• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pemberian Kredit atau Pembiayaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Prosedur Pemberian Kredit atau Pembiayaan

Apabila proposal kredit dinilai layak untuk dibiayai, bank sudah tentu akan menyetujui proposal tersebut. Tahap selanjutnya, calon debitur akan diminta untuk melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka realisasi

permohonan kredit yang telah disetujui, seperti dokumen jaminan yang asli, kelengkapan data calon debitur dan sebagainya. Tabel berikut menunjukkan berbagai dokumen pengajuan kredit

Tabel 2.1

1. Dokumen Pengajuan Kredit atau pembiayaan

Jenis Dokumen Perorangan Perusahaan

Fotocopy identitas diri (KTP)

Suami & istri untuk yang telah menikah

Susunan Pengurus & Pengawas

Fotocopy NPWP √ √

Fotocopy Kartu Keluarga √ -

Fotocopy Akta Pendirian

Perusahaan dan Perubahannya - √ Fotocopy SIUP/SITU/TDP √ √

Fotocopy rekening Koran √ √

Fotocopy dokumen jaminan

√ √

Laporan keuangan minimum 2 tahun terakhir

√ √

Dokumen tambahan yang diajukan untuk debitur pengusaha perorangan dan perusahaan

dari perusahaan penilai independen

atau kompleks

Studi kelayakan proyek Terutama untuk proyek yang nilainya relatif besar dan atau kompleks

Proposal kredit Terutama untuk pengajuan kredit yang nilainya relatif besar dan atau kompleks

√ = Harus dilengkapi SIUP = Surat ijin Usaha Perdagangan

SITU = Surat ijin tempat usaha TDP = Tanda daftar perusahaan Sumber : Jusuf (2005:117)

2. Prosedur Persetujuan Kredit atau Pembiayaan

Proses persetujuan kredit berlangsung melalui beberapa tahap yang harus jelas dan tertulis. Menururut Jusuf (2005:40), tahap-tahap yang harus dilalui adalah:

1. Bank menerima permohonan kredit secara tertulis, yang dilengkapi dengan dokumen dan data yang diperlukan bank, khususnya laporan keuangan nasabah, minimal neraca, rugi atau laba dan sumber maupun penggunaan dana (source & uses of funds)

2. Persetujuan kredit harus berdasarkan analisis kredit yang tajam, data lengkap, akurat, relevan dengan bidang usaha dan objektif. 3. Rekomendasi persetujuan kredit oleh pejabat yang terkait harus

sesuai dengan analisis kredit yang tajam dan lengkap.

4. Keputusan persetujuan kredit harus memperhatikan analisis kredit, rekomendasi dari pejabat, prospek usaha, dan bila keputusan kredit berbeda dengan analisis kredit dan rekomendasi, maka harus disebutkan secara tertulis.

3. Penilaian Kelayakan Kredit atau Analisa Kredit

Pemberian kredit ini mengandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh kreditur atas dasar syarat-syarat kredit teknis yang terkenal dengan 5C. Menurut Tjoekam (2000:57), syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Character

Kreditur mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban- kewajiban finansialnya. Adapun beberapa petunjuk bagi kreditur untuk mengetahui karakter debitur adalah:

a. Mengenal dari dekat

b. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan

c. Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan- rekannya, pegawai dan saingannya mengenai reputasi, kebiasaan pribadi, pergaulan social, dan lain-lain

2. Capacity

Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu bank harus memperhatikan:

a. Angka-angka hasil produksi

b. Angka-angka hasil penjualan dan pembelian

c. Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya

d. Data financial diwaktu-waktu yang lalu, yang tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon penerima kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya diwaktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.

3. Capital

Ini menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi tangible net worth-nya. kreditur harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri. Untuk itu kreditur harus:

a. Menganalisa neraca selama sedikitnya dua tahun terakhir

b. Mengadakan analisis rasio untuk mengetahui : likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dari calon peminjam kredit

4. Collateral

Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh kreditur. Untuk itu kreditur harus:

a. Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut b. Mengukur stabilitas daripada nilainya

c. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya.

d. Memperhatikan pengikatan barang yang benar-benar menjamin kepentingan bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

5. Conditions

Kreditur harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha debitur. Untuk itu kreditur harus memperhatikan:

a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam

b. Kondisi usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya

c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam

d. Prospek usaha dimasa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari bank

e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industri dimana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya

Disamping formula “5C” tersebut, di dalam pemberian kredit, kreditur akan memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kreditur. Menurut Tjoekam (2000:60) aspek-aspek tersebut adalah:

1. Aspek Umum

a. Bentuk, nama, dan alamat perusahaan b. Susunan manajemen

c. Bidang usaha

d. Keterangan tentang jumlah pegawai atau buruh e. Kebangsaan

f. Bank langganan g. Bagan organisasi

2. Aspek Ekonomi atau komersial a. Pemasaran dan keadaan harga b. Persaingan

d. Cara penjualan e. Taksiran permintaan 3. Aspek teknik

a. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan b. Tanah dan tempat pabrik

c. Bangunan (milik, sewa, umur, harga) d. Urutan-urutan proses produksi e. Perincian mesin dan peralatan f. Jumlah produksi

g. Tersedianya tenaga kerja (keahlian, pendidikan, tingkat upah) 4. Aspek Yuridis

Memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, termasuk izin-izin yang diperlukan

5. Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja

a. Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur perekonomian setempat

b. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan

c. Termasuk sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah

6. Aspek terakhir yang harus dianalisis yang merupakan aspek yang paling penting adalah aspek keuangan. Dengan melakukan penilaian terhadap aspek keuangan, disamping akan dapat diketahui likuiditas, solvabilifas, rentabilitas serta stabilitas usaha, juga akan dapat diketahui berapa lama suatu investasi akan dapat dilakukan.

4. JAMINAN

Menurut skripsi Sembiring (2006:40),

Saat mengajukan kredit ke kreditur, biasanya kita akan diminta untuk menjaminkan salah satu harta yang kita miliki kepada kreditur sehingga apabila kita tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut, kreditur akan menyita harta yang dijaminkan tersebut sebagai ganti uang yang dipinjam. Tentunya nilai barang jaminan itu harus lebih besar atau minimal harus sama dengan nilai uang yang dipinjam.

Menurut Tjoekam (2000:33)

Jaminan yang diminta oleh Bank untuk kredit pemilikan rumah biasanya adalah rumah yang akan dibeli tersebut. Pada kredit pemilikan mobil, maka mobil yang akan dibeli itulah yang biasa dijadikan jaminannya. Sedangkan untuk Kredit usaha dan Kredit serba guna, jaminan yang diminta biasanya lebih bervariasi seperti

tanah, rumah tinggal, ruko, apartemen, kendaraan, pabrik dan lain - lain.

Menurut skripsi Sembiring (2006:40),

“Untuk menilai apakah jaminan yang diajukan layak untuk dijaminkan maka kreditur akan menilai kembali jaminan yang diajukan, biasanya kreditur memiliki tim penilai sendiri dalam menilai jaminan tersebut, walaupun terkadang kreditur juga memakai tim penilai jaminan dari luar.”

5. Cara Mengevaluasi Proposal Kredit

Secara umum isi suatu proposal kredit dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 2.2 Isi Proposal dalam Pembiayaan sama dengan dalam pemberian kredit yaitu

Bagian Keterangan isi

Ringkasan Eksekutif Bagian ini merupakan kondensasi seluruh isi proposal kredit. Panjangnya maksimum 2 halaman

Identitas Memberikan informasi mengenai nama, alamat, telepon, faks, e-mail, situs, dan nama orang yang dapat dihubungi Gambaran umum Uraian detail mengenai perusahaan, baik dari sisi legal,

filosofis, pengurus, bisnis yang ditekuni dan lain-lain. Kondisi Keuangan Uraian dan analisis tentang situasi keuangan perusahaan.

Sedapat mungkin, lakukan analisis terhadap kinerja beberapa tahun. Jangan hanya potret sesaat.

ini maupun prospek masa depan

Rencana Bisnis Inisiatif-inisiatif yang akan diimplementasikan perusahaan untuk masa depan termasuk di dalamnya berbagai investasi yang dibutuhkan.

Struktur keuangan (Proposal Kredit)

Uraian detail tentang struktur keuangan atau pembiayaan yang dibutuhkan termasuk pengajuan pinjaman

Analisis Proyeksi keuangan Gambaran situasi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, termasuk di dalamnya proyeksi yang akan dimanfaatkan untuk pelunasan pinjaman.

Jaminan Kredit Uraian detail mengenai aktiva yang akan dijaminkan ke bank sehubungan dengan permohonan kredit yang dilakukan.

Lampiran Tambahan dan kelengkapan informasi yang merupakan kesatuan dari proposal kredit termasuk di dalamnya dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan Kemauan dan kemampuan dari (calon) debitur untuk memenuhi kewajiban kredit merupakan hal yang ingin diketahui oleh kreditur saat melakukan analisis permohonan kredit. Jika kemauan (willingness) menunjukkan itikad dari debitur untuk memenuhi kewajiban kredit, maka kemampuan (ability) mencerminkan kapasitas debitur untuk menghasilkan dana tunai yang cukup untuk memenuhi kewajiban kredit.

Tentu saja, mampu dan mau adalah dua hal yang berbeda. Oleh karena itu, hanya bila keduanya dimiliki oleh (calon) debitur, barulah kreditur percaya, kredit yang disalurkan akan dikembalikan sesuai dengan rencana.

Tabel 2.3

6. Wawancara Pertama

Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon debitur dengan cara berhadapan langsung denagn calon debitur. Tujuannya adaalh untuk mendapatkan keyakinan

Kemampuan

B A I K

Debitur nakal, belum tentu terjadi kredit bermasalah, tetapi bank mengekspos diri

ke kredit dengan resiko tinggi Kredit Lancar B U R U K Kredit atau pembiayaan bermasalah karena debitur nakal dan tidak

memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban kredit Kredit atau pembiayaan bermasalah karena walaupun debitur baik

tetapi tidak memiliki kemampuan untuk

memenuhi kredit Buruk Baik

apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang Bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharaapkan.

7. Peninjauan ke Lokasi (On the Spot)

Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. Pada saat akan melakukan peninjauan ke lokasi, hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah, sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai kondisi yang sebenarnya. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam permohonan kredit atau pembiayaan.

8. Wawancara Kedua

Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara pertama, dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini merupakan setelah dilakukan on the spot dilapangan.

9. Keputusan atas Permohonan Kredit

Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis dan setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat bank yang terkait melalui komite kredit, maka akan ada keputusan kredit atau pembiayaan disetujui atau ditolak. Bila disetujui, akan dibuat surat penegasan atau surat persetujuannya yaitu akad dan jika ditolak juga dibuat surat penolakannya.

a. Jenis Pembiayaan, dapat dalam bentuk pembiayaan mudhorobah, musyarokah, murobahah, dan lain sebagainya.

b. Limit pembiayaan, besarnya jumlah plafon kredit yang disetujui. c. Maksud, yaitu tujuan penggunaan fasilitas kredit yang disetujui

d. Jangka waktu, sampai kapan fasilitas kredit tersebut berlaku, tanggal angsuran atau jadwal pelunasan.

e. Nisbah, rasio atau perbandingan pembagian keuntungan (bagi hasil) antara nasabah dan bank.

f. Syirkah adalah bentuk usaha yang dikerjasamakan oleh kedua belah pihak g. Jaminan pembiayaan, berupa penjelasan rinci tentang jaminan pokok dan

jaminan tambahan yang diserahkan oleh calon debitur.

h. Ketentuan lainnya, memuat ketentuan tentang syarat-syarat pencairan kredit, keharusan membuat laporan, kunjungan ke lokasi dan penandatangan surat persetujuan pembiayaan oleh calon debitur.

Fasilitas kredit atau pembiayaan dapat dicairkan yaitu setelah calon debitur menandatangani akad perjanjian kredit atau pembiayaan dibawah tangan dan atau secar notarial, setelah penyerahan pengikatan jaminan kredit atau pembiayaan, setelah penutupan asuransi barang jaminan dan persyaratan lainnya. Sebaiknya, persyaratan dalam surat persetujuan kredit atau pembiayaan dimuat seluruhnya dalam akad perjanjian kredit atau pembiayan yang dibuat dihadapan Kantor Notaris yang telah disepakati.

Dokumen terkait