitigasinya.

(e) Persyaratan dalam rangka meminimalisir resiko kegagalan pembiayaan yang diberikan.

(f) Pengamanan terhadap setiap pembiayaan yang diberikan temasuk pengamanan ditinjau dari pemohon. Apabila hasil review Nota Analisa Pembiayaan Cabang (NAPC) dapat disetujui maka ditandatangani oleh Manajer Pemasaran untuk diteruskan kepada Pimpinan Cabang guna mendapatkan keputusan. Apabila Nota Analis Pembiayaan Cabang (NAPC) disetujui oleh pimpinan cabang kemudian diteruskan kepada Analis Officer melelui Manajer Pemasaran untuk ditindaklanjuti.

Tabel 4.1 Standar Rasio Keuangan PT Bank Sumut Syariah Medan

No Jenis Rasio Keuangan Standar Bank Sumut Syariah 1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar b. Rasio Cepat

c. Rasio persediaan terhadap modal kerja bersih 1,5-2 1 0,5-1 2. Rasio Aktivitas a. Perputaran Persediaan b. Perputaran Piutang Dagang c. Perputaran Modal Kerja Bersih d. Perputaran Aktiva ≥ 1,50 ≥ 1,50 ≥ 1,50 ≥ 0,20 3. Rasio Profitabilitas a. Margin Laba Bersih b. Margin Laba Kotor

c. Tingkat Pengembalian Modal (ROI)

≥ 0,10 ≥ 1,50 ≥ 0,05 4. Rasio Leverage

a. Rasio Kewajiban Terhadap Aktiva b. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas

≥ 0,15 ≥ 0,25 Sumber: PT Bank Sumut Syariah Medan

Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon debitur dengan cara berhadapan langsung dengan calon debitur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas – berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. Wawaancaraa ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

e. Tahap Pembayaran

Peninjauan ke lokasi (On the Spot), setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. Pada saat akan melakukan peninjauan ke lokasi, hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah, sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai kondis yang sebenarnya. Tujuan peninjauan lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar – benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam permohonan kredit atau pembiayaan.

f. Tahap angsuran atau pelunasaan

Keputusan atas Permohonan Kredit atau Pembiayaan. Pada tahapan ini calon nasabah mengajukan permohonan pencairan pembiayaan kemudian dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh pihak bank antara lain mengenai kelengkapan pemenuhan persyaratan pembiayaan yang telah disepakati sebagaimana disebutkan dalam akad maupun SP3 (surat permohonan pembiayaan) yaitu:

(1) Akad pembiayaan telah ditandatangani nasabah di atas materai yang cukup (2) Surat sanggup telah ditandatangani nasabah diatas materai yang cukup

(3) Jaminan yang diserahkan telah diikat sesuai ketentuan dan ditutup asuransinya. (4) Biaya administrasi dan biaya pengikatan jaminan telah dibayar nasabah

(5) Pengamanan sumber pelunasan pembiayaan telah dilakukan oleh bank (6) Persyaratan lainnya yang telah ditetapkan dan disepakati telah dipenuhi Langkah selanjutnya adalah bahwa pimpinan cabang menerima dokumen- dokumen dari Manajer Operasi dan melakukan pengecekan untuk memutuskan dicairkan atau ditunda apabila disetujui maka Analis Officer membuat Customer

facility dan memo pencairan untuk disahkan oleh Manajer Pemasaran dan

diserahkan kepada customer service untuk diinput, setelah proses (input) pembuakaan rekening pembiayaan atas nama nasabah selesai dengan membubuhkan paraf pada Customer facility sebagai bukti telah diinput dengan benar kemudian dicek kembali oleh manajer pemasran sebelum deserahkan kepada administrasi pembiayaan. Seteleh administrasi pembiayaan meyakini bahwa memo pencairan dan customer facility itu sah maka dilakukan pencairan melalui modul loan, memo diserahkan kepada manajer operasi untuk dilakuan

Dokumen terkait